Anda di halaman 1dari 3

Bagaimana pengobatan diare yang tepat?

Prinsipnya pengobatan diare ada dua, pertama cegah jangan sampai dehidrasi dengan oralit dan banyak minum (rehidrasi). Dua, atasi penyebabnya, karena salah makan kasi enzim, kalau bakteri diberikan anti amuba, kalau jamur diberikan anti jamur, karena radang diberikan anti radang. Anak : Orangtua tidak perlu panik jika anaknya diare. Lihat dahulu kondisi anak, apakah ada gejala dehidrasi. Komplikasi diare adalah dehidrasi yaitu kekurangan cairan. Dehidrasi ini berbahaya. Jika ada tanda-tanda dehidrasi, sebaiknya segera dibawa ke dokter. Kalau tidak ada, anak dapat dirawat di rumah. Terdapat 3 keadaan akibat dehidrasi, yaitu: 1. Tanpa dehidrasi (kehilangan cairan <5% Berat Badan). Tandanya anak tetap aktif, keinginan untuk minum seperti biasa karena rasa haus tidak meningkat, kelopak mata tidak cekung, buang air kecil (BAK) sering. 2. Dehidrasi ringan sedang (kehilangan cairan 5-10% Berat Badan). Tandanya anak gelisahatau rewel, anak ingin minum terus karena rasa haus meningkat), kelopak mata cekung, BAK mulai berkurang. 3. Dehidrasi berat (kehilangan cairan >10% Berat Badan). Tandanya anak lemas atau tidak sabar, tidak dapat minum, kelopak mata sangat cekung, pada uji cubit kulit kembali lebih dari 2 detik. Agar lebih mudah gunakan kulit perut. Kalau anak diare, orang tua tidak kepikiran untuk menimbang anaknya. Secara klinis dapat dibedakan. Untuk menilai kondisi dehidrasi pada anak ada 4 parameter yang bisa digunakan yaitu aktivitas, rasa haus, kelopak mata, buang air kecil, dan uji turgor atau uji cubit. Lihat kelopak mata anak, apakah cekung atau tidak. Anak harus kencing dalam waktu 6-8 jam, jika lebih dari 8 jam tidak kencing maka dehidrasi ringan. Untuk anak yang lebih besar batas kencingnya 12 jam. Uji cubit paling gampang dilakukan pada kulit perut, kulit harus kembali dalam 2 detik. Kapan anak yang diare dibawa ke dokter? Jika tanpa dehidrasi, anak tidak perlu buru-buru dibawa ke dokter. Meskipun tergolong dehidrasi ringan tapi jika anak muntah setiap kali minum, sebaiknya langsung dibawa ke dokter karena akan menjadi dehidrasi berat. Paling tidak diberikan obat muntahnya. Anak juga harus segera dibawa ke dokter jika ada demam, muntah setiap kali makan dan minum, adanya darah dan lendir dalam tinja. Hal ini karena ada kemungkinan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang memerlukan pertolongan dokter.

Anak yang diare jangan diberi air putih. Orangtua bisa memberikan cairan khusus untuk anak, tapi jangan minum oralit dewasa karena osmolaritasnya tinggi, kandungan natriumnya tinggi malah pada anak-anak malah memicu diarenya. Jika di rumah hanya ada oralit, maka bubuk oralit dewasa diencerkan 2 kali lipatnya. Jadi, yang seharusnya 250 cc dapat diencerkan menjadi 500 cc. Cairan khusus anak ini tidak perlu diencerkan lagi tapi langsung diminum dari botol dan dapat diperoleh di apotek. Setelah segel botol dibuka, maka dalam 24 jam cairan tersebut harus dihabiskan Diare adalah mekanisme tubuh mengeluarkan racun, bakteri virus,. Anak-anak tidak boleh dihentikan diarenya, karena menghambat pergerakan usus. Seolah-lah diarenya berhenti tapi di dalam masih berlangsung. Efek sampingnya usus lecet. Tindakan yang penting adalah diberikan cairan lebih dari biasanya. Berikan cairan khusus anak yang mengandung elektrolit untuk mencegah terjadinya dehidrasi. Anak yang diare jangan hanya diberi air saja, sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit (natrium, kalium) dan kalori. Anak jangan dipuasakan. Makanan harus tetap diberikan tapi hindari sayuran karena serat susah dicerna sehingga bisa meningkatkan frekuensi diarenya. Buah-buahan juga dihindari kecuali pisang dan apel karena mengandung kaolin, pektin, kalium yang berfungsi memadatkan tinja serta menyerap racun. Orangtua bisa membuat cairan elektrolit dengan melarutkan 1-2 sendok makan gula dan garam seujung sendok teh kedalam air putih satu gelas. Untuk kalori bisa diberikan air tajin, 1 sdm tepung beras 100 cc air dimasak sampai mendidih. Obat yang boleh diberikan hanya absorben seperti norit, golongan smectite yang berfungsi menyerap racun. Bisa juga diberikan biakan bakteri hidup seperti lactobacillus. Antibiotik diberikan hanya pada kasus yang terbukti ada infeksi bakteri misalnya penyakit kolera yang disebabkan Vibrio cholerae, penyakit disentri yang disebabkan parasit yaitu amuba dengan ciri-ciri fesesnya bau sekali, ada lendir, darah, anaknya merasa sakit sekali saat mau BAB. Untuk membuktikan infeksi bakteri dilakukan dengan pemeriksaan feses rutin. Lebih tepat dengan kultur tinja pada diare melanjut lebih dari seminggu kemungkinan bakteri. Kultur tinja dapat diuji di laboratorium dimana saja. Hasilnya baru keluar setelah 1 minggu dan biayanya cukup mahal, lebih dari Rp. 100.000. Perlu dicermati, jika diare hanya berupa air saja dan ampasnya sedikit, itu menunjukkan ke arah infeksi virus sehingga tidak perlu antibiotik.

Apakah pencegahan diare? Umumnya di kota-kota besar keracunan makan penyebab utama timbulnya diare pada orang dewasa, sedangkan di daerah disebabkan persediaan air minum /bersih yang terbatas. Jadi pencegahan diare dengan memperhatikan kualitas kebersihan makanan. Saat ini, udara panas dimana banyak lalat beterbangan, juga debu-debu pembawa kuman. Selektiflah dalam mengkonsumsi makanan. Jagalah makanan dalam keadaan baik misal masukkan ke kulkas karena makanan yang di luar mudah terkontaminasi. Anak : Mencuci tangan, anak harus diajarkan untuk mencuci tangannya, sedangkan pada bayi sering dilap tangannya. Jaga kebersihan makanan minuman, berikan ASI eksklusif minimal 6 bulan karena ASI mengandung immunoglobulin, imunisasi campak karena campak bisa sebabkan diare dengan bersarang di mukosa

Anda mungkin juga menyukai