Anda di halaman 1dari 8

Proyeksi Oblik Anterior Kiri Pada proyeksi oblik anterior (Left Anterior Oblique / LAO), keseluruhan aorta desendens

dapat terlihat dengan baik. Biasanya notch terlihat di antara aorta dan jantung. Hal ini terbentuk pada bagian atas oleh aurikula atrium kanan. Bagaimana pun juga derajat kemiringan pasien menentukan proyeksi jantung pada proyeksi LAO. Ketika vena pulmoner menurun sepanjang aorta bersama dengan arteri pulmoner, tampakan proyeksi tidak akan tampak jelas pada foto. Area lusens antara kedua struktur tersebut dikenal dengan aortic window (dalam CT scan dikenal dengan aorticopulmonary window). Arteri pulmoner kiri biasanya terlihat pada posisi oval cross section, seperti melewati bronkus. Di posterior, serabut vaskuler nampak lebih jelas di antara gambaran radiolusen trakea. Di antara bangunan ini dan tulang belakang, tergantung derajat oblisitas, menunjukkan struktur kranial kiri. Hanya pada batas posterior pada aorta desendens aorta toraksik akan nampak. Aurikula atrium kiri terletak di bawah bronkus kiri dan membentuk suatu bagian atas dari siluet jantung kiri. Gambaran besar bayangan jantung kiri mengarah ke bawah ke aurikula atrium kiri yang mengarah ke ventrikel kiri. Di bawah arteri pulmoner, segemen pendek siluet jantung terbentuk oleh atrium kiri. Derajat kejernihan vertebra torakalis dengan batas posterior ventrikel tergantung dari derajat oblisitas, seperti terbentuknya bnayangan jantung karena aspek posterior dan superiornya. Pada kedua proyeksi oblik, vena pulmoner inferior terlihat dengan baik saat memasuki atrium. Bayangan gambar terletak beberapa sentimeter di bawah dan agak posterior ke arah bayangan arteri pulmoner. Arteri dan vena selalu menyambung ke paru berarah berlawanan dengan proyeksinya. Terminologi pinggang jantung digunakan (pada proyeksi postero-anterior) untuk mendetonasikan bagian siluet kardiovaskuler di mana pembuluh darah besar dan jantung bertemu. Kemunculan lebar pinggang jantung tergantung dari predominansi dari vena cava superior, aorta desendens proksimal, dan arteri pulmoner utama dengan bagian distal ventrikel kanan dan atrium kiri. Dengan pembesaran struktur-struktur ini, ukuran pinggang jantung bertambah. Arkus vena azigos sering nampak sebagai bayangan oval yang memiliki ukuran maksimal 10 mm pada posisi pasien berdiri. MRI memberikan hasil yang maksimal terhadap anatomi kardiovaskuler. Penggunaan MRI 3D (gambar 12-31) untuk mengilustrasikan komponen anatomis jantung dan pembuluh darah besar.

VARIASI NORMAL YANG MEMPENGARUHI KONTUR JANTUNG Pengaruh Konstisunional.

Umumnya pengukuran ukuran jantung dihubungkan dengan ukuran dada. Pada dada yang sirkuler, dilihat dalam potongan melintang, kontur jantung juga berbentuk sirkuler. Jika populasi dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan bentuk dada, maka dibagi menjadi: 1. Astetik grup, mediastinumnya panjang dan luas, diafragma rendah, dan siluet kardiak nampak panjang dan lebar. Bayangan aorta nampak prominen. Bentuk jantung seperti ini disebut pendulus hearts. 2. Pada individu pyknic, bayangan mediastinum nampak lebar dan pendek. Diafrgama tinggi. Jantung nampak seperti busur bertranversi dengan diafragma yang tinggi. Bentuk ini mengindikasikan jantung yang horizontal atau trasnversal. 3. Athelik. Ukuran jantung mendekati batas atas normal. Bentuk jantung umumnya lebih bulat dan bentuk ini tidak ditemukan pada kedua bentuk lainnya. Usia. Usia adalah faktor penting dalam pengaruh ukuran dan bentuk jantung serta struktur mediastinum. Pada anak, bentuk jantung lebih bulat (globuler) dan menunjukkan diferensiasi pada usia dewasa. Pada neonatus, diameter transversus besar diabndingkan dengan diameter dinding dada. Hal ini mungkin karena masih adanya timus dan timus terekspos dalam foto. Batas mediastinal kanan berbentuk kurva, dan tonjolan aorta tidak nampak jelas. Bayangan timus membuat batasan jantung menjadi kurang akurat. Menginjak dewasa, lama kelamaan bayangan timus akan hilang selaras dengan hilangnya timus karena proses diferensiasi pematangan sel darah putih. Bayangan aorta biasanya mulai nampak pada usia awal 20-an. Seiring dengan bertambahnya usia, terjadi dimunisi gradual jantung pada pinggang jantung dan tendensitas aorta mengalami pemanjangan. Posisi Tubuh Posisi tubuh juga menentukan perubahan siluet kardiovaskuler. Perubahan posisi berdiri ke terlentang akan berpengaruh pada pelebaran kontur dasar jantung. Pada pernapasan dalam terdapat periode pendek terdapat perubahan diameter jantung, jantung akan nampak seperti pendulum. Dengan manuver valsava, pembuluh besar akan nampak karena pembuluh terisi. Hal ini perlu dianggap penting di mana pemeriksaan dengan valsava manuver pada jantung adalah untuk membedakan struktur vaskular dan non-vaskular, dengan mengisi vaskuler saat inspirasi penuh. Siklus Jantung Siklus jantung juga dapat menentukan bentuk dan ukuran jantung dalam derajat yang kecil. Pengukuran ukuran jantung saat sistol dan diastol untuk mengetahui ukuran maksimum dan ukuran minimum jantung dengan teleroentgenogram yang dilakukan selama siklus jantung. Selama siklus jantung, terjadi perubahan ukuran yakni sekitar 0,3 cm 0,9 cm.

