Anda di halaman 1dari 14

Menurut Keputusan Menteri

Keuangan nomor: 359/KMK.06/2003, perpindahan perusahaan dari satu auditor ke auditor yang lain disebabkan karena adanya regulasi.

terdapat perbedaan antara auditor sebelumnya dengan perusahaan penawaran biaya audit yang lebih rendah perhatian auditor terhadap integritas manajemen dan kontrol internal auditor sakit, meninggal, pensiun terjadi merger atau akuisisi perusahaan penggantian susunan manajemen perusahaan konflik antara auditor dan klien atau masalah independensi, dll

Independensi auditor adalah sebuah sikap mental auditor yang diekspektasi oleh pengguna laporan keuangan dimiliki oleh auditor. Sikap mental ini mutlak harus ada pada diri auditor ketika ia menjalankan tugas pengauditan yang mengharuskan ia memberi atestasi atas kewajaran laporan keuangan kliennya.

rotasi secara wajib ketika auditor telah melakukan audit umum atas laporan keuangan harus dilakukan. Hubungan yang panjang akan memberikan aliran penghasilan kepada kantor akuntan dan secara alami hal ini membuat auditor akan berusaha mempertahankan kliennya, walau dengan risiko bahwa independensinya akan rusak.

Indonesia adalah salah satu negara

yang mewajibkan pergantian kantor akuntan dan partner audit diberlakukan secara periodik. Peraturan tentang pergantian ini sudah muncul pada tahun 2002 dalam bentuk keputusan Menteri Keuangan

Pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh KAP paling lama untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut dan oleh seorang Akuntan Publik paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturutturut.

(5) KAP yang telah memberikan jasa audit umum untuk 5 (lima) tahun buku berturut-turut atau lebih dan masih mempunyai perikatan audit umum untuk tahun buku berikutnya atas laporan keuangan dari suatu entitas pada saat berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, hanya dapat melaksanakan perikatan dimaksud untuk 1 (satu) tahun buku berikutnya

(6) Akuntan Publik yang telah memberikan jasa audit umum untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut atau lebih dan masih mempunyai perikatan audit umum untuk tahun buku berikutnya atas laporan keuangan dari suatu entitas pada saat berlakunya Keputusan Menteri Keuangan ini, hanya dapat melaksanakan perikatan dimaksud untuk 1 (satu) tahun buku berikutnya.

Pada tahun 2003, keputusan tahun 2002 diamandemen. Aturan mengenai perputaran kantor akuntan dan akuntan publik menegaskan bahwa audit umum atas laporan keuangan yang masih bisa dilakukan oleh kantor akuntan (akuntan publik) yang telah mencapai batas waktu lima (tiga) tahun berturut-turut adalah sampai dengan tahun buku 2003.

tahun 2008, Menteri Keuangan kembali menerbitkan peraturan terkait jasa akuntan publik

pemberian jasa audit umum menjadi enam tahun berturut-turut oleh kantor akuntan dan tiga tahun berturut-turut oleh akuntan publik kepada satu klien yang sama (pasal 3 ayat 1) akuntan publik dan kantor akuntan boleh menerima kembali penugasan setelah satu tahun buku tidak memberikan jasa audit kepada klien yang di atas (pasal 3 ayat 2 dan 3).

Implikasi dari peraturan-peraturan tersebut ada beberapa terhadap riset di bidang pengauditan. Pertama, peraturan tersebut memberi ruang bagi riset tentang perputaran akuntan dan perputaran akuntan publik secara wajib. Kedua, karena tahun 2003 adalah tahun terakhir bagi auditor yang telah mengaudit satu klien hingga batas waktu yang ditentukan sebelum berpindah, maka sejak tahun 2004 pergantian auditor telah terjadi.

Ketiga, peraturan menteri di tahun 2008 tersebut membuka peluang klien untuk kembali kepada auditor lama mereka setelah menjalani penyapihan selama satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai