Anda di halaman 1dari 9

BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Brokoli atau dengan nama latin Brassica oleraceae merupakan tanaman dari keluarga kubis-kubisan.Brokoli sangat bermanfaat bagi tubuh karena banyak mengandung vitamin A dan vitamin D.Brokoli termasuk ke dalam tanaman yang tidak tahan terhadap suhu tinggi, brokoli biasa ditanam di daerah dataran tinggi atau 700 mdpl.Brokoli juga tidak tahan terhadap pemberian air secara berlebihan, apabila tanaman medapat pasokan air yang berlebih maka daun brokoli akan bewarna kekuningan. Secara umum brokoli hamper sama dengan kubis.Bedanya bunga brokoli bewarna hijau yang terdiri dari ratusan bunga-bunga kecil (beet) yang membentuk rumpun yang rapat dan kompak, sedangkan kubis kurang rapat dan tidak kompak.Begitu pula dengan tangkai bunga brokoli lebih panjang dan masa tanam brokoli lebih lama dari pada kubis.

B. Tujuan Untuk mengetahui sejarah perkembangan Brokoli, jenis brokoli yang beredar dipasaran, daerah tumbuh, teknik budidaya, dan pengendalian hama penyakit tanaman brokoli, serta pemanenan dan teknik pasca panennya.

BAB II ISI A. Sejarah Tanaman Brokoli Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu tanaman yang tidak tahan oleh suhu tinggi.Brokoli merupakan tanaman yang berasal dari suku kubiskubisan (Brassicaceae).Tanaman ini sudah ada sejak zaman Yunani kuno dan sudah banyak dibudidayakan.Brokoli sediri diduga berasal dari daerah Laut Tengah. Tanaman brokoli berupa tumbuhan berbatang lunak diduga berasal dari Eropa, pertama kali ditemukan di Cyprus, Italia Selatan dan Mediterania 2000 tahun yang lalu dan pertama kali dibudidayakan di Italia, tepatnya di provinsi Calabria dan diberi nama Calabrese, namun tanaman brokoli sendiri sudah ada sejak zaman Yunani kuno. Di Amerika sendiri, tanaman brokoli mulai dikenal pada tahun 1920-an dan pertama kali dikembangkan oleh imigran yang berasal dari Itali di California.Mulai saat itu nama brokoli mulai mendunia.Nama brokoli ini sendiri diambil dari bahasa latin brachium yang berarti cabang atau lengan.Sedangkan di Indonesia sendiri, nama brokoli mulai dikenal sejak tahun 1970-an dan popular sebagai bahan pangan. Tanaman brokoli dapat diklasifikasikan sebagi berikut (taksonomi brokoli) : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae Kelas Ordo Suku Genus Spesies : Dicotyledoneae : Brassicales : Brassicaceae : Brassica : Brassica oleracea L. var. botrytis L

B. Jenis-Jenis Tanaman Brokoli Tanaman brokoli sendiri terdiri dari 3 janis yang sering dibudidayakan di dunia, yakni terdiri dari : Brokoli Romanesco

Brokoli jenis romanesco ini tumbuh di Italia, dan tumbuh mekar pada saat musim dingin.Penduduk local banyak menyerbu brokoli jenis ini pada musim dingin karena bentuknya yang besar dan untuk dijadikan sebagai persediaan pada musim semi.Brokoli jenis ini memiliki rasa dan tekstur hampir sama dengan kembang kol yakni renyah dan empuk. Brokoli Hijau Brokoli hijau merupakan jenis brokoli yang sering kita jumpai di pasar dengan cirri daun yang besar dan batang yang tebal.Brokoli hijau merupakan sumber alami asam float yang berfungsi mencegah kanker hati.

Brokoli Ungu Brokoli ini sangat khas, ditandai dengan warnanya bunganya ungu, dan memiliki daun seperti kembang kol namun lebih kecil. Brokoli jenis ini biasanya dijual di Spanyol, Italia, dan Inggris.

C. Sistim Budidaya Tanaman Brokoli Brokoli (Brassica oleracea L.) merupakan tanaman yang berasal dari daeah eropa yang menghendaki suhu dingin.Tanaman brokoli tidak dapat tumbuh bila suhu tinggi.Tanaman brokoli biasnya ditanam pada daerah yang memiliki ketinggian tempat 700 mdpl.Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka perluah melakukan teknik bududaya yang tepat agar tanaman brokoli dapat tumbuh, diantaranya : a) Syarat Tumbuh Tanaman brokoli menghendaki daerah sejuk dan dingin dengan suhu 15,5 - 18,00C dengan curah hujan 1000-1500 mm/tahun dan dengan ketinggian tempat 700 2000 mdpl. Brokoli akan mencapai tanah antara 5,5 6,5. Waktu tanam yang

pertumbuhan optimum pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus, dengan pH

baik bagi tanaman brokoli adalah pada awal musim hujan atau awal musim kemarau. Namun demikian brokoli dapat ditanam dengan pemeliharaan yang lebih intensif. b) Penyemaian Tanaman brokoli (Brassica oleracea L.) diperbanyak melalui biji. benih direndam dahulu dalam air hangat (50C) atau dalam larutan sepanjang tahun

