Anda di halaman 1dari 5

9. IMMOBILISASI BIOKATALIS 9.

1 Pendahuluan Salah satu masalah dalam proses fermentasi yang menggunakan sel bebas sebagai biokatalis adalah pemisahan sel dari kaldu fermentasi yang mengandung produk. Biaya recovery dan recycle sel dapat dikurangi dengan menerapkan metoda untuk menahan sel agar tetap berada dalam reaktor yaitu dengan cara immobilisasi sel. Sel immobilisasi adalah sel yang dibatasi ruang gerak/mobilitasnya di dalam matriks tertentu sehingga tidak terbawa dalam aliran produk dan dapat digunakan kembali.

Kelebihan penggunaan sel immobilisasi dibandingkan sel bebas adalah : 1. Immobilasi menyediakan konsentrasi sel yang tinggi 2. Immobilisasi memungkinkan penggunaan sel kembali dan mengurangi biaya recovery sel dan recycle sel. 3. Immobilisasi mengurangi masalah washout sel pada laju alir yang tinggi 4. Kombinasi konsentrasi sel yang tinggi dan laju alir yang tinggi (tanpa batasan washout) menghasilkan produktivitas volumetrik yang tinggi pula. 5. Immobilisasi menyediakan kondisi microenviromental yang

menguntungkan (seperti kontak antar sel, gradien nutrien-produk, gradien pH) untuk sel, sehingga menghasilkan kinerja biokatalis yang lebih baik (kecepatan pembentukan dan yield produk yang lebih tinggi) 6. Untuk beberapa kasus, immobilisasi menyebabkan kestabilan genetik 7. Untuk beberapa sel, immobilisasi menyediakan perlindungan terhadap kerusakan sel. Kekurangan sel terimmobilisasi adalah : 1. Hambatan pada proses difusi baik substrat maupun produk yang terbentuk.

2. Untuk sel yang hidup, pertumbuhan dan evolusi gas sering merusak matriks pendukung sel terimmobilisasi. 3. Kontrol terhadap lingkungan mikro cukup sulit, sehingga menghasilkan heterogenitas dalam sistem. 4. Substrat yang memiliki berat molekul besar sukar berdifusi ke dalam sel yang diimmobilisasi. 5. pH optimum akan bergeser karena adanya perubahan elektron/muatan listrik pada matriks. 9.2 Jenis Immobilisasi Sel Immobilisasi sel dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu active immobilisasi dan passive immobilisasi. Active immobilisasi dilakukan dengan dua metoda yaitu metoda penjeratan dan metoda pengikatan seperti ditunjukkan oleh Gambar 9.1. Metoda penjeratan dilakukan secara fisik dalam matriks pendukung atau dalam membram semi permeabel (metoda encapsulation dan macroscopic membran). Matriks pendukung yang bisa digunakan adalah polimer porous (agar,

alginate, carragenan, polyacrylamide, chitosan, gelatin, collagen), porous metal screen, polyurethane, silicagel, polystyrene, dan selulosa triacetate. Polymeric beads harus cukup porous untuk keluar masuknya substrat dan produk. Polymer beads biasanya dibentuk dengan dengan sel hidup di dalamnya. Metoda encapsulation, sejumlah sel dijerat dalam microcapsules berbentuk silinder, transport nutrien dan produk melalui membram kapsul. Membram semi permeabel harus mampu menahan senyawa berberat molekul besar dan melewatkan subrat berberat molekul kecil. Hambatan difusi intrapartikel dapat dikurangi dengan adanya cairan suspensi sel dalam kapsul tersebut. Berbagai polimer dapat digunakan sebagai membran kapsul tersebut seperti nylon, polyester, polystyrene, acrylate, selulosa asetat-etil selulosa. Metoda penjeratan yang lain adalah dengan menggunakan hollow fiberreactor. Reaktor ini analog dengan shell and tube heat exchanger, dimana

