Anda di halaman 1dari 10

BAB 1 PENCEGAHAN TINDAK PIDANA KORUPSI PADA JASA KONSULTASI1

I.

PENDAHULUAN Penyelenggara Negara mempunyai peran penting dalam konstelasi ketatanegaraan. Hal ini tersirat dalam Amanat Pembukaan UndangUndang Dasar 19 ! yang menyatakan antara lain ba"#a tu$uan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia dan yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam implementasinya% penyelenggaraan Negara tidak bole" menyimpang dari kaida"-kaida" yang digariskan. Namun demikian% dalam perkembangannya% pembangunan di berbagai bidang berimplikasi ter"adap perilaku penyelenggara negara yang memun&ulkan rasa ketidakper&ayaan masyarakat. 'tigma yang menganggap penyelenggara negara belum melaksanakan (ungsi pelayanan publik berkembang se$alan dengan )social issue me#aba"nya praktek-prakter korupsi sebagai dampak adanya pemusatan kekuasaan% #e#enang dan tanggung $a#ab pada $abatan tertentu. Disamping itu masyarakat sendiri tidak sepenu"nya dilibatkan dalam *egiatan Penyelenggaraan Negara se"ingga eksistensi kontrol sosial tidak ber(ungsi se&ara e(ekti( ter"adap penyelenggara negara% terutama dalam "al akuntabilitas pengelolaan keuangan negara% se"ingga rentan sekali untuk menimbulkan penyimpangan dan korupsi. *orupsi tidak "anya dilakukan ole" penyelenggara negara% antar penyelenggara negara% tetapi $uga melibatkan pi"ak lain seperti keluarga% kroni dan para pengusa"a% se"ingga merusak sendi-sendi ke"idupan bermasyarakat% berbangsa dan bernegara% yang dapat memba"ayakan eksistensi atass (ungsi penyelenggaraan negara.

Materi disampaikan dalam Seminar Nasional Fakultas Hukum Universitas Indonesia bekerja sama dengan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (INKINDO tentang Permasalahan Hukum Pada Pelaksanaan Kontrak Jasa Konsultasi dan Pencegahan Korupsi di Lingkungan Instansi Pemerintah!" #ang diselenggarakan di $alai Sidang Djokosoetono %edung F &antai ' FH(UI Depok" Selasa '' )uni '*1*+

Langka" a#al dan mendasar untuk meng"adapi dan memberantas segala bentuk korupsi adala" dengan memperkuat landasan "ukum yang sala" satunya adala" Undang-Undang Nomor +1 ,a"un 1999 yang diruba" dan ditamba" dengan Undang-Undang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,indak Pidana *orupsi yang di"arapkan dapat mendukung pembentukan pemerinta"an yang bersi" dan bebas korupsi% kolusi dan nepotisme% dan diperlukan pula kesamaan /isi% misi dan persepsi aparatur penegak "ukum dalam penanggulangannya. *esamaan /isi% misi dan persepsi tersebut "arus se$alan dengan tuntutan "ati nurani rakyat yang meng"endaki ter#u$udnya penyelengara negara yang mampu men$alankan tugas dan (ungsinya se&ara e(ekti(% e(isien% bebas dari korupsi. Upaya pemberantasan tindak pidana korupsi yang dilakukan ole" pemerinta" sampai saat ini masi" terus bergulir% #alaupun berbagai strategi tela" dilakukan% tetapi perbuatan korupsi masi" tetap sa$a merebak di berbagai sektor ke"idupan. 0eberapa kalangan berpendapat ba"#a terpuruknya perekonomian Indonesia dalam beberapa ta"un terak"ir ini% sala" satu penyebabnya adala" korupsi yang tela" merasuk ke seluru" lini ke"idupan yang diibaratkan seperti $amur di musim peng"u$an% tidak sa$a di birokrasi atau pemerinta"an tetapi $uga suda" meramba" ke korporasi termasuk 0U1N.

0A0 11 PE10AHA'AN II. PEN2E3,IAN *43UP'I DAN P3IN'IP-P3IN'IP PEN2EL4LAAN *EUAN2AN NE2A3A 5AN2 0AI* A. Pengertian *orupsi. *orupsi dalam ba"asa Latin disebut Corruptio corruptus% dalam 0a"asa Indonesia disebut corruptie% dalam 0a"asa Inggris disebut corruption% dan dalam 0a"asa 'ansekerta yang tertuang dalam Naska" *uno Negara *ertagama arti "ar(ia" corrupt menun$ukkan kepada perbuatan yang rusak, busuk, bejad, t dak jujur yang disangkut pautkan dengan keuangan. *orupsi di dalam Black s !a" #ictionary adala" 6suatu perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak sesuai dengan ke#a$iban resmi dan "ak-"ak dari pi"ak-pi"ak lain% se&ara sala" menggunakan $abatannya atau karakternya untuk mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain% bersamaan dengan ke#a$ibannya dan "ak-"ak dari pi"ak lain). + Dalam pengertian lain% korupsi dapat pula dili"at sebagai perilaku tidak mematu"i prinsip% artinya dalam pengambilan keputusan di bidang ekonomi% baik dilakukan ole" perorangan di sektor s#asta maupun pe$abat publik% menyimpang dari aturan yang berlaku. Hakekat korupsi berdasarkan "asil penelitian 7orld 0ank adala" $n $buse %& Public Po"er 'or Pri(ate )ains *% penyala"gunaan ke#enangan 8 kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Pengertian korupsi se&ara yuridis% baik arti maupun $enisnya tela" dirumuskan% di dalam Undang-Undang Nomor +1 ,a"un 1999 $o Undang-Undang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,indak Pidana *orupsi dan undang-undang sebelumnya% yaitu Undang-Undang Nomor + ,a"un 1991. Dalam pengertian yuridis% pengertian korupsi tidak "anya terbatas kepada perbuatan yang memenu"i rumusan delik dapat merugikan keuangan +egara atau perekonomian negaara% tetapi meliputi $uga perbuatan-perbuatan yang memenu"i rumusan delik% yang merugikan masyarakat atau orang perseorangan.
' 2 8 1

Sudarto" Hukum dan Hukum Pidana" ,lumni $andung" -etakan Keempat" 1../" 0lm+ 111+ $la3k" Henr# -ampbell" Blacks Law Dictionary" 4disi 5I" 6est 7ublis0ing" St+ 7aul Minesota" 1..*+ 5ito 9an:i" Corruption, Governmental Activities, and Markets" IMF 6orking 7aper" ,gustus 1..8+ 6orld $ank" 6orld Development ;eport < 90e State in -0anging 6orld" 6as0ington" D-" 6orld $ank" 1..=+

4le" karena itu% rumusannya dapat dikelompokkan sebagai berikut : 1. *elompok delik yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara% ;sebagaimana diatur dalam Pasal ayat ;1< dan Pasal + Undang-Undang Nomor +1 ,a"un 1999 $o. Undang-Undang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,indak Pidana *orupsi<. -. *elompok delik penyuapan% baik akti( ;yang menyuap< maupun pasi( ;yang disuap< serta grati(ikasi. ;sebagaimana diatur dalam Pasal ! ayat;1< dan ayat ;-<% Pasal = ayat;1< dan ayat ;-<% Pasal 11% Pasal 1- "uru( a% b% &% dan d% serta Pasal 1-0 ayat ;1< dan ayat ;-< Undang-Undang Nomor +1 ,a"un 1999 $o. Undang-Undang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,indak Piddana *orupsi<. +. *elompok delik penggelapan. ;sebagaimana diatur dalam Pasal >% Pasal 1. "uru( a Undang-Undang Nomor +1 ,a"un 1999 $o. Undang-Undang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,indak Pidana *orupsi<. . *elompok delik pemerasan dalam $abatan +kne(elarij, e,tortion-. ;sebagaimana diatur dalam Pasal 1- "uru( e dan "uru( ( Undang-Undang Nomor +1 ,a"un 1999 $o. UndangUndang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,indak Pidana *orupsi<. !. *elompok delik pemalsuan. ;sebagaimana diatur dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor +1 ,a"un 1999 $o. Undang-Undang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,idak Pidana *orupsi<. =. *elompok delik yang berkaitan dengan pemborongan% le/eransir dan rekanan. ;sebagaimana diatur dalam Pasal 9 ayat ;1< dan ayat ;-<% Pasal 1- "uru( g dan "uru( i UndangUndang Nomor +1 ,a"un 1999 $o. Undang-Undang Nomor -. ,a"un -..1 tentang Pemberantasan ,indak Pidana *orupsi<. Dari = ;enam< kelompok delik di atas% "anya 1 ;satu< kelompok sa$a yang memuat unsur merugikan negara diatur di dalam - pasal yaitu pasal - dan +% sedangkan ! kelompok lainnya yang terdiri dari -> pasal terkait dengan perilaku menyimpang dari penyelenggara negara atau pega#ai negeri dan pi"ak s#asta. 0. Pemberantassan *orupsi 1elalui Program Pembangunan. 'ebenarnya masala" korupsi bukanla" suatu "al yang baru di Indonesia. 0erbagai kebi$akan tela" ditetapkan dalam rangka me#u$udkan pemerinta"an yang bersi"% bebas dari **N. 'e&ara (aktual 1a$elis Permusya#aratan 3akyat mengamanatkan dalam

,AP 1P3-3I Nomor ?I81P3819>9 tentang Penyelenggaraan Negara 5ang 0ersi" dan 0ebas **N% yang kemudian ditindak lan$uti dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor -> ,a"un 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang 0ersi" dan 0ebas dari *orupsi% *olusi dan Nepotisme. ,u$uan yang ingin di&apai dalam upaya tersebut adala" Penyelenggaraan Negara yang dilakukan ole" lembaga-lembaga Eksekuti(% Legislati( dan 5udikati( "arus sesuai dengan tuntutan "ati nurani rakyat% yakni adanya penyelenggaraan negara yang mampu men$alankan (ungsi dan tugas se&ara sunggu"-sunggu" dan penu" tanggung $a#ab untuk me#u$udkan penyelenggaraan negara yang bersi" dan bebas dari praktek **N di segala bidang agar dapat berdaya guna dan ber"asil guna. Upaya pemberantasan korupsi untuk menu$u ter&iptanya pemerinta"an yang bersi" nuansanya nampak lebi" kental% Untuk men&apai sasaran pembangunan penyelenggaraan negara menu$u ter&iptanya tata pemerinta"an yang bersi" dan ber#iba#a teersebut% maka Presiden tela" mengeluarkan Peraturan Nomor 9 ,a"un -..! tentang 3en&ana Pembangunan @angka 1enenga" dan *ebi$akan Penyelenggaraan Negara -.. --..9% yang diara"kan untuk : 1. 1enuntaskan penanggulangan penyala"gunaan ke#enangan dalam benuk praktik-praktik korupsi% kolusi dan nepotisme dengan &ara : a. Penerapan prinsip-prinsip tata pemerinta"an yang baik ;good coorporate go(erance- pada semua tingkat dan lini pemerinta"an dan pada semua kegiatanA b. Pemberian sanksi yang seberat-beratnya bagi pelaku korupsi% kolusi dan nepotisme sesuai dengan ketentuan yang berlakuA &. Peningkatan e(ekti/itas penga#asan aparatur negara melalui koordinasi dan sinergi penga#asan internal% eksternal dan penga#asan masyarakatA d. Peningkatan budaya ker$a aparatur yang bermoral% pro(esional% produkti( dan bertanggung $a#abA e. Peningkatan pemberdayaan penyelenggara negara% dunia usa"a dan masyarakat dalam pemberantasan **N. -. 1eningkatkan kualitas penyelenggara administrasi negara melalui: a. Penataan kembali (ungsi-(ungsi kelembagaan pemerinta"an agar dapat ber(ungsi se&ara lebi" memadai%

e(ekti(% dengan struktur lebi" proposional% rmaping% lu#es dan responsi(A b. Peningkatan e(ekti/itas dan e(isiensi ketatalaksanaan dan prosedur pada semua tingkat dan lini pemerinta"anA &. Penataan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur agar lebi" pro(esional sesuai dengan tugas dan (ungsinya untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakatA d. Peningkatan kese$a"teraan pega#ai dan pemberlakuan sistem karier berdasarkan prestasi. +. 1eningkatkan keberdayaan masyarakat penyelenggaraan pembangunan dengan : a. dalam

Peningkatan kualitas pelayanan publik terutama pelayanan dasar% pelayanan umum dan pelayanan unggulanA b. Peningkatan kapasitas maeyarakat untuk dapat men&ukupi kebutu"an dirinya% berpartisipasii dalam proses pembangunan dan menga#asi $alannya pemerinta"anA &. Peningkatan transparansi% partisipasi dan mutu pelayanan melalui peningkatan akses dan sebaran in(ormasi. 'edangkan sasaran k"usus yang ingin di&apai adala" : 1. 0erkurangnya se&ara nyata praktek korupsi di birokrasi dan dimulai dari tataran ;$a$aran< pe$abat yang paling atasA -. ,er&iptanya sistem kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerinta"an yang bersi"% e(isien% transparan% pro(esional dan akuntabelA +. ,er"apusnya aturan% peraturan dan praktek yang bersi(at diskrikinati( ter"adap #arga negara% kelompok atau golongan masyarakatA . 1eningkatnya partisipasi masyarakat dalam pengambilan kebi$akan publikA !. ,er$aminnya konsistensi seluru" peraturan pusat dan daera" (an tidak bertentangan peraturan dan perundangan diatasnya. 0A0 111 III. 'E*,43-'E*,43 PEN22UNAAN DANA AP0N 5AN2 3A7AN *43UP'I DAN PE3AN *E@A*'AAN DALA1 1E10E3AN,A' ,INDA* PIDANA *43UP'I

Negara mempunyai ke#enangan di dalam menyelenggarakan (ungsi pemerinta"an% ke#enangan tersebut akan menimbulkan adanya "ak-"ak pemerinta" diantaranya adala" pengelolaan keuangan. 1isalnya "ak untuk memungut pa$ak% "ak pengelolaan "arta negara dan pungutan lainnya. 'elain itu negara $uga mempunyai ke#a$iban yang dapat dinilai dengan uang% yakni pengeluaran yang men$adi ke#a$iban negara dalam rangka penyelenggaraan layanan umum pemerinta"an negara dan membayar tagi"an kepada pi"ak ketiga. 'e&ara prinsip yang dimaksudkan dengan penerimaan negara adala" uang yang diterima ole" negara melalui kas negara terkait dengan penyelenggaraan "ak dan ke#a$iban negara maupun karena "al lain. Penerimaan negara dapat dibedakan men$adi - $enis yaitu penerimaan dari sektor perpa$akan dan penerimaan dari sektor bukan pa$ak. Penerimaan Negara 0ukan Pa$ak ;PN0P< merupakan seluru" penerimaan Pemerinta" Pusat terkait dengan ke#a$iban pemerinta" untuk menyediakan layanan tertentu kepada masyarakat dan penerimaan yang tidak terkait dengan penyelenggaraan (ungsi pemerinta" ;tupoksi kementerian8lembaga<. Pemerinta" sebagai penyedia $asa layanan bagi masyarakat% baik bersi(at layanan dasar ;publi& goods< maupun layanan semi dasar ;semi publi& goods< yang men$adi kebutu"an masyarakat. Layanan kategori dasar dibiayai melalui sistem perpa$akan% sedangkan layanan semi dasar dibiayai melalui pungutan yang "akekatnya merupakan partisipasi masyarakat dalam membiayai layanan tertentu dimaksud ;&ost s"aring prin&iple<. 1ekanisme lebi" lan$ut dari pelayanan di atas ditetapkan melalui alokasi benlan$a setiap ta"un yang sebelumnya "arus dimintakan persetu$uan lebi" dulu dari legislati( ;DP3<% apabila tela" mendapat persetu$uan maka statusnya men$adi produk legislati( yang laBim disebut undang-undang tentang Anggaran Pendapatan dan 0elan$a Negara ;AP0N<% sedangkan di daera" dikuku"kan dalam suatu Peraturan Daera" tentang Anggaran Pendapatan 0elan$a Daera" ;AP0D<. @ika kita mengamati lebi" $au" dari setiap kasus yang men&uat ke permukaan melalui media massa% dimana pada ak"ir-ak"ir ini kasus tindak pidana korupsi yang ter$adi di Indonesia seringkali terkait dengan pengadaan barang dan $ada yang dananya berasal dari AP0N% AP0D atau 0adan Hukum 1ilik Negara. Para pelakunya merupakan orang-orang yang memiliki kekuasaan atau yang memiliki ke#enangan. Atas kenyataan ini% pada umumnya korupsi karena adanya penggunaan kekuasaan dan #e#enang publik yang menyimpang untuk kepentingan pribadi atau golongan tertentu.

Perbuatan korupsi yang ter$adi di 0adan Hukum 1ilik Negara% baik sebelum atau pada saat setela" pelaksanaannya seringkali tidak terdeteksi dan sulit pengungkapannya% se"ingga diperlukan suatu kea"lian dan ke$elian aparat penegak "ukum dalam membongkar kasuskasus korupsi yang ter$adi pada 0adan Hukum 1ilik Negara. Pada umumnya sektor-sektor ra#an yang sering menimbulkan penyimpangan dan merugikan keuangan negara yang dilakukan di lingkungan 0adan Hukum 1ilik Negara% antara lain terkait dengan : 1. -. +. . Pengadaaan $asa. Penyaluran dana 0antuan 4perasional. Perbaikan sarana dan prasarana. Harga8nilai kontrak terlalu tinggi ;mark up dalam pengadaan barang dan $asa<. !. Penetapan pemenag lelang tidak sesuai ketentuan yang berindikasi suap atau ditetapkan ole" pengurus atau penga#as pada bagian pengadaan barang dan $asa 0adan Hukum 1ilik Negara. =. Pembayaran (ikti(. 9. Pemalsuan surat8dokumen sebagai sarana penyimpangan penggunaan anggaran 0adan Hukum 1ilik Negara. >. 1anipulasi penggunaan barang8dana. 9. 1anipulasi biaya pembebasan tana". 1.. 3ealisasi peker$aan tidak sesuai kontrak yang merugikan 0adan Hukum 1ilik Negara. 11. Penggelapan uang 1-. 1anipulasi ga$i pega#ai. 1+. Pungutan tidak sa". 1 . Penyala"gunaan biaya per$alanan dinas. 1!. Penyala"gunaan #e#enang. Pengadaan barang dan $asa di lingkungan 0adan Hukum 1ilik Negara ada baiknya memper"atikan 1! langka" prosedural yang ditetapkan ole" *eppres No. >. ,a"un -..+ $o. Perpres No. >! ,a"un -..= tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan 0arang dan @asa Pemerinta" serta memper"atikan $uga Anggaran Dasar dan Anggran 3uma" ,angga suatu Perusa"aan negara 8 0adan Hukum 1ilik Negara 8 Daera"% yaitu : 1. -. +. . !. =. Peren&anaan PengadaanA Pembentukan Panitia LelangA Prakuali(ikasi Perusa"aanA Penyusunan Dokumen LelangA Pengumuman LelangA Pengambilan Dokumen LelangA

9. Penentuan Harga Perkirakan 'endiriA >. Pen$elasan LelangA 9. Penyera"an Pena#aran Harga dan Pembukaan Pena#aranA 1.. E/aluasi Pena#aranA 11. Pengumuman Calon PemenangA 1-. 'angga"an Peserta LelangA 1+. Penun$ukan Pemenang LelangA 1 . Penandatanganan *ontrak Per$an$ianA 1!. Penyera"an 0arang8@asa kepada User. 'ala" satu &onto" di dalam pengadaan barang dan $asa yang dananya berasal dari AP0N% AP0D iala" kema"alan "arga pengadaan buku% blanko i$aBa"8'*HUN dan pengembangan 'I1. 0erdasarkan *eppres No. >. ,a"un -..+ $o. Perpres No. >! ,a"un -..= Lampiran I 0ab I "uru( E angka 1 dalam menentukan penyusunan "arga per"itungan sendiri ;HP'< "arus dilakukan dengan &ermat% menggunakan data dasar dan mempertimbangkan : a. Analisis "arga satuan peker$aan yang bersangkutanA b. Perkiraan per"itungan biaya ole" konsultan8 engineer s estimate ;EE<A &. Harga pasar setempat pada #aktu penyusunan HP'A d. Harga kontrak8surat perinta" ker$a ;'P*< untuk barang8peker$aan se$enis setempat yang perna" dilaksanakanA e. In(ormasi "arga satuan yang dipublikasikan se&ara resmi ole" 0adan Pusat 'tatistik ;0P'<% badan8instansi lainnya dan media &etak yang datanya dapat dipertanggung$a#abkanA (. Da(tar "arga standar8tari( biaya yang dikeluarkan ole" pabrikan8agen tunggal atau lembaga independenA g. Da(tar "arga standar8tari( biaya yang dikeluarkan ole" instansi yang ber#enangA ". In(ormasi lain yang dapat dipertanggung$a#abkan. ,erkait dengan pengadaan barang dan $asa tersebut% dalam praktek sala" satu unsur penting yang "arus dapat dibuktikan agar dapat dikuali(ikasi sebagai tindak pidana korupsi adala" adanya )unsur dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara). Unsur kerugian negara sering men$adi polemik karena memiliki pengertian yang dapat dili"at dari beberapa perspekti( "ukum% yaitu berdasarkan perspekti( "ukum administrasi negarra% "ukum perdata dan "ukum pidana% yang lebi" lan$ut akan diuraikan sebagai berikut : 1+ Pengertian kerugian negara berdasarkan perspekti( "ukum administrasi negara% dapat dili"at dari ketentuan Pasal 1 angka -- Undang-Undang No. 1 ,a"un -.. tentang Perbenda"araan Negara% yaitu kekurangan uang% surat

ber"arga% dan barang% yang nyata dan pasti $umla"nya sebagai akibat perbuatan mela#an "ukum baik senga$a maupun lalai. 3umusan pengertian kerugian negara dalam Undang-Undang No. 1 ,a"un -.. tentang Perbenda"araan Negara ini sama dengan rumusan pengertian kerugian negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 1! Undang-Undang No. 1! ,a"un -..= tentang 0adan Pemeriksa *euangan. '+ Pengertian kerugian negara berdasarkan perspekti( "ukum perdata terkait dengan pengertian keuangan negara yang dikelola ole" perusa"aan negara8perusa"aan daera" sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. . ,a"un -..9 tentang Perseroan ,erbatas dan Undang-Undang No. 19 ,a"un -..+ tentang 0adan Usa"a 1ilik Negara. @adi kerugian negara disini adala" berkurangnya *ekayaan Negara8*ekayaan Daera" yang dikelola sendiri atau ole" pi"ak lain berupa uang% surat ber"arga atau sa"am% piutang% barang% serta "ak-"ak lain yang dapat dinilai dengan uang% termasuk kekayaan yang dipisa"kan pada perusa"aan negara8perusa"aan daera" yang disebabkan ole" perbuatan yang melanggar norma atau aturan yang tela" ditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam Undang-Undang No. . ,a"un -..9 tentang Perseoan ,erbatas dan UndangUndang No. 19 ,a"un -..+ tentang 0adan Usa"a 1ilik Negara. 2+ Pengertian kerugian negara berdasarkan perspekti( "ukum pidana adala" sustu perbuatan yang menyimpang ter"adap penggunaan dan pengelolaan keuangan negara se"ingga dapat dikuali(ikasikan sebagai perbuatan merugikan negara atau dapat merugikan negara sebagai tindak pidana korupsi% dengan pemenu"an unsur-unsur : pertama% perbuatan tersebut merupakan perbuatan mela#an "ukum% baik dalam pengertian (ormil maupun materil atau penyala"gunaan #e#enang% kesempatan atau sarana yang ada padanya% dan kedua% para pi"ak ada yang diperkaya dan diuntungkan% baik si pelaku sendiri% orang lain atau korporasi ;Pasal - dan Pasal + Undang-Undang No. +1 ,a"un 1999 $o. UndangUndang No. -. ,a"un -..1<.

Anda mungkin juga menyukai