Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Judul Penelitian NUGGET GAMBAS (Luffa acutangula Fructus) BERKHASIAT ANTIDIABETES 1.

2 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin hari semakin pesat membuka banyak pengetahuan baru di berbagai bidang keidupan. Insting, akal, dan kemampuan pikir manusia yang tak terbatas membuatnya mampu merevolusi kehidupan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Diseluruh belahan dunia saat ini terjadi revolusi kehidupan dari yang primitif atau tradisional menjadi modern. Tak dapat dipungkiri bahwa Indonesia pun saat ini juga sedang mengalami modernisasi diseluruh aspek kehidupan dari sebuah proses yang begitu dahsyat yakni globalisasi. Globalisasi sejatinya telah masuk ke segala sendi-sendi kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan mulai menggeser nilai, norma, dan budaya asli masyarakat lokal. Derasnya arus globalisasi yang tak dapat dibendung tidak hanya berdampak positif tetapi juga menimbulkan banyak masalah di bidang ekonomi, sosial, budaya, politik, bahkan sampai gaya hidup. Contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia yang dulunya senang mengkonsumsi makananmakanan tradisional khas Nusantara, kini lebih menyukai makanan-makanan cepat saji ala barat seperti spageti, burger, steak, pizza, hot dog, chiken nugget, dan lain-lain. Hal ini juga tidak terlepas dari pola hidup masyarakat Indonesia yang konsumtif dan serba instan. Banyak penelitian dan study tentang dampak-dampak negatif makanan cepat saji yang menjelaskan bahwa pola hidup yang instan dengan makanan cepat saji memiliki andil besar menyebabkan penyakit-penyakit kronis seperti kanker, hipertensi, gagal ginjal, gagal jantung, diabetes, dan lain-lain.

Berangkat dari permasalahan diabetes yang begitu pesat pertumbuhannya di Indonesia, kami tergerak untuk menciptakan solusi pencegahan dan pengobatan diabetes yang aman dikonsumsi oleh segala kalangan. Melihat latar belakang Indonesia yang kaya akan sumber daya hayati, dan dapat dimanfaatkan sebagai obat-obat herbal. Dengan memadukan kearifan lokal dan konsep modern makanan cepat saji, kami akan menghasilkan sebuah trobosan baru di bidang kesehatan berupa makanan berkhasiat antidiabetes. 1.3 Rumusan Masalah menjadi sediaan nugget? 1.3.2 Apakah sediaan nugget buah gambas (Luffa acutangula L Fructus) berkhasiat antidiabetes? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini memiliki tujuan antara lain: 1.4.1 Mengolah buah tanaman gambas (Luffa acutangula L Fructus) menjadi sediaan nugget. 1.4.2 Menguji aktivitas antidiabetes buah tanaman gambas (Luffa acutangula L Fructus) setelah diolah menjadi sediaan nugget. 1.5 Luaran Yang Diharapkan Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini berupa artikel tentang penelitian ini yang memberikan informasi kesehatan dan tentunya sangat berguna bagi pengobatan antidiabetes, serta mengembangkan pemanfaatan obat herbal dan nutrasetika di tanah air.

1.3.1 Bagaimana mengolah buah tanaman gambas (Luffa acutangula L Fructus)

1.6

Kegunaan Penelitian Kegiatan penelitian ini diharapakan akan memberi manfaat kepada