Previcur N (1 cc/l) selama satu jam. Benih disebar merata pada bedengan pesemaian dengan media berupa campuran tanah dan pupuk

kandang/kompos (1:1) dan area persemaian ditutup dengan kasa ataupun plastic transparan agar menghindari serangan OPT. Setelah berumur 7-8 hari, bibit dipindahkan ke dalam polibag dengan media yang sama (tanah dan pupuk kandang steril). Penyiraman dilakukan setiap hari. Bibit siap ditanam di lapangan setelah berumur 3 4 minggu atau sudah memiliki empat sampai lima daun. c) Persiapan Lahan Lahan yang akan dijadikan tempat budidaya brokoli haruslah gembur agar pertumbuhan tanaman brokoli optimum.Apabila pH tanah kurang dari 5,5 maka berikan kapur.Pengapauran pengolahan tanah 3- 4 minggu ton/ha. d) Penanaman Jarak tanam yang dipakai adalah 50x50 cm untuk kultivar bertajuk lebar, 45x65 cm untuk kultivar tegak.Satu lubang tanam diisi dengan satu bibit tanaman. e) Penyulaman Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat dilakukan sampai sebelum tanaman kira-kira berumur 2 minggu. f) Pemupukan Pupuk yang diberikan pada tanaman brokoli dapat berupa pupuk kandang maupun pupuk kimia dengan komposisi sebagai berikut : diberikan pada saat

sebelum tanam dengan dosis 1,5

Sedangkan pupuk kandang sebanyak 30 ton/ha. Pupuk susulan diberikan pada umur 1,3,5 MST di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batang lalu ditimbun tanah. g) Perempalan Perempalan merupakan pemotongan tunas tanaman yang muncul disekitar ketiak daun yang dekat dengan calon bunga.Perempalan dimaksudkan agar pertumbuhan bunga lebih terfokus.Apabila kita menginginkan warna brokoli hijau terang,maka maka daun-daun tua tanaman diikat ke atas untuk menutupi bunga yang sedang tumbuh, fungsinya jelas yaitu melindungi bunga dari sinar matahari, namun apabila menginginkan warna hijau gelap maka bunga dibiarkan terbuka.

D. Hama Pada Tanaman Brokoli dan Teknik Pengendalian Pada dasarnya terdapat dua hama penting yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman brokoli, yaitu : I. Ulat Plutella Daur hidup hama ini sekitar 2-3 minggu dan stadia yang paling berbahaya yakni stadia larva.Larva menyerang permukaan daun dan melubangai danging daun sehingga daun berlubang dan terkadang hanya tinggal tulang daunnya saja. Pengendalian dapat dilakukan secara kimia maupun non

kimia.Pengendalaian dengan kimia yakni menggunakan Insektisida

selektif berbahan aktif Baccilu thuringensis, seperti Dipel WP.Sedangkan dengan cara non kimia dapat dilakukan secara kultur teknis dan secara hayati. II. Ulat Crocci Hama ini memiliki stadia hidup 22-32 hari.Hama ini menyerang krop tanaman hingga titik tumbuh, terdapat kotoran hama yang melekat pada daun sehingga membuat kualitas brokoli menurun.Pengendalian dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan insektisida selektif dan untuk pengendalian non kimia dapat dialakukan dengan cara kultur teknis.

Namun, ada baiknya bila menggunakan benih unggul yang telah bebas OPT sehingga penggunaan insektisida dapat diminamlisir, atau dengan perlakukan benih, seperti merendam benih di air panas (50 0C) atau didalam fungisida selama 15 menit.Selain itu, sanitasi pada kebun dan membuang tanaman yg sakit sehingga terhindar dari serangan OPT.

E. Kandungan Gizi Pada Brokoli Brokoli merupakan salah satu sayaran atau tanaman panagan yang banayak mengandung vitamin dan merupakan sumber gizi bagi manusia.Brikut kandungan gizi pada brokoli :

F. Manfaat Brokoli Bagi Kesehatan Selain banyak mengandung vitamin dan zat besi, brokoli juga memiliki manfaat terhadap tubuh.Berikut adalah manfaat brokoli terhadap kesehatan : Memperkecil resiko terjadinya kanker kerongkongan, perut, usus besar, paru, prostat, mulut dan payudara. Membantu menurunkan resiko gangguan jantung dan stroke. Mengurangi resiko terkena katarak. Membantu melawan anemia. Mengurangi resiko terkena spina bifida (salah satu jenis gangguan kelainan tulang belakang) Meningkatkan kemampuan tubuh untuk mengurangi toksin penyebab kanker (membantu tubuh melakukan detoksifikasi karsinogen, yang dapat mengurangi resiko berkembangnya kanker hati). Membantu meningkatkan respon imun. Meningkatkan produksi enzim protektif yang melindungi kulit terhadap kerusakan yang disebabkan sinar UV (lebih baik dari tabir surya) termasuk resiko terhadap kanker kulit. Mengurangi resiko kanker kandung kemih Membantu mengurangi resiko kanker prostat

G. Panen dan Pasca Panen

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Anda mungkin juga menyukai