PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG 2012
A. Pembiayaan Pembangunan Seperti yang kita ketahui setiap negara pasti terus menerus melakukan pembangunan guna mencapai negara yang lebih sejahtera dan maju,
pembangunan dilakukan juga oleh Indonesia selaku negara yang sedang berkembang. Adapun sumber pembiayaan pembangunan yang utama adalah berasal dari pajak tapi pajak bukan satu-satunya sumber pembiayaan pembangunan, ada sumber lainnya dan ada beberapa sumber juga yang dapat dijasikan sumber alternatif. Empat sumber konvensional untuk pembiayaan pembangunan adalah : 1. Sumber-sumber Domestik Sumber-sumber domestik untuk pembiayaan pembangunan yang secara garis besar dikategorikan bersumber dari pajak dan non pajak. Kajian mengenai sumber-sumber domestik untuk pembiayaan pembangunan menunjukkan bahwa ketersediaan dan mobilisasi sumber-sumber dana domestik, merupakan
persyaratan bagi pembentukan modal riil dan pada gilirannya pembagunan nasional. Pembangunan yang berkelanjutan hanya dapat dicapai jika sumbersumber dimobilisasi dan ditransformasikan secara efisien menjadi kegiatan produktif. Penciptaan sumber-sumber domesti untuk menabung dan menanamkan modal secara produktif merupakan landasan utama pembangunan yang berkelanjutan. 2. Investasi Asing Pembahasan lebih fokus pada penanaman modal asing sebagai salah satu komponen aliran modal yang masuk ke suatu negara menunjukkan bahwa penanaman modal asing merupakan aliran modal yang relatif stabil dan mempunyai resiko yang kecil dibandingkan aliran modal lainnya, misalnya portofolio investasi ataupun utang luar negeri. Salah satu sebabnya adalah dikarenakan PMA tidak begitu mudah terkena gejolak fluktuasi mata uang (seperti halnya investasi portofolio) ataupun beban bunga yang berat (misalnya utang luar negeri).
pertumbuhan ekonomi. Guna mengembangkan perdagangan internasional, setidaknya diperlukan dua hal yaitu penciptaan persaingan sehat di dalam negeri untuk meningkatkan daya saing serta peningkatan akses pasar perdagangan internasional. 4. Utang dan Bantuan Luar Negeri Berdasarkan pengalaman yang panjang, jika pinjaman tidak direncanakan secara matang dan benar-benar sesuai dengan kebutuhan, tidak dialokasikan scara tepat sasaran dan tidak dimanfaatkan secara efisien, maka utang luar negeri akan dapat menimbulkan masalah besar dan bahkan menyebabkan fiscal unsustainable. Sejalan dengan amanat GBHN 1999 bahwa Indonesia harus meningkatkan kemampuan pengelolaan dana pinjaman luar negeri dengan tujuan akhir adalah mencapai kemandirian dalam pembiayaan pembangunan. Oleh karen itu manajemen utang luar negeri harus diperbaiki bahkan diubah untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatannya dan di kontrol sampai pada level yang aman. Selain 4 sumber konvensional utama untuk pembiayaan pembangunan tersebut di atas, terdapat beberapa usulan sumber dana inovatif untuk pembiayaan pembagunan. Setidaknya terdapat 5 konsep sumber dana untuk pembiayaan pembangunan yaitu : Global Public Goods Pembangunan Berbasis Aset Sistem Pajak Global Arsitektur Baru Keuangan Internasional Bank Pembagunan Domestik Secara umum dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep alternatif inovasi sumber daya untuk pembiayaan pembangunan cukup mungkin diterapkan di Indonesia namun memiliki tingkat kesulitan yang berbeda karena dikelilingi beberapa faktor permasalahan domestik maupun internasional yang tak bisa dilepaskan. Begitu juga aspek-aspek non ekonomis yang melingkupinya termasuk aspek politik internasional.
B. Pemerintah Pusat Penerimaan negara berasal dari penerimaan perpajakan, penerimaan negara bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri. Jenis-jenis sumber pendapatan negara ( Pemerintah Pusat ) : 1. Penerimaan Dalam Negeri Penerimaan Perpajakan Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dipaksakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri dan pajak perdagangan internasional. Pajak dalam negeri terdiri dari : Pajak penghasilan Pajak pertambahan nilai barang dan jasa dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), bea perolehan hak atas tanah dan bangunan (BPHTB), cukai, serta pajak lainnya. Pajak perdagangan internasional tediri dari : Bea Masuk Pajak / pungutan ekspor
Penerimaan Bukan Pajak Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA), terdiri atas : migas (minyak bumi dan gas alam, nonmigas (pertambangan umum, kehutanan, perikanan, dsb) Laba Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) lainnya.
2. Hibah Hibah adalah pemberian bantuan uang/barang atau jasa dari Pemerintah Daerah kepada pemerintah atau Pemerintah Daerah lainnya, Perusahaan Daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat, serta tidak secara terus menerus yang bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan Pemerintah Daerah dengan memperhatikan asas keadilan, kepatuhan, rasionalitas dan manfaat untuk masyarakat. Pemberian Hibah harus memenuhi kriteria paling sedikit: Peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan; Peruntukannya untuk peningkatan fungsi pemerintahan, layanan dasar umum, dan pemberdayaan aparatur; Peruntukannya guna penyelenggaraan kegiatan Pemerintah Daerah yang berskala regional di daerah; Peruntukannya guna melaksanakan kegiatan sebagai akibat kebijakan Pemerintah yang mengakibatkan penambahan beban APBD; Tidak wajib, tidak mengikat dan tidak terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali ditentukan Iain oleh peraturan perundang-undangan; dan Memenuhi persyaratan penerima hibah.
C. Pemerintahan Daerah 1. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan perundang-undangan. Sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu: Pajak Daerah Adalah ieuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.
Jenis pajak daerah ada dua yaitu : Pajak daerah yang dipungut provinsi, yang meliputi : Pajak kendaraan bermotor dan kendaraan diatas air, bea balik nama kendaraan bermotor dan kendaraan di atas air, pajak bahan bakar kendaraan bermotor, dan pajak pengambilan dan pemanfaatarn air bawah tanag dan air permukaan Pajak daerah yang dipungut Kabupaten / Kota, meliputi : Pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, pajak penerangan jalan, pajak pengambilan bahan galian golongan C, dan pajak parkir. Retribusi Daerah Retribusi daerah adalah pungutan pemerintah daerah kepada orang atau bada berdasarkan norma-norma yang ditetapkan retribusi berhubungan dengan jasa timbal (kontrapretasi) yang diberikan secara langsung atas permohonan dan untuk kepentingan orang atau badan yang memerlukan, baik pretasi yang berhubungan dengan kepentingan umum maupun yang diberikan oleh pemerintah. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan Lain-lain PAD yang sah meliputi : Hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, komisi, potongan, ataupun bentuk lain akibat dari
2. Dana Perimbangan Dana perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana perimbangan terdiri atas :
Dana bagi hasil Yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan presentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana alokasi umum Yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antardaerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi.
Dana alokasi khusus Yaitu dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
3. Pinjaman Daerah Adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima dari pihak lain sejumlah uang atau manfaat bernilai uang sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali, tidak termasuk kredit jangka pendek yang lazim terjadi dalam perdagangan.
4. Lain-lain pendapatan daerah Bertujuan memberi peluang kepada daerah untuk memperoleh pendapatan selain pendapatan dari PAD, dana perimbangan, dan pinjaman daerah. Lainlain pendapatan terdiri dari hibah dan dana darurat. Hibah adalah penerimaan daerah yang berasal dari pemerintah internasional, negara asing,
badan/lembaga
asing,
badan/lembaga
pemerintah,
badan/lembaga dalam negeri atau perseorangan, baik dalam bentuk devisa, rupiah maupun barang/jasa, termasuk tenaga ahli dan pelatihan yang tidak perlu dibayar kembali. Sedangkan dana darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada aerah yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan atau krisis solvabilitas.
Kesimpulan Sumber dana pembangunan yang didapat antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah itu berbeda. Untuk Pemerintah Pusat, sumber dana yang didapat berasal dari pajak, bukan pajak, dan hibah. Untuk pajak misalnya seperti pajak penghasilan, pajak bea masuk, dll. Untuk dana yang bersumber dari bukan pajak misalnya penerimaan SDA, laba BUMN, dll. Sementara itu, untuk sumber dana Pemerintah Daerah didapat dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, Pinjaman Daerah, dan Pendapatan Daerah lainnya.
Pertanyaan Apakah dana perimbangan dari APBN yang diberikan kepada Pemerintah Daerah itu jumlahnya sama antar daerah yang diberikan ? Apabila dana perimbangan yang diberikan kepada Pemerintah Daerah itu jumlahnya berbeda-beda, apa faktor yang membedakan suatu daerah mendapatkan dana perimbangan dengan jumlah yang besar ?
LAMPIRAN
Arif, Sri Tua, 1994. Dari Prestasi Pembangunan Sampai Ekonomi Politik, Jakarta: UI Press. Materi Perkuliahan Perkuliahan Pembiayaan Pembangunan Universitas Sumatera Utara Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah, Yogyakarta: BPFE www.wikipedia.com