Anda di halaman 1dari 67

---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.

com> Tanggal: 9 Mei 2012 08:02 Perihal: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com Silakan anda Baca/cari di Internet ttg : Galaxi ( Kelahiran ) : http://en.wikipedia.org/wiki/Baby_Boom_Galaxy Lahir dan matinya bintang di Galaxi : http://curious.astro.cornell.edu/question.php?number=644 http://www.universetoday.com/82207/star-birth-and-death-in-the-andromeda-galaxy/ Kematian Galaxy : http://news.nationalgeographic.com/news/2007/12/071217-black-holes.html http://news.nationalgeographic.com/news/2007/11/071108-cosmic-rays.html = http://www.nasa.gov/mission_pages/chandra/news/07-139.html http://www.nasa.gov/mission_pages/chandra/main/index.html

Apa masih ingin mencari Awal Mula Kehidupan ? Sampai Matipun , anda tak akan
dapat membuktikannya.

Awal sebuah titik bisa menjadi akhir , begitu pula sebaliknya


---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 9 Mei 2012 07:34 Perihal: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com Anda Menerima Teori "Kekekalan Masa dan energi" ? apakah ada ilmuwan yang menolak Teori tsb ? kalau ada , menurut saya ia bukan seorang Ilmuwan , tapi penganut Aliran Kepercayaan yang ketinggalan Zaman ---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 8 Mei 2012 21:08 Perihal: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Penjelasan anda mengenai Ambapali dan Angulimala hanya spekulasi anda semata, sebab mereka berdua juga mati dizamannya Buddha Gautama dan tetap menyisakan akusala karma yg belum selesai dan banyak yaitu sebagai

pembunuh dan pelacur. Sdgkan sutta menyatakan mereka berdua telah menjadi arahat pada zaman Buddha Gautama. Dimana konsistensi penjelasan anda?
jika mereka telah mencapai PariNibhana , maka tak ada lagi Kusala maupun Akusala Kamma. Semua yang ada akan habis ( kekuatan Vipaka Kamma ) , saat mereka Hidup sbg Arahat. Sama seperti Buddha terluka, akusala Kamma tetap akan berbuah ( Vipaka Kamma ) . Tetapi seorang Arahat tak akan membuat Akusala Kamma dan Kusala Kamma. Yang ada adalah Vipaka Kamma ( buah dari Kamma ). Bedakan Kamma dan Vipaka Kamma.

Lho Buddha kan manusia? Dan Brahma adalah Tuhan (Maha Dewa) pencipta dalam Brahmanisme. Kalo logika berpikir kita seharusnya Brahma lebih hebat bukan? kecuali Buddha menganggap Brahma itu hanya khayalan saja. Maha Brahma merupakan Tuhan dalam Agama Hindu . Tetapi dalam Agama Buddha bukan sebagai Pencipta . silakan baca Kitab `Brahma Jala Sutta` ( jerat brahma ) . Karena keliruan nya ia menganggap sbg pencipta. Tapi sewaktu Sang Buddha Pencapai Penerangan Buddha , Maha Brahma memohon pada Buddha untuk mengajarkan Dhamma. Mereka yang mencapai Jhana ke-1 dalam kehidupan lalunya, meninggal ke Alam Brahma sebagai Maha Brahma. Sang Buddha mencapai Arupa Jhana 8 saat melakukan pertapaan , sebelum mencapai Ke-Buddhaan.

Guru yg hebat BUKANlah memberikan ajaran yg sulit dimengerti, tetapi ajaran yg sulit bisa dipaparkan dgn mudah untuk dimengerti oleh manusia, sehingga manusia tidak ada keraguan utk mengerti, itu barulah guru yg hebat. Ajaran sang buddha sulit bagi mereka yang memiliki banyak Tanha dan Avijja. Tetapi siswa2 Sang Buddha , banyak yang sedikit Kilesanya , dengan hanya mendengar sedikit uraian Dhamma , sudah langsung mencapai Kesucian. Ada juga Ajarannya yang dipertuntukkan yang batinnya belum berkembang, misal berdana, membantu sanak keluarga, ( silakan baca Karanniya Metta Sutta, Manggala sutta , Sigalovada Sutta , dan banyak lagi ) . Jadi Sulit tidaknya , tergantung : 1. Sutta atau Pitaka apa yang dipelajari 2. Kemauan dan Daya Upaya 3. Kecerdasan dan Ketekunan Sekarang Saya jelaskan ttg Awal Tanha dan Avijja

Karena memilki Nama dan Rupa maka Tanha dan Avijja ada ( kecuali yang telah mencapai kesucian ) . Jadi Bicara Tanha dan Avijja , pasti bicara Mahluk Hidup ( tak termasuk Tumbuhan ) . Bicara Mahluk Hidup , pasti bicara Alam Semesta. Jadi bila bertanya Awal tanha dan Avijja berarti bicara Awal Alam Semesta. Sekarang pertanyaan saya : 1. Apakah ada dari zaman Nabi Adam sd Nabi Muhammad , telah ada melihat dengan mata atau alat bantu penglihatan kejadian terbentuknya bumi , matahari, tata surya , sub-galaksi , galaksi dst 2. Apakah para Nabi ( Adam sd Muhammad ) memiliki Arupa Jhana, sehingga dapat menjelajahi Alam Semesta ? Para Resi di India saja hanya 2 , yaitu Guru dari Petapa Sidharta 3. Apakah Tuhan ( Allah ) dalam agama Islam dan Kristen adalah sama ? 4. Apakah dalam Alkitab menceritakan pertemuan Allah dan Nabinya di bumi ini atau di Surga ? Jadi klaim Adam sbg Manusia Pertama serta Allah sbg pencipta langit , matahari , bulan bumi serta seisinya valid adanya ? Sedangkan Allah tak tahu ttg Matahari lain selain Matahari yang terlihat dari bumi ini ( dgn mata tanpa alat bantu , seperti zaman Nabi2 ) . Kalau ada seharusnya disebutkan ada Matahari lain selain yang engkau lihat =====================
---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 03:47 Perihal: Re: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Lho Buddha kan manusia? Dan Brahma adalah Tuhan (Maha Dewa) pencipta dalam Brahmanisme. Kalo logika berpikir kita seharusnya Brahma lebih hebat bukan? kecuali Buddha menganggap Brahma itu hanya khayalan saja. Bukankah anda juga percaya spt itu, Tuhan itu hanya khayalan saja? Anda juga manusia biasa kan? Nah, manusia biasa aja berani ngomong spt itu walaupun dia tak bisa membuktikannya bahwa Tuhan itu memang tak bukan?

Jadi dimana letak kebijaksanaan manusia yg spt itu? Kalo cara berpikir manusia yg kritis dan logis, maka socrates lah orangnya, walaupun bukan tokoh spiritual, namun pemikiran dia begitu hebat dan dia tidak menyangkal adanya Tuhan. DiChina juga dikenal Fang Chen yg pemikirannya begitu kritis dan logis. Jadi kalo cuma ditanya "darimana saja" sebab tanha dan avijja saja tak ada jawaban logisnya, bagaimana anda bisa memastikan abhidharma yg terbaik? Guru yg hebat BUKANlah memberikan ajaran yg sulit dimengerti, tetapi ajaran yg sulit bisa dipaparkan dgn mudah untuk dimengerti oleh manusia, sehingga manusia tidak ada keraguan utk mengerti, itu barulah guru yg hebat. Penjelasan anda mengenai Ambapali dan Angulimala hanya spekulasi anda semata, sebab mereka berdua juga mati dizamannya Buddha Gautama dan tetap menyisakan akusala karma yg belum selesai dan banyak yaitu sebagai pembunuh dan pelacur. Sdgkan sutta menyatakan mereka berdua telah menjadi arahat pada zaman Buddha Gautama. Dimana konsistensi penjelasan anda? Salam metta; Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Tue, 8 May 2012 17:14:34 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us

Itu telah saya ketahui, itu artinya Buddha tidak tahu? Dan mengenai karma yg anda jelaskan memang berkeadilan. Tetapi jika diterapkan pada kisah Ambapali dan Amgulimala ceritanya akan menjadi lain bukan
---------------Penjelasan saya tak akan anda terima. Saya merasakan untuk menegerti Abhidhamma saja sangat sulit . Bagaimana hanya manusia Luar Biasa Hebat dan Bijaksana yang dapat menguraikan Abhidhamma sedemikian dalamnya.

Tiada Manusia Yang lebih mengetahui segala tentang Alam Semesta daripada Para Buddha ( Sang Buddha Gautama , Kassapa , dsb ) .
Yang lain hanya mengada-ada , seperti :

Manusia Pertama ( yang benar para Brahma Abhasara ) dan Maha Brahma yang berpikir ialah Pencipta ( padahal itu pikiran sesaat muncul malaikat )
Kasus Ambapali dan Angulimala , adalah Manusia istimewa, karena ia memiliki Paramita yang memungkinkan Ia mencapai Kesucian. Tapi kamma buruknya tetap berbuah , hanya di dalam Sutta tak disebutkan secara detail . ================================== ---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 16:59

Perihal: Re: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Itu telah saya ketahui, itu artinya Buddha tidak tahu? Sebab murid Buddha segan menanyakan, bagaimana ceritanya kalo yg tanya org yg sehat dan berpikiran logis bukan yg sedang kena panah? Dan mengenai karma yg anda jelaskan memang berkeadilan. Tetapi jika diterapkan pada kisah Ambapali dan Amgulimala ceritanya akan menjadi lain bukan? Salam metta; Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Tue, 8 May 2012 16:52:24 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us

Walalupun anda belajar meditasi vipasanna tetap tersisa pertanyaan darimana datangnya sebab tanha(moha, lobha dan dosa) dan avijja itu? Dan tidak jawaban yg tersisa dari pertanyaan itu.
Apa ingat cerita seseorang terkena panah , nasehat Buddha , intinya : Tak Perlu Mencari Siapa Yang Memanah Saya , tetapi Bagaimana Menyembuhkan Luka akibat Panah tsb. Jadi yang penting ,

Bagaimana belajar menjadi Bahagia di setiap Moment


Tak perlu mengetahui banyak teori , cukup Hukum Kamma , Anicca , Dukkha dan Anatta =================== ---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 16:44 Perihal: Re: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Saya mengerti dan memahami penjelasanmu tentang hukum karma dalam konteks keyakinan anda. Sebagai bagian dari penghormatan atas keyakinan anda. Jadi bukan berarti apa yg anda

yakini merupakan suatu kebenaran dlm pandangan saya. Sebab saya tidak percaya adanya tumimbal lahir dan doktrin anatta. Walaupun sebelum saya menjadi kristen. Walalupun anda belajar meditasi vipasanna tetap tersisa pertanyaan darimana datangnya sebab tanha(moha, lobha dan dosa) dan avijja itu? Dan tidak jawaban yg tersisa dari pertanyaan itu. Salam metta;

Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Tue, 8 May 2012 16:32:45 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us

Saya bersyukur anda mulai mengerti . Memang tak semua umat Buddha memahami Hukum Kamma dengan baik. Saya beruntung telah bertemu dengan Guru2 Vipassana yang bijaksana. Telah membimbing saya sehingga lebih memahami Dhamma Sang Buddha Gautama. Suatu ketika dalam masa yang akan datang , pengertian Kamma dan Punabhava akan semakin sulit untuk dipahami ( karena Avijja dan Tanha ) . Yogi yang melakukan meditasi Vipassana pun akan sulit mencapai Pengetahuna/Kesadaran yang disebut Udayabbaya ana ( Pengetahuan ttg TimbulMuncul nya Nama dan Rupa ,ana ke-4 )
Jika mencapai Udayabbaya

ana , maka kita akan semakin memahami Nama dan Rupa sebagai Anicca dan Dukkha. Untuk orang tertentu bahkan dapat meihat sedikit sifat Anatta. Sabbe Satta Avera Sukajivino
====================== ---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 16:15 Perihal: Re: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com>

Dear Sudarsono; Sesuatu yg tak kumengerti tentu saya tidak berminat membahasnya. Masalahnya adalah analogi dan tulisan yg anda berikan kurang jelas. Dan terakhirnya baru jelas. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry

---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 8 Mei 2012 13:26 Perihal: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Namun semua komentar anda sebelumnya tidak mencerminkan keadilam seperti itu? Makanya saya tidak mau menanggapi keyakinan hukum karma yg kurang adil itu. Tapi sekarang pendapat anda telah berubah, dan saya yakin pendapatmu itu tentu bersifat pribadi, bukan pendapat umum umat buddhis khan?
Saya menyimpan semua komentar saya , hanya belakang saya buat lebih jelas . Karena uraian sebelumnya saya buat , karena menggangap anda telah mengerti Hukum Kamma , karena anda dan guru anda mantan Bhikku ? Umat Buddha memiliki tingkat

pengertian yang berbeda-beda, Karena pemahaman orang berbeda-beda seperti siswa sekolah dalam menyerap pelajaran dari gurunya.
---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 12:25 Perihal: Re: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Justru saya bilang hukum manusia(sosial) lbh adil dari hukum karma, sebelum anda jelaskan yg spt dibawah ini. Jika hukum karma bekerja spt anda baru katakan itu, maka itu keadilan. Namun semua komentar anda sebelumnya tidak mencerminkan keadilam seperti itu?

Makanya saya tidak mau menanggapi keyakinan hukum karma yg kurang adil itu. Tapi sekarang pendapat anda telah berubah, dan saya yakin pendapatmu itu tentu bersifat pribadi, bukan pendapat umum umat buddhis khan? Salam metta; Powered by Telkomsel BlackBerry ---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 8 Mei 2012 13:20 Perihal: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Tetapi logika dan hati nurani saya menolak ketidakadilan yg dilakukan oleh hukum karma yg kelihatan bisa disuap itu( sorry, saya tak punya perbendaraan kata yg lebih tepat untuk menyebutnya apa selain kata "suap", walaupun hukum karma tak berpribadi), khususnya pada manusia yg memiliki kemampuan dan kesempatan utk melakukan itu(berdana, bersila, dan samadhi) setelah banyak berbuat salah Makanya saya tidak mau menanggapi keyakinan hukum karma yg kurang adil itu. Tapi sekarang pendapat anda telah berubah, dan saya yakin pendapatmu itu tentu bersifat pribadi, bukan pendapat umum umat buddhis khan?
Anda rupanya tidak mengerti juga ya... Seperti saya katakan Akusala Kamma karena Mencuri berbuat baik : 1. Yang rajin berdana , dan menjadi kaya dalam kehidupan yang akan datang 2. Yang pelit dan malas berdana. dalam hal ini ( pencuri ini ) : 1. Ia punya uang 2. a. Jika ia malas berdana , kehidupan yad , miskin b. jika ia rajin berdana , kehidupan yad , kaya

Kesalahan bukan karena ia tak punya uang , tapi karena ia pelit. sehingga lahir yad sbg orang miskin
bagi yang saya kemampuan berdana belum tentu dapat melakukannya dgn tulus. Berdana dapat berupa : 1. Tersenyum kapada orang lain. 2. Menolong orang lain dgn tenaga ( misal mengumpulkan barang bekas, menolong yg sakit seperti dilakukan oleh insan Buddha Tzu Chi )

Jadi tak harus menjadi orang kaya dahulu baru dapat berdana. `Menyuap` bagaimana , saya tak menegerti ?
Kita harus perlu melakukan sesuatu , agar dapat menerima Kamma Buruk tak terasa berat

bagi kita ( secara nominal tetap sama , misal Rp 100.000 ) . Anda rupanya tak menggunakan akal sehat dalam menyerap contoh saya .

Bukan karena anda tidak pintar , tetapi dalam hati anda ada penolakan .
Kalau keadilan sosial lebih adil dari Hukum Kamma, negara kita sudah makmur dari jaman merdeka ....

---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 12:25 Perihal: Re: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Justru saya bilang hukum manusia(sosial) lbh adil dari hukum karma, sebelum anda jelaskan yg spt dibawah ini. Jika hukum karma bekerja spt anda baru katakan itu, maka itu keadilan. Namun semua komentar anda sebelumnya tidak mencerminkan keadilam seperti itu? Makanya saya tidak mau menanggapi keyakinan hukum karma yg kurang adil itu. Tapi sekarang pendapat anda telah berubah, dan saya yakin pendapatmu itu tentu bersifat pribadi, bukan pendapat umum umat buddhis khan? Salam metta; Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Tue, 8 May 2012 11:52:23 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Fwd: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us

Misalnya seorg pembunuh hukuman mati. Tetapi karena dia insyaf dan banyak melakukan kebajikan dgn menolong banyak org yg hampir mati sekarat, akhirnya karena pertimbangan itu pembunuh tsb dibebaskan dari hukuman mati menjadi hukuman 5 tahun saja? Adilkah hukum yg spt itu? ======
yang anda bahas hukum yang ditentukan oleh manusia ? Kalau ya , bisa saja hal diatas terjadi. Tapi dari Segi Hukum Kamma , pasti berbuah. misal dalam kehidupan yad , jadi sakit2an

, atau mati muda karena penyakit yang parah. Tapi apakah bisa berbuah dalam kehidupan yang sekarang, bisa jadi terjadi .