Perubahan Ukuran jantung tidak sepenuhnya terlalu signifikan akibat perubahan siklus jantung ini. Pernapasan Posisi diafragma akan berpengaruh pada ukuran dan kontur jantung secara signifikan, tidak hanya akibat perubahan usia dan pernapasan, tapi juga karena distensi abdominal atau penyakit intra-abdominal. Kehamilan Kehamolan secara signifikan memberikan perubahan pada ukuran jantung seperti halnya pembuluh darah pulmoner. Diafragma akan terelevasi, dan akan terjadi hipervolemi, dengan itu terjadi perubahan ukuran jantung. Terjadi juga peningkatan vaskularitas paru. Penyebab Lain Perubahan Ukuran Jantung Perubahan bentuk dan ukuran jantung dikaitkan dengan deformitas thoraks dan malnutrisi. Kelainan patologis pada pleura akan mengubah posisi jantung. Deformitas toraks seperti pectus excavatum dan pectus carinatum, mengubah posisi dan kontur jantung. Perubahan ini mungkin akibat dari kiposis dan vertebra torakalis. Pectus excavatum membuat posisi jantung lebih anterior dari posisi mulanya. Kiposkoliosis menghasilkan rotasi jantung ke arah depan, arah yang berlawan dengan scoliosisnya. Microcardia nampak pada pasien yang mengalami malnutrisi, penyakin Addisons, dan adanya karsinomatosis.

GAMBARAN ABNROMALITAS PADA ROENTGEN Gambaran abnormalitas jantung pada pemeriksaan roentgen dapat dinilai dari: 1. Ukuran 2. Bentuk dan kontur 3. Posisi 4. Densitas 5. Ada struktur lain yang berimplikasi pada jantung 6. Fungsi 7. Perubahan akibat terapi 8. Perubahan dengan hubungannya dengan waktu.

Sejak ukuran jantung diperlihatkan secara umum, seperti perubahan akibat penyakit jantung, perubahan ukurannya harus dideskripsikan. Kontur dan ukuran jantung diperhitungkan dengan: 1. Ruang jantung 2. Efek dari satu atau lebih ruang jantung pada abnormalitas pembuluh. Meningkatkan densitas seperti pada kalsifikasi. 3. Hipertensi 4. Perubahan radiologis pada kardimiopati. Perubahan densitas pada bayangan jantung adalah tanda yang penting mengenai perikardiumnya. Seringkali ukuran, bentuk, dan densitas siluet kardioperikardial dengan pemeriksaan konvensional, tapi dengan CT dan MRI telah membuka cakrawala baru dalam pemeriksaan. Perubahan radiologis pada sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmoner memberikan perubahan juga pada fungsi jantung. DETERMINASI UKURAN JANTUNG Peningkatan ukuran jantung kerat kaitannya dengan penyakit jantung. Pengukuran jantung merupakan metode akurat untung memperhitungkannya. Hal ini berkaitan dengan volume relatif jantung. Long Diameter (L) Diameter panjang adalah jarak antara apeks ventrikel kiri dan ujung kecil pada batas kanan jantung antara atrium dan vena kava superior. Broad Diameter (B) Broad diameter adalah diameter terbesar bayangan jantung per diameter panjang. Anterioposterior Diameter (D) Anterioposterior Diameter adalah dimensi terbesar siluet jantung pada sudut pandang lateral. Dari itu dapat dapat diukur ukuran jantung relatif yakni dengan: RHV = 0,42 x L x B x D / Luas permukaan badan.

ABNORMALITAS PADA UKURAN DAN BENTUK RUANG JANTUNG 1. Pelebaran atrium kiri

Perubahan ini secara primer dikarenakan oleh penyakit katup mitral atau kegagalan ventrikel kiri. Kelainan katup mitral terjadi pada penyakit jantung rematik, dan juga bisa karena kelainan kolagen seperti lupus eritematosus. Pelebaran atrium kiri dapat dilihat dengan baik pada proyeksi posteroanterior, oblik anterior kanan, atau lateral. Pada proyeksi PA, tanda awalnya jantung kanan akan nampak gambaran dobel-kontur pada bayangan jantung kanan. Pada pembesaran atrium kiri yang moderat, batas atrium kanan dibentuk oleh atrium kiri. Esofagus biasanya mengalami perubahan posisi, terutama dilihat dari proyeksi PA. Pada dilatasi atrium kiri dengan penyebab selain penyakit jantung rematik, kemunculan prominens atrium tidak nampak. Bronkus kiri akan berpindah posisi ke arah posterior tergantung dari derajat pembesarannya. Pada proyeksi anterior oblik, esofagus bergeser ke kanan, dan pada proyeksi lateral, esofagus berubah posisi ke arah posterior pada regio atrium kiri. Pada proyeksi kiri anterior, jendela aorta nampak terobliterasi oleh karena pembesaran secara masif dari atrium kiri. Pada proyeksi lateral, bronkus kiri terletak lebih posterior, indikasi pelebaran atrium kiri. Normalnya, trakea dan bronkus kanan saling menutupi satu sama lain. Bronkus kiri akan nampak dengan adanya pembesaran dari atrium kiri. Pembesaran atrium yang ringan hanya akan memperlihatkan bayangan siluet tambahan pada jantung. Pembesaran yang moderat akan menunjukkan tanda pembesaran ventrikel kiri atau kanan. Dilatasi masif atrium kiri dikaitkan dengan perubahan kontur jantung misalnya pada dilatasi ventrikuler. Seluruh kelainan jantung kanan disebabkan oleh karena gangguan pada atrium kiri. Hal ini nampak dari konveks dan membesar di antara batas atrium kanan. Pada proyeksi lateral, batas jantung posterior terletak jauh di bawah bagian anterior vertebra. 2. Pembesaran ventrikel kiri Hipertrofi yang terisolasi pada dinding atrium kiri merupakan mekanisme adaptasi awal dari peningkatan resistensi pembuluh darah menuju ventrikel. Hal ini tidak nampak pada pemeriksaan radiologis. Hipertensi awal tidak akan mengibah ukuran dan bentuk jantung. Peningkatan tekanan ventrikel kiri memberikan hasil berupa elongasi dan dilatasi. Ventrikel kiri di antara apeksnya dan katup aorta berpengaruh pada fenomena ini. Kontur jantung kiri akan lebih nampak konveks. Mengukur pembesaran ventrikel kiri dilakukan dengan proyeksi PA, oblik anterior kiri, dan lateral. Ketika ventrikel kiri membesar, ventrikel akan mengarah ke depan dan ke belakang. Seluruh bagian jantung kiri akan nampak lebih bulat. Apeks ventrikel kiri akan nampak dibelakang dan di sebelah kiri hemidiafragma dan mungkin akan terlihat di atas lambung. Pada posisi lateral kontur ventrikel kiri akan

nampak lebih ke belakang menuju refelski dari vena kava inferior dengan jarak lebih dari 18 mm. Pada proyeksi anterior kiri oblik, batas jantung akan nampak overlapping dengan vertebra lebih dari 1 cm. Pada proyeksi lateral, esifagus yang terisi barium akan berpindah ke arah belakang, karena ventrikel kiri yang membesar juga akan mengubah posisi atrium kiri. Pada pembesaran ventrikel kiri yang masif, ruang jantung akan mencapai dinding thoraks dan linea midaksila. Pembesaran ventrikel kiri terjadi akibat penyakit katup aorta dan mitral, kardiomiopati oleh karena berbagai etiologi, mengubah kontraktilitas ventrikel kiri, pada hipertensi sistemik, pada aortitis sipilis, dan gagal ventrikel kiri. 3. Pembesaran ventrikel kanan Perubahan struktur dikaitkan dengan hipertrofi predominan pada ventrikel kanan harus dibedakan dengan dilatasi ventrikel kanan predominan. Dengan kondisi peningkatan resistensi pulmoner (misalnya hipertensi pulmoner), beban primer terletak pada otot saat aliran keluar dari ventrikel. Mekanisme kompensasi untuk peningkatan kerja diakibatkan karena hilertrofi miokardium pada ventrikel kanan. Akibatnya akan terjadi pemanjangan traktus arteri pulmuner, dan pinggang jantung akan melebar. Pemanjangan aksis jantung ke kiri akan mengubah ventrikel lebih ke arah belakang. Perubahan posisi ini akan menyebabkan dilatasi pada aliran keluar, menyebabkan elevasi dan bentuk apeks akan menjadi lebih bulat. Ketika dilatasi primer ventrikel kanan terjadi, ditemukan terlebih dahulu masih prominen. Pinggang jantung melebar, arkus arteri pulmuner akan menonjol ke atas pad proyeksi PA. Seluruh perubahan ini akan menyebabkan bentuk yang lebih elips pada jantung jantung kiri mengasumsikan bentuk yang lebih bulat. Apeks jantung lebih berbentuk bulat. Penonjolan awal pada ventrikel kanan akan terlihat dengan baik pada proyeksi anterior kanan oblik dan juga pada posisi lateral. Proyeksi lateral ditandai dengan peningkatan jantung hingga dinding thoraks anterior. Pembesaran ventrikel ini akan mengangkat sternum dan ruang retrosternal berkurang pada lebar dan panjangnya. Batas jantung belakang lebih mengarah ke vertebra. Berkurangnya ukuran ruang retrosternal mengindikasikan pelebaran jantung sebelah kanan. Dilatasi jantung yang terisolasi pada ventrikel kanan jarang terjadi. Hal ini terjadi sebagai awal kelainan lesi katup, jika katup trikuspid mengalami kelainan, akan mengakibatkan insufisiensi trikuspid. Proses sekunder pelebaran ventrikel ditemukan pada elevasi panjang tekanan vena dan arteri pulmoner pada sikulasi yang lebih rendah, pada situasi yang mengarah pada pengurangan kontraktilitas miokardium, dan kegagalan ventrikel kanan. 4. Pembesaran atrium kanan

Proyeksi terbaik untuk melihat pembesaran atrium adalah PA, anterior kiri oblik, dan lateral. Pembesaran terisolir jarang ditemukan pada penyakit yang didapat. Biasanya hal ini ditemukan bersama dengan pembesaran atrium atau ventrikel yang difus. Pada proyeksi frontal,batas jantung kanan akan meluas ke kanan dan agak ke atas, tapi ini bukan tanda yang dapat dipercaya. Untuk dapat dilihat dengan baik, dilakukan floroskopi pada proyeksi anterior kiri oblik, dengan kemiringan paling tidak 45o, yang akan memperlihatkan pulsasi atrium kanan secara terang dari ventrikel kanan pada batas kanan jantung. Pada anterior kiri oblik, dengan pembesaran atrium kanan, tambahan anterior kanan akan menghasilkan bentuk yang lebih bulat pada batas jantung atas. Dengan dilatasi masif atrium kanan, seperti yang terjadi pada lesi kongenital jantung, batas jantung posterior melebar sepanjang esofagus yang terisi barium. Pada penggunaan kontras, ketika terjadi pembesaran ventrikel kiri akan membentuk batas jantung posterior, hal ini akan menyebabkan penonjolan keluar tidak hanya pada di bagian belakang tapi juga akan mengubah posisi esofagus ke belakang. Hal ini seringkali menyebabkan pembesaran atrium kanan dan menyebabkan regurgitasi trikuspid secara signifikan dikaitkan dengan lesi katup sisi kiri. Jarang dijumpai sindrom karsinoid dengan metastasis liver menyebabkan gangguan katup pulmonal dan trikuspid. Miksoma pada atrium kanan juga menyebabkan hal yang serupa.

ABNORMALITAS PADA UKURAN JANTUNG, BENTUK, DAN DENSITAS BERKAITAN DENGAN ABNORMALITAS KATUP 1. Stenosis Mitral. Ditandai dengan: a. Pembesaran atrium kiri dan atrium kiri, menjadi variasi dari derajat tanpa tanda pelebaran ventrikel b. Tanda dari hipertensi vena pulmoner tergantung dari derajat keparahan c. Biasanya terjadi hipertrofi ventrikel kanan Terjadinya hipertensi vena pulmoner bahkan jika pembesaran atrium kiri hanya ringan, adalah pengecilan ukuran miral. Pengecilan ukuran mitral akan berdampak pada peningkatan tekanan atrium kiri, hal ini akan mencetuskan perubahan hemodinamik pada kongesti vena pulmoner. Hasilnya sangat tipikal pada temuan radiologis. Katup mital ditandai dengan axis panjang yang vertikal dari jantung dengan elevasi apeks yang membulat, pelebaran dasar jantung menyebabkan pada pembesaran atrium kiri

Dilatasi atrium kiri dan pembuluh darah pulmoner mengubah konsistensi vena pulmoner dengan derjat yang bervarian Prominensi dari arteri pulmoner utama dan cabang proksimal, menyebabkan hipertensi sekunder sekunder.

Anda mungkin juga menyukai