KELOMPOK 2
DEWI JURISNAINI
EVA DINA LATHIFAH LUH PUTU ASRI PARWATI
NOVIAWATI
RANDY MAULIDIRRIZKY
1. SUBGRAF
2. GRAF BERLABEL 3. GRAF ISOMORFIK
4. OPERASI PADA GRAF
1. SUBGRAF
Misalkan G = (V,E) adalah sebuah graf, maka G1 = (V1,E1) merupakan subgraf dari G jika V1 V E1 E Setiap garis dalam G1 mempunyai titik ujung yang sama dengan garis tersebut dalam G. Dari definisi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan: 1. sebuah titik dalam G1 merupakan subgraf G 2. setiap graf merupakan subgraf dari dirinya sendiri 3. berlaku sifat transitif yaitu Jika H adalah subgraf G dan G adalah subgraf K, maka H adalah subgraf K.
CONTOH SUBGRAF
Komplemen dari subgraf G1 terhadap graf G adalah graf G2 = (V2,E2) sedemikian sehingga E2 = E E1 dan V2 adalah himpunan simpul-simpul dengan mana anggotaanggota E2 bersisian. Titik-titik yang dihubungkan dengan garis pada G menjadi tidak terhubung dalam G1. Sebaliknya, tiitik-titik yang tidak terhubung pada G menjadi terhubung dalam G1.
Jika E mengandung semua ruas dari E yang titik ujungnya di V, maka G disebut subgraf yang direntang oleh V (Spanning subgraf). Subgraf G1 = (V1,E1) dari G = (V,E) dikatakan subgraf rentang jika V1 = V, yaitu bila G1 mengandung semua simpul dari G.
2. GRAF BERLABEL
Graf berlabel adalah graf tanpa garis paralel yang setiap garisnya berhubungan dengan bilangan riil positif yang menyatakan bobot garis tersebut. Graf G disebut graf berlabel jika ruas dan atau simpulnya dikaitkan dengan suatu besaran tertentu.
Jika setiap ruas e dari G dikaitkan dengan suatu bilangan non negatif d(e), maka d(e) disebut bobot atau panjang dari ruas e. Total bobot adalah jumlah bobot semua garis dalam graf. Bobot suatu garis dapat mewakili jarak, biaya, panjang, kapasitas, dan lain-lain.
3. GRAF ISOMORFIK
DERAJAT dari suatu simpul pada graf tak berarah adalah banyaknya garis hubung yang berasal dari/berakhir ke simpul tersebut, kecuali loop di dalam simpul menyumbang dua derajat simpul. Dengan kata lain, derajat dari simpul dapat ditentukan secara sederhana, yaitu dengan menghitung banyaknya garis yang menyentuh simpul tersebut. Derajat dari simpul v dituliskan sebagai deg(v).
Misal titik v adalah suatu titik dalam graf G. Derajat titik v (simbol d(v)) adalah jumlah garis yang berhubungan dengan titik v. Derajat titik yang berhubungan dengan sebuah loop adalah 2. Derajat total suatu graf G adalah jumlah derajat semua titik dalam G. Derajat total suatu graf selalu genap. Dalam sembarang graf jumlah titik yang berderajat ganjil selalu genap. Simpul dengan derajat nol disebut terisolasi, karena tidak terhubung (adjacent) dengan simpul lain. Catatan: Suatu simpul yang memiliki loop minimal berderajat 2 dan, perdefinisi, tidak terisolasi, meski dia tidak terhubung ke simpul lain. Simpul berderajat satu disebut tergelantung (pendant). Simpul ini terubung dengan tepat satu simpul lainnya.
Contoh: Diantara graf berikut, manakah simpul yang terisolasi, yang tergelantung, dan berapakah derajat maksimumnya. Graf jenis apakah mereka ?