Yang Pasti akan berbuat sesuai dengan yang dilakukannya ======


---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 11:43 Perihal: Re: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Penjelasan anda udah nyata, ada "motif" terselubung didalamnya(perbuatan baik, berdana, bersila dan samadhi agar hukumannya menjadi ringan). Dalam realita, hukum buatan manusia saja lebih mencerminkan keadilan daripada hukum karma. Bagaimana ini? Misalnya seorg pembunuh hukuman mati. Tetapi karena dia insyaf dan banyak melakukan kebajikan dgn menolong banyak org yg hampir mati sekarat, akhirnya karena pertimbangan itu pembunuh tsb dibebaskan dari hukuman mati menjadi hukuman 5 tahun saja? Adilkah hukum yg spt itu? Salam metta; Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Tue, 8 May 2012 11:20:47 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Fwd: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Kita tak perlu mengingat perbuatan kita , cukup 1. Berbuat sebanyak mungkin kebaikan ( berdana , menolong orang sakit, memberikan makanan ) . Hasilnya , biar Hukum Kamma yang bekerja. 2. Menghindari perbuatan jahat , agar Akusala Kamma tak bertambah

Cuma penjelasan anda sptnya bisa dan itu terlihat ketidakadilan disitu....
dari contoh saya ( kehilangan uang Rp 100.000 ) jelas tak ada indikasi yang menyogok dan disogok. Ketidak adilannya juga dimana. Jelas karena mencuri , misal kehilangan rp 100.000 ( ini contoh saja , mungkin lebih besar lagi ). Hanya karena kondisi kelahiran berikutnya , toh ditentukan oleh kamma2 yang lain . Misal Karena berdana dgn rajin , jadi orang kaya . Bila tidak misal jadi orang miskin. 1. Akibat perbuatan Akusala Kamma , ia kehilangan uang Rp 100.000. 2. a. Akibat tak berdana , ia lahir jadi orang miskin b. Akibat rajin berdana , ia lahir jadi orang kaya.

Jadi setiap Kamma berbuat sesuai yang dilakukannya.

==== Apakah seorg yg telah membunuh dan dia menyesali perbuatannya, apakah buah karma yg diterimanya menjadi berkurang efeknya ( lebih ringan) == Buah dari perbuatannya tetap akan diterima , alias tak berkurang. Misal ia jadi sakit2an. Tapi menyesali perbuatannya , berarti ia berniat tak mengulangi perbuatannya. Sehingga tak membuat Akusala Kamma baru. Jika ia mempunyai Kamma baik , misal membantu orang sakit , menyumbang obat2an, dsj. Berarti ada Kamma baik yang menciptakan kesempatan penyembuhan penyakit lebih cepat. Jadi setiap kamma berbuah sesuai dengan yang dilakukannya ==== Jadi setiap kamma berbuah sesuai dengan yang dilakukannya
================= ---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 8 Mei 2012 10:55 Perihal: Re: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Apakah semua perbuatan burukmu dari kecil hingga dewasa bisa anda ingat? Sehingga anda bisa mempersiapkan diri sebelumnya dgn perbuatan baik? Benar hukum karma tidak bisa disogok, sebab hukum karma bukan pribadi dan berjalan secara alami. Cuma penjelasan anda sptnya bisa dan itu terlihat ketidakadilan disitu. Apakah seorg yg telah membunuh dan dia menyesali perbuatannya, apakah buah karma yg diterimanya menjadi berkurang efeknya ( lebih ringan) atau hilang dengan berbuat banyak kebajikan misalnya melepaskan banyak makhluk hidup, berdana menolong fakir miskin dan membangun wihara, banyak berparitta, bersila dan bersemedi? salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Mon, 7 May 2012 17:17:50 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Hukum Kamma adalah Hukum yang mana perbuatan satu dapat memperngaruhi hasil peruatan lainnya. Bukan penyogokan, misal Anda mengetahui bahwa kehidupan yg akan datang mengalami kehilangan uang Rp 100.000.

1. Jika anda tak percaya. Anda malas berdana . Akibatnya Lahir dalam keluarga miskin. Apa akibatnya jika hal itu terjadi ? 2. Jika ia menjadi sadar, maka anda rajin berdana dengan tulus . Akibatnya lahir dalam keluarga yang kaya raya. Kedua kondisi diatas , siapa yang menentukan . Tentu Diri kita sendiri. Apakah Yesus Kristus , bisa menghilangkan peristiwa kehilangan uang Rp 100.000 tak akan muncul .

Pada 7 Mei 2012 16:52, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Terimakasih atas informasi anda. Di Thailand memang pengaruh Brahmanisme sangat kuat. Tapi tidak semua bikkhu terpengaruh. Logika anda benar adanya, jika ada yg masuk ke neraka, tentu ada yg masuk ke sorga. Masalahnya TIDAK ADA seorang pun manusia yg mampu masuk ke sorga dgn cara hidup benar( hidup suci). Walaupun Allah ingin manusia ke sorga dgn memberikan hukum pada hati nurani manusia, hukum Taurat, dan hukum lainnya sebagai pedoman hidup mereka. Namun manusia tak mampu menuruti hukum Allah. Banyak manusia hanya menaati Allah dgn hanya melakukan ritual ibadah lahiriah, bukan bahtiniah. Dan Allah tahu akan hati setiap manusia, mana yg benar2 menaatiNya dan mana yg tidak. Contohnya Anda yg menjalankan panca sila. Yakinkah anda dgn itu anda tidak pernah melanggar satu sila pun? Belum lagi jika anda diadili dgn 10 hukum Allah! Makanya saya dari kemarin menanyakan anda tentang itu, tapi anda tak mau menjawabnya. Jika anda kedapatan berbuat satu kesalahan saja misalnya berbohong, maka anda akan dihukum, dan tempat hukumannya di neraka! Mengapa kemarin saya tidak setuju dgn sistem hukuman karma secara akutansi debet dan kredit, sebab pemahaman demikian tidak sesuai keadilan hukum karma itu sendiri. Contoh anda membunuh, apakah dgn anda bayar 100 milyar rupiah dgn mendanakan ke anak yatim piatu atau membangun wihara, tidak mau berbuat kesalahan lagi(bertobat), dan melakukan meditasi, apakah hukuman itu akan dihilangkan atau dikurangi? Jika bisa, itu namanya penyogokan, bukan hukum yg benar! Masih ingat analogi saya tentang seorg pemuda kaya yg melanggar hukum? Jadi jika ada manusia yg mampu hidup kudus seumur hidupnya, maka Allah tak perlu berbelas kasihan, sebab manusia telah mampu melakukannya dan otomatis masuk sorga setelah hidup suci. Karena tidak bisa dan manusia tidak mampu hidup suci, maka Allah perlu mengutus AnakNya Yesus Kristus sebagai penebus satu2nya bagi umat manusia, dan Roh Kudus( Roh Allah) akan memperbaharui hati mereka( memberi hati yg baru) agar manusia mampu memenuhi tuntutan hukum Allah yg maha kudus dan adil itu. Contohnya anda melanggar hukum dan hakim menjatuhkan hukuman denda 10 millyar utk bebas atau masuk penjara 20 tahun dan anda tak mampu membayar 10 millyar. Tentu anda akan masuk penjara bukan? Tapi ada seorg yg tak anda kenal, karena belas kasihannya pada anda, dia rela membayar 10 millyar kepada hakim, akhirnya anda bebas. Bagaimana perasaan anda? Anda menolak

kebaikan org itu dgn menolak tebusannya atau mengucapkan banyak terimakasih padanya dan menerima belas kasihannya? Coba anda pikirkan kembali semuanya ini. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Mon, 7 May 2012 14:42:16 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Fwd: Fwd: Diskusi Yesus Love Us

Saya belum pernah ke Myanmar, tapi ke Thailand sering, tiap 3 bulan saya kesana sekali. Saya pikir belajar vipassanna dimana sama saja, tergantung pemahaman kita. Tapi itu bagi saya udah tak ada gunanya setelah menjadi murid Yesus. --mengapa saya menganjurkan ke Myamar , alasannya: seperti yang kita ketahui di Thailand sebelum berkembanganya Agama Buddha disana , agama yang di anut adalah Brahmaisme. Jadi pengaruh Agama Brahmaisme tetap melekat didalam aspek kehidupan keagamaan di Thailand. Meditasi yang berkembang di Thailand lebih cenderung kepada Samatha Bhavana, seperti juga di Indonesia. Myamar , baik guru Meditasi Vipassana. Misal Sayadaw U Ba Khin , Mahasi Sayadaw , dll, sbagai Guru Meditasi Vipassana.

----Yg menyebabkan seseorg dihukum dan masuk neraka adalah akibat perbuatannya sendiri yg harus tanggungjawab selama hidupnya! --kalau masuk Neraka karena perbuatannya sendiri, maka secara akal sehat masuk Surga , juga karena perbuatannya Sendiri juga. ----======================================
---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 7 Mei 2012 12:46 Perihal: Re: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Diskusi yg mencerahkan jika kita berdiskusi pada perbandingan pokok ajaran masing2 dan mengevaluasikannya dgn apa yg kita percayai dan pesan apa yg ada dikitab suci masing2. Agama berbicara tentang manusia dan tujuan spritual kita, bukan mengenai iptek. jika

tipitaka juga ditafsirkan dgn iltek maka makna pengajaran Buddha tak akan tercapai. Dan pendapat iptek selalu berkembang, kadang2 satu teori dgn teori lain saling bertentangan, yg mana yg mau kita ikuti? Makanya saya tak mau membuang waktu utk membahas bidang tak kita kuasai. Benar, dulu pertama kali saya belajar aliran Mahayana, setelah itu Therevada. Dgn guru mrditasi siapa, maaf saya tak bisa beritahukan. Takut membahayakan jiwanya. Sebab bikkhu tsb juga telah menjadi murid Yesus. Saya belum pernah ke Myanmar, tapi ke Thailand sering, tiap 3 bulan saya kesana sekali. Saya pikir belajar vipassanna dimana sama saja, tergantung pemahaman kita. Tapi itu bagi saya udah tak ada gunanya setelah menjadi murid Yesus. Belajar kitab suci(alkitab) mungkin bagi org lain seperti hal biasa kayak baca komik atau novel. Namun bagi org yg dicerahkan oleh Roh Kudus membaca alkitab sangat berbeda, seperti menemukan hikmat yg menakjubkan yg memberikan pengertian dan tuntunan hidup yg menghidupkan spritualitas yg bersangkutan. Itulah yg disebut menembus hukum kebenaran(insight of truth). Dan alkitab merupakan kitab suci yg memberikan pembelajaran bagi manusia yg didlmnya menyimpan hikmat2 kebenaran yg telah teruji sepanjang masa dan dimana Allah sebagi sumber pemberinya hikmat yg menyatakannya sehingga memberi pencerahan bagi manusia yg mengikutinya. Manusia memiliki kecenderungan hati untuk : 1) Tidak mengakui adanya pencipta walaupun faktanya segala sesuatu pasti ada penciptanya. Itulah logika manusia. Contoh jam tangan ada penciptanya. 2) Merasa yakin dirinya manusia yg baik dan kalo mati akan ke sorga. Faktanya, jika manusia diselidiki dgn 10 hukum Allah maka akan kelihatan apakah dia itu seorg yg baik atau tidak. Misalnya apakah dia pernah berbohong, menipu, berzinah, mencuri, membunuh, menghormati ortunya? Dari evaluasi ini akan ketahuan, apakah seorg manusia kelak mati akan kemanakah dia, disorga atau dineraka? Tidak "mempercayai Yesus" bukan menyebabkan seorg masuk neraka. Tidak!. Yg menyebabkan seseorg dihukum dan masuk neraka adalah akibat perbuatannya sendiri yg harus tanggungjawab selama hidupnya!. Dia menolak Yesus. Berarti dia menolak anugerah yg in Yesus ingin berikan untuk menebus dosanya yg pernah dia lakukan!

Salam metta;

Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Mon, 7 May 2012 10:27:42 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Fwd: Diskusi Yesus Love Us

Dear Josaphat. Kalau berdiskusi berpegang pada pandangan masing2 , makanya tak akan nyambung. Sering kali Diskusi Antar Agama tak memberikan 'pencerahan' , karena berpedoman pada Dogma yang berkaitan apa yang tertulis didalam kitab Suci -lah yang benar. Padahal kitab suci , perlu diinterpretasikan sesuai dengan kemajuan Tehnologi dan Ilmu Pengetahuan ( berkaitan dengan , misal Bumi, Matahari, kehidupan manusia/mahluk di alam semesta , dll ). Makanya saya rasa diskusi kita tak perlu dilanjutkan , dengan alasan seperti yang saya uraikan diatas. Cuma ada pertanyaan saya : Apakah anda beragama Buddha Mahayana sebelumnya ? Belajar Meditasi kepada siapa ?

Saran saya, coba ikuti meditasi ke Myamar , yaitu meditasi Vipassana ..... .
Pemahaman anda akan terbuka , Dhamma ( bukan seperti Ajaran Mahayana ) yang Indah Di Awal , sampai Akhir. ( sebenarnya Dhamma yang dimaksud disini adalah Dhamma yang telah ditebusi oleh para Arya, bukan apa yang ada di kitab Suci atau buku2 lainnya )

Semoga Semua Mahluk Hidup Berbahagia


sadhu... sadhu.... sadhu..... ========== Pada 5 Mei 2012 23:23, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Kenapa pikiran anda makin kacau dan emosional? Bagaimana anda yakin buddhisme itu yg benar adanya dan bukan sebaliknya? Sorga yg benar cuma satu adanya dimana Allah bertahta. Tidak ada dua atau tiga sorga walaupun banyak agama mengklaim memiliki sorga. Dari satu sekte Islam yg percaya jika mereka mati krn jihad maka mereka akan kesorga dan disana sudah tersedia 77 bidadari cantik yg siap ditiduri jika mau. Sorga Kristen bukanlah seperti itu. Tidak ada lagi kawin mengawini, tidak ada tangisan, tidak ada yg lapar dan haus. Hidup mereka seperti malaikat disorga. Saya berbicara dengan anda dalam isu buddhisme dan ada yg saya tidak setujui namun anda tahu saya seorg Kristen maka tidak terhindar prasangka negatip dari anda. Bagi saya tidak peduli anda percaya apa, jika anda berkata benar, maka tentu saya harus akui itu benar adanya. Paling tidak satu kali saya setuju dgn anda. Jadi itu kembali kepada anda. Jika anda tidak nyaman berdiskusi dgn saya maka alangkah baiknya kita akhiri saja. Dan terimakasih atas waktu dan pemikiran anda dlm diskusi ini. Semoga anda menemukan kebenaran yg membebaskan anda dari avijja. Salam metta;

Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Sat, 5 May 2012 08:59:37 -0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Fwd: Diskusi Yesus Love Us

Mana yg lebih bisa dipercaya : manusia yg pernah kesorga dgn Tuhan yg turun dari sorga dan sekaligus pemilik sorga? Apa yg ingin anda sampaikan tentang VIMANAVATTHU sutta, soalnya tulisan anda terputus? Koq bilang saya lucu? ----Kalau Agama Kristen punya Surga , nanti Agama Islam juga ada, Agama Hindu , .... dan Agama2 lainnya. Kalau begitu tiap Agama punya Surga masing2. Dalam Surga Agama Kristen hanya bisa masuk harus melalui Yesus dan Dogmanya, Agama Islam melalui nabi Muhammad dan Dogmanya. , Jadi saya sulit bayangkan , manusia itu sepertinya dibohongi , seperti gaya Marketing saja . Produk sayalah yang terbaik. Anda menguraikan Ajran

Buddha dengan pola berpikir Kristen. Jadi seperti seorang pelajaran Kimia diterangkan oleh ahli Ekonomi. Amburadul jadinya.
=============== ---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 5 Mei 2012 08:31 Perihal: Re: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsonp; Itu namanya supranatural( melampaui natural). Ada namanya rasional dan ada yg namanya suprarational(melampaui rasional) dan ada irrational( yg tidak rasional). Jadi kalo manusia belum mengerti, maka jangan dibilang irrational sehingga anda tak mau percaya. Apalagi anda khan belajar abhidharma. Jadi kalo suatu hal melampaui hukum alamiah(natural) jangan dibilang tak mungkin(irrational) terjadi. Nyatanya udah terjadi misalnya. Anda perlu menggali informasi dari pihak lain. Kalo anda tanya setiap therevadin pasti bilang raja Asoka adalah raja mulia. Coba anda search diinternet dan coba cari di dhammacitta.com sebab pernah dibahas disana. Ya, sama spt Isu Devadatta yg dianggap jahat di Therevadin, namun bagi Mahayadin dia adalah pahlawan. Apakah anda tidak baca "sorga Kristen" bukan sorga Buddha atau Tusita?" Sorga Kