Anda di halaman 1dari 3

'Penahanan Andi bukti SBY tak intervensi kasus Hambalang'

Merdeka.com - Mantan Menpora Andi Mallarangeng ditahan KPK terkait dugaan korupsi di proyek Hambalang. Ketua Fraksi Partai Demokrat di DPR, Nurhayati Ali Assegaf mengatakan penahanan Andi merupakan bukti bahwa Presiden SBY tak melakukan intervensi kepada KPK. "Presiden tidak ada intervensi dalam proses hukumnya," kata Nurhayati di Kompleks Parlemen, Senayan Jakarta, Kamis (17/10). Diakui Nurhayati, antara SBY dan Andi memang memiliki hubungan dekat. Lima tahun Andi menjadi jubir presiden, kemudian diangkat jadi menteri. Dia mengatakan, bukti bahwa SBY tak intervensi adalah ditetapkannya Andi sebagai tersangka saat menjabat sebagai menteri aktif. "(Andi) Jadi tersangka ketika Pak SBY jadi presiden. Artinya tak ada intervensi," tegas Nurhayati. Partai Demokrat, kata dia, akan memberikan dampingan bantuan hukum untuk Andi. Terkait mekanismenya, Nurhayati mengatakan persoalan itu adalah wewenang penuh DPP Demokrat. Selain itu, Nurhayati belum mengagendakan menjenguk Andi di Rutan KPK. "Kalau berkunjung kan tak harus wartawan tahu. Kalau ada yang bersedih, kita harus empati," ujarnya.
http://www.merdeka.com/peristiwa/penahanan-andi-bukti-sby-tak-intervensi-kasushambalang.html

Kovensi Demokrat tak beretika, obokobok kader partai lain


Merdeka.com - Partai Demokrat terus mencari sosok ideal yang hendak diusung menjadi capres di Pemilu 2014. Lewat ajang Konvensi Capres Demokrat, partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengundang berbagai tokoh nasional termasuk dari partai lain di luar Demokrat. Pengamat Politik UI Iberamsjah mengkritisi kebijakan Demokrat yang dengan semenamena mengambil kader partai lain untuk diusung sebagai capres. Menurut dia, pagelaran konvensi hanya dilakukan dan berlaku bagi kader internal bukan untuk kader partai lain. "Di mana-mana konvensi partai itu sama, di Jerman, di Belanda, di Inggris, di Malaysia, bahwa konvensi itu hanya untuk kader-kader saja, tidak untuk mengobok-obok kader partai lain, mengkudeta kader partai lain," kata Iberamsjah saat dihubungi, Kamis (22/8). Dia menilai, mekanisme Demokrat dalam menggelar konvensi sangat tidak beretika politik. Bahkan konvensi ini, ia anggap sebagai yang paling aneh karena tidak pernah ada di dunia aturan konvensi mempersilakan kader lain untuk ikut. "Sangat buruk (etika politik Demokrat). Ini budaya politik yang tidak pernah ada di dunia ini. Ini buat seperti apa? Ini kan Demokrat kekurangan kader, kenapa harus orang lain yang diajak? Apa lagi dibentuk Komite Konvensi dan diisi oleh orang dari luar. Sudah enggak masuk akal itu. Orang lain diajakin. Apa lagi, nanti yang menentukan Majelis Tinggi, ngapain? Akhirnya Majelis Tinggi juga," jelas dia. Iberamsjah juga menyebut bahwa Konvensi yang pernah dilakukan Partai Golkar dahulu jauh lebih baik ketimbang yang digelar partai berlambang bintang Mercy ini. Dia beranggapan bahwa konvensi Demokrat sudah kacau dari segi aturan. "Kalau Golkar kan hanya dari Golkar saja yang maju, kader-kader dari Golkar. Ya jauh lebih kredibel Golkar, Demokrat mah jauh, kacau konvensi Demokrat," tambah dia. "Yang namanya partai, seharusnya internal saja yang menyelesaikan. Ngapain pakai orang luar?" pungkasnya. Seperti diketahui, Partai Demokrat berencana mengundang sejumlah tokoh di luar partainya untuk ikut dalam konvensi. Salah satunya, kader Partai Nasional Demokrat (NasDem) Endriartono Sutarto. Alhasil, mantan Panglima TNI ini harus kehilangan jabatannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan NasDem.
http://www.merdeka.com/politik/kovensi-demokrat-tak-beretika-obok-obok-kader-partai-lain.html

Paranormal Pun Ikut "Bertempur" Jelang Pemilu 2014


Penulis : Sabrina Asril Minggu, 20 Oktober 2013 | 08:38 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com Menjadi wakil rakyat ternyata jadi impian. Lihat saja setahun jelang pesta demokrasi lima tahunan, Pemilu 2014, berbagai poster dan iklan para calon anggota legislatif, baik di tingkat pusat mau pun daerah telah memenuhi ruang publik. Bahkan, menjadi sampah visual. Persaingannya pun ketat. Bagi mereka yang tak siap bersaing sehat, sejumlah cara pun ditempuh demi meloloskan mimpi menjadi penghuni parlemen. Salah satunya: mendatangi paranormal! Tak percaya? Ini nyata. Menjelang pemilu, "bisnis" paranormal pun semakin menggeliat. Pemicunya ya itu tadi, tak sedikit caleg memercayai kekuatan gaib bisa melanggengkan jalannya. Salah satu paranormal yang memiliki daftar klien premium adalah Ki Joko Bodo. Ia mengaku, sudah menjadi tradisi ketika menjelang pemilu, para caleg hingga calon presiden mendatanginya. Tujuan apalagi kalau bukan mencari jalan pintas mencari kemenangan. Ki Joko Bodo membuka praktik di rumahnya yang berornamen unik di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Berderet mobil-mobil mewah kerap silih berganti terlihat mendatangi rumah ini. Dari pemilu-pemilu sebelumnya, sudah biasa caleg itu datang ke saya. Minta menang pasti lah. Nanti kalau capres juga biasanya ada yang datang. Sekarang juga sudah mulai pada datang, ujar Ki Joko Bodo, beberapa waktu lalu, kepadaKompas.com. Tak hanya pertempuran antarcaleg, menurut Ki Joko Bodo, paranormal yang bertugas "menggolkan" kliennya. Bahkan, terkadang ia harus berebut klien dengan paranormal lain. Untuk itu, dia mengaku menyiapkan fasilitas khusus kepada sang klien agar tidak berpindah ke paranormaanl lain. Sayangnya, Ki Joko tak mau mengungkap apa fasilitas khusus yang disebutnya tadi. Paranormal yang juga politisi Partai Gerindra Permadi mengungkapkan, penggunaan jasa "orang pintar" yang dapat menggunakan "ilmunya" kerap terjadi menjelang pelaksanaan pemilu. Biasanya, penggunaan ilmu itu, termasuk santet, digunakan untuk menjatuhkan lawan-lawan politik. "Banyak kalau sudah mau pemilu sekarang ini. Orang-orang pada datang ke dukun untuk dibantu biar bisa menang pemilu," katanya. http://nasional.kompas.com/read/2013/10/20/0838163/Paranormal.Pun.Ikut.Bertempur.Jelang.Pe milu.2014

Anda mungkin juga menyukai