Klasifikasi Ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Actinopterygii Ordo: Cypriniformes Famili: Cyprinidae Genus: Cyprinus Spesies: C. carpio Nama Binomial Cyprinus carpio (Linnaeus, 1758) Gambar 1.1 Klasifikasi ilmiah ikan koi
Dari satu warna, kemudian muncul koi dua warna, yakni Kohako (putih merah), Shiro bekko dan Shiro utsuri (hitam putih). Lalu, muncul berikutnya koi tiga warna, yakni Taisho sanke dan Showa sanshoku (merah, hitam, putih). Dan berikutnya, melahirnya koi multi warna seperti Goshiki, terdiri dari unsur warna dasar biru bercak-bercak merah, hitam, biru tua, dan putih. Kemudian, hasil persilangan dengan ikan karper Jerman yang dinamakan karper tak bersisik (Kagami goi) sekitar
tahun 1904, menghasilkan koi sebagian bersisik dan sebagian tidak. Ikan ini dinamakan Ditsu nishikigoi. Sampai saat ini, diperkirakan lebih dari 18 varietas utama ikan koi. Pada tahun 1962, Pangeran Akihito bersama Putri Michoko menyempatkan diri berkunjung ke Bogor dan melihat ikan emas Indonesia dari ras Kumpay. Ikan emas yang nama latinnya sama dengan ikan karper Jepang ini dari varietas Flavipinnis. Akihito berkeinginan menyilangkan ikan emas Indonesia dengan ikan karper Jepang. Dan pada tahun 1980, Balai Penelitian Ikan Air Tawar Bogor mengirim ke Jepang sekitar 60 ekor ikan emas ras Kumpay yang berumur enam bulan. Hasilnya, yang di bawa ke Indonesia kembali pada tahun 1991 ada lima macam koi silangan dengan lima macam kominasi warna. Budidaya ikan koi sudah menampakkan perkembangan dan pemasarannyapun sudah ke berbagai daerah di indonesia, bahkan ada yang di ekspor. Terdapat banyak sekali jenis ikan koi yang terkenal asal Kabupaten Blitar yaitu Gosanke adalah jenis ikan koi yang mempunyai corak warna merah di atas warna putih, sanke adalah jenis ikan koi yang mempunyai corak warna merah di atas warna putih. Corak warna hitam tidak trdapat di kepala, dan Showa adalah jenis ikan koi hitam dengan corak warna merah dan putih. Harga ikan koi cukup baik dan stabil, cepat besar dan responsif terhadap pemberian pakan serta penanganannya mudah, sehingga benih mudah diperoleh dalam jumlah yang cukup dan kualitas yang memadai. Kegiatan yang dilakukan pada pembenihan koi meliputi persiapan induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan, pemberian pakan, mengelola kualitas air serta pemberantasan hama dan penyakit.
1.2 Tujuan
Tujuan laporan ini adalah sebagai berikut: 1. Mampu memelihara ikan koi dengan mempertimbangkan persyaratan kualitas dan kuantitas. 2. Dapat menentukan aspek produksi ikan koi. 3. Mampu menentukan aspek pasar dan pemasaran ikan koi di Kabupaten Blitar.
1.3 Manfaat
Manfaat dari pembuatan laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Agar mahasiswa Teknik Industri dapat memahami pemeliharaan ikan koi yang baik dan benar. 2. Memberikan kemudahan bagi pihak pelajar, mahasiswa, maupun kalangan umum dalam melakukan pembudidayaan ikan koi. 3. Membantu pelajar, mahasiswa, maupun kalangan umum dalam menentukan aspek pasar dan pemasaran ikan koi.
Pembudidaya yang menjadi model adalah pembudidaya yang sudah cukup berpengalaman, sering mengikuti kontes koi, mempunyai pembukuan yang dapat dikontrol, sehingga usaha ini dapat dilihat keuntungannya.
B. Menjaga, memperbaiki, dan mempertahankan kualitas air Menjaga, memperbaiki, dan mempertahankan kualitas air kolam agar tetap prima sangat penting bagi koi. Ada tiga cara untuk membersihkan kolam secara rutin, memfilter air dan membubuhkan obat obat untuk meningkatkan kualitar air. 1. Membersihkan kolam secara rutin Cara membersihkannya bisa menggunakan serokan, sifon, tekanan air, pompa dan sirkulasi air. 2. Memfilter untuk meningkatkan kualitas air Filter berfungsi menyaring air agar kualitas air kolam selalu terjaga baik. Sedikitnya ada empat cara penyaringan air yang banyak dilakukan, yaitu penyaringan fisik, penyaringan kimiawi, penyaringan biologis, dan penyaringan dengan tanaman. 3. Meningkatkan kualitas air dengan obat Setelah kolam dibersihkan dan disaring, ke dalam kolam sering ditambahkan obat, yang gunanya untuk meningkatkan kualitas air agar koi penghuni kolam bertambah nyaman.
C. Tahap pendederan. Yaitu tahap pemeliharaan benih ikan koi sejak menetas sampai umur 1 bulan yang selanjutnya siap dibesarkan atau dipindahkan ke kolam pembesaran. D. Tahap pembesaran. Yaitu pada tahap pembesaran ini dimulai umur 1 bulan hingga mencapai ukuran siap jual yang umur 3 5 bulan. Kegiatan yang dilakukan pada masa pembesaran ini menseleksi benih benih yang baik untuk dijual atau calon indukan atau calon dikonteskan, sehingga ada kelas A, kelas B, kelas C, kelas super yang calon dikonteskan. Dengan adanya pembagian tahapan kelas ini membantu pembudidaya dalam hal : 1. 2. 3. E. Mempersingkat masa panen Menghasilkan pendapatan pembudidaya dengan keuntungan yang cukup memadai Menurunkan resiko kegagalan panen Pemberian pakan. Selama masa pertumbuhan ikan koi mengalami perubahan tingkah laku makan (feeding habit ) yang sangat signifikan. Jenis pakan ikan koi terdiri dari pakan alami ( organik ) berupa lumut lumutan maupun pakan buatan (anorganik ), berupa tepung ikan, breder 1, breder 2, dan vitamin. Pakan alami yang digunakan antara lain kuning telur itik dan cacing rambut.
F.
Pemanenan Pemanenan dilakukan setelah ikan koi berumur 3 5 bulan dengan panjang diantara 10 -15 cm. Dalam pelaksanaan pemanenan yang perlu diperhatikan antara lain : Waktu pemanenan sebaiknya pagi atau sore hari. Untuk memudahkan penangkapan, sebelum dilakukan penangkapan perlu diberi pakan sebagai tempat berkumpulnya ikan koi. Proses penangkapan dilakukan secara hati hati sehingga tidak sampai menyebabkan lepasnya sisik. Penangkapan benih ikan di kolam dilakukan pada kondisi temperatur air rendah dan tidak dalam kondisi hujan. Saat penangkapan kedalaman air kolam dibiarkan setinggi 20 30 cm. Pengangkutan sebaiknya dilakukan pada sore hari. Wadah angkut yang digunakan berupa kantung plastik yang diisi oksigen atau bak yang ditutup dengan jumlah ikan disesuaikan besaran ikan koi dan kapasitasnya. Adanya tahap budidaya tersebut dapat membuka peluang usaha budidaya ikan koi yang cukup luas sejak pembenihan sampai dengan pembesaran yang berkaitan antara satu dengan yang lain dalam satu sistem budidaya ikan koi.
disamping pakan alami dan telah dilakukan pengaturan kualitas air, namun belum secara terukur dan terkontrol. Ciri ciri teknologi intensif adalah mengacu pada Sapta Usaha Perikanan dan dilakukan secara terkontrol.
4 5
Rp 18.781.701,00
Pola II (Pembesaran) No. Uraian 1. Nilai penjualan 3.514 kg/4 buah x 3 2. Biaya produksi berdasarkan : Biaya operasional (variabel) @Rp 9.435/kg 4 bulan x 3 Biaya tetap (fixed) @Rp 1.200/kg per 4 bulan x 3 Total biaya @Rp 10.635/kg per 4 bulan x 3 3 Laba sebelum pajak PPn 10% Laba (Rugi)Usaha 4 Profit margin 5 BEP (nilai penjualan per kg ) per tahun BEF (nilai penjualan 3.514 kg) per tahun Jumlah Rp 142.330.380,00 Rp 99.463.770,00 Rp 12.650.400,00 Rp 112.114.170,00 Rp 30.216.210,00 Rp 3.021.621,00 Rp 27.194.589,00 19,11% Rp 12.000,00 Rp 42.168.000,00
4.2 Penawaran
Produksi ikan koi merupakan hasil budidaya, wilayah sentra produksi budidaya ikan koi terdapat pada daerah, seperti Blitar, Tulung Agung, Malang, Sukabumi, namun yang paling baik ada di daerah Blitar karena iklim dan air sangat mendukung kecerahan ikan koi, dan ini tidak dimiliki oleh daerah lain. Hal ini disebabkan ikan koi yang dipandang adalah keindahan dan kecerahan warna yang dihasilkan, sehingga produk ikan koi tidak akan bisa di tukar menukar asalnya. Dengan demikian produksi ikan koi hasil budidaya akan memberikan ciri khas asal wilayahnya.
No. 1. 2. 3.
Jenis Koi Lokal Biasa Bagus Impor Biasa Bagus Impor Exspatriat Biasa Bagus
Ukuran Koi Kecil (10-15 cm) 5.000/ekor 50.000/ekor 500.000/ekor 1.000.000/ekor 50.000/ekor 100.000/ekor
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pemeliharaan ikan koi memerlukan persyaratan kuantitas dan kualitas tertentu untuk memperoleh hasil yang optimal. Syarat syarat tersebut antara lain: lokasi dataran rendah pada ketinggian 2040 m diatas permukaan laut, kuantitas dan kualitas air yang mencukupi, tenang, bersih dengan dasar kolam yang tidak berlumpur, tanah yang tidak berpourus dan temperatur optimum 25-30 derajat celcius. 2. Pemeliharaan ikan koi cukup sederhana dan tidak membutuhkan teknologi yang tinggi, demikian juga alat alat yang dibutuhkan untuk budidaya ikan ini tersedia di seluruh Indonesia dan mampu dibuat oleh masyarakat. 3. Prospek pemasaran ikan koi masih sangat menjanjikan walaupun masih dalam pasar domestik. Tapi sudah mulai berkembang sangat pesat di pasar ekspor.
5.2 Saran
1. Untuk mendapatkan hasil yang optimal atas produksi ikan koi perlu intensifikasi penggunaan teknologi budidaya sehingga kualitas dan kuantitas produksi dapat ditingkatkan dan masa waktu panen dapat dipersingkat. 2. Untuk meningkatkan keterampilan pembudidaya, perlu diberikan bimbingan yang terus menerus dari instansi terkait dalam rangka penerapan teknologi budidaya untuk meningkatkan produksi ikan koi. 3. Pembudidaya sebaiknya bergabung dengan perkumpulan atau asosiasi pembudidaya ikan koi. Perkumpulan dan asosiasi ini dapat menjadi tempat tukar menukar informasi antar pembudidaya dan diharapkan lebih jauh lagi dapat meningkatkan posisi pembudidaya sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
1. Heru Sutanto, 2005 / edisi XV., Koi, Penebar Swadaya, Jakarta. 2. Departemen Pertanian, 1999, Investasi Agribisnis Komoditi Unggulan, Kanisius Yogyakarta. 3. Deden Daelami, 2002, Agar Ikan Sehat , Penebar Swadaya, Cetakan II, Jakarta. 4. Website : www.goldenkoi.com www.mataharisakti.com www.ogatakoi.com www.kanisius.com
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2013