Anda di halaman 1dari 10

Menurut

definisi WHO atau Badan

Kesehatan

Dunia,

yang

digolongkan sebagaibayi premature atau bayi yang lahir lebih awal dari jadwal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan belum mencapai 37 minggu, atau yang berat badan lahirnya < 2500 gram.

Bayi Premature dan Vaksin Source: Google free image

Kita juga tahu bagaimana kondisi fisik bayi premature, seperti misalnya bayi ini akan lebih rentan terhadap penyakit dan terhadap penyakit infeksi khususnya, juga masalah tumbuh kembang bayi premature, misalnya : Angka harapan hidup bayi premature :

Bila berat badan > 800 gram, maka harapan hidupnya sekitar 90%. Bila berat badan > 500 gram, maka harapan hidup adalah 50%. Bila usia bayi < 28 minggu, maka harapan hidup adalah 80%.

Bayi premature akan lebih rentan terhadap :

Respiratory

distress

syndrome,

yaitu

gangguan

pernafasan pada bayi premature karena fungsi paru paru yang masih kurang sempurna

Terjadinya hypoglikemia (kadar normal) dan neonatus

gula

darah zat

dibawah warna

jaundice (kelebihan

empedu, sehingga bayi tampak kuning).

Sekitar 10 15% kasus Cerebral Palsy (yaitu kelainan bawaan yang menyangkut kemampuan gerak dan fungsi motorik anak) dan Ketulian bawaanakan terjadi pada bayi premature

Dalam perkembangaan psikologi dan tingkah laku, maka bayi premature mempunyai kecenderungan gampang bertingkah terganggu overaktif, sendiri bertindak impulsive,

perhatiannya, kurang tekun dan kurang bisa mengatur diri

Sekitar

8.9%

bayi

premature

akan

menderita ADHD (Attention Deficit Hyperactive Disorder) Sehingga untuk bayi yang lahir premature, apakah premature karena usia kehamilan yang tidak mencapai 38 minggu atau berat badan waktu lahirnya yang rendah < 2500 gram, akan memerlukan perhatian lebih dan perawatan yang lebih intensif dibandingkan untuk bayi yang lahir cukup bulan bukan premature. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan adalah imunisasi atau vaksinasi untuk bayi yang premature. Karena pada bayi premature ada anggapan bahwa hamppir semua organ tubuh vitalnya belum berfungsi sepenuhnya saat dilahirkan dibandingkan dengan bayi yang lahir cukup bulan, termasuk fungsi dari sistim pertahanan tubuhnya yang belum berkembang dan berfungsi maksimal, sehingga bila diberikan vaksinasi maka respon sistim imunologinya tidak akan maksimal, akibatnya jumlah atau titer antibody

yang diproduksi akan jauh kurang dengan jumlah titer yang diharapkan, yang dapat memberi perlindungan dan menangkal kuman atau virus penyebab penyakit. Alasan lain untuk menunda vaksinasi untuk bayi premature adalah pertimbangan segikeamanan vaksin untuk bayi premature. Sebagai konsekuensinya, pada masa itu, maka bayi premature belum kita berikan vaksinasi atau imunisasi, tetapi kita akan menunggu dan menunda vaksinasi ini hingga tiba saatnya, yaitu bila berat badan telah mencapai minimal atau > dari 2000 g, dimana kita menganggap bahwa sistim imunologinya telah cukup matang. Tetapi dengan menunda vaksinasi untuk bayi premature, seringkali bayi tersebut telah mendapatkan infeksi kuman atau virus dari lingkungan dan orang dewasa sekitarnya sehingga terjadi penyakit dengan segala akibatnya yang cukup serius bagi bayi yang premature ini. Maka akhir-akhir ini ada pendapat, yang juga didukung oleh bukti ilmiah, bahwa kitatidak perlu menunda waktu vaksinasi atau imunisasi bagi bayi yang lahir premature, karena meskipun lahir premature, sistim pertahanan tubuh atau sistim imunologi tubuh akan berfungsi normal dan mampu memproduki antibody yang cukup untuk melindungi dari penularan penyakit infeksi yang dapat kita cegah dengan vaksniasi. Beberapa Premature:

Hal Penting Tentang Vaksinasi Untuk Bayi

Lama kehamilan dan berat badan bayi sewaktu lahir bukan masalah penghambat vaksinasi bayi premature Bayi premature yang lahir pada waktu hamil yang < 37 minggu, atau bayi yang lahir dengan berat badan < 2500 gram, dapat diberikan semua jenis vaksinyang

direkomendasikan untuk bayi lahir normal, dengan beberapa pengecualian saja.

Data

ilmiah

membuktikan

bahwa

vaksinasi

masih

menghasilkan respons, meskipun rendah, bila harus diberikan pada bayi yang lahir < 29 minggu dan berat badan < 1500 gram

Dosis vaksin yang diberikan untuk bayi prremature adalah sama dengan dosis vaksin yang diberikan untuk bayi yang lahir normal.

Bayi premature yang lahir sebelum waktunya ataupun yang lahir dengan berat badan rendah, mempunyai daya toleransi terhadap vaksin yang hampir sama dengan bayi yang lahir normal, dengan kata lain, semua jenis vaksin yang diberikan untuk bayi normal ini adalah cukup aman untuk bayi premature

Pada

bayi

premature, vaksin, kali

karena

terbatasnya berbagai

tempat macam bayi

menyuntikkan

pertimbangkan vaksinasi B) dapat berisi

pemakaian vaksin

kombinasi (satu

antigen untuk berapa penyakit infeksi, misalnya vaksin DTP/Hib/Polio/Hepatitis diberikan untuk premature, dengan efektifitas dan keamanan vaksin yang sama dengan bayi normal

Bayi premature sangat rentan terhadap penyakit infeksi, maka dianjurkan untuk memberi vaksinasi seperti Tdap, MMR dan influenza untuk ibu sang bayi dan orang dewasa yang berada serumah atau sekitar bayi tersebut (strategi cocoon vaksin Tdap), sehingga memberikan proteksi untuk

bayi

premature

tersebut

meskipun

vaksinasinya

belum

lengkap diberikan (herd immunity / kekebalan kelompok) Jenis Vaksin dan Jadwal Vaksinasi Untuk Bayi Premature Seperti yang dikemukakan tadi, bahwa jenis vaksin untuk bayi premature tidak ada perbedaan dengan jenis vaksin yang diberikan kepada bayi yang lahir normal, juga dosis vaksin pemberian adalah persis sama dengan dosis vaksin untuk anak yang lahir normal. Vaksin DTP (DTaP dan DTwP), type B (vaksin Hib), vaksin Haemophilus vaksin Pneumonia Influenza Conjugate suntik IPV, influenza, Dokter Anak

Vaccines (PCV7, PCV10 dan PCV13), vaksinPolio

vaksin Rotavirus (Rotarix dan RotaTeq) juga vaksin vaksinasi yang direkomendasikan oleh IDAI (Ikatan

semua jenis vaksin ini bisa diberikan kepada bayi premature dengan jadwal Indonesia) atau juga oleh The Advisory Committee on Immunization Practices (ACIP) USA, dan American Academy of Pediatrics (AAP). Jadwal Imunisasi Vaksin Hepatitis B Untuk Bayi Premature Bayi Berat Badan Bayi Berat Badan Status HBsAg Ibu Lahir >/= 2000 g Lahir < 2000 g Dosis 1 Hepatitis B Dosis 1 Hepatitis B vaksin dalam 12 jam vaksin dalam 12 jam pertama sejak lahir pertama sejak lahir HBIG dalam 12 jam HBIG dalam 12 jam pertama sejak lahir pertama sejak lahir Dosis 2 Hepatitis B Dosis 2 Hepatitis B vaksin 1-2 bulan vaksin 1-2 bulan HBsAg Positif kemudian kemudian Dosis ke3 Hepatitis B Dosis ke3 Hepatitis B vaksin 6 bulan vaksin 6 bulan kemudian kemudian Periksa antigen Periksa antigen HBsAg dan titer HBsAg dan titer

antibody HBsAg setelah selesai vaksinasi lengkap :

antibody HBsAg setelah selesai vaksinasi lengkap :

Bila HBsAg negatif dan Bila HBsAg negatif dan titer Antibody HBsAg titer Antibody HbsAg 10 mIU/mL, maka bayi 10 mIU/mL, maka bayi sudah terlindung dan sudah terlindung dan tidak perlu tindakan tidak perlu tindakan medis lagi medis lagi Bila HBsAg negatif tetapi titer antibody HBsAg 10 mIH/mL, maka ulangi vaksinasi lengkap sesuai jadwal anjuran Bayi dengan HBsAG positif memerlukan perawatan medis dan evaluasi kemungkinan penyakit hati khronis Segera periksa status HBsAg Ibu : Dosis ke1 Hepatitis B vaksin dalam 12 jam pertama sejak lahir Berikan HBIG (dalam waktu 7 hari) jika HBsAg ibu POSITIF Dosis 2 Hepatitis B vaksin 1-2 bulan kemudian Dosis ke3 Hepatitis B Status HBsAg Tidak vaksin 6 bulan Jelas kemudian Bila HBsAg negatif tetapi titer antibody HBsAg 10 mIH/mL, maka ulangi vaksinasi lengkap sesuai jadwal anjuran Bayi dengan HBsAG positif memerlukan perawatan medis dan evaluasi kemungkinan penyakit hati khronis Segera periksa status HBsAg Ibu : Dosis ke1 Hepatitis B vaksin dalam 12 jam pertama sejak lahir Berikan HBIG (dalam waktu 7 hari) jika HBsAg ibu POSITIF Dosis 2 Hepatitis B vaksin 1-2 bulan kemudian Dosis ke3 Hepatitis B vaksin 6 bulan kemudian

HBsAg Negatif Catatan :

Dosis ke1 Hepatitis B vaksin dalam 12 jam pertama sejak lahir Dosis 2 Hepatitis B vaksin 1-2 bulan kemudian Dosis ke3 Hepatitis B vaksin 6 bulan kemudian

Dosis ke1 Hepatitis B vaksin dalam 12 jam pertama sejak lahir Dosis 2 Hepatitis B vaksin 1-2 bulan kemudian Dosis ke3 Hepatitis B vaksin 6 bulan kemudian

Hepatitis B immune globulin (HBIG) adalah : Zat antibody yang diperoleh dari orang donor yang mempunyai titer antibody terhadap virus hepatitis B yang tinggi, setelah diproses dengan baik, dipergunakn untuk memberikan perlindungan jangka pendek terhadap orang yang terpapar dan terinfeksi dengan virus hepatitis B, misalnya bayi yang dilahirkan dari ibu pembawa virus hepatitis B, atau tenaga kesehatan yang terpapar dengan bahan darah dan serum penderita penyakit hepatitis B, suami isteri yang pasangannya menderita sakit hepatitis B, juga Petugas Pemadam Kebakaran, Anggota Tentara, Petugas Pemeriksa Mayat. Karena HBIG hanya memberikan perlindungan jangka pendek saja yaitu sekitar 3 minggu, maka sangat dianjurkan segera B dengan memberikan vaksinasi aktif anti hepatitis

menggunakan vaksin Hepatitis B, untuk mereka yang mempunyai resiko tinggi bisa tertular dengan virus dan penyakit hepatitis B tadi

Bayi Premature dan Vaksin Source: Google free image

Waspadai Imunisasi pada Kondisi Tertentu


Bayi Prematur Vaksinasi harus diberikan dan mulai pada usia kronologis serta sesuai jadwal untuanak cukup bulan.

Imunisasi hepatitis B diberikan bila berat badan mencapai 2000 gramatau lebih, tetapi bila ibu mempunyai B hepatitis surface antigen positif maka segeradiberikan vaksinasi hepatitis B dan imunoglobulin anti hepatitis B bersamaan dalamwaktu 12 jam tanpa mempertimbangkan berat badan bayi. Penderita dengan daya tahan tubuh menurun atau Imunokompromais (infeksi HIV. penyakait kanker, anak kurang gizi berat) Pasien HIV mempunyai resiko lebih besar untuk mendapatkan infeksi sehinggadiperlukan imunisasi, walaupun respons terhadap imunisasi tidak akan optimal atau kurang.

Vaksin Kuman Mati Vaksin pneumokok dan vaksin Haemophilus influenza tipe B (Hib)Penderita HIV mempunyai resiko untuk mendapatkan infeksi dengan kuman pneumokok dan H.influenza tipe B sehingga dianjurkan untuk diberikan secepatnya. Hanya 37%mempunyai kekebalan setelah vaksinasi dengan Haemophilus influenza tipe B sehinggadiperlukan vaksinasi ulangan.. Vaksin influenza Respons imun yang timbul oleh vaksin influenza adalah sel T dependent maka penderitaHIV yang lamjut tidak berguna diimunisasi dengan vaksin ini. Vaksin toksoid tetanus, difteri dan polio virus mati (IPV) Respons imun yang dihasilkan akan sama dengan anak normal apabila diberikan padastadium dini walaupun terdapat vaksin difteri kurang sehingga diperlukan pemberianulangan terutama di daerah endemik atau bila penderita HIV berkunjung ke daerah yangendemis difteri.

Vaksin Hepatitis B Anak yang mendapat infeksi HIV dari ibu penderita HIV tidak akan mendapatkanrespons imun yang baik bila diberikan imunisasi hepatitis B tetapi bila belum terinfeksiHIV, dan mempunyai antibodi HIV akan berespons lebih baik terhadap vaksinasihepatitis B. Vaksin Kuman Hidup Vaksin campak Penderita HIV yang mendapat infeksi campak mempunyai prognosis buruk dan fatal.Respons imunisasi campakadalah baik bila diberikan di bawah umur 1 tahun, walaupunantibodi yang timbul cepat menghilang dan hanya 52% yang masih mempunyai efek antibodi setelah 1 tahun imunisasi sedangkan bila diberikan imunisasi efek samping tidak ada. Vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG) Penderita HIV mempunyai resiko untuk mendapat infeksi tuberkulosis. Vaksinasi BCGdapat menimbulkan infeksi tuberkulosis di kemudian hari, sedangkan efek perlindunganvaksinasinya masih diragukan sehingga tidak dianjurkan untuk vaksinasi BCG terutamadi negara yang maju, sedangkan di negara yang masih tinggi insiden tuberkulosisnya,WHO menganjurkan untuk tetap diberikan vaksinasi BCG. Vaksin Kum polio oral (OPV), vaksin varciella-zooster, yellow fever Tidak diperbolehkan untuk memberikan OPV, vaksin varciella dan yellow fever pada penderita HIV karena OPV dapat melumpuhkan

Anda mungkin juga menyukai