Anda di halaman 1dari 0

i

TUGAS AKHIR

HUBUNGAN RASIO KEDALAMAN DAN LEBAR PONDASI
DANGKAL SERTA DAYA DUKUNG IJIN PONDASI
MENGGUNAKAN DATA CPT (Cone Penetrometer Test)
(Studi Kasus J enis Tanah di Daerah Pawiyatan Luhur, Semarang)

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana
Strata 1 (S-1) Pada J urusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Katolik Soegijapranata




Disusun Oleh :

EDWARD EFFENDI ANDREY REIDESY W.
NIM : 04.12.0013 NIM : 04.12.0018



FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan
Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN J UDUL.......................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... ........ iv
LEMBAR KARTU ASISTENSI....................................................................................v
LEMBAR KARTU ASISTENSI....................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................... .......vii
DAFTAR TABEL............................................................................................................x
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................... xvi
DAFTAR NOTASI..........................................................................................................xvii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Perumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan dan Maksud Penelitian 2
1.5 Manfaat penelitian 2
1.6 Sistematika penulisan 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Uji Sondir 5
2.2 Bentuk dan Spesifikasi Alat Sondir 6
2.3 Manfaat dan Penggunaan Uji Sondir 8
2.4 Interpretasi Hasil Uji 10


Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan
Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018
viii
2.4.1 Conus Resistance / Tahanan ujung (qc) 10
2.4.2 Friction Resistance / Gesekan selimut (fs) 10
2.4.3 Faktor yang mempengaruhi Interpretasi hasil uji Sondir 11
2.4.3.1 Konfigurasi alat 11
2.4.3.2 Tegangan Vertikal Tanah 11
2.4.3.3 Kecepatan dan Metode Penetrasi 11
2.4.3.4 Kadar air tanah 11
2.5 Klasifikasi Tanah dengan Metode Schmertmann 12
2.6 Daya Dukung Pondasi Dangkal 14
2.6.1 Daya dukung pada tanah pasir 14
2.6.2 Daya dukung pada tanah lempung 15
2.7 Penelitian Terdahulu 15

BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Cara Kerja Alat Sondir / CPT 16
3.2 Diagram Alir Penelitian 18
3.3 Uraian Umum 18
3.4 Persiapan 19
3.5 Metode Pengumpulan Data 20

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi Tanah Dengan Metode Schmertmann 21
4.2 Hasil Klasifikasi Tanah Metode Schmertmann 22
4.3 Grafik Hubungan
Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
) 35
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi Menggunakan
Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018
ix
4.3.1 Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin
(q
a
) di lokasi Kost Putri, J l. Pawiyatan Luhur, Semarang. 35
4.3.2 Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin
(q
a
) di lokasi Teuku Umar, Semarang 63
4.3.3 Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin
(q
a
) di lokasi Henricus Constant, Unika Soegijapranata. 83
4.4 Tabel nilai Daya Dukung Ijin (q
a
) hasil dari plotting grafik Depth
( D)Vs Daya Dukung ijin (q
a
) 111
4.5 Penerapan Grafik dalam Perhitungan beban Pondasi Dangkal 114

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 116
5.2 Saran 117

DAFTAR PUSTAKA 118

Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 1
BAB I
PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Pada Era Globalisasi sekarang ini pembangunan disegala bidang maju
sangat pesat. Dalam bidang teknik sipil, kita mengenal bangunan terdiri dari
bagian atas kita namakan upper structure dan bagian bawah kita namakan sub
structure.
Komponen terpenting dalam membangun gedung atau rumah tinggal di
atas permukaan tanah adalah pondasi. Pondasi merupakan struktur bawah
gedung atau bangunan tempat tinggal yang harus mampu menopang beban
beban yang disebabkan antara lain : beban sendiri bangunan, beban hidup
yang harus dipikul serta beban gempa. Penentuan daya dukung pondasi
dangkal dan dalam sampai sekarang masih terus dikembangkan. Baik secara
empiris maupun langsung dari hasil in situ testing. Yang menarik disini
adalah hasil uji insitu merupakan input yang sangat baik dalam menentukan
parameter parameter tanah. Diperlukan lagi dengan uji langsung di lapangan
(uji in situ) kita tidak memerlukan sample tanah dan kondisi tanah uji terbebas
dari disturbance. Salah satu uji in situ yang sampai sekarang dipakai adalah
uji CPT.
Pengujian CPT (Cone Penetration Test) yang kita mengenal di
Indonesia dengan sebutan sondir. Sondir dikembangkan pertama kali oleh
Barentseen (1936) dari Belanda. Sondir merupakan uji lapangan yang sangat
praktis dipakai untuk memprediksi kedalaman tanah keras dan klasifikasi tanah.
Hasil pengujian adalah tahanan ujung sondir (conus resistance) dan tahanan
gesek sondir (friction resistance). Sondir Merupakan uji lapangan yang praktis
dan murah.



Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 2
1.2 Perumusan Masalah
Pemasalahan yang akan dibahas dengan hubungan rasio kedalaman dan
lebar pondasi dangkal dengan daya dukung pondasi menggunakan data CPT
( Cone Penetrometer Test ) adalah :
1. Bagaimana menentukan lebar pondasi dangkal dengan cara mengetahui
kedalaman tanah.
2. Mengetahui nilai daya dukung tanah pada kedalaman tertentu agar bisa
menentukan lebar daripada pondasi dangkal.

1.3 Batasan Masalah
Dalam penelitian ini data data sondir dibatasi yaitu data yang diambil di
sekitar J l. Pawiyatan luhur untuk data primer dan juga data sekunder yang berasal
dari uji sondir sebelumnya yang mencakup area sekitar Pawiyatan Luhur.
Pada tahap ini, digunakan 2 metode, yaitu :
1. Klasifikasi tanah menggunakan chart milik Schmertmann.
2. Perhitungan daya dukung dengan menggunakan Metode langsung atau Direct
Cone

1.4 Tujuan Penelitian Tugas Akhir
Menentukan daya dukung ijin tanah dengan menggunakan Metode Direct
Cone dan menentukan klasifikasi tanah dengan menggunakan Metode
Schmertmann di sekitar J l. Pawiyatan Luhur, Semarang.

1.5 Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Teknik Sipil, khususnya
dalam membantu menambah pengetahuan tentang klasifikasi dan daya
dukung tanah
2. Manfaat praktis
a. Dengan Mengetahui klasifikasi dan daya dukung tanah, maka kita
dapat ditentukan identifikasi tentang pondasi dangkal.
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 3
b. Dapat memperkirakan lebar (B) pondasi dangkal setelah kita
menentukan kedalaman (D) tanah.

1.6 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pemahaman secara teknis maupun non teknis tentang
hubungan rasio kedalaman dan lebar pondasi dangkal dengan daya dukung
pondasi menggunakan data CPT ( Cone Penetrometer Test ), maka dalam
penyusunan laporan ini dibuat sistematika penyusunan.
Sistematika penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pertama ini penulis menerangkan tentang letar belakang, perumusan dan
batasan masalah, serta tujuan, maksud, dan manfaat dari penelitian ini beserta
dengan sistematika penyusunan tugas akhir ini.

BAB II : TINJ AUAN PUSTAKA
Pada bab kedua ini penulis menjelaskan mengenai tinjauan pustaka penelitian
yang meliputi sejarah uji sondir, bentuk dan spesifikasi alat sondir, manfaat dan
penggunaan uji sondir, interpretasi hasil uji sondir, klasifikasi tanah menurut
metode Schmertmann, dan daya dukung pada pondasi dangkal.

BAB III : METODE PENELITIAN
Pada bab ketiga ini penulis menguraikan tentang metode penelitian serta
pembahasan dan pelaksanaan penelitian yang meliputi cara kerja alat sondir,
diagram alir penelitian, persiapan, dan metode pengumpulan data yang digunakan
atau diperlukan selama penelitian





Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 4
BAB IV: PEMBAHASAN
Pada bab keempat ini penulis memaparkan cara klasifikasi tanah dengan
menggunakan Metode Schmertmann, lengkap dengan hasil klasifikasi tanah di
lokasi penelitian, serta melengkapi hasil klasifikasi tersebut dengan grafik
hubungan antara kedalaman (Depth) vs Daya Dukung Ijin (q
a
) beserta keterangan
dan contoh soal yang dapat diterapkan dalam penentuan pondasi dangkal.

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab kelima ini penulis memaparkan beberapa kesimpulan dan saran yang
dapat diambil dari hasil penelitian ini.





















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Sejarah Uji Sondir
Teknik Pendugaan lokasi atau kedalaman tanah keras dengan suatu batang
telah diprakekan sejak jaman dahulu. Versi mula-mula dari teknik pendugaan ini
telah dikembangkan di Swedia pada tahun 1917 oleh Swedish State Railways dan
kemudian oleh Danish Railways tahun 1927.
Karena kondisi tanah yang lembek dan banyaknya penggunaan pondasi
tiang, pada tahun 1934 orang-orang Belanda memperkenalkan alat sondir
sebagaimana yang dikenal sekarang ( Barentseen, 1936 ). Metode ini kemudian
dikenal dengan berbagai macam nama seperti Static Penetration Test / Quassi
Static Penetration Test, Dutch Cone Test dan kemudian secara singkat disebut
Sonding saja yang berarti Pendugaan. Di Indonesia kemudian dinamakan Sondir
yang diambil dari bahasa Belanda.
Sesungguhnya alat uji sondir ini merupakan representasi atau model dari
pondasi tiang dalam skala kecil. Untuk jangka waktu yang lama alat ini digunakan
untuk melakukan penghitungan kapasitas atau daya dukung pondasi tiang
langsung tanpa menggunakan parameter tanah sebagaimana biasa dilakukan
secara konvensional. Tahanan ujung sondir dianggap mencerminkan daya dukung
ujung tiang persatuan luas dan jumlah total lekatan ( dikenal dengan istilah jumlah
hambatan pelekat atau JHP ) mewakili tahanan gesekan dari selimut tiang yang
kemudian disesuaikan dengan diameter tiang dan mengalikan dengan kelilingnya.
Sejak kira-kira tahun 1970, interpretasi hasil uji sondir kemudian
berkembang pesat terutama melalui persamaan-persamaan empiris untuk
mendapatkan korelasi dengan parameter tanah. Demikian Pula teknik penggunaan
hasil uji sindir untuk mendapatkan daya dukung pondasi mengalami modifikasi
yang penting.



Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 6
2.2 Bentuk dan Spesifikasi Alat Sondir
Sondir mempunyai 2 (dua) bagian yaitu Selimut dan Conus (lihat
gambar 2.1)

Gambar 2.1 : Conus dengan selimutnya
(sumber : Robertson, CPT in Geotechnical Practice)


Penampang luas dari ujung conus adalah 10 cm
2
, sedangkan sudut yang
dibentuk oleh conus adalah 60. Luas selimut adalah 150 cm
2
, dalam
perkembangannya sondir mengalami beberapa kali penambahan :



Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 7
1. Penambahan selimut di belakang conus oleh Begemann.
2. Penambahan selimut sondir untuk menghindari partikel tanah yang
masuk oleh Vermeiden, 1948.
Kemudian pengukuran gesekan selimut (friction resistance)
dikembangkan oleh Begemann, 1953. Standarisasi alat sondir di Indonesia belum
dilakukan dan sampai kini masih mengacu pada ASTM D3411-75T : Tentative
Method of Deep Quassi-Static, Cone and Friction Cone Penetration Test in Soils,
1975.
Pada second Europe Symposium on Penetration Testing di Amsterdam tahun
1982 dan First International Symposium on Penetration Testing di Florida tahun 1988,
disepakati standar konfigurasi alat dan kecepatan penetrasi tidak lebih dari 2 cm/det.
Jenis sondir sebenarnya ada 2 macam yaitu :
1. sondir mekanis dan
2. sondir listrik (elektrik)
Cara pembacaan hasil uji sondir mekanis adalah : penetrasi ujung conus
dilakukan mendahului selimutnya, gaya pada conus diukur, kemudian baru penetrasi
ujung dan selimut dilakukan bersama sama sehingga tercatat perlawanan total.
Selisih antarapengukuran perlawanan kedua dan pertama adalah gaya yang bekerja
pada selimut sondir.


Gambar 2.2 : Detail ujung conus
(sumber : Robertson, CPT in Geotechnical Practice)


Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 8
2.3 Manfaat dan Penggunaan Uji Sondir
Uji sondir merupakan salah satu uji lapangan yang dapat diterima oleh
praktisi dan pakar geoteknik. Uji sondir ini telah menunjukan manfaat untuk
memprediksi profil tanah terhadap kedalaman tanah. J enis - jenis tanah dapat
didentifikasikan dari kombinasi hasil pembacaan tahanan ujung dan gesekan
selimutnya.
Alasan para praktisi dan pakar geoteknik menggunakan uji sondir adalah
sebagai berikut :
1. Cukup ekonomis.
2. Dapat dicek ulang dengan hasil yang relatif sama.
3. Korelasi empiris yang terbukti semakin handal.
4. Perkembangan semakin meningkat khususnya dengan adanya penambahan
sensor batu pori, tekanan air pori, strees cell pada sondir listrik
5. Kebutuhan untuk pengujian di lapangan ( in-situ test ) dimana sampel tanah
tidak dapat diambil ( tanah lembek dan pasir ) serta kesulitan menguji sampel
tanah disekitar pantai dengan kualitas yang baik.

Adapun kekurangan sondir adalah :
1. Tidak dilakukan pengambilan sampel tanah.
2. Kedalaman penetrasi terbatas 20 m.
3. Tidak dapat menembus pasir padat dan kerikil.

Penggunaan uji sondir dewasa ini dapat disebutkan diantaranya :
1. Menentukan profil tanah dan mengidentifikasi perilakunya.
2. Merupakan pelengkap bagi informasi dari pengeboran tanah.
3. Mengevaluasi karakteristik atau parameter tanah.
4. Menentukan daya dukung pondasi.
5. Menentukan penurunan pondasi.
6. Mengevaluasi hasil pemadatan tanah.
7. Mengevaluasi potensial pencairan tanah pasiran ( liquefaction ).
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 9
Menurut Muromachi (1981), sebagian besar aplikasi sondir digunnakan untuk
melakukan korelasi dengan kuat geser tanah dan penentuan profil tanah terhadap
kedalaman.



Gambar 2.3 : Potongan melintang dari sondir listrik
(sumber : Robertson, CPT in Geotechnical Practice)




Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 10
Cara pelaporan hasil sondir dapat dilakukan dengan cara memploting hasil
bacaan tahanan ujung dan tahanan selimut pada sumbu x sedangkan sumbu y
kedalaman tenah. Bila penggunaan uji sondir untuk mendapatkan daya dukung
pondasi tiang, maka nilai tahanan ujung (q
c
) dan jumlah total hambatan pelekat
(QHP) yaitu nilai kumulatif gesekan sepanjang kedalaman sondir. Cara pelaporan
lainnya yaitu dengan membandingkan gesekan selimut (fs) dan rasio gesekan (R
f
)
terhadap kedalaman. Cara ini umumnya dipakai untuk memprediksi identifikasi
dan proftl tanah terhadap kedalaman.

2.4 Interpretasi Hasil Uji
Pada uji sondir, terjadi perubahan kompleks dari tegangan tanah saat
penetrasi sehingga hal ini mempersullt interprestasi secara teoritis. Dalam prakteknya
sampai sekarang penggunaan uji sondir masih bersifat empiris.
2.4.1 Conus Resistance / Tahanan ujung (q
c
)
Besaran penting yang diukur pada uji sondir adalah perlawanan ujung yang
diambil sebagai gaya penetrasi per satuan luas penampang ujung sondir. Besamya
gaya ini seringkali menunjuka identifikasi dari jenis tanah dan konsistensinya. Pada
tanah yang berbuBr kasar (pasir) tahanan ujung jauh lebih besar dari pada tanah
yang berbutir halus. Terutama pasir padat, sondir ringan umumnya tidak dapat
menembus lapisan ini. Inilah kelemahan dari sondir ringan. Terhentinya penetrasi
pada lapisan pasir padat ada kemungkinan lapisan tanah pendukung sebetulnya beium
dicapai. Pada tanah pasir, pembacaan tahanan ujung tidak mulus karena tanah
mengalami keruntuhan (slip) dan kembali kokoh atau memperoleh kekuatannya
kembali secara berselang seling. Pada tanah lempung perubahan seperti ini lebih cepat
sehingga profil tahanan ujung kelihatan lebih halus.
2.4.2 Friction Resistance / Gesekan Selimut (fs)
Pengukuran gesekan selimut mula - mula diperkenalkan oleh Bagemann
(1953). Data gesekan selimut bila dipakai untuk mendisain pondasi tiang, nilai
gesekan selimut dibanding dengan nifai tahanan ujung sehingga dikenal dengan
rasio gesekan (Rf). Rasio gesekan tidak berdimensi. Rasio ini dapat dipakai untuk
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 11
menentukan jenis tanah berbutir halus dan kasar. Bila nilai Rf <2%, maka tanah
termasuk jenis tanah berbutir kasar sedangkan bila nilai Rf >2%, maka tanah
termasuk jenis tanah berbutir halus seperti lanau dan lempung.
2.4.3 Faktor yang mempengaruhi Interprestasi Hasil Uji Sondir
Asumsi yang dipakai disini adalah pelaksanaan uji sondir bebas dari
ketergantungan pada operator dan tidak disesatkan oleh akurasi alat, maka untuk
interprestasi sondir periu memperhatikan aspek- aspek sebagai berikut:
2.4.3.1 Konfigurasi Alat
Bentuk conus sangat memberikan pengaruh yang amat besar terhadap nilai
tahanan ujung sondir. Sondir standar mempunyai sudut puncak conus sebesar 60
dan mempunyai luas proyeksi 10 cm
2
.
Menurut Rahardjo (1990), Sondir dengan ujung yang lebih runcing akan
memberikan nilai tahanan ujung yang lebih kecil. Ukuran sondir juga mempengaruhi
tahanan ujung khususnya pada tanah berbutir seperti pasir, sedangkan pada tanah
bebutir halus efek skala dari ukuran sondir tidak banyak pengaruhnya.
2.4.3.2 Tegangan Vertikal Tanah
In situ tesfing memiliki peran yang amat besar untuk interprestasi hasil uji
sondir. Pengaruh ini tidak signifikan pada tanah lempung.
2.4.3.3 Kecepatan dan Metode Penetrasi
Kecepatan standar dari penetrasi sondir adalah 2 cm/det Pada kecepatan ini
perilaku pasir dapat dianggap terdrainase (drained) sedangkan tanah lempung
dianggap tidak terdainase (undrained) sehingga tekanan air pori sangat besar. Ini
dibuktikan dengan memakai sondir listrik. Penetrasi Umumnya dilakukan secara
quassi-static, yaitu konus ditekan secara perlahan kedalam tanah.
2.4.3.4 Kadar air tanah
Butir halus kekuatannya amat dipengaruhi oleh kadar air alami.menurut
penelitian Rahardjo dan Iskandar (1990), pada uji sondir terhadap tanah lempung
yang dikompaksi menunjukan bahwa kadar air dalam tanah lempung amat
menentukan interpretasi hasil uji sondir
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 12

Gambar 2.4 : Interprestasi hasil uji Sondir
(Sumber : GEC (Getechnical Engineering Centre), In situ Testing)
.
2.5 Klasifikasi Tanah dengan Metode Schmertmann
Berdasarkan perbedaan rasio gesekan, Rf, pada berbagai jenis tanah,
Schmertmann secara sederhana melakukan klasifikasi tanah dengan
memperhatikan besarnya tahanan ujung (qc). Schmertmann juga mengumpulkan
data dalam jumlah yang cukup besar dan mengklasifikasikan tanah berdasarkan
tahanan ujung (qc) dan rasio gesekan (fs), namun demikian korelasi ini amat
dipengaruhi oleh keadaan lokal berhubung ada perbedaan pembentukan tanah
secara geologis.
Adapun tujuan dari klasifikasi tanah itu sendiri adalah untuk dapat
memberikan informasi mengenai jenis dan sifat karakteristik tanah yang nantinya
akan bermanfaat untuk material konstruksi bangunan dan yang lebih utama untuk
pondasi
Pada umumnya deskripsi / klasifikasi tanah dinyatakan dengan aspek-
aspek yang terdiri atas :
a. Konsistensi nyata (untuk tanah berbutir halus) atau sifat kepadatan (untuk
tanah berbutir kasar), sifat kadar air, deskripsi warna.
b. Nama jenis tanah mineral ditambah dengan y yaitu komponen mineral
butiran halus <30%, tetapi >12% atau komponen mineral butiran kasar >30%.
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 13
c) Gambaran sifat jenis tanah utama, sifat distribusi ukuran butiran kerikil dan
pasir, sifat plastisitas dan tekstur tanah (lanauan atau lempungan) untuk lanau atau
lempung inorganik dan organik.
Klasifikasi tanah juga dapat ditentukan berdasarkan data sondir yang
kemudian diplotkan ke chart metode Schmertmann yang kemudian dari chart
tersebut dapat diketahui jenis tanah yang kita uji



Gambar 2.5 : Chart Klasifikasi Tanah Milik Schmertmann
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 14
Schmertmann mengklasifikasikan tanah berdasarkan harga q
c
dan rasio
gesekan. Settlement yang diijinkan untuk pondasi dangkal adalah 1 inchi (2.54
cm) .
2.6 Daya Dukung Pondasi Dangkal
2.6.1 Daya dukung pada tanah pasir
Daya dukung pondasi dangkal umumnya diperoleh dengan persamaan
langsung (Direct Cone) sebagai berikut :
Pijin =
5
*
3
* kell JHP A qc
+ ..(1)
Dari persamaan diatas, maka kita dapat memperoleh nilai q
u
, yang kemudian
dari nilai q
u
dibagi dengan angka keamanan (Safety Factor) didapat nilai q
a.
Berdasarkan persamaan umum diatas, Meyerhoff mengambil hubungan
langsung antara daya dukung ijin pondasi dangkal dan lebar pondasi yang
dipaparkan melalui persamaan :
) 1 (
40 B
D B
q
q
c
a
+ = (2)
dengan B adalah lebar pondasi dan D adalah kedalaman dasar pondasi,
keduanya dalam satuan (m).

Gambar 2.6 : Chart Daya Dukung Tanah (Mayerhof)
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 15
2.6.2 Daya dukung pada tanah lempung
Untuk Menentukan daya dukung pada tanah lempung, dapat digunakan nilai
kedalaman rata-rata 0 1,5 B dibawah dasar pondasi berdasarkan interpretasi dari uji
sondir dan kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan Terzaghi.

2.7 Penelitian Terdahulu
Penelitian pertama yang memiliki karakteristik hampir sama dengan penelitian
kami adalah penelitian milik Febrianda, Imanuella (2008) yang berjudul Pemetaan
Daya Dukung tiang Pancang di wilayah Semarang, penelitian mereka menggunakan
Metode Nottingham dalam mencari nilai Daya Dukung Ijin Tanah yang nantinya akan
digunakan dalam penentuan lebar dan kedalaman pondasi dalam, sedangkan milik
kami menggunakan Metode Direct Cone dalam pencarian nilai Daya Dukung Ijin
Tanah yang nantinya akan digunakan dalam penentuan lebar dan kedalaman pondasi
dangkal.
Penelitian kedua yang kami gunakan sebagai referensi penelitian kami adalah
penelitian milik Hartanto (2008) yang berjudul Studi Kasus tanah di Jenis
Kepasiran di Jl. Pawiyatan Luhur Semarang. Penelitian tersebut memakai
Metode Schmertmann untuk menentukan daerah yang memiliki jenis tanah
kepasiran di sekitar lokasi Pawiyatan Luhur, Semarang.













Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 16
BAB III
METODE PENELITIAN


3.1 Cara Kerja Alat Sondir / CPT
Langkah urutan kerja secara urut dari awal sampai akhir dari proses uji
sondir ini akan dipaparkan sebagai berikut :
1. Tentukan titik yang akan dilakukan uji sondir.
2. Ratakan permukaan tanah agar alat sondir dapat berdiri tegak lurus.
3. Angkur dipasang, banyak angkur bergantung dari keadaan tanahnya,
untuk tanah keras cukup dipasang dua buah angkur saja. Pemasangan
angkur dilakukan dengan memutar dan menekan sambil menjaga
kedudukan tetap vertikal.
4. Kaki alat sondir dipasang diantara dua batang angkur yang telah
dipasang dan diatur jaraknya, kemudian diikat dengan mur kuping
setelah diberi pelat baja dan ring.
5. Setelah itu alat sondir dipasang dengan meletakan di atas kaki sondir
dan diikatkan pada kedua kaki sondir dengan baut-baut.
6. Sesudah alat sondir dipasang, kontrol semua kelengkapan sepreti
minyak kastroli yang digunakan untuk menekan manometer,
kedudukan sleeve, rantai gear, dan sebagainya.
7. Ujung sondir atau Conus serta batang penekan dan batang-batang
dalam dipasang pada alat sondir.
8. Katub penekan dipasang pada keadaan lubang terpotong, sehingga bila
bagian penekan dari mesin digerakkan turun dengan memutar handle
secara searah dengan jarum jam maka batang penekan akan bergerak
turun juga.
9. Saat pengukuran handle pemutar diputar berlawanan arah jarum jam,
maka pada bagian penekan akan naik melewati sedikit kepala batang
penekan, lalu lempeng pengatur diatur pada kedalaman lubang
sempurna, putar handle searah jarum jam sehingga bagian penekan
turun, kepala batang penekan melewati lempeng pengatur, batang
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 17
dalam akan menekan piston, minyak kastroli, jarum manometer
bergerak, kemudian akan berhenti sementara bila batang dalam turun
kurang lebih 4 cm, pergerakan pertama ini menyatakan besarnya qc.
Penekan diteruskan maka jarum akan bergerak lagi ( meloncat
kembali ), loncatan pertama pada suatu kedudukan dari pergerakan
kedua ini menyatakan besarnya qc +fs.
10. Setelah dilakukan kedua pengukuran diatas, handle diputar berlawanan
arah jarum jam sampai bagian penekan melewati batang penekan,
kemudian lempeng pengatur dipasang pada posisi lubang terpotong,
dan alat siap digunakan untuk pengukuran yang kedua dengan cara
yang sama.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan dalam uji CPT ialah sebagai berikut :
a. Uji ini dapat dilakukan untuk alat dengan sistem mekanik konvensional
(SNI 03-2827,ASTM D-3441), dan alat dengan sistem elektronik (ASTM D 5778).
Pengujian dilakukan dengan mendorong probe baja silindris ke dalam tanah
dengan kecepatan konstan 20 mm/detik dan mengukur besarnya tahanan konus.
Penetrometer standar mempunyai ujung yang berbentuk konus bersudut puncak
600, diameter selubung 35,7 mm (luas proyeksi =10 cm2), dan lengan friksi 150
cm2. Tahanan terukur pada ujung atau tahanan ujung konus dinyatakan dengan
qc, sedangkan tahanan gesek terukur atau friksi dinyatakan dengan fs. Alat
dengan diameter konus lebih besar, yaitu 43,7 mm (luas ujung 15 cm2 dan lengan
200 cm2) juga diperbolehkan dalam standar ASTM.
b. Uji CPT dapat digunakan dalam tanah lempung sangat lunak sampai pasir
padat, tetapi idak memadai untuk kerikil atau batuan. Uji CPT memberikan hasil
yang lebih akurat dan lebih dapat dipercaya (lebih handal) untuk analisis, tetapi
tidak dapat digunakan untuk pengambilan contoh uji. Oleh karena itu, hasilnya
sangat bermanfaat untuk melengkapi hasil pengeboran dengan pengambilan
contoh yang diuji di laboratorium


Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 18
3.2 Diagram Alir Penelitian
Berikut adalah diagram alir yang digunakan sebagai acuan dari penelitian
di sekitar wilayah J l. Pawiyatan Luhur, Semarang :


Gambar 3.1 : Digram alir penelitian
3.3 Uraian Umum
Penelitian ini mengacu kepada 2 macam data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer didapat melalui percobaan yang di lakukan di 2 area yang
berbeda, yang pertama di daerah dekat Tinjomoyo dan yang kedua di depan gedung
Yustinus Universitas Katolik Soegijapranata, dimana kedua area tersebut mencakup
daerah Pawiyatan Luhur, Semarang. Sedangkan untuk data sekunder, kami peroleh
dari data data hasil uji sondir referensi milik Laboratorium Mekanika Tanah
Universitas Katolik Soegijapranata yang masih mencakup area Pawiyatan Luhur ,
Semarang
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 19
Percobaan dilapangan dilakukan sesuai dengan prosedur-prosedur
Laboratorium sesuai dengan standar ASTM ( American Society for Testing and
Material ) dan sejumlah modifikasi di beberapa bagian yang tidak tercantum dalam
ASTM karena keterbatasan alat uji sondir yang ada.
Adapun keterbatasan alat adalah sebagai berikut :
1. Alat uji sondir yang dipakai merupakan Type baru, jadi para
pekerja masih membutuhkan proses adaptasi terlebih dahulu,
walaupun secara prinsip memiliki cara yang sama dengan alat yang
lama
2. Ketidaksempurnaan alat yang terdapat pada rusaknya salah satu
manometer dan kedua ujung Angkur yang dinilai memiliki
kelebihan panjang sehingga sulit untuk digunakan dalam proses
pemasangan angkur pada alat.
3. Faktor cuaca yang tidak mendukung, Saat dalam percobaan yang
kedua di lapangan, cuaca hujan, maka alat agak sedikit bergeser ke
kiri dan kanan apabila conus sedang ditekan masuk karena angkur
tidak mencengkram kuat pada tanah, hal ini membuat bacaan dan
penguncian pipa conus menjadi kurang sempurna.

3.4 Persiapan
Kegiatan yang perlu dilakukan pada tahap persiapan meliputi :
1. Mencari Referensi pustaka dari buku dan internet.
2. Mensurvey beberapa lokasi di sekitar wilayah penelitian yang
berhubungan dengan judul yang kami ambil
3. Menentukan lokasi dan titik yang akan diteliti
4. Mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan saat penelitian di lapangan





Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 20
3.5 Metode Pengumpulan Data
Dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan serta
pengolahan analisa data, yang meliputi :
1. Pengambilan Foto
a. Lokasi : Dekat Tinjomoyo dan depan gedung Yustinus
Universitas Katolik Soegijapranata, Pawiyatan Luhur, Semarang.
b. Fungsi : Menggambarkan kondisi tempat penelitian.
2. Penelitian Uji Sondir
a. Lokasi : Dekat Tinjomoyo dan depan gedung Yustinus,
Pawiyatan Luhur, Semarang.
b. Fungsi : Mendapatkan data primer di lapangan .
3. Input Data
a. Lokasi : Laboratorium Mekanika Tanah Universitas Katolik
Soegijapranata.
b. Fungsi : Mendapatkan data yang diperlukan untuk
mengklasifikasi jenis tanah ( qc, fs ) baik secara grafis maupun
tabel.


Gambar 3.2 : Gambar Citra Satelit lokasi tempat penelitian
(sumber :Google Earth)


Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 21
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Klasifikasi tanah dengan Metode Schmertmann
Data tanah yang dipakai untuk sumber penelitian ada 3 (Tiga) lokasi
yaitu :
1. data tanah di J l. Teuku Umar no.25 Smg
2. data tanah di J l. Pawiyatan Luhur :
a. proyek kost putri
b. kampus unika : Gedung Henricus Constant Blok B
Berikut adalah data titik sondir beserta kedalaman maksimum serta nilai qc
yang didapat :

Tabel 4.1 : Data Sondir dan Lokasi titik sondir di Jl. Pawiyatan Luhur
No. Lokasi Sondir Jumlah titik sondir
1 J l. Teuku Umar no. 25 4 titik
2. J l. Pawiyatan Luhur
- Kost putri 6 titik
- Gd. Henricus Constant 8 titik

Tabel 4.2 : Kedalaman uji sondir di lokasi
No. Lokasi Titik
Kedalaman
Maksimum
(m)
Nilai qc
(kg/cm
2
)
1 J l. Teuku Umar no. 25 S1 7.20 200
S2 2.00 200
S3 8.60 200
S4 11.60 200
2 Kost Putri S1 1.40 150
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 22
No. Lokasi Titik
Kedalaman
Maksimum
(m)
Nilai qc
(kg/cm
2
)
(J l. Pawiyatan Luhur) S2 2.60 150
S3 5.60 175
S4 4.60 180
S5 1.80 58
S6 1.20 180
3 Gd. Henricus Constant S1 4.20 65
(J l. Pawiyatan Luhur) S2 3.40 90
S3 4.00 70
S4 4.60 29
S5 3.80 150
S6 3.80 90
S7 3.80 200
S8 3.20 200

Pada lokasi J l. Teuku Umar, kedalaman maksimum alat sondir yang dapat dicapai
adalah 11,6 m dengan nilai q
c
=200 Kg/Cm
2
, sedangkan pada lokasi Kost Putri,
kedalaman maksimum yang dapat dicapai adalah 4,6 m dengan nilai q
c
=180
Kg/Cm
2
, dan untuk Gd. Henricus Constant, Unika Soegijapranata kedalaman
maksimum yang dapat dicapai adalah 4,6 m dengan nilai q
c
=29 Kg/Cm
2
. Dan
dari ketiga lokasi tersebut nilai q
c
maksimum adalah sebesar 200 kg/cm
2
.

4.2 Hasil Klasifikasi Tanah Metode Schmertmann
Hasil Klasifikasi dengan menggunakan Metode Schmertman pada 3 (Tiga)
Lokasi adalah Sbb :



Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 23
Tabel 4.3 : Klasifikasi tanah pada Lokasi Jl. Teuku Umar 25
Lokasi 1

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0.20 8.00 Inorganic clay very stiff
0.40 11.00 Inorganic clay very stiff
0.60 17.00 Inorganic clay very stiff
0.80 21.00 Inorganic clay very stiff
1.00 20.00 Inorganic clay very stiff
1.20 20.00 Inorganic clay very stiff
1.40 17.00 Inorganic clay very stiff
1.60 15.00 Inorganic clay very stiff
1.80 20.00 Inorganic clay very stiff
2.00 30.00 Inorganic clay very stiff
2.20 11.00 Inorganic clay very stiff
2.40 11.00 Inorganic clay very stiff
2.60 15.00 Inorganic clay very stiff
2.80 15.00 Inorganic clay very stiff
3.00 17.00 Inorganic clay very stiff
3.20 25.00 Inorganic clay very stiff
3.40 25.00 Inorganic clay very stiff

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)

3.60 40.00 Inorganic clay very stiff
3.80 20.00 Inorganic clay very stiff
4.00 17.00 Inorganic clay very stiff
4.20 17.00 Inorganic clay very stiff
4.40 17.00 Inorganic clay very stiff
4.60 17.00 Inorganic clay very stiff
4.80 15.00 Inorganic clay very stiff
5.00 15.00 Inorganic clay very stiff
5.20 25.00 Inorganic clay very stiff
5.40 25.00 Inorganic clay very stiff
5.60 30.00 Inorganic clay very stiff
5.80 45.00 Inorganic clay very stiff
6.00 60.00 Inorganic clay very stiff
6.20 65.00 Inorganic clay very stiff
6.40 60.00 Inorganic clay very stiff
6.60 60.00 Inorganic clay very stiff
6.80 100.00 Inorganic clay very stiff
7.00 150.00 Inorganic clay very stiff
7.20 200.00 Inorganic clay very stiff

Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 24
Lokasi 2

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0.20 11.00 Inorganic clay very stiff
0.40 11.00 Inorganic clay very stiff
0.60 11.00 Inorganic clay very stiff
0.80 10.00 Inorganic clay very stiff
1.00 10.00 Inorganic clay very stiff
1.20 17.00 Inorganic clay very stiff
1.40 20.00 Inorganic clay very stiff
1.60 70.00 Inorganic clay very stiff
1.80 150.00 Inorganic clay very stiff
2.00 200.00 Inorganic clay very stiff

Lokasi 3

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0.20 20.00 Inorganic clay very stiff
0.40 21.00 Inorganic clay very stiff
0.60 15.00 Inorganic clay very stiff
0.80 15.00 Inorganic clay very stiff
1.00 17.00 Inorganic clay very stiff
1.20 25.00 Inorganic clay very stiff
1.40 31.00 Inorganic clay very stiff
1.60 21.00 Inorganic clay very stiff
1.80 19.00 Inorganic clay very stiff
2.00 19.00 Inorganic clay very stiff
2.20 19.00 Inorganic clay very stiff
2.40 21.00 Inorganic clay very stiff
2.60 23.00 Inorganic clay very stiff
2.80 31.00 Inorganic clay very stiff
3.00 25.00 Inorganic clay very stiff
3.20 21.00 Inorganic clay very stiff
3.40 21.00 Inorganic clay very stiff
3.60 21.00 Inorganic clay very stiff
3.80 35.00 Inorganic clay very stiff
4.00 27.00 Inorganic clay very stiff
4.20 19.00 Inorganic clay very stiff
4.40 19.00 Inorganic clay very stiff
4.60 17.00 Inorganic clay very stiff
4.80 17.00 Inorganic clay very stiff
5.00 21.00 Inorganic clay very stiff
5.20 20.00 Inorganic clay very stiff
5.40 19.00 Inorganic clay very stiff
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 25
Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)



Lokasi 4

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0.20 15.00 Inorganic clay very stiff
0.40 15.00 Inorganic clay very stiff
0.60 35.00 Inorganic clay very stiff
0.80 31.00 Inorganic clay very stiff
1.00 17.00 Inorganic clay very stiff
1.20 17.00 Inorganic clay very stiff
1.40 20.00 Inorganic clay very stiff
1.60 21.00 Inorganic clay very stiff
1.80 21.00 Inorganic clay very stiff
2.00 50.00 Inorganic clay very stiff
2.20 45.00 Inorganic clay very stiff
2.40 25.00 Inorganic clay very stiff
2.60 25.00 Inorganic clay very stiff
2.80 21.00 Inorganic clay very stiff
3.00 21.00 Inorganic clay very stiff
3.20 21.00 Inorganic clay very stiff
3.40 25.00 Inorganic clay very stiff
3.60 25.00 Inorganic clay very stiff
3.80 21.00 Inorganic clay very stiff
4.00 21.00 Inorganic clay very stiff
4.20 40.00 Inorganic clay very stiff
4.40 51.00 Inorganic clay very stiff
4.60 17.00 Inorganic clay very stiff
4.80 17.00 Inorganic clay very stiff
5.00 20.00 Inorganic clay very stiff

6.00 25.00 Inorganic clay very stiff
6.20 21.00 Inorganic clay very stiff
6.40 19.00 Inorganic clay very stiff
6.60 20.00 Inorganic clay very stiff
6.80 25.00 Inorganic clay very stiff
7.00 30.00 Inorganic clay very stiff
7.20 40.00 Inorganic clay very stiff
7.40 45.00 Inorganic clay very stiff
7.60 50.00 Inorganic clay very stiff
7.80 50.00 Inorganic clay very stiff
8.00 90.00 Inorganic clay very stiff
8.20 150.00 Inorganic clay very stiff
8.40 110.00 Inorganic clay very stiff
8.60 200.00 Inorganic clay very stiff
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 26
Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)

5.20 19.00 Inorganic clay very stiff
5.40 17.00 Inorganic clay very stiff
5.60 17.00 Inorganic clay very stiff
5.80 25.00 Inorganic clay very stiff
6.00 25.00 Inorganic clay very stiff
6.20 15.00 Inorganic clay very stiff
6.40 15.00 Inorganic clay very stiff
6.60 17.00 Inorganic clay very stiff
6.80 17.00 Inorganic clay very stiff
7.00 21.00 Inorganic clay very stiff
7.20 21.00 Inorganic clay very stiff
7.40 35.00 Inorganic clay very stiff
7.60 21.00 Inorganic clay very stiff
7.80 20.00 Inorganic clay very stiff
8.00 25.00 Inorganic clay very stiff
8.20 19.00 Inorganic clay very stiff
8.40 19.00 Inorganic clay very stiff
8.60 19.00 Inorganic clay very stiff
8.80 21.00 Inorganic clay very stiff
9.00 25.00 Inorganic clay very stiff
9.20 25.00 Inorganic clay very stiff
9.40 30.00 Inorganic clay very stiff
9.60 35.00 Inorganic clay very stiff
9.80 35.00 Inorganic clay very stiff
10.00 40.00 Inorganic clay very stiff
10.20 37.00 Inorganic clay very stiff
10.40 60.00 Inorganic clay very stiff
10.60 60.00 Inorganic clay very stiff
10.80 60.00 Inorganic clay very stiff
11.00 90.00 Inorganic clay very stiff
11.20 90.00 Inorganic clay very stiff
11.40 150.00 Inorganic clay very stiff
11.60 200.00 Inorganic clay very stiff









Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 27
Tabel 4.4 : Klasifikasi tanah pada Lokasi Kost Putri Jl. Pawiyatan Luhur
Lokasi 1

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm
2
)
0.20 3.00 Inorganic clay very stiff
0.40 3.00 Inorganic clay very stiff
0.60 3.00 Inorganic clay very stiff
0.80 3.00 Inorganic clay very stiff
1.00 50.00 Inorganic clay very stiff
1.20 90.00 Inorganic clay very stiff
1.40 150.00 Inorganic clay very stiff


Lokasi 2

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm
2
)
0.20 3.00 Inorganic clay very stiff
0.40 3.00 Inorganic clay very stiff
0.60 90.00 Inorganic clay very stiff
0.80 90.00 Inorganic clay very stiff
1.00 140.00 Sandy and silty clays
1.20 120.00 Sandy and silty clays
1.40 90.00 Inorganic clay very stiff
1.60 130.00 Inorganic clay very stiff
1.80 40.00 Inorganic clay very stiff
2.00 100.00 Inorganic clay very stiff
2.20 130.00 Inorganic clay very stiff
2.40 120.00 Inorganic clay very stiff
2.60 150.00 Inorganic clay very stiff

Lokasi 3

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm
2
)
0.20 8.00 Inorganic clay very stiff
0.40 10.00 Inorganic clay very stiff
0.60 12.00 Inorganic clay very stiff
0.80 16.00 Inorganic clay very stiff
1.00 16.00 Inorganic clay very stiff
1.20 20.00 Inorganic clay very stiff
1.40 10.00 Inorganic clay very stiff
1.60 24.00 Inorganic clay very stiff
1.80 24.00 Inorganic clay very stiff
2.00 24.00 Inorganic clay very stiff
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 28
Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
2.20 50.00 Inorganic clay very stiff
2.40 60.00 Inorganic clay very stiff
2.60 40.00 Inorganic clay very stiff
2.80 150.00 Sandy and silty clays
3.00 60.00 Inorganic clay very stiff
3.20 50.00 Inorganic clay very stiff
3.40 45.00 Inorganic clay very stiff
3.60 40.00 Inorganic clay very stiff
3.80 65.00 Inorganic clay very stiff
4.00 65.00 Inorganic clay very stiff
4.20 110.00 Inorganic clay very stiff
4.40 100.00 Inorganic clay very stiff
4.60 95.00 Inorganic clay very stiff
4.80 80.00 Inorganic clay very stiff
5.00 55.00 Inorganic clay very stiff
5.20 80.00 Inorganic clay very stiff
5.40 140.00 Silt-sand mixtures
5.60 175.00 Inorganic clay very stiff

Lokasi 4

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm
2
)
0.20 10.00 Inorganic clay very stiff
0.40 40.00 Inorganic clay very stiff
0.60 58.00 Clayey-sands and silts
0.80 42.00 Sandy and silty clays
1.00 40.00 Inorganic clay very stiff
1.20 23.00 Inorganic clay very stiff
1.40 18.00 Inorganic clay very stiff
1.60 22.00 Inorganic clay very stiff
1.80 38.00 Inorganic clay very stiff
2.00 36.00 Inorganic clay very stiff
2.20 66.00 Clayey-sands and silts
2.40 68.00 Sandy and silty clays
2.60 80.00 Inorganic clay very stiff
2.80 66.00 Clayey-sands and silts
3.00 120.00 Inorganic clay very stiff
3.20 85.00 Inorganic clay very stiff
3.40 65.00 Inorganic clay very stiff
3.60 100.00 Inorganic clay very stiff
3.80 105.00 Sandy and silty clays
4.00 25.00 Inorganic clay very stiff
4.20 130.00 Inorganic clay very stiff
4.40 140.00 Sandy and silty clays
4.60 180.00 Inorganic clay very stiff

Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 29
Lokasi 5

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm
2
)
0.20 19.00 Inorganic clay very stiff
0.40 19.00 Inorganic clay very stiff
0.60 18.00 Inorganic clay very stiff
0.80 19.00 Inorganic clay very stiff
1.00 39.00 Inorganic clay very stiff
1.20 30.00 Inorganic clay very stiff
1.40 36.00 Inorganic clay very stiff
1.60 22.00 Inorganic clay very stiff
1.80 58.00 Inorganic clay very stiff

Lokasi 6

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm
2
)
0.20 25.00 Inorganic clay very stiff
0.40 30.00 Inorganic clay very stiff
0.60 11.00 Inorganic clay very stiff
0.80 11.00 Inorganic clay very stiff
1.00 10.00 Inorganic clay very stiff
1.20 20.00 Inorganic clay very stiff

Tabel 4.5 : Klasifikasi tanah pada Lokasi Henricus Constant Jl. Pawiyatan
Luhur

Lokasi 1

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,4 4 Inorganic clay very stiff
0,6 20 Inorganic clay very stiff
0.80 32 Inorganic clay very stiff
0.100 35 Inorganic clay very stiff
0.120 45 Inorganic clay very stiff
0.140 50 Inorganic clay very stiff
0.160 52 Inorganic clay very stiff
0.180 57 Inorganic clay very stiff
0.200 60 Inorganic clay very stiff
0.220 60 Inorganic clay very stiff
0.240 60 Inorganic clay very stiff
0.260 65 Inorganic clay very stiff
0.280 60 Inorganic clay very stiff
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 30
Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)

0.300 65 Inorganic clay very stiff
0.320 63 Inorganic clay very stiff
0.340 65 Inorganic clay very stiff
0.360 65 Inorganic clay very stiff
0.380 65 Inorganic clay very stiff
0.400 65 Inorganic clay very stiff
0.420 65 Inorganic clay very stiff
0.440 65 Inorganic clay very stiff

Lokasi 2

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,2 3 Inorganic clay very stiff
0,4 20 Inorganic clay very stiff
0,6 30 Inorganic clay very stiff
0,8 30 Inorganic clay very stiff
1 35 Inorganic clay very stiff
1,2 50 Inorganic clay very stiff
1,4 50 Inorganic clay very stiff
1,6 70 Inorganic clay very stiff
1,8 70 Inorganic clay very stiff
2 65 Inorganic clay very stiff
2,2 50 Inorganic clay very stiff
2,4 60 Inorganic clay very stiff
2,6 60 Inorganic clay very stiff
2,8 70 Inorganic clay very stiff
3 70 Inorganic clay very stiff
3,2 75 Inorganic clay very stiff
3,4 90 Inorganic clay very stiff

Lokasi 3

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,2 7 Inorganic clay very stiff
0,4 7 Inorganic clay very stiff
0,6 7 Inorganic clay very stiff
0,8 7 Inorganic clay very stiff
1 7 Inorganic clay very stiff
1,2 7 Inorganic clay very stiff
1,4 7 Inorganic clay very stiff
1,6 7 Inorganic clay very stiff
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 31
Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)

1,8 7 Inorganic clay very stiff
2 7 Inorganic clay very stiff
2,2 10 Inorganic clay very stiff
2,4 10 Inorganic clay very stiff
2,6 15 Inorganic clay very stiff
2,8 20 Inorganic clay very stiff
3 25 Inorganic clay very stiff
3,2 35 Inorganic clay very stiff
3,4 50 Inorganic clay very stiff
3,6 30 Inorganic clay very stiff
3,8 50 Inorganic clay very stiff
4 70 Inorganic clay very stiff


Lokasi 4

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,2 0 Inorganic clay very stiff
0,4 0 Inorganic clay very stiff
0,6 4 Inorganic clay very stiff
0,8 4 Inorganic clay very stiff
1 4 Inorganic clay very stiff
1,2 4 Inorganic clay very stiff
1,4 4 Inorganic clay very stiff
1,6 4 Inorganic clay very stiff
1,8 4 Inorganic clay very stiff
2 4 Inorganic clay very stiff
2,2 4 Inorganic clay very stiff
2,4 4 Inorganic clay very stiff
2,6 10 Inorganic clay very stiff
2,8 12 Inorganic clay very stiff
3 12 Inorganic clay very stiff
3,2 12 Inorganic clay very stiff
3,4 15 Inorganic clay very stiff
3,6 18 Inorganic clay very stiff
3,8 18 Inorganic clay very stiff
4 30 Inorganic clay very stiff
4,2 30 Inorganic clay very stiff
4,4 22 Inorganic clay very stiff
4,6 29 Inorganic clay very stiff


Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 32
Lokasi 5

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,2 3 Inorganic clay very stiff
0,4 12 Inorganic clay very stiff
0,6 15 Inorganic clay very stiff
0,8 15 Inorganic clay very stiff
1 10 Inorganic clay very stiff
1,2 10 Inorganic clay very stiff
1,4 12 Inorganic clay very stiff
1,6 14 Inorganic clay very stiff
1,8 14 Inorganic clay very stiff
2 10 Inorganic clay very stiff
2,2 20 Inorganic clay very stiff
2,4 30 Inorganic clay very stiff
2,6 50 Inorganic clay very stiff
2,8 50 Inorganic clay very stiff
3 50 Inorganic clay very stiff
3,2 55 Inorganic clay very stiff
3,4 70 Inorganic clay very stiff
3,6 90 Inorganic clay very stiff
3,8 150 Inorganic clay very stiff

Lokasi 6

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,2 5 Inorganic clay very stiff
0,4 12 Inorganic clay very stiff
0,6 12 Inorganic clay very stiff
0,8 17 Inorganic clay very stiff
1 18 Inorganic clay very stiff
1,2 19 Inorganic clay very stiff
1,4 13 Inorganic clay very stiff
1,6 22 Inorganic clay very stiff
1,8 30 Inorganic clay very stiff
2 30 Inorganic clay very stiff
2,2 40 Inorganic clay very stiff
2,4 50 Inorganic clay very stiff
2,6 55 Inorganic clay very stiff
2,8 70 Inorganic clay very stiff
3 70 Inorganic clay very stiff
3,2 100 Inorganic clay very stiff
3,4 60 Inorganic clay very stiff
3,6 65 Inorganic clay very stiff
3,8 90 Inorganic clay very stiff
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 33

Lokasi 7

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,2 0 Inorganic clay very stiff
0,4 15 Inorganic clay very stiff
0,6 15 Inorganic clay very stiff
0,8 15 Inorganic clay very stiff
1 11 Inorganic clay very stiff
1,2 20 Inorganic clay very stiff
1,4 30 Inorganic clay very stiff
1,6 40 Inorganic clay very stiff
1,8 40 Inorganic clay very stiff
2 40 Inorganic clay very stiff
2,2 50 Inorganic clay very stiff
2,4 50 Inorganic clay very stiff
2,6 45 Inorganic clay very stiff
2,8 40 Inorganic clay very stiff
3 40 Inorganic clay very stiff
3,2 47 Inorganic clay very stiff
3,4 57 Inorganic clay very stiff
3,6 150 Inorganic clay very stiff
3,8 200 Inorganic clay very stiff


Lokasi 8

Depth qc
Soil Prediction
(m) (kg/cm2)
0,2 25 Inorganic clay very stiff
0,4 30 Inorganic clay very stiff
0,6 11 Inorganic clay very stiff
0,8 11 Inorganic clay very stiff
1 10 Inorganic clay very stiff
1,2 20 Inorganic clay very stiff
1,4 45 Inorganic clay very stiff
1,6 35 Inorganic clay very stiff
1,8 20 Inorganic clay very stiff
2 11 Inorganic clay very stiff
2,2 60 Inorganic clay very stiff
2,4 80 Inorganic clay very stiff
2,6 120 Inorganic clay very stiff
2,8 120 Inorganic clay very stiff
3 150 Inorganic clay very stiff
3,2 200 Inorganic clay very stiff
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 34

Dari hasil plotting data sondir ke dalam chart milik Schmertmann, jenis tanah
disemua lokasi adalah sama atau homogen yaitu inorganic clay very stiff

4.3 Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
)
Dari hasil klasifikasi tanah dengan menggunakan Metode Schmertman,
kita dapat mencari nilai Daya Dukung Ijin tanah (q
a
) pada lokasi penelitian. Nilai
Daya Dukung ijin tanah tersebut didapat dicari dengan menggunakan beberapa
nilai yang ditentukan dari hasil penelitian di lapangan, antara lain :
1. q
c
= Tahanan konus rata rata pada kedalaman B sampai dengan
2B di bawah pondasi (kg/cm
2
).
2. J HP = J umlah hambatan lekat atau biasa disebut dengan Total
Friction (kg/cm
2
).
3. Safety Factor = Nilai Safety Factor (SF) yang diambil dalam
penelitian ini adalah 2.
Dari nilai-nilai diatas kita bisa mendapatkan nilai P Ultimate dengan
menggunakan rumus Metode Langsung atau Direct Cone...(1) untuk
mendapatkan nilai yang kita cari yaitu Daya Dukung Ijin tanah (q
a
).
Dalam penelitian ini kami menggunakan asumsi bahwa pondasi dangkal
berbentuk bujur sangkar atau persegi, sehingga kami menggunakan 4 (empat)
variasi lebar, yaitu 0,5m, 1m, 1,5m, dan 2m, yang akan digunakan untuk
menentukan nilai Daya dukung ijin tanah (q
a
).
Berikut ini adalah Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung
Ijin (q
a
) di 3(tiga) Lokasi penelitian :







Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 35
4.3.1 Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
)
Di lokasi Kost Putri, Jl. Pawiyatan Luhur, Semarang.
4.3.1.1 Grafik dengan B = 0,5
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.1 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 8,5 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 159,00 kg/cm
2









Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 36
Pada Lokasi 2 :
Gambar 4.2 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 8,5 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 276,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 37
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.3 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 20,53 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 461,73 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 38
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.4 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 20,87 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 303,33 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 39
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.5 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 12,77 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 67,67 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 40
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.6 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 31,5 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 167,33 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 41
4.3.1.1 Grafik Komparasi Kost Putri B = 0,5 m

Gambar 4.6.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)














Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 42
4.3.1.2 Grafik dengan B = 1 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.7 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 4,5 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 87,00 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 43
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.8 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 4,50 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 148,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 44
Pada lokasi 3 :

Gambar 4.9 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 10,93 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 242,53 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 45
Pada Lokasi 4:

Gambar 4.10 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 11,27 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 163,33 kg/cm
2













Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 46
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.11 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 7,97 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 35,67 kg/cm
2













Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 47
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.12 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 19,50 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 95,33 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 48
4.3.1.2.1 Grafik Komparasi Kost Putri B = 1 m

Gambar 4.12.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)














Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 49
4.3.1.3 Grafik dengan B = 1,5 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.13 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 3,17 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 63,00 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 50
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.14 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 3,17 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 105,33 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 51
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.15 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 7,73 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 169,47 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 52
Pada Lokasi 4 :


Gambar 4.16 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 8,07 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 116,67 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 53
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.17 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 6,37 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 25,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 54
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.18 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 15,50 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 71,33 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 55
4.3.1.3.1 Grafik Komparasi Kost Putri B = 1,5 m

Gambar 4.18.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)














Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 56
4.3.1.4 Grafik dengan B = 2 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.19 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 2,50 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 51,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 57
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.20 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 2,5 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 84,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 58
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.21 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 6,13 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 132,93 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 59
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.22 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)
Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 6,47 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 93,33 kg/cm
2














Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 60
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.23 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 5,57 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 19,67 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 61
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.24 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 13,50 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 59,33 kg/cm
2













Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 62
4.3.1.4.1 Grafik Komparasi Kost Putri B = 2 m

Gambar 4.24.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Kost Putri)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 63
4.3.2 Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
)
Di lokasi Jl. Teuku Umar, Semarang
4.3.2.1 Grafik Dengan B = 0,5 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.25 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 18,93 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 737,00 kg/cm
2







Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 64
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.26 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 21,03 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 289,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 65
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.27 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 35,33 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 866,33 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 66
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.28 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 28,10 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 1121,00 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 67
4.3.2.1.1 Grafik Komparasi Jl. Teuku Umar B = 0,5 m

Gambar 4.28.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 68
4.3.2.2 Grafik Dengan B = 1 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.29 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 10,12 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 381,00 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 69
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.30 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 11,43 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 157,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 70
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.31 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 19,33 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 442,33 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 71
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.32 : Grafik hubungan D Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 15,30 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 575,00 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 72
4.3.2.2.1 Grafik Komparasi Jl. Teuku Umar B = 1 m

Gambar 4.32.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 73
4.3.2.3 Grafik Dengan B = 1,5 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.33 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 7,20 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 262,33 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 74
Pada lokasi 2 :

Gambar 4.34 : Grafik hubungan D Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 8,23 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 113,00 kg/cm
2













Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 75
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.35 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 14,00 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 301,00 kg/cm
2









Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 76
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.36 : Grafik hubungan Depth Vs q
a

( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 11,03 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 390,33 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 77
4.3.2.3.1 Grafik Komparasi Jl. Teuku Umar B = 1,5 m

Gambar 4.36.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 78
4.3.2.4 Grafik Dengan B = 2 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.37 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 5,73 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 203,00 kg/cm
2








Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 79
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.38 : Grafik hubungan Depth Vs q
a

( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 6,63 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 91,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 80
Pada Lokasi 3 :


Gambar 4.39 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 11,33 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 230,33 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 81
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.40 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 0,20 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 299,00 kg/cm
2










Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 82
4.3.2.4.1 Grafik Komparasi Jl. Teuku Umar B = 2 m

Gambar 4.40.1 : Grafik komparasi hubungan
Depth Vs q
a
( lokasi : Jl. Teuku Umar)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 83
4.3.3 Grafik Hubungan Kedalaman (Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
)
Di lokasi Henricus Constant, Unika Soegijapranata, Semarang
Khusus Untuk Penelitian di lokasi Henricus Constant Unit B, Universitas
Katholik Soegijapranata, Kami menggunakan data penelitian milik Hartanto, D
(2008) yang berjudul Studi Kasus Tanah di Jenis Tanah Kepasiran di Jl.
Pawiyatan Luhur, Semarang karena adanya keterbatasan data yang kami miliki.
4.3.3.1 Grafik dengan B = 0,5 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.41 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 0,467 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 4,50 kg/cm
2




Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 84
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.42 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 2,667 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 11,250 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 85
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.43 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 0.367 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 26,250 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 86
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.44 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,167 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 22,500kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 87
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.45 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 0,633 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 2,00 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 88
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.46 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 2,875 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 7,875 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 89
4.3.3.1.1 Grafik Komparasi Henricus Constant B = 0,5 m

Gambar 4.46.1 : Grafik komparasi Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 90
4.3.3.2 Grafik dengan B = 1 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.47 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 2,220 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 6,000 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 91
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.48 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 4,125 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 13,125 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 92
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.49 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 0,613 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 28,438 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 93
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.50: Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,269 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 24,750 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 94
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.51 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,025 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 2,500 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 95
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.52 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 5,203 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 10,500 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 96
4.3.3.2.1 Grafik Komparasi Henricus Constant B = 1 m

Gambar 4.52.1 : Grafik komparasi Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)













Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 97
4.3.3.3 Grafik dengan B = 1,5 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.53 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 2,960 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 7,500 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 98
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.54 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 5,167 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 15,000 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 99
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.55 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,089 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 15,625 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 100
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.56 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,906 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 27,000 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 101
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.57 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)
Keterangan gambar :
Nilai q
a
minimum : 1,586
Nilai q
a
maksimum : 3,000
Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,586 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 3,000 kg/cm
2









Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 102
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.58 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)


Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 6,938 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 13,125 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 103
4.3.3.3.1 Grafik Komparasi Henricus Constant B = 1,5 m

Gambar 4.58.1 : Grafik komparasi Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 104
4.3.3.4 Grafik dengan B = 2 m
Pada Lokasi 1 :

Gambar 4.59 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 3,700 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 4,500 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 105
Pada Lokasi 2 :

Gambar 4.60 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 4,125 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 11,250 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 106
Pada Lokasi 3 :

Gambar 4.61 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,682 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 26,250 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 107
Pada Lokasi 4 :

Gambar 4.62 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 2,120 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 22,500 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 108
Pada Lokasi 5 :

Gambar 4.63 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 1,369 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 2,000 kg/cm
2











Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 109
Pada Lokasi 6 :

Gambar 4.64 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Dari hasil grafik hubungan antara Kedalaman ( Depth) Vs Daya Dukung Ijin (q
a
),
kita dapat mengetahui bahwa nilai q
a
minimum adalah 7,875 kg/cm
2
dan nilai q
a

maksimum adalah 8,672 kg/cm
2












Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 110
4.3.3.4.1 Grafik Komparasi Henricus Constant B = 2 m

Gambar 4.64.1 : Grafik komparasi Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 111
4.4 Tabel nilai Daya Dukung Ijin (q
a
) hasil dari plotting grafik Depth
( D)Vs Daya Dukung ijin (q
a
)

4.6.1 Tabel nilai Daya Dukung Ijin (q
a
) hasil dari plotting grafik Depth
( D)Vs Daya Dukung ijin (q
a
) di lokasi Kost Putri

Dari Tabel diatas, maka kita dapat mengetahui pada lokasi penelitian di daerah
Kost Putri diperoleh nilai q
a
max =303,33 Kg/cm
2
dengan B =0,5 m sedangkan
nilai q
a
min =2,50 Kg/cm
2
dengan B =2 m.








KOST PUTRI, B = 0,5 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 8,5 159,00
s2 8,5 276,00
s3 20,53 461,73
s4 20,87 303,33
s5 12,77 67,67
s6 31,5 167,33
KOST PUTRI, B = 1 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 4,50 87,00
s2 4,50 148,00
s3 10,93 242,53
s4 11,27 163,33
s5 7,97 35,67
s6 19,50 95,33
KOST PUTRI, B = 1,5 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 3,17 63,00
s2 3,17 105,33
s3 7,73 169,47
s4 8,07 116,67
s5 6,37 25,00
s6 15,50 71,33
KOST PUTRI, B = 2 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 2,50 51,00
s2 2,50 84,00
s3 6,13 132,93
s4 6,47 93,33
s5 5,57 19,67
s6 13,50 59,33
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 112
4.6.2 Tabel nilai Daya Dukung Ijin (q
a
) hasil dari plotting grafik Depth
( D)Vs Daya Dukung ijin (q
a
) di lokasi Henricus Constant


Dari Tabel diatas, maka kita dapat mengetahui pada lokasi penelitian di daerah
Henricus Constant diperoleh nilai q
a
max =28,438 Kg/cm
2
dengan B =1 m
sedangkan nilai q
a
min =0,367 Kg/cm
2
dengan B =0,5 m.











Henricus Constant, B = 0,5 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 0,467 4,50
s2 2,662 11,25
s3 0,367 26,25
s4 1,167 22,50
s5 0,633 2,00
s6 2,875 7,875
Henricus Constant, B = 1 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 2,220 6,00
s2 4,125 13,125
s3 0,613 28,438
s4 1,269 24,750
s5 1,025 2,500
s6 5,203 10,500
Henricus Constant, B = 1,5 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 2,960 7,500
s2 5,167 15,000
s3 1,089 15,625
s4 1,906 27,000
s5 1,586 3,000
s6 6,938 13,125
Henricus Constant, B = 2 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 3,700 4,500
s2 4,125 11,250
s3 1,682 26,250
s4 2,120 22,500
s5 1,369 2,000
s6 7,875 8,672
Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 113
4.6.3 Tabel nilai Daya Dukung Ijin (q
a
) hasil dari plotting grafik Depth
( D)Vs Daya Dukung ijin (q
a
) di lokasi Jl. Teuku Umar

Teuku Umar B = 0,5 m Teuku Umar B = 1,5 m


Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
) Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 18,93 737,00 s1 7,20 262,33
s2 21,63 289,00 s2 8,23 113,00
s3 35,33 866,53 s3 14,00 301,00
s4 28,10 1121,00 s4 11,03 390,33
Teuku Umar B = 1 m Teuku Umar B = 2 m
Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
) Titik q
a
min (Kg/cm
2
) q
a
max (Kg/cm
2
)
s1 10,12 381,00 s1 5,73 203,00
s2 11,43 157,00 s2 6,63 91,00
s3 19,33 442,33 s3 11,33 230,33
s4 15,30 575,00 s4 6,20 299,00

Dari Tabel diatas, maka kita dapat mengetahui pada lokasi penelitian di daerah J l.
Teuku Umar diperoleh nilai q
a
max = 1121,00 Kg/cm
2
dengan B = 0,5 m
sedangkan nilai q
a
min =5,73 Kg/cm
2
dengan B =2 m.
Dari ketiga lokasi penelitian diatas, kita dapat melihat bahwa nilai Daya
Dukung Ijin tanah (q
a
) pada setiap lokasi tidak sama, nilai q
a
maksimum yang
didapat dari tabel diatas adalah 1121,00 kg/cm
2
dan nilai q
a
minimum yang
didapat adalah 0,367 kg/cm.
Kelebihan Dari Metode Direct Cone yang kami gunakan adalah Metode
ini memiliki karakteristik yang simpel karena hanya membutuhkan dua data
lapangan dari uji CPT atau sondir yaitu nilai q
c
( Tahanan ujung konus rata rata )
dan J HP ( J arak hambatan Lekat) atau yang biasa disebut Total Friction. Setelah
itu dilakukan pengolahan data menggunakan Metode Direct Cone...(1) untuk
mendapatkan nilai Daya Dukung Ijin Tanah (q
a
) yang dicari.





Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 114
4.5 Penerapan Grafik dalam Perhitungan beban Pondasi Dangkal
Contoh penggunaan Grafik :
Direncanakan pondasi dangkal di Unika Soegijapranata yaitu Henricus
Constant Unit B, bangunan 2 lantai untuk gedung kuliah, maka dalam
perencanaan kita dapat menentukan lebar (B) pondasi.
Asumsi : Diambil lebar (B) 1,5 m dan diletakan pada kedalaman (depth) 50 cm

Gambar 4.65 : Grafik hubungan Depth Vs q
a
( lokasi : Henricus Constant, Unika Soegijapranata)

Sehingga dari bacaan pada grafik kita dapat mengambil nilai q
a
yaitu : 5,167
kg/cm2. J adi perhitungan beban yang diijinkan pada pondasi dangkal dengan
rumus :
A q Q
a
* =

Q =beban ijin pondasi . kg
q
a
=bearing capacity .kg/cm2
A =luas telapak pondasi, karena berbentuk persegi maka diambil luasan
(1,5 x 1,5) m


Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 115
Maka Q =5,167 *150 * 150 =116257,5 kg =116,2575 Ton
Bila dipakai pondasi lajur yaitu dihitung per-meter panjang, maka
Q =5,167 *150 * 1 =775,05 kg =0,775 Ton






























Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 116
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dalam penelitian kali ini, penulis dapat menarik beberapa kesimpulan
setelah melakukan pengolahan data, antara lain :
1. Uji Sondir merupakan Uji in situ atau uji langsung di lapangan yang
sampai sekarang masih dipergunakan untuk menentukan parameter
parameter tanah dalam perencanaan suatu pondasi.
2. Nilai Daya Dukung Ijin Tanah (qa) diperlukan untuk mengetahui
besarnya beban (Q) yang direncanakan pada suatu pondasi.
3. Pada lokasi penelitian di daerah Kost Putri diperoleh nilai q
a
max =
303,33 Kg/cm
2
dengan B =0,5 m sedangkan nilai q
a
min =2,50
Kg/cm
2
dengan B =2 m.
4. Pada lokasi penelitian di daerah Henricus Constant diperoleh nilai
q
a
max =28,438 Kg/cm
2
dengan B =1 m sedangkan nilai q
a
min =
0,367 Kg/cm
2
dengan B =0,5 m.
5. Pada lokasi penelitian di daerah J l. Teuku Umar diperoleh nilai q
a
max
=1121,00 Kg/cm
2
dengan B =0,5 m sedangkan nilai q
a
min =5,73
Kg/cm
2
dengan B =2 m.
6. Dari ketiga lokasi penelitian diatas, kita dapat melihat bahwa nilai
Daya Dukung Ijin tanah (q
a
) pada setiap lokasi tidak sama, nilai q
a
maksimum yang didapat dari tabel diatas adalah 1121,00 kg/cm
2
dan
nilai q
a
minimum yang didapat adalah 0,367 kg/cm.
7. Dengan B =0,5 m sampai dengan B =1 m didapatkan nilai Daya
Dukung maksimum.
8. Penggunaan Sistem Pondasi Dangkal biasanya digunakan pada jenis
tanah yang memiliki lapisan tanah keras dan daya dukung ijin yang
tidak melebihi kedalaman 6 m.


Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 117
9. Apabila sebelum mencapai lapisan tanah keras tetapi daya dukung ijin
tanah pada lokasi tersebut sudah memenuhi, maka perencanaan
pondasi cukup dilakukan pada kedalaman dimana daya dukung tanah
tersebut sudah memenuhi syarat.
5.2 Saran
1. Penelitian yang kami lakukan ini hanya pada 3 (Tiga) lokasi,
sementara kawasan Pawiyatan Luhur mencakup daerah depan Lippo
Bank sampai ke Universitas 17 Agustus, sehingga pada lain
kesempatan mungkin dapat dilakukan penelitian tentang daya dukung
ijin dengan menggunakan metode metode yang berbeda.
2. Dalam penentuan lebar dimensi Pondasi Dangkal sebaiknya nilai daya
dukung ijin tanah sesuai dengan ketentuan agar tidak terjadinya
kerusakan pada bangunan dikemudian hari karena faktor penurunan
tanah.





















Perpustakaan Unika
Laporan Tugas Akhir
Hubungan Rasio Kedalaman Dan Lebar Pondasi Dangkal Serta Daya Dukung Ijin Pondasi
Menggunakan Data CPT (Cone Penetrometer Test )





Edward Effendi 04.12.0013
Andrey Reidesy W. 04.12.0018 118
DAFTAR PUSTAKA


Bowles, 1996, Analisa dan Disain Pondasi, Jilid 1, Erlangga.
Coduto,D.P.,1994,Foundation Design Principles And Practices, Prentice Hall, Inc.
GEC (Geotechnical Engineering Centre), In situ Testing, Laboratorium
Mekanika Tanah, Universitas Parahyangan, Bandung.
Hartanto, 2008, Studi Kasus Tanah di Jenis Tanah Kepasiran di Jl. Pawiyatan
Luhur, Semarang, Universitas Katholik Soegijapranata, Semarang.
Laboratorium Unika Soegijapranata, 2002-2006, Hasil pengolahan Data CPT pada
lokasi Kost Putri, Teuku Umar, Henricus Constant Unit B.
Rahardjo, 2000, Paulus, Interpretasi dan Aplikasi Uji Sondir untuk Perancangan
Pondasi, Geotechnical research centre, Universitas Parahyangan, Bandung.
Robertson, 1997 ,Cone Penetration Testing in Geotechincal Practice,
Blackie Academic & Profesional.




Perpustakaan Unika

Perpustakaan Unika

Perpustakaan Unika

Anda mungkin juga menyukai