Jawab: Simpul f terisolasi, dan simpul a, d, dan j tergelantung. Derajat maksimum adalah deg(g)=5. Graf tersebut merupakan pseudograf (tak berarah, loop). Amati graf yang sama dan tentukan banyaknya garis hubung dan jumlah dari derajat semua simpulnya. Hasil: Ada 9 garis hubung, dan jumlah seluruh derajat simpulnya adalah 18. Mudah untuk dijelaskan: Setiap garis hubung baru menambah hasil penjumlahan derajat sebanyak dua.
TEOREMA Derajat total suatu graf selalu genap Dalam sembarang graf, jumlah titik yang berderajar ganjil adalah genap
banyaknya ruas = 7, sedangkan derajat masing-masing simpul adalah : d(A) = 2 d(D) = 3 derajat graf G = 14 d(B) = 5 d(E) = 1 (2 * 7) d(C) = 3 d(F) = 0 Catatan : E disebut simpul bergantung/akhir, yakni simpul yang berderajat satu. Sedangkan F disebut simpul terpencil, yakni simpul berderajat nol.
Dua graf disebut isomorfis jika keduanya menunjukkan "bentuk" yang sama, kedua graf tersebut hanya berbeda dalam hal pemberian label titik dan garisnya saja. Syarat dua buah graf dikatakan isomorfik, yaitu : 1. Memiliki jumlah simpul yang sama 2. Memiliki jumlah garis yang sama 3. Memiliki derajat yang sama dari simpul-simpulnya
Catatan : apabila dua graf yang berbeda tidak memiliki salah satu dari syarat diatas sudah pasti kedua graf tersebut tidak isomorfis, tetapi walaupun kedua graf tersebut memiliki seluruh syarat diatas belum tentu juga keduanya isomorfis.
Contoh : Ada 2 graf yang memenuhi ketiga syarat tersebut, tetapi keduanya tidak isomorfis. Sebagai contoh adalah graf G dan G' pada gambar di bawah ini :
Untuk itu ada beberapa syarat tambahan yang wajib kita penuhi apabila ingin menunjukkan apakah kedua graf tersebut isomorfik atau tidak, yaitu :
1. Graf sederhana G1 = (V1, E1) dan G2 = (V2, E2) adalah isomorfis jika ada sebuah fungsi bijektif (fungsi satu-ke-satu dan onto) dari V1 ke V2 dengan sifat kepemilikan bahwa jika a dan b adalah tetangga pada G1 jika dan hanya jika f(a) dan f(b) adalah tetangga di G2, untuk seluruh a dan b di V1.
2. Misalkan sisi e bersisian dengan simpul u dan v di G1, maka sisi e yang berkoresponden di G2 harus bersisian dengan simpul u dan v yang di G2. 3. G1 dan G2 adalah isomorfis jika simpul-simpulnya dapat diurut dengan cara sedemikian rupa sehingga matriks adjacensy MG1 dan MG2 adalah identik.
Kedua graf tersebut adalah isomorfik. Terlihat graf tersebut memuat simpul dimana setiap simpulnya masing-masing berderajat tiga. Simpul yang saling berkorespondensi dari kedua graf tersebut adalah : simpul u1 dengan simpul v1 simpul u2 dengan simpul v3 simpul u3 dengan simpul v5 simpul u4 dengan simpul v6 simpul u5 dengan simpul v4 simpul u6 dengan simpul v2
Pada dua graf yang isomorfik, kedua graf tersebut memiliki matriks ketetanggaan yang sama, tentunya setelah matriks yang berkorespondensi diurutakan dalam urutan yang sama.
Jika ada dua buah graf, yaitu = , dan = , , maka dapat didefinisikan operasi sebagai berikut: 1). Gabungan adalah Graf dengan himpunan ruas 2). Irisan adalah Graf dengan himpunan ruas 3). Selisish adalah Graf dengan himpunan ruas 4).Penjumlahan ring adalah Graf dengan himpunan ruas + atau atau