Anda di halaman 1dari 32

MACAM-MACAM SAYATAN Excisi: mengeluarkan/ menghilangkan lesi (di permukaan kulit) dengan memotong.

. Excisi marginal: pengangkatan seluruh lesi dan hanya sedikit saja dari jaringan sekitar. Excisi radical: pengangkatan seluruh kompartemen anatomi yang mengandung tumor termasuk origo, insersi, semua otot, tulang dan sendi yang terdapat dalam kompartemen tersebut, excisi ini sering melibatkan amputasi seluruh alat gerak. Incisi: Irisan, luka yang dihasilkan oleh pengirisan benda tajam. Extirpasi: pengeluaran seluruh jaringan lesi (di bawah permukaan kulit). Biopsi incisi: biopsi dari jaringan yang representative (sebagian jaringan) dari suatu lesi. Biopsi excisi: biopsi jaringan yang di excisi yaitu seluruh lesi, termasuk tepi jaringan sekitar yang tampak normal. Biopsi extirpasi: biopsi jaringan yang sudah diextirpasi yaitu jaringan/organ telah dikeluarkan dengan cara mencabut sampai ke akar. Marsupilisasi: pembentukan kantong dipakai terutama pada tindakan pembedahan eksteroirisasi kista dengan melakukan reseksi pada dinding anterior dan jahitan pada tepi irisan sisa kista ke tepi kulit yang terdekat sehingga membentuk kantong yang sebelumnya merupakan kista tertutup. WARNA WARNA IV CATHETER : Kuning Biru Merah Hijau Orange : Nomor 24 : Nomor 22 : Nomor 20 : Nomor 18 : Nomor 6

DOSIS ANESTESI LOKAL Lidokain (Xylocaine) untuk orang dewasa sehat 3mg/KgBB, bila dengan adrenalin dosis maksimal ini dapat ditingkatkan menjadi 7 mg/KgBB. Dosis total tanpa adrenalin tidak boleh melebihi 200 mg, dan dengan adrenalin tidak boleh melebihi 500 mg dalam 24 jam.

JENIS JENIS LUKA BERDASARKAN MANAGEMEN LUKA : a. Luka Bersih Etiologi : luka operasi elektif Contoh ; operasi Hernia Terapi ; penutupan luka b. Luka bersih terkontaminasi Etiologi : trauma benda tajam derajat ringan Kerusakan lokal karena trauma tajam dan bersih Kontaminasi minor intraoperatif Contoh : luka sayatan pisau Terapi : Debridemen, irigasi, penutupan luka. c. luka kontaminasi Etiologi : Laserasi, robekan, dan luka bakar Kontaminasi yang terlihat dan lama Kerusakan lokal yang cukup besar dengan benda tumpul Kontaminasi mayor introperatif Trauma derajat tinggi Contoh : luka tembak, luka karena kecelakaan lalu lintas Terapi : debridement, irigasi, penutupan luka. d. Luka Kotor Etiologi : luka dengan tanda-tanda infeksi Luka > 12 jam setela trauma Kerusakan jaringan berat dan iskemik Contoh : luka penetrasi Abdomen dengan perforasi GIT, luka akibat perang. Penanganan : Debridement (eksisi jaringan nekrotik) , jahitan situasi, pemasangan drain, atau luka dibiarkan terbuka, tunggu beberapa hari. Bila jaringan granulasi baik atau tanda-tanda infeksi sudah hilang dapat dilakukan penjahitan.

PERBEDAAN

LIPOMA,

ATHEROMA,

KISTA

DERMOID, ganglion Jaringan fibrosa yang mengalami degestasi miksomatous dan kistik Semua umur terutama 20 -60 tahun; (laki-laki) >> 3:1 Dorsal dan ventral lengan bawah, DIP, Articulatio carpi volaris dan dorsalis, lipatan digitalis, lipatan digitalis palmaris Benjolan, gatal (-), nyeri(-) 0.5-1 cm dan 5-6 cm Agak keras Excise luas marsupialisasi

GANGLION, Neurofibroma Tumor jinak terdiri jaringan ektoderma (neural DNA mesoderm fibrosa) Semua umur terutama dewasa Dorsum manus

NEURIFIBROMA Lipoma Etiologi Tumor jinak kelenjar minyak/ sel lemak mature Semua umur, jarang anak-anak Subkutan terutama di punggung tangan Atheroma (kista retensi) Kelenjar sebacea yang tersumbat dan teregang oleh sekresi sebum Semua umur, jarang anakanak Kulit kepala, leher, bahu, scrotum, punggung Kista dermoid Kelainan bawaaan pada daerah fusi embrional kulit / ektoderm Semua umur, jarang anak-anak Subcutan, leher, wajah, antara optalmica dan maksilaris di atas atau pinggir alis Benjolan, gatal (-), nyeri (-) 1-2 cm kenyal extirpasi

Insidensi

Lokasi

Gejala Ukuran Konsistensi Terapi

Benjolan, gatal (-), nyeri (-) Semua ukuran Lunakkenyal ekstirpasi

Benjolan, terdapat gatal 4 mm- 5 cm Lunak-kenyal extirpasi

Benjolam, gatal (-), nyeri (-) Jarang lebih dari beberapa cm Kenyal-padat Excisi

BENANG YANG DIPAKAI UNTUK MENJAHIT PADA APPENDEKTOMY : Mesenteriolum : Silk Puntung appendix : Silk (ikat dengan plain gut, jahit lagi dengan silk) Peritoneum & fascia : Dexon Subcutis : Chromic catgut Kulit : Monosof

Benang Tensile strength : mengukur tenaga yang diperlukan untuk menarik benang sampai di titik dimana ia akan putus. Dipengaruhi oleh diameter benang, makin kecil diameter benang makin kecil tensile strength. Plain gut Tensile strength Kekuatan bertahan kurang lebih selama +/- 7 hari Cromic catgut Tensile strength berkurang menjadi 1821 hari Dexon Hari ke7:60% Hari ke15:20% Hari ke 28:5% Tensile strength hilang dalam Digesti Absorpsi enzimatik (proteolitik) dalam 90 hari Digerti enzimatik (proteolitik) dalam 70 hari 30 hari Hidrolisis dalam 90 hari (60-90 hari) Absorsi dalam 70 hari Diserap s.d 2 tahun Vicryl Tensile strength hilang dalam 32 hari Silk 500 Mpa daya ikat 1 tahun

KONTRAINDIKASI PEMASANGAN CATHETER: Terutama: suspek trauma Urethra Echymosis yang masif Boggy Prostat pada pemeriksaan Rectal

KONTRAINDIKASI PEMASANGAN NGT Fracture basis Cranii

Golden periode harus 6 jam karena bila lebih dari 6 jam, multiplikasi bakteri > 105 Irigasi luka menggunakan sekitar 1,5 liter cairan

ANTIBIOTIK PROFILAKSIS

Indikasi : Clean operation tapi dengan risiko/ akibat yang besar/ berbahaya bila terinfeksi. Misal : operasi jantung Clean contaminated Operasi yang lama. Operasi pada penderita dengan fracture risiko misal : kurang gizi, keganasan, DM, th/ imunosupresan, AIDS. Pemberian profilaksis paling baik diberikan saat awal/ induksi narkose Sebelum operasi saja. Sebelum dan saat operasi Sebelum, saat, dan sesudah operasi

KELOID DAN HIPERTROPIK SCAR Definisi Keloid Pembentukan jaringan parut berlebihan yang tidak sesuai Sifat dengan beratnya trauma Melampaui batas tepi luka, aktif, tanda radang (+), (merah, gatal, nyeri ringan), Insidensi Lokasi Terapi pertumbuhan progresif Ras kulit berwarna lebih gelap Sternum, bahu, pinggang, cuping telinga, wajah Kortikosteroid intrakeloid (Triamcinolone acetonide 10-40 mg/ml) , diulang 2 3 minggu sekali eksisi dan penutupan primer / cangkok kulit Parut tidak melewati batas tepi luka, suatu saat mengalami fase maturasi Scar hipertropik Besar parut sesuai luka

BEDAH MINOR Clavus Veruca

Definisi Nama lain Etiopatogenesis Predileksi

Hiperkeratosis berbatas tegas, tidak merata Mata ikan/ corn Gesekan/tekanan dalam waktu lama Daerah yang mengalami eksostosis : persendian ,Metatarsalphalangeal, jari kaki, Plantar pedis

Hiperplasia epidermis oleh HPV tipe tertentu Kutil / Common wart HPV, transmisi : kontak kulit, autoinokulasi V vulgaris : ekstremitas bag. Extensor. V. plana juvenile : muka, leher, Dorsum manus dan pedis, pergelangan tangan, lutut V plantaris : telapak kaki ( daerah yang mengalami tekanan) V. akuminata V. vulgaris : permukaan kasar (verukosa) ,bulat, keabua-abuan. Ada induk kutil dan anak-anak kutil V. plana juvenile : permukaan licin dan rata, warna sama dengan kulit V. plantaris : cincin keras, di tengah agak lunak, berwarna kekuningan, permukaan licin karena gesekan, menimbulkan nyeri waktu berjalan, gambaran mozaik Kausti : AgNO3 25 %, asam triklorasetat 50% Bedah beku menggunakan CO2 cair Excholeation dikerok

Gejala klinis

klavus lunak : antara sela jari IV dan V ( karena keringat mudah maserasi dan infeksi) klavus keras : dasar clavus di permukaan puncaknya menuju ke dalam kulit ( dermis) hiperkeratosis tidak merata, di bagian tengah seolah-oleh terdapat inti (pengerasan inti berakhir pada serabut syarat dermis nyeri waktu berjalan Eksisi Asam salisilat 40 % Troklorasetat 40 mg/ml

Terapi

TINGKATAN DEHIDRASI Parameter Kesadaran Tensi Nadi Ringan CM Normal Normal Sedang Somnolen/ sopor Agak turun Agak cepat Berat Soporcomatous/comatous Turun hebat/shock Turun hebat/ shock

