Anda di halaman 1dari 21

Hendihamdani.blogspot.

com

TUGAS BESAR
REKAYASA PONDASI II PERENCANAAN TIANG PANCANG
Diajukan Untuk Syarat Mendapatkan Nilai Akhir Mata Kuliah Rekayasa Pondasi II Program Studi Teknik Sipil

Oleh: Hendi Hamdani 1011015

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT GARUT 2013

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknik Sipil (Civil Engineering) adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang bagaimana merancang, membangun, merenovasi, tidak hanya gedung dan infrastruktur tetapi juga mencakup lingkungan untuk kemaslahatan hidup manusia. Teknik sipil mempunyai ruang lingkup yang yang luas, didalamnya pengetahuan matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan hingga komputer mempunyai peranan masing-masing. Semua kegiatan pelaksanaan pembangunan seperti gedung, bendungan, jembatan, dan sebagainya, terdapat bagian yang paling penting dan pokok karena menentukan kekuatan struktur secara keseluruhan yaitu pondasi. Pondasi termasuk ke dalam struktur bagian bawah yang dibangun untuk menopang dan menyebarkan beban struktur bagian atas ke tanah dasar. Pada prakteknya di lapangan, pembangunan struktur bawah tidak dapat dibuat secara asal-asalan, perlu perencanaan dan penelitian terhadap tanah yang matang sebelum pondasi dibangun. Pembuatan pondasi berdasarkan pada berapa besar berat total bangunan yang akan ditopang dan letak dari lapisan tanah keras. Letak dari lapisan tanah keras menentukan jenis pondasi yang akan dibangun, apakah pondasi dangkal atau pondasi dalam. Dalam tugas ini, akan dibahas tentang perencanaan pondasi dalam khusus dengan menggunaan tiang pancang guna mengetahui daya dukung yang diijinkan yang mampu menahan keseluruhan beban struktur diatasnya serta menentukan dimensi dari tiang pancang untuk mampu melayani beban yang direncanakan/ diijinkan. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan tugas ini antara lain: 1. Mampu menghitung daya dukung ijin tiang pancang 2. Mampu menentukan dimensi dari suatu tiang pancang 3. Mampu membuat perencanaan pondasi dalam dengan tiang pancang

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

1.3 Manfaat Penulisan Tugas ini diharapkan bermanfaat untuk: 1. Penulis sendiri, untuk menambah pengetahuan dan pengalaman agar mampu melaksanakan dan mengembangkan ilmu tersebut pada proses kegiatan yang sama pada saat kerja atau terjun langsung ke lapangan. 2. Pihak-pihak atau mahasiswa yang akan membahas hal yang sama 3. Pihak-pihak yang membutuhkan informasi dan mempelajari hal yang dibahas dalam penulisan tugas ini.

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Setiap bangunan sipil seperti gedung, jembatan, jalan raya, terowongan, menara, dam/ tanggul dan sebagainya pondasi harus mempunyai dalam pondasi teknik yang sipil dapat untuk mendukungnya. Istilah digunakan

mendefenisikan suatu konstruksi bangunan yang berfungsi sebagai penopang bangunan dan meneruskan beban bangunan di atasnya (upper structure) ke lapisan tanah yang cukup kuat daya dukungnya. Untuk itu, pondasi bangunan harus diperhitungkan agar dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri, beban beban yang bekerja, gaya gaya luar seperti tekanan angin, gempa bumi dan lain lain. Setiap pondasi harus mampu mendukung beban sampai batas keamanan yang telah ditentukan, termasuk mendukung beban maksimum yang mungkin terjadi. Jenis pondasi yang sesuai dengan tanah pendukung yang terletak pada kedalaman 10 meter di bawah permukaan tanah adalah pondasi tiang. 2.1.1 Penyelidikan Tanah (Soil Investigation) Pada perencanaan pondasi terlebih dahulu perlu diketahui susunan lapisan tanah yang sebenarnya pada suatu tempat dan juga hasil pengujian laboratorium dari sampel tanah yang diambil dari berbagai kedalaman lapisan tanah dan mungkin kalau ada perlu juga diketahui hasil pengamatan lapangan yang dilakukan sewaktu pembangunan gedung - gedung atau bangunan - bangunan lain yang didirikan dalam kondisi tanah yang serupa. Penyelidikan tanah diperlukan untuk menentukan pilihan jenis pondasi, daya dukungnya dan untuk menentukan metode konstruksi yang efisien dan juga diperlukan untuk menentukan stratifikasi (pelapisan) tanah dan karakteristik teknis tanah sehingga perancangan dan konstruksi pondasi dapat dilakukan dengan ekonomis.

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

2.1.2 Kemampatan dan Konsolidasi Tanah Tanah mempunyai sifat kemampatan yang sangat besar jika dibandingkan dengan bahan konstruksi seperti baja atau beton. Baja dan beton itu adalah bahan yang tidak mempunyai air pori. Itulah sebabnya volume pemampatan baja dan beton tidak mempunyai masalah. Sebaliknya karena tanah mempunyai pori yang besar, maka pem bebanan biasa akan mengakibatkan deformasi tanah yang besar. Hal ini tentu akan mengakibatkan penurunan pondasi yang akan merusak konstruksi. Berlainan dengan bahan-bahan konstruksi yang lain, karekteristik tanah itu didominasi oleh karakteristik mekanisme seperti permeabilitas tanah atau kekuatan geser yang berubah-ubah sesuai dengan pembebanan. Mengingat kemampatan butir-butir tanah atau air itu secara teknis sangat kecil sehingga dapat diabaikan, maka proses deformasi tanah akibat beban luar dapat dipandang sebagai suatu gejala penyusutan pori. Jika beban yang bekerja pada tanah itu kecil, maka deformasi itu terjadi tanpa pergeseran pada titik-titik antara butir-butir tanah. Deformasi pemampatan tanah yang terjadi memperlihatkan gejala yang elastis, sehingga bila beban yang itu ditiadakan, tanah akan kembali pada bentuk semula. Umumnya beban-beban yang bekerja mengakibatkan pergeseran titik-titik sentuh antara butir-butir tanah, yang mengakibatkan perubahan susunan butir-butir tanah sehingga terjadi deformasi pemampatan, deformasi sedemikian disebut deformasi plastis, karena bilamana tanah ditiadakan, tanah itu tidak akan kembali pada bentuk semula. 2.2 Pondasi Tiang Pondasi tiang adalah suatu konstruksi pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal kesumbu tiang dengan jalan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang pancang yang terdapat dibawah konstruksi, dengan tumpuan pondasi. (Sosrodarsono dan Nakazawa, 2000). Pondasi tiang digunakan untuk mendukung bangunan bila lapisan tanah kuat terletak sangat dalam. Pondasi jenis ini dapat juga digunakan untuk mendukung bangunan yang menahan gaya angkat keatas, terutama pada bangunan-bangunan tingkat yang tinggi yang dipengaruhi oleh gaya-gaya

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

penggulingan akibat angin. Tiang-tiang juga digunakan untuk mendukung bangunan dermaga. (Hardiyatmo, 2003). 2.2.1 Klasifikasi Pondasi Tiang Berdasarkan metode instalasinya, pondasi tiang pada umumnya dapat diklasifikasikan atas : 1). Tiang Pancang Pondasi tiang pancang merupakan sebuah tiang yang dipancang kedalam tanah sampai kedalaman yang cukup untuk menimbulkan tahanan gesek pada selimutnya atau tahanan ujungnya. Pemancangan tiang dapat dilakukan dengan memukul kepala tiang dengan palu atau getaran atau dengan penekan secara hidrolis. 2). Tiang Bor Sebuah tiang bor dikonstruksikan dengan cara menggali sebuah lubang bor yang kemudian diisi dengan material beton dengan memberikan penulangan terlebih dahulu. 2.2.2 Penggolongan Pondasi Tiang Pancang Pada perencanaan pondasi, pemilihan jenis pondasi tiang pancang untuk berbagai jenis keadaan tergantung pada banyak variabel. Faktor - faktor yang perlu dipertimbangkan di dalam pemilihan tiang pancang antara lain tipe dari tanah dasar yang meliputi jenis tanah dasar dan ciri - ciri topografinya, alasan teknis pada waktu pelaksanaan pemancangan dan jenis bangunan yang akan dibangun. Pondasi tiang dapat digolongkan sebagai berikut: a. Berdasarkan Material dan Karakteristik Strukturnya Tiang pancang dapat dibagi kedalam beberapa kategori antara lain:
1. Tiang pancang kayu 2. Tiang pancang beton 3. Tiang pancang baja 4. Tiang pancang komposit

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

b. Menurut Pemasangannya Pondasi tiang pancang menurut cara pemasangannya dibagi dua bagian besar, yaitu:
1. Tiang pancang pracetak 2. Tiang pancang yang di cor di tempat

2.2.3 Peralatan Pemancangan (Driving Equipment) Untuk memancangkan tiang pancang ke dalam tanah digunakan alat pancang. Pada dasarnya alat pancang terdiri dari tiga macam, yaitu : 1. Drop hammer 2. Single - acting hammer 3. Double - acting hammer Bagian - bagian yang paling penting pada alat pancang adalah pemukul (hammer), leader, tali atau kabel dan mesin uap. 2.3 Pengujian Sondir (Sondering Test/ Cone Penetration Tes CPT) Pengujian CPT atau sondir adalah pengujian dengan menggunakan alat sondir yang ujungnya berbentuk kerucut dengan sudut 60 dan dengan luasan ujung 1,54 in (10 cm). Alat ini digunakan dengan cara ditekan ke dalam tanah terus menerus dengan kecepatan tetap 20 mm/detik, sementara itu besarnya perlawanan tanah terhadap kerucut penetrasi (qc ) juga terus diukur. Dilihat dari kapasitasnya, alat sondir dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sondir ringan (2 ton) dan sondir berat (10 ton). Sondir ringan digunakan untuk mengukur tekanan konus sampai 150 kg/cm, atau kedalam maksimal 30 m, dipakai untuk penyelidikan tanah yang terdiri dari lapisan lempung, lanau dan pasir halus. Sondir berat dapat mengukur tekanan konus 500 kg/cm atau kedalaman maksimal 50 m, dipakai untuk penyelidikan tanah di daerah yang terdiri dari lempung padat, lanau padat dan pasir kasar. Keuntungan utama dari penggunaan alat ini adalah tidak perlu diadakan pemboran tanah untuk penyelidikan. Tetapi tidak seperti pada pengujian SPT, dengan alat sondir sampel tanah tidak dapat diperoleh untuk penyelidikan langsung ataupun untuk uji laboratorium. Tujuan dari pengujian sondir ini adalah

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus dan hambatan lekat tanah yang merupakan indikator dari kekuatan tanahnya dan juga dapat menentukan dalamnya berbagai lapisan tanah yang berbeda. Dari alat penetrometer yang lazim dipakai, sebagian besar mempunyai selubung geser (bikonus) yang dapat bergerak mengikuti kerucut penetrasi tersebut. Jadi pembacaan harga perlawanan ujung konus dan harga hambatan geser dari tanah dapat dibaca secara terpisah. Ada 2 tipe ujung konus pada sondir mekanis yaitu: 1. Konus biasa, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan biasanya digunakan pada tanah yang berbutir kasar, dimana besar perlawanan lekatnya kecil. 2. Bikonus, yang diukur adalah perlawanan ujung konus dan hambatan lekatnya dan biasanya digunakan pada tanah yang berbutir halus. Hasil penyelidikan dengan alat sondir ini pada umumnya digambarkan dalam bentuk grafik yang menyatakan hubungan antara kedalaman setiap lapisan tanah dengan besarnya nilai sondir yaitu perlawanan penetrasi konus atau perlawanan tanah terhadap ujung konus yang dinyatakan dalam gaya persatuan luas. Hambatan lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus yang dinyatakan dalam gaya persatuan panjang. Dari hasil sondir diperoleh nilai jumlah perlawanan (JP) dan nilai perlawanan konus (PK), sehingga hambatan lekat (HL) dapat dihitung sebagai berikut: 1. Hambatan Lekat (HL) HL = (JP-PK)x ............................................................................................(2.1)

2. Jumlah Hambatan Lekat (JHL/JHP) JHL = (2.2) Dimana: JP = Jumlah perlawanan, perlawanan ujung konus + selimut (Kg/cm ) PK= Perlawanan penetrasi konus, qc (Kg/cm ) A = Interval pembacaan (Setiap kedalaman 20 cm)
HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT
2 2

............................................................................................

B = Faktor alat = luas konus/ luas torak = 10 cm

Hendihamdani.blogspot .com

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

Data sondir tersebut digunakan untuk mengidentifikasikan dari profil tanah terhadap kedalaman. Hasil akhir dari pengujian sondir ini dibuat dengan menggambarkan variasi tahanan ujung (qc) dengan gesekan selimut (fs) terhadap kedalamannya. Bila hasil sondir diperlukan untuk mendapatkan daya dukung tiang, maka diperlukan harga kumulatif gesekan (jumlah hambatan lekat), yaitu dengan menjumlahkan harga gesekan selimut terhadap kedalaman, sehingga pada kedalaman yang ditinjau dapat diperoleh gesekan total yang dapat digunakan untuk menghitung gesekan pada kulit tiang. Besaran gesekan kumulatif (total friction) diadaptasikan dengan sebutan jumlah hambatan lekat (JHL). Bila hasil sondir digunakan untuk klasifikasi tanah, maka cara pelaporan hasil sondir yang diperlukan adalah menggambarkan tahanan ujung (qc), gesekan selimut (fs) dan ratio gesekan (fR) terhadap kedalaman tanah 2.4 Kapasitas Daya Dukung 2.4.1 Kapasitas daya dukung tiang dari data sondir Diantara perbedaaan tes dilapangan, sondir atau Cone Penetration Test (CPT) seringkali sangat dipertimbangkan peranan dari geoteknik. CPT atau sondir ini tes yang sangat cepat, sederhana, ekonomis dan tes tersebut dapat dipercaya dilapangan dengan pengukuran terus-menerus dari permukaan tanah-tanah dasar. CPT atau sondir ini dapat juga mengklasifikasi lapisan tanah dan dapat memperkirakan kekuatan dan karakteristik dari tanah. Didalam perencanaan pondasi tiang (pile), data tanah sangat diperlukan dalam merencanakan kapasitas daya dukung (bearing capacity) tiang sebelum pembangunan dimulai, guna menentukan kapasitas daya dukung ultimit dari tiang. Kapasitas daya dukung ultimit ditentukan dengan persamaan sebagai berikut: Qu = Qb + Qs = qbAb + f.As.....................................................................(2.3) Dimana: Qu = Kapasitas daya dukung aksial ultimit tiang Qb = Kapasitas tahanan di ujung tiang Qs = Kapasitas tahanan kulit qb = Kapasitas daya dukung di ujung tiang per satuan luas

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

Ab = Luas di ujung tiang f = Satuan tahanan kulit per satuan luas As = Luas kulit tiang Untuk menghitung daya dukung tiang pancang berdasarkan data hasil pengujian sondir dapat dilakukan dengan menggunakan metode Meyerhoff. Daya dukung ultimit pondasi tiang dinyatakan dengan rumus: Qult = (qc x Ap) + (JHL x K) .................................................................(2.4) Dimana: Qult = Kapasitas daya dukung tiang pancang tunggal qc Ap K = Tahanan ujung sondir = Luas penampang tiang = Keliling tiang

JHL = Jumlah hambatan lekat

Daya dukung ijin pondasi dinyatakan dengan rumus: Qijin = Dimana: Qijin = Kapasitas daya dukung ijin pondasi qc = Tahanan ujung sondir Ap = Luas penampang tiang JHL= Jumlah hambatan lekat K = Keliling tiang ...........................................................................(2.5)

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

BAB III PEMBAHASAN PERENCANAAN TIANG PANCANG Diketahui Soal Seperti Berikut: Daya dukung tiang pancang berdasarkan data sondir
Data Sondir Kedalaman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Conus 8 6 4 2 2 6 8 8 6 8 10 10 10 12 20 250 250 250 250 250

Daya dukung tiang pancang berdasarkan Data Sondir Spesifikasi Data: Dimensi Poer Dimensi Kolom : 120 cm x 120 cm (Segitiga) : 25 cm x 25 cm

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

Dimensi Tiang Pancang: 30 cm x 30 cm Selimut Beton Beton (fc) Tiang Pancang: 30 Mpa Poer: 30 Mpa Baja (fy) Tiang Pancang: 300 Mpa Poer: 300 Mpa Data-data Pondasi: Dimensi Tiang Pancang Diameter Tiang Pancang: 35 cm x 35 cm Panjang Tiang Pancang: 17 m Beban Vertikal = 100 ton Beban Horizontal (Hx) = 3 ton Beban Horizontal (Hy) = 3 ton Momen (Mx) = 7,5 t.m Momen (My) = 7,5 t.m Ditanyakan: Daya dukung ijin I tiang pancang (Qd) = ......... t Dimensi tiang pancang (uk) = ........................... cm : 30 mm

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

PENYELESAIAN: Langkah 1 Menghitung Luas Penampang Tiang (A) A=PxL A = 35 x 35 A = 1225 cm = 0,1225 m Langkah 2 Menghitung Keliling Tiang Pancang (P) P = 2 x (P + L) P = 2 x (35 + 35) P = 2 x 70 P = 140 cm = 1,4 m Langkah 3 Menghitung Jumlah Hambatan Lekat (JHL/ JHP) (JHP dari grafik Conus = 40) JHP = JHP conus x 10 JHP = 40 x 10 = 400 Kg/cm Conus (Cn) = = 250
2 2

Langkah 4 Menghitung Daya Dukung Ijin Qijin = Qijin = Qijin = 102083,33 + 11200 Qijin = 113283,33 Kg Qijin = 113,283 ton Jadi daya dukung ijin 1 tiang pancang, Qd = 113,283 t Dimensi tiang pancang, uk = 35 cm x 35 cm

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

Spesifikasi data-data dari analisa: Beban vertikal Beban horizontal (H) Beban horizontal (Hy) Momen (M) Momen (My) Data-data pondasi Daya dukung ijin 1 tiang pancang, Qd = 113,283 t Dimensi tiang pancang, uk = 35 cm x 35 cm = 100 ton = 3 ton = 3 ton = 7,5 t.m = 3 t.m

Perhitungan Pmax dan Pmin (Df=0,7 m) Gaya-gaya yang terjadi Vo Mo = V = 100 ton = M Hy x Df = 7,5 3 x 0,7 = 5,4 t.m Moy = My H x Df = 7,5 3 x 0,7 = 5,4 t.m Jumlah Tiang Pancang (Ek dimisalkan 0,8) n= n= n = 1,1034 n=2 Pmax = P1 ; Pmin = P2

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Hendihamdani.blogspot .com

kI y B o L

kII

P = 100 t My =7,5 t.m xx

P = 100 t Mx =7,5 t.m

3D = 3 x 35 = 105
Tiang D35 kI kII bI Tiang D35

52,5 52,5 105

Jarak tepi Poer ke tiang pancang 1,5 D 1,5 (35) 52,5 S S S 70 2D 2 (35) dipakai 52,5 cm ..... (oke)

Jarak antar tiang pancang S 3D dipakai 105 cm ...... (oke)

Sy = S = 3 D Sy = S = 3 x 0,35 Sy = S = 1,05 m ; Dy max = 0 x Sy = 0 m : D max = 0,5 x S = 0,525 m Dyi = 2 x (Dymax) x 1 = 0 m Di = 2 x (Dmax) x 2 = 0,55125 m
2 2 2 2

HENDI HAMDANI 1011015 TEKNIK SIPIL STT

Menghitung beban yang didukung oleh tiang ke-i (Pi) atau (Qi) Pi = Pi = P1 = 50 + 5,143 = 55,143 ton (Pmax) P2 = 50 5,143 = 44,857 ton (Pmin) No. Tiang i 1 2 POSISI xi (m) -0.525 0.525 yi (m) 0 0 Pi t 44,857 55,143
(minimum) (maksimum)

Perhitungan Daya Dukung 1 Tiang dalam Kelompok Ek = 1 arctg ( )


) ) )

) )

Ek = 1 - arctg ( Ek = 1 - arctg

) )

Ek = 1- arctg (0,333)(0,0056) Ek = 1 - arctg 0,0018648 Ek = 1 0, 12 Ek = 0,88 DAYA DUKUNG IJIN 1 TIANG DALAM KELOMPOK Qd = Ek x Qd 1 tiang tunggal Qd = 0,88 x 113,283 t Qd = 99,69 t Kesimpulan OK! Dimensi tiang pancang, uk = 35 cm x 35 cm Pmax 55,143 ton > 55,143 ton ........... (OK)

Gambar Potongan Pondasi Tiang Pancang Data Pondasi Tiang Pancang Tanah Keras Dari Data Sondir Terdapat Pada Kedalaman 17,00 m Dimensi Tiang Pancang 30cm x 30 cm Detail Hasil Penyalidikan Tanah Bor Hole Kedalaman (m) 0,50-3,00 1 3,00-4,80 4,80-17,00 Jenis Tanah
Lanau lempung Lanau lempung Lempung lanau

sat (t/m ) 1,214 1,350 1,363


3

Cc 0,52 0,43 0,82 3,5 10


o

Cu (t/m ) 2,5 2,5


o 2

b (t/m ) 0,95 0,95 0,95 1,745 1,831 1,883


3

C (t/m ) 2,8 3,2 2,9


2

37,3

2,5

Gambar Tiang Pancang

KOLOM STRUKTUR POE R

TIANG PANCANG

TAMPAK ATAS

GAMBAR POTONGAN Gambar potongan melintang pondasi tinag pancang di bawah kolom Data dari hasil analisis: Pmax = 55,143 ton Kedalaman Pemancangan = 17 m S = 105 cm S = 52,5 cm Pmax= 55,143 ton
0,0 0

b= 1,754 t/m Cu = 2,5 t/m sat= 1,214 t/m


3

= 3,5

MAT. 1,50

0,2m 0,5m 1,00m

Jenis Tanah Lanau ber lempung

b= 1,831 t/m Cu = 2,5 t/m sat= 1,350 t/m


3

= 10,0

Jenis Tanah:Lanau ber lempung

3,00m

-4,80m Jenis Tanah Lempung ber lanau

b= 1,883 t/m Cu = 2,5 t/m sat= 1,435 t/m


3

= 37,30

Diameter 35cm

Tanah Keras 0,6m

-17,0m

0,525m

1.050 m

0,525m

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dengan melihat hasil analisa perhitungan perencanaan tiang pancang, maka dapat ditarik kesimpulan yang didasarkan pada tujuan perencaan, yaitu sebagai berikut: 1. Dimensi tiang pancang yang direncanakan adalah 35 cm x 35 cm 2. Daya dukung ijin 1 tiang pancang (Qd) adalah 99,69 ton 3. Setelah dibandingkan dengan beban maksimum yang ada (Pmax) sebesar 55,143 ton, tiang mempunyai nilai daya dukung ijin yang lebih besar, artinya perencanaan ok. 3.2 Saran Untuk dapat lebih mematangkan perencanaan suatu tiang pancang, perlu data yang lebih lengkap dan lebih banyak lagi. Sebaiknya data sondir yang ada dilengkapi dengan nilai hambatan dari perlawanan konus, sehingga data lebih akurat dan asumsi dapat ditiadakan karena data yang diperlukan dapat dilihat dari grafik.

Anda mungkin juga menyukai