tubes terbuat dari membran semipermeabel. Biasanya sel diinokuolasi pada sisi shellnya dan dibiarkan tubuh. Larutan nutrien dipompakan ke dalam tubes, nutrien akan berdifusi melalui membran dan digunakan oleh sel-sel tersebut, produk metabolit akan kembali berdifusi dan masuk dalam aliran nutrien. Metoda pengikatan, terjadi karena adanya ikatan fisikal/ionik (adsorbed/cross linking) atau ikatan kovalen karena adanya gugus fungsi. Adsorpsi sel pada permukaan zat pendukung (support) yang inert telah digunakan secara luas. Keunggulan metoda ini adalah adanya kontak langsung antara nutrien dan zat pendukung. jumlah sel yang tinggi dapat tertampung dalam zat pendukung yang memiliki pori-pori mikroskopik. Rasio diameter pori-pori terhadap diameter sel yang direkomendasikan adalah 4-5. Ukuran pori-pori yang terlalu kecil akan membatasi akses masuknya nutrien ke permukaan dalam pori-pori, sedangkan pori-pori yang terlalu besar akan memiliki spesific surface area yang kecil. Sehingga ukuran pori-pori yang optimal akan menghasilkan laju biokonversi yang maksimal. Kapasitas adsorpsi dan kekuatan ikatan merupakan dua faktor penting dalam pemilihan zat pendukung. Kapasitas adsorpsi bervariasi antara 2 mg/g (porous silika) dan 250 mg/g (wood chips). Support yang digunakan untuk cross linking adalah alumina, silica, porous glass, ceramic, clay, bentonite, CMC, starch, dan activated carbon. Sedangkan untuk ikatan kovalen, gugus fungsi yang berperan sebagai active site adalah gugus amino, carboxyl, hydroxyl dan sulfhidril. Contoh immobilisasi sel dengan metoda penjeratan dengan berbagai zat pendukung dan metoda pengikatan disajikan pada Tabel 9.1 dan 9.2.

Tabel 9.1 Immobilisasi sel dengan metode penjeratan Sel S. cerevisiae E.aerogenes E.coli Trichoderma reesei Z.mobilis Acetobacter sp Morinda citrifolia Candida tropicalis Nocardia rhodocrous E.coli Catharantus roseus Rhodotorula minuta Matriks pendukung Caragenan Caragenan Caragenan Caragenan Ca-alginat Ca-alginat Ca-alginat Ca-alginat Polyurethane Polyurethane Polyurethane Polyurethane Konversi Glukosa to etanol Glukosa to 2,3-butanediol Fumaric acid to Asparic acid Selulosa to mono sakarida Glukosa to etanol Glukosa to gluconic acid Anthraquinone formation Phenol degradation Konversi testoteron Penicillin G to G-APA Isocitrate dehydrogenase Methyl succinate to menthol

Tabel 9.1 Immobilisasi sel dengan metode pengikatan Sel Lactobacillus sp Clostridium acetobutyulicum Streptomyces Animal cells E. coli Sephadex (adsorption) Cytodex (adsorption) Ti(IV)oxide binding) B. subtilis Agarosa-carbodiimide (covalent binding) Solanum aviculare Polyphenylene glutaraldehid binding) oxide- Steroid (covalent formation glycoalkaloids (covalent Support surface Gelatin (adsortion) Ion-exchange resin Konversi Glucosa to lactic acid Glucosa butanol streptomycin Hormones to acetone,

Passive immobilisasi berbentuk biological films yang berbentuk lapisan-lapisan koloni sel yang tumbuh dan melekat pada permukaan pendukung yang padat. Material pendukung dapat bersifat inert atau aktif secara biologis. Biological films digunakan pada pengolahan limbah atau fermentasi dengan mikroba jamur. 9.3 Reaktor Immobilisasi Sel Beberapa konfigurasi reaktor dapat digunakan untuk sistem sel

terimmobilisasi. Matriks pendukung sel immobilasi umumnya bersifat rapuh, karena itu dipilih bioreaktor yang memiliki gesekan hidrodinamik yang rendah seperti packed-column, fluidized-bed atau airlift reactor. Reaktor yang menngunakan pengaduk mekanik dapat digunakan untuk matriks pendukung yang kuat dan liat. Reaktor tsb dioperasikan dengan cara mengalirkan larutan nutrien melewati sel immobilisasi. Skema penggunaan sel immobilisasi sel untuk reaktor packed-column dan fluidized-bed secara batch maupun kontinu disajikan pada Gambar 2.1.

Batch Kontinu - - Gambar 9.2. Skema penggunaan sel immobilisasi sel untuk reaktor packedcolumn dan fluidized-bed secara batch dan kontinu

Anda mungkin juga menyukai