Asidosis Turgor Ekstremitas Mukosa mulut Diuresis Cara rehidrasi :

Normal Hangat Basah Normal/turun

-/ ringan Turun Dingin Kering Oliguria

Berat Sangat turun Dingin, sianosis Sangat kering Anuria

Nilai status dehidrasi I Dehidrasi (D) Ringan : Dewasa = 4 %, Anak = 4-5 % Sedang : Dewasa = 6 %, Anak = 5-10% Berat : Dewasa = 8%, Anak = 10-15 % Shock : 15-20% Pemberian : 6 jam I : D + D 18 jam II berikutnya : + M Contoh cara menghitung : Dewasa dengan BB 50 Kg dengan dehidrasi sedang D = 6 % x BB x 1000 = 6% x 50 x 1000 = 3000cc M = 40% x BB = 40% x50 = 2000 cc Jumlah cairan yang diperlukan adalah 5000 cc 6 jam 1 = D + m = .3000 + . 2000 = 2000cc Tetesan = ( 2000x15) (6x60) = 83 gtt 84 gtt/menit (makrodrip) 18 jam II = D+ M = . 3000 + . 2000 = 3000 cc Tetesan = (3000.15)(18x60) = 41 gtt -42 gtt/ menit ( makrodrip) TINGKATAN LUKA GIGITAN ULAR Grade 0 : Tanpa tanda keracunan I : Minimal tanda keracunan II : Moderat tanda keracunan III : Severe Sign & simptomps 1 atau lebih gigitan, nyeri minimal, edema <1 inch, eritema setelah 12 jam, tanpa gejala sistemik Banyak tanda gigitan, nyeri sedang-berat, edema 1-5 inch, eritema dalam 12 jam. Banyak tanda gigitan, neri hebat, edema 6-12 inch, eritema dalam 12 jam pertama, dapat disertai gejala sistemik : mual. muntah, shock, gejala neurotic Banyak tanda gigitan, nyeri hebat, eritema > 12 inch, eritema biasanya sudah II Maintenance (M) Dewasa :40 cc/kgBB/24 jam Anak :BB :<10 kg= 100 cc/KgBB

tanda keracunan IV : Very severe tanda keracunan

muncul, dapat disertai petechiae generalisata & echimosis. Gejala sistemik + gejala s/d renal failure, coma, kematian, local oedem biasanya pada extremitas unilateral.

Managemen Gigitan ular : Dilakukan tourniquet, Incisi, dan sucction dalam waktu < 30 menit sejak gigitan ular terjadi. Tourniquet dapat dilepaskan ketika terapi definitif telah diberikan dan pasien tidak syok Incisi : dengan arah longitudinal Letak incisi tidak boleh di proximal luka. Tindakan bedah tidak selalu dilakukan: o Excisi yang luas di sekitar luka dapat mengurangi sebagian besar racun ( jika dilakukan dalam waktu 1 jam pertama dari kejadian gigitan ular) o o o o o Excisi meliputi kulit dan subkutan Pada pasien yang alergi terhadap serum kuda (antidotum) Antidotum = antivenom (berasal dari serum kuda) tetapi kurang ampuh untuk ular Copperhead. Infus untuk mengganti cairan yang keluar pada oedem Pasien bisa kekurangan fibrinogen beri preparat fibrinogen, vitamin K

TATA LAKSANA MENCEGAH INFEKSI DI RUANG BEDAH Prinsip umum : Profilaksis : cara untuk menghilangkan keberadaan mikroba eksogen ( lingkungan ruang operasi dan anti bedah ) dan mikroba ondogen (dari pasien) dan terdiri dari modalitas mekanik, kimia, dan antimikroba, atau kombinasi metode-metode ini. Personil ruang OK harus membersihkan tangan dan lengan dengan preparat anti mikroba dan menggunakan teknik sterilitas.

Penggunaan anti bakteri pada kulit pasien yang merupakan lapang operasi ( misalnya untuk incisi) bila perlu dilakukan pencukuran rambut dengan kliper. Persiapan untuk operasi colateral ( diet cair selama 12-24 jam utnuk reseksi Colon) Kontrol sumber infeksi : Penggunaan drain pada Abscess Penggunaan antimikroba yang sesuai Colon dilanjutkan dengan penggunaan katartik, dan mengkonsumsi sejumlah besar air untuk melewatkan isi usus dan

ISI CAIRAN RL: RL 130 109 4 28 3 273 mOsm Plasma 142 103 4 27 5 3 280 310 mOsm

Na+ (mEq/L) Cl- (mEq/L) K + (mEq/L) HCO3- (mEq/L) Ca 2+ (mEq/L) Mg2+ (mEq/L)

RL sedikit hipotonis cairan kristaloid yang paling mendekati dengan cairan plasma TDT (Tumor Doubling Time) = Waktu yang dibutuhkan sel tumor untuk mencapai ukuran 2 kali semula. Merupakan paramater agresivitas tumor secara biologis Untuk menentukan prognosis Mengevaluasi respon terhadap Chemotherapy Menggambarkan keseimbangan antara kecepatan prolferatif intrinsik tumor dengan mekanisme pertahanan inhibisi pasien

MACAM MACAM ANESTESI LOKAL : Local infiltration

Topical application : EMLA cream (Prilocaine dan Lidocaine) Epidural infusion Peripheral nerve infusion.

TEKNIK PEMBERIAN ANESTESI LOKAL: 1. Anestesi permukaan o o o Dengan larutan Lidocaine 2% dalam koroksi metilselulosa Digunakan untuk nyeri di selaput lendir mulut, faring dan oesophagus Anestesi lokal yang larut: sediaan terpilih untuk untuk menghilangkan nyeri pada luka ulcus dan luka bakar 2. Anestesia infiltrasi o o o Tujuan : menimbulkan anestesia ujung saraf langsung dengan obat Larutan disuntikkan secara interadermal / subcutan Cara anestesi infiltrasi yang sering digunakan yaitu blokade lingkar (ring block) obat disuntikkan mengelilingi daerah yang akan dioperasi , terjadi blokade saraf sensorik secara efektif di daerah yang akan dioperasi. o Campuran dengan epinefrin tidak dianjurkan pada blokade lingkar untuk anestesia jadi / penis agar tidak terjadi iskemia setempat melalui kontak

3. Anestesia blok Untuk mempengaruhi konduksi sarafotonom maupoun somatis dengan anestesia lokal Bervariasi dari blokade pada saraf tunggal, misalnya saraf oksipital, Plexus brachialis, Plexus celiacus dst sampai ke anestesia epidural dan anestesia spinal Cara ini dapat digunakan pada tindakan pemudahan maupun untuk tujuan diagnosis dan terapi.

10

PERDARAHAN SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH: Yaitu perdarahan yang timbul disebelah distal dari Duodenum pars II ( distal Ligamentum Treitz) Penyebab : a. Diverticular disease Pada orang tua (. 60 tahun) 25 55 % Angiodysplasia Pada orang tua ( > 60 tahun ) Terutama Colon kanan, 30-40 % Re- bleeding 19 % Polyp Terapi dengan reseksi Colonoskopi / chirurgis

b. Small bowl lesions c. Meckels diverticulum d. Tumor e. Intussuseption f. Hereditary Haemorrhagic Telangectasi Colon kiri Rectal bleeding Colon kanan Ocult blood loss g. Ca Colon

Penatalaksanaan : Perdarahan pada 80% kasus berhenti tanpa tindakan khusus. Penderita yang memerlukan transfusi >34 unit / 24 jam, perlu tindakan dan diagnosis yang segera operatif. Tindakan tergantung pada banyaknya perdarahan : minor bleeds (< 2 unit/ 24 jam, berhenti spontan), intermediate bleeds (2-4 unit / 24 jam), mayor bleeds.

BANYAKNYA PERDARAHAN PADA FRAKTUR (BERDASARKAN LOKASI)

11

NEVUS YANG CURIGA KE ARAH KEGANASAN Perubahan warna , menjadi lebih terang atau lebih gelap Gatal Perubahan bentuk : menjadi tidak teratur, bertambah luas, bertambah tebal, pertumbuhan horizontal maupun vertikal Permukaan tidak rata Pembentukan tukak Perdarahan (menandakan proses yang sudah lanjut)

12

CARA BIOPSI TUMOR THYROID: Yaitu dengan FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy) Single nodule Thyroid 25%-nya menjadi keganasan

Tumor yang tidak boleh di biopsi: tumor otak, tumor kelenjar Parotis, tumor Testis.

13

AKUT ABDOMEN Akut abdomen : suatu keadaan klinis akibat kegawatan di rongga perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama dan memerlukan penanggulangan segera yang sering berupa tindakan bedah. Keputusan diperlukan segera karena keterlambatan akan meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Menentukan penyebab akut Abdomen : Anamnesis Onset Sejak kapan mulai dirasakan? Nyeri Apakah nyeri yang dirasakan timbul secara tiba-tiba atau bertahap? Dimanakan lokasi awal nyeri, dan dimanakah lokasi nyeri saat ini? Seperti apa nyeri yang dirasakan? Berapa lama nyeri berlangsung? Apakah lokasi nyeri berpindah? Apakan nyeri menyebar ke lokasi lain? Apa yang dapat mengurangi nyeri? Apa yang memperberat nyeri? Muntah Kapan mulai timbul muntah? Bagaimana hubungan antara muntah & nyeri? Seberapa sering pasien muntah? Apa yang dimuntahkan? Riwayat penyakit dahulu Pernahkan mengalami keluhan nyeri yang serupa? Defekasi Adakah perubahan dalam defekasi? Kapan BAB terakhir & seperti apa? Riwayat Menstruasi Gejala Lainnya

14

Nafsu makan, gangguan menelan, pe BB, pe lingkar pinggang, demam Gejala Akut Abdomen Nyeri Lokasi nyeri, Onset dan progresifitas nyeri, Jenis nyeri Karakteristik Yang memperbaik dan memperburuk Lokasi nyeri : nyeri perut atas Ulkus gaster atau duodenum Cholecystitis, Cholangitis Pancreatitis Appendicitis (dini) Hepatitis atau Abscess hepar Extra abdomen o o Pleuritis, Pneumonia lobaris inferior, Pneumothorax Pericarditis, Infark miokard, Angina Pyelonephritis, Colik renal Nyeri gangren Emboli Diseksi Adenitis Pancreatitis Gastroenteritis mesenterium/thrombosis aorta mesenterik Diverticulitis sigmoid (dini) Abdomen tengah Gangguan (dini) Obstruksi usus halus atau

15

Nyeri Abdomen bawah : Obstruksi Colon atau gangren Gangguan Adenitis mesenterik Divertikulitis Abscess pyosalphinx yang pecah Tortio tubo-ovarian Kehamilan ektopik Onset dan progresifitas nyeri Nyeri generalisata yang teramat sangat berbahaya perforasi organ berongga, Ruptur aneurisma, kehamilan ektopik ataupun Abscess. disertai gejala sistemik: takikardia, berkeringat, takipnea, dan syok. Nyeri ringan yang berkembang jd berat dalam 1-2 jam dapat : Cholecystitis akut, Pancreatitis akut, Strangulasi usus, Infark mesenterika, Colik ginjal atau ureter, Obstruksi usus halus letak tinggi

Nyeri gradual : Appendicitis akut Hernia inkarserata Pancreatitis Obstruksi usus halus letak rendah

16

Obstruksi usus besar Ulkus peptikum tanpa komplikasi, Gangguan sistem genitourinaria dan ginekologis.

Jenis nyeri Nyeri viseral Nyeri viseral perangsangan pada organ atau struktur dalam rongga perut. Tarikan / peregangan /kontraksi yang berlebihan pada otot iskemia nyeri Tidak dapat dengan tepat menunjukkan letak nyeri Foregut : lambung, duodenum, sistem hepatobilier, pancreas nyeri di ulu hati atau epigastrium Midgut : usus halus dan usus besar sampai pertengahan Colon transversum nyeri disekitar umbilicus. Hindgut : pertengahan usus besar dari Colon transversum hingga Colon sigmoid nyeri di sekitar perut bawah Nyeri somatik Perangsangan pada bagian yang dipersarafi oleh saraf tepi. Nyeri seperti ditusuk atau disayat dan pasien dapat menunjukkan secara tepat letaknya dengan jari. Nyeri pindah Berkembang sesuai dengan proses patologinya. Nyeri pada permulaan, lokasinya dapat berbeda dengan lokasi nyeri pada saat penderita berobat. Nyeri alih / referal Suatu segmen persarafan melayani >1 daerah Rasa nyeri pada daerah yang jauh dari lokasi organ yang mengalami stimulus

17

Organ atau struktur Bagian tengah diafragma Tepi diafragma, lambung, Pancreas, kandung empedu, usus halus Apendiks, Colon proksimal, organ panggul Colon distal, rektum, ginjal, ureter, testis Buli-buli, rektosigmoid

Saraf N. frenikus Pleksus seliakus Pleksus mesenterikus N. splanknikus kaudal Pleksus hipogastrikus

Tingkat Persarafan C 3-5 Th 6-9 Th 10-11 Th 11 L1 S2 - S4

Jenis nyeri : Karakteristik nyeri Nyeri Kontinu rangsangan peritoneum parietal dirasakan terus-menerus karena berlangsung terus misalnya reaksi radang Nyeri Kolik Nyeri viseral karena spasme otot polos organ berongga & hambatan pasase dalam organ tsb Trias kolik : nyeri perut yang kumatan, mual muntah, gerak paksa. Keadaan yang memperberat dan memperingan Posisi yang nyaman berbaring terlentang tanpa bergerak pada peritonitis berjalan dengan membungkuk Appendicitis, pasien berbaring dengan kaki menekuk peradangan yang merangsang M. psoas (Appendicitis, Abscess M. psoas) Nyeri yang bertambah pada saat bernafas : nyeri Pleuritis, Peritonitis, Abscess peritoneum, distensi abdomen karena obstruksi intestinal, Cholecystitis Karakteristik dari muntah tidak disertai cairan empedu : Stenosis pylorus.

18

berulang bercampur empedu : awal obstruksi usus halus proksimal. pada obstruksi usus halus distal dan obstruksi usus besar, muntah yang terjadi didahului dengan rasa mual yang berkepanjangan, akhirnya muntah disertai faeces.

Waktu muntah sangat berat dan persisten : strangulasi dari usus halus atau Pancreatitis akut. timbul pada puncak nyeri: kolik renal atau kolik intestinal. Pada akut abdomen biasanya muntah timbul setelah rasa nyeri, sedangkan pada gastroenteritis, muntah timbul mengawali rasa nyeri.

Konstipasi obstruksi usus besar akan bisa BAB dan flatulen sama sekali, obstruksi pada usus halus dapat tidak menimbulkan konstipasi.

Diare Diare yang disertai darah Colitis ulserativa, Crohns disease, disentri Basiler atau Amuba. Nyeri abdomen yang disertai BAB dengan ledir dan darah intussusepsi. Jaundice kelainan pada traktus hepatobilier Hematokezia atau hematemesis lesi gastroduodenal Hematuria kolik uretra, sistitis Disuria pielitis, adanya batu, hidronefrosis akut, Abscess pelvis yang mengenai Vesika urinaria, Abscess apendiks yang mengiritasi Ureter kanan. menstruasi KET dan Endometriosis. PID Lekore dan Dismenore

Observasi umum nyeri kolik banyak bergerak

19

nyeri parietal (Appendicitis, Peritonitis) diam

GEJALA SISTEMIK Demam Abdomen Inspeksi distensi abdomen. distensi abdomen dengan bekas luka op adhesi usus halus. gerak peristaltik yang tampak pada dinding abdomen obstruksi usus. Auskultasi bising usus meningkat yang disertai kolik obstruksi pada usus halus atau adanya Pancreatitis pd fase awal. bising usus yang menurun obstruksi usus tahap lanjut ataupun Peritonitis difus. Palpasi nyeri tekan abdomen iritasi/peradangan pada Peritoneum dibawahnya nyeri lepas iritasi/peradangan pada Peritoneum deffence muskular bervariasi tergantung perangsangan, jenis iritan Pemeriksaan Laboratorium Hb rendah perdarahan yang tersembunyi. leukositosis infeksi. syok hipovolemik. Pemeriksaan elektrolit, ureum dan kreatinin AGD hipotensi, peritonitis generalisata, Pancreatitis,dan sepsis untuk mengantisipasi terjadinya asidosis Peningkatan amilase serum Pancreatitis kelainan hepatobilier tes fungsi hati ( bilirubin serum, alkali fosfatase, SGOT, SGPT, albumin dan globulin) Foto Rontgen bayangan udara pada rongga abdomen.

20

udara bebas bawah difragma perforasi organ berongga air fluid level obstruksi intestinal Obliterasi bayangan M. psoas perdarahan dari cedera ginjal, Pyomiositis M.psoas, Abscess M.psoas, ataupun Abscess retroperitoneal. Bayangan opak sepanjang canalikuli dan Tractus urinarius batu saluran kemih. Appendicitis akut : peradangan dari Appendix vermikularis atau umbai cacing yang terjadi secara akut infeksi bakteri sumbatan lumen Appendix merupakan faktor faktor pencetus Konstipasi menaikan tekanan intracaecal sumbatan fungsional appendix &meningkatnya pertumbuhan kuman flora normal Colon Demam ringan 37,5 -38,50C, bila suhu tinggi kemungkinan sudah terjadi perforasi. Kembung pada penderita dengan perforasi Penonjolan pada perut kanan bawah berupa massa atau Abscess peripendikuler nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik McBurney Rovsing sign (+) Blumberg sign (+) Colok dubur Unruk mengetahui letak apendiks dilakukan uji psoas dan uji obturator

Pemeriksaan fisik Demam ringan 37,5 -38,50C, bila suhu tinggi kemungkinan sudah terjadi perforasi. Kembung pada penderita dengan perforasi Penonjolan pada perut kanan bawah berupa masa atau Abscess peripendikuler nyeri tekan dan nyeri lepas pada titik McBurney Rovsing sign (+)

21

Blumberg sign (+) Colok dubur Unruk mengetahui letak apendiks dilakukan uji psoas dan uji obturator jumlah leukosit mengikat membantu menegakkan diagnosis USG dapat meningkatkan akurasi diagnosis

22

TUMOR LEHER Kelainan kongenital Fistel dan kista brankiogen Didapatkan adanya benjolan sejak lahir. Fistel terletak di depan m.sternokleidomastoid dan mengeluarkan cairan. Fistel akan membengkak dan merah, dapat ditemukan unilateral atau bilateral. Kista langsung diekstirpasi. Fistel diisi bahan warna seperti biru metilen, kemudian diekstirpasi melalui insisi kecil multipel. Kista duktus tiroglosus Terdapat di sekitar os hioid, di garis tengah, dan ikut bergerak waktu menelan atau pada penjuluran lidah. Terapi : ekstirpasi seluruh kista dan duktus. Higroma kistik leher Keluhan : benjolan di leher sejak lahir tanpa nyeri atau keluhan lain. Benjolan ini berbentuk kistik, berbenjol benjol dan lunak. Permukaannya halus, lepas dari kulit, dan sedikit melekat pada jaringan dasar. Kebanyakan terletak di regio trigonum posterior coli. Tanda khas : transiluminasi (+). Eksisi total merupakan pilihan utama. Hemangioma Di daerah leher, hemangioma biasanya berjenis kavernosa yang merupakan benjolan lunak kebiruan yang mengempis bila ditekan dan melembung saat dilepaskan lagi. Tumor ini ditangani dengan ekstirpasi. Kista dermoid Kista ini umumnya kecil, teraba kenyal berisi cairan seperti minyak dan mungkin mengandung unsur apendik kulit seperti rambut. Kista ini bebas dari kulit di atasnya. Pengobatannya adalah ekstirpasi.

23

Tumor glomus karotikum Tumor ini jarang ditemukan. Tumor tidak menunjukkan gejala. Palpasi : denyut nadi a. Karotis. Dapat digerakkan di bidang horizontal tetapi tidak di bidang vertikal bifurkasio A. Karotis komunis. Penanganan : ekstirpasi. Infeksi Limfadenitis leher akut Peradangan di sistemik limfadenitis akut di leher. Akan berkurang bila radangnya berkurang, namun hilangnya pembengkakan kelenjar terjadi lama Limfadenitis TBC Bakteri melalui makanan rongga mulut kelenjar limf di leher. Sring tanpa tanda TBC paru. Kelenjar yang sakit membengkak dan mungkin sedikit nyeri. Bila mengenai kulit akan meradang, merah, bengkak, nyeri. Pengobatan dilakukan dengan tuberkulostatik. Neoplasma Morbus Hodgkin Morbus Hodgkin : bersifat sistemik , dapat muncul sebagai limfoma di leher. Kelenjar biasanya membesar, kenyal, umumnya berpaket dan tidak nyeri. Biasa ada gejala umum seperti rasa capai dan demam malam. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan histopatologik. Tumor metastatik Metastasis tumor di kelenjar limf leher berasal dari karsinoma di kepala atau leher. Kelenjar teraba keras,tidak nyeri, mulanya soliter, kemudian dapat multipel unilateral atau bilateral, dan bila berlanjut akan melekat dengan jaringan sekitar. Diagnosis ditegakkan melalui biopsi kelenjar dan dengan mencari tumor primernya. pemeriksaan patologi jaringan dan

24

Tumor kelenjar tiroid Umumnya tumor jinak tiroid tumbuh lambat bahkan sampai beberapa dekade. Apabila pembesarannya cepat ganas. Tanda pertama : teraba nodul pada kelenjar tiroid. Pembesaran dapat menyebabkan gejala penekanan : disfagia, rasa tercekik, suara parau, hemoptisis. Pada scanning biasanya didapatkan penangkapan yodium yang berkurang. Makin buruk diferensiasi keganasan maka penangkapan yodium makin berkurang sehingga gambaran cold nodule sering dijumpai (10-17% nodul dingin adalah suatu keganasan). Tumor kelenjar ludah Neoplasma kelenjar liur : neoplasma jinak atau ganas yang berasal dari sel epitel kelenjar liur kelenjar liur major : - glandula parotis glandula submandibula glandula sublingual

kelenjar liur minor : kelenjar liur yang tersebar dimukosa traktus aerodigestivus atas dan sinus paranasalis

25

LAPORAN CASE Keterangan umum Nama Jenis kelamin Usia Alamat Status Pekerjaan Agama Tgl MRS Tgl Pemeriksaan Anamnesis Keluhan utama nyeri perut kanan bawah Anamnesis Khusus : Sejak 2 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada perut sebelah kanan bawah yang dirasakan semakin lama semakin bertambah berat . Nyeri dirasakan terus menerus, seperti ditusuk-tusuk, berkurang bila berbaring miring ke kanan dengan kaki ditekuk. Nyeri diawali dengan perasaan diawali dengan tidak enak di ulu hati + 7 hari sejak yang lalu. Pasien mengeluh tidak nafsu makan dan muntah sejak 2 hari yang lalu, panas badan yang tidak terlalu tinggi sejak 3 hari yang lalu BAB: sulit sejak 1 minggu yang lalu BAK :tidak ada keluhan RPD :Penderita sedang menjalani program untuk memiliki keturunan pada dokter SpOG. -Siklus menstruasinya tidak teratur. -HPHT: 3 Februari selama 5 hari. Pernah mengalami perdarahan, lalu berobat ke dokter SpOG pemeriksaan USG, dikatakan tidak ada kelainan, diberi obat Overtil, Elkrip dan Miotonal. : Ny. Y : perempuan : 28 tahun : Bandung : Menikah : Perawat : Islam : 27 Februari 2008 : 27 Februari 2008

Setelah seminggu, perdarahan belum berhenti berobat ke dokter SpOG lain, diberi obat Lutenil perdarahan berhenti

26

Ub ;Riwayat minum obat untuk mengatasi nyeri diakui yaitu Buskopan yang dibeli sendiri di apotek. Pada awalnya nyeri dapat hilang dengan obat yang dibelinya namun lama kelaman obat hanya mengurangi rasa nyeri. Pemeriksaan fisik: Keadaan umum : tampak sakit sedang Kesadaran Tanda vital: Tensi Nadi Suhu : 130/90 mmHg : 88x/menit : 36oC : kompos mentis

Respirasi : 24x/menit

Status Generalis Kepala Leher Thoraks : Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik : KGB tidak teraba membesar : bentuk dan gerak simetris Pulmo : VBS ki=ka, VF ki = ka, Wh -/-, rh -/Cor Abdomen : : BJ S1,S2 murni reguler,murmur (-)

turgor baik, datar, lembut, BU (+) N, DM (-), massa (-) , Hepar/lien : tidak teraba NT titik McBurney (+) Nyeri lepas (+) Rovsing sign (+) Psoas sign (-) Blumberg sign (+) Obturator sign (+)

Ektremitas

Capillary refill <2 Sianosis -/-

Colok Dubur : Sphincter ani eksterna kuat, mukosa licin, NT(-), ampula kosong, terdapat sisa faeces

27

Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan Laboratorium (27 /2/2008) Hb Ht L Tr CT BT : 10,1 gr/dl : 28% : 11.600/mm3 : 234.000/mm3 :6s :2,3 s (N: 12-16 gr/dl) (N : 36 -46%) (N : 4.000 10.000/mm3) (N: 150.000- 450.000/mm3) (N: 5 -11s) (N: 1 - 3s)

DIAGNOSIS BANDING Appendicitis akut Kehamilan ektopik terganggu

DIAGNOSIS KERJA Appendicitis Akut

USULAN PEMERIKSAAN PP Test USG Appendix

PENATALAKSANAAN RL 20 gtt Puasa untuk persiapan operasi Rencana Appendectomy Ranitidin 2x1 iv

Laporan operasi Appendectomy tanggal 28 Februari 2008 DO: ditemukan ruptur pada Tuba ovarii dekstra dengan jaringan dan bekuan darah pada bagian lumennya. ditemukan appendix sepanjang + 8cm

28

DK/ PASCA OPERASI Appendicitis Akut + KET pada Tuba ovari dekstra

PENATALAKSANAAN POST OP Ceftriaxone 2 X 1 g Asam mefenamat 3 x 1 Ranitidin 2 x 1

PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad functionam : ad bonam : ad malam

29

KETERANGAN UMUM Nama Umur Jenis Kelamin: Alamat Pekerjaan Agama : : : : : Ny. M 28 tahun Perempuan Bandung Ibu Rumah Tangga Islam

Status Perkawinan: Menikah Tgl Pemeriksaan : 26 Februari 2008 ANAMNESIS Keluhan Utama Anamnesis khusus : Benjolan di leher kiri :

2 bulan timbul benjolan sebesar kacang hijau di leher kiri. Semakin lama semakin membesar kira-kira sebesar kelereng. Benjolan dirasakan kenyal, nyeri(+), perasaan berdenyut. Panas badan yang tidak terlalu tinggi (+), kemerahan(-) 6 bulan yll, benjolan di ketiak kanan berukuran sebesar kelereng membesar sebesar telur ayam. Berobat ke dokter umum rujuk ke poliklinik Bedah Onkologi RSHS disarankan operasi pasien menolak. Benjolan pecah. Pasien berobat ke dokter antibiotik & pengobatan 6 bulan (kencing menjadi merah). Pasien tidak berobat dengan teratur & pengobatan terputus. Riwayat batuk batuk lama, berat badan, keringat malam (-). Riwayat kontak dengan orang lain yang menderita batuk lama (-). Perubahan suara menjadi serak, sesak nafas dan gangguan menelan (-). Riwayat lemah lesu yang dirasakan terus menerus (-). Riwayat keluhan tangan gemetar, jantung berdebar-debar, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, pembesaran bola mata dan sering merasa kepanasan (-). Karena keluhan benjolan di leher kirinya, pasien lalu berobat ke poli bedah RS Sartika Asih.

30

PEMERIKSAAN FISIK Status Generalis : Kesadaran Tekanan Darah Nadi Respirasi Suhu Kepala Leher Toraks Paru Jantung Abdomen : Compos mentis : 130/80 mmHg : 84 x/menit : 20 x/menit : 36,7 C : Konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterik : Lihat status lokalis : Bentuk dan gerak simetris : Sonor, VBS kiri = kanan Ronkhi -/-, Wheezing -/: BJ murni reguler Murmur (- ) : Datar, lembut. Hepar dan lien tidak teraba Bising usus (+) normal Ekstremitas Status lokalis a/r colli sinistra : Teraba pembesaran KGB jugularis superior berukuran 3x4x1 cm, permukaan rata, nyeri tekan (-). KGB lain tidak teraba membesar. DIAGNOSIS BANDING Tumor leher e.c. - Lymphadenitis TB Morbus Hodgkin DIAGNOSIS KERJA Tumor leher e.c. Lymphadenitis TB TERAPI / TINDAKAN Rencana biopsi ekstirpasi konsistensi kenyal, mobile, soliter, batas tegas, : : Tidak ada kelainan

31

USUL PEMERIKSAAN Pemeriksaan Laboratorium Darah: Foto Thorax PA PROGNOSIS Quo ad vitam Quo ad fuctionam : ad bonam : ad bonam SGOT, SGPT, Ur, Cr,

32

Anda mungkin juga menyukai