masyarakat luas khususnya penderita diabetes. Sediaan nugget ini dapat mengatasi diabetes dan mengurangi efek samping penggunaan obat-obat sintetik yang selama ini beredar. Diharapkan sediaan nugget ini kelak akan menjadi solusi dan alternatif pengobatan diabetes yang efektif, praktis, mudah dikonsumsi, serta aman, karena berupa nutrasetika yang dikonsumsi seperti mengkonsumsi makanan pada umumnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Alam ini diciptakan bagi manusia dan kehidupannya, tak terkecuali telah dikaruniai pula alam ini dengan tanaman berkhasiat obat, seperti Indonesia yang sebenarnya gudang tanaman obat di dunia. Ribuan jenis tanaman tumbuh subur hampir disetiap kepulauan di Indonesia. Namun kebanyakan diantaranya belum dimanfaatkan, tidak hanya untuk kepentingan ekspor, tetapi juga untuk mendorong produksi obat-obatan dalam negeri. Kurang lebih 30.000-40.000 jenis tanaman hidup di Indonesia dan dapat dimanfaatkan sebagai obat (Nafsiah, 2000). Saat ini berbagai penelitian tentang tanaman obat telah banyak dilakukan oleh para peneliti. Para peneliti di bidang kesehatan lebih banyak melakukan penelitian dalam hal analisis kandungan kimia dan efek farmakologisnya. Dengan mengetahui kandungan kimia dan efek farmakologi dari tanaman digunakan untuk fitoterapi berupa obat herbal (Agromedia, 2008). Banyak tanaman dan makanan menurunkan kadar glukosa darah melalui berbagai mekanisme. Meskipun diabetes tipe 1 (diabetes mellitus bergantung insulin) harus dikontrol dengan injeksi insulin, diabetes tipe 2 (diabetes tak bergantung insulin) merespon baik terhadap perbaikan diet dan obat hipoglikemia. Fitomedis juga turut berperan dan sangat populer di Negara-negara seperti India, Cina, Korea, dan lain-lain. Beberapa produk tanaman bekerja dengan cara menghambat absorpsi glukosa dari usus sehingga mencegah kenaikan gula darah yang dapat terjadi setelah makan (Heinrich, 2010). Hiperglikemia timbul akibat berkurangnya insulin sehingga glukosa darah tidak dapat masuk ke sel-sel otot, jaringan adipose atau hepar dan metabolismenya juga terganggu. Dalam keadaan normal, kira-kira 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme sempurna menjadi CO2 dan air, 5% diubah menjadi glikogen dan kira-kira 30-40% diubah menjadi lemak. Pada DM semua proses tersebut terganggu, glukosa tidak dapat masuk ke sel hingga energy utama diperolah dari metabolisme lemak dan protein (Suherman, 2009). Berdasarkan jurnal penelitian Antidiabetic And Antihyperlipidemic Activity

Of Luffa acutangula Fruit Extracts In Streptozotocin Induced niddm Rats. Terhadap pemanfaatan buah tanaman gambas (Luffa acutangula Fruit) yang pemanfaatan ekstrak metanol dan ekstrak air memberikan hasil penghamabtan alpha glukosidase yang berefek baik pada penurunan kadar glukosa dalam darah yang diamati dengan pembanding Acarbose sebagai obat glucosidase inhibitor. Hasil uji terhadap HbA1c yang merupakan uji spesifik terhadap kadar glukosa yang berikatan terhdap sel darah yang mengakut gluoksa ke jaringan. Kadar HbA1c pada keaadan normal ialah 0.51 0.03 mg/dl, pencapaian oabt glibenklamid sebagai pembanding ialah 0.59 0.04 mg/dl. Hasil yang baik oleh ektrak methanol pada konsentrasi 400 mg/kg adalah 0.61 0.02 mg/dl, sedangkan ektark air adalah 0.68 0.02 mg/dl. Keadaan ini cukup baik karena mendekti rentang normal setelah diinduksi oleh Streptozocin, STZ yang nilai HbA1c ialah 0.78 0.03 mg/dl (Pimple, 2011). Luffa acutangula (L) Roxb. Var. Amara adalah tumbuhan herba menjalar dengan batang bersulur. Daun berbentuk oval dengan 5-7 lobata. Bunga berwarna kuning jantan berbentuk gugusan, betina berbentuk solitary peduncle dan beralur. Panjang buah kurang lebih 5-15 cm. Saat tua buah menyusut. Biji berbentuk elips. Komposisi nutrisi per 100 gram, bagian buah sayuran yang dapat dimakan adalah 54% protein 1.2 mg, flat 0.1 mg, karbohidrat 0.2 mg, serat 3,3 mg, asamorganik 0.11 mg meliputi 0.6 mg mineral seperti 14 mg Ca, 160 mg K, 14 Mg, 0 gm Na, 0.2 mg, Zn 0,05 mg, riboflavin 0,01 mg, niasin 0,2 mg, C 18 mg (Dande, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metodologi Untuk melihat khasiat nugget buah gambas ini berkhasiat sebagai antidiabetes, dilakukanlah dengan dua metode yaitu dengan menggunakan kit glukosa dan metode GOD-PAP. Menggunakan kit glukosa. Kadar glukosa darah diukur dengan menggunakan glukosameter accutrend GCT. Sampel darah diteteskan pada strip kemudian dipasang pada alat glukosameter dan ditunggu 12 detik, hingga terbaca kadar glukosa darah pada alat. Sampel yang digunakan adalah seluruh komponen darah tikus atau whole blood. Pelaksanaan Pengujian dilakukan dengan cara, hewan uji dipuasakan 16 jam sebelum pemberian sediaan uji. Dilakukan pengambilan darah awal kemudian hewan diberikan larutan uji peroral. Pada pengamatan kadar glukosa darah 24 jam dilakukan pengambilan darah diulangi pada menit ke 30, 60, 120, dan 180 setelah pemberian sediaan uji, sedangkan pada pengamatan glukosa darah selama 14 hari dilakukan pengambilan darah pada hari ke 4, 8, 12, dan 14. Penentuan kadar glukosa darah dilakukan dengan metode GOD-PAP. Perlakuan terhadap cuplikan darah segera setelah penyuntikan (kecuali untuk penentuan pencapaian kondisi diabetes tikus, dicek dengan alat glukotes digital). Darah ditampung dengan tabung sentrifugasi lalu disentrifugasi selama 4 menit denagn kecepatan 12000 rpm untuk memperoleh serum. Penentuan glukosa darah dilakukan secara enzimatis dengan metode GOD-PAP diikuti penentuan secara kalorimetri. Pada pembentukan senyawa berwarna 0,02 mL serum darah ditambah 0,2 mL larutan deproteinase dan disentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit. Pada 0,1 supernatan ditambah 2 mL pereaksi GOD-PAP. LArutan dikocok, diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit lalu diukur serapan larutan uji pada panjang gelombang 546 nm (Suharmiati, 2000).

3.2

Alat dan Bahan Peralatan yang digunakan selama penelitian ini dibagi menjadi 3 jenis yaitu

3.2.1 Alat peralatan yang digunakan untuk membuat ekstrak buah gambas, peralatan untuk penentuan kadar glukosa darah, dan peralatan untuk memproduksi nugget. a. Peralatan Pembuatan Nugget Dalam proses pembuatan nugget ini alat yang dibutuhkan adalah pisau, baskom, kompor, panci, wajan, sendok, dan cobek. b. Peralatan Penetapan Kadar Glukosa Darah Dalam Proses penetapan kadar glukosa darah diperlukan alat-alat Spektrofotometer UV-VIS, glukosa meter Accu, centrifuge, pipet, gelas kimia, dan pipet volume. 3.2.2 Bahan Bahan yang digunakan terdiri dari dua bagian yaitu bahan untuk bahan untuk menentukan kadar glukosa darah dan bahan untuk pembuatan nugget gambas. Untuk pembuatan nugget buah gambas adalah buah gambas segar, tepung, telur, bumbu, air, dan lain-lain. Untuk penentuan kadar glukosa darah adalah sediaan nugget buah gambas, pereaksi GOD-PAP dan hewan uji tikus putih (Rattus norvegicus). 3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Pembuatan Sediaan Nugget 3.3.2 Pengujian Terhadap Hewan Uji a. Glukosameter 1) Tikus dikelompokkan menjadi 5 kelompok dosis 2) Tikus yang telah siap diuji, diinduksi 1 mL glukosa standar 3) Setelah 5 menit pemberian glukosa standar, diberi suspensi nugget secara peroral 4)

b. Metode GOD BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 4.1 Anggaran Biaya No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4.2 Reagen GOD PAP Jenis Pengeluaran 4 Buah Baskom 5 Buah Pisau 1 Set Cobek Sewa Sektrofotometri 5 Kg Buah Gambas segar 3 Kg Tepung terigu 2 lusin telur Bumbu masak (5 macam) Hewan Uji (tikus putih) Biaya (Rp) Rp 400.000 Rp 500.000 Rp 100.000 Rp 350.000 Rp 20.000/Kg buah = 5 x Rp 20.000 = Rp 100.000 Rp 150.000 Rp 150.000 Rp 200.000 Rp 100.000/ ekor = 20 ekor x Rp 100.000 = Rp 2.000.000 Rp 500.000/ 50 mL = 100 mL

Jadwal kegiatan Bulan April Minggu ke-

No Nama Kegiatan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 Perencanan Kegiatan Pembuatan Objek Pengujian Laboratorium Evaluasi Program Penyempurnaan Program

Penyusunan Laporan

DAFTAR PUSTAKA Dande, V.S. 2012. Antimicrobial Activity And Pharmacognostic Study Of LuffaAcutangula(L) RoxbVarAmara On Some Deuteromycetes Fungi. International Journal of Science Innovations and Discoveries, Vol 2 No 1 Heinrich, dkk. 2010. Farmakognosi dan Fitoterapi. EGC: Jakarta. Nafsiah, Siti. 2000. Prof Hembing Pemenang The Star Of Asia Award . Prestasi Insan Indonesia: Jakarta. Pimple, b.p. 2011. Antidiabetic And Antihyperlipidemic Activity Of Luffa Acutangula Fruit Extracts In Streptozotocin Induced Niddm Rats . Asian Journal Of Pharmaceutical And Clinical Research Vol 4 No 2. Redaksi Agro Media. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. PT Agromedia Pustaka: Jakarta. Suharmiati. 2000. Pengujian Bioaktivitas Anti Diabetes Mellitus Tumbuhan Obat. Cermin Dunia Kedokteran. no.8: 8-13. Suherman, Suharti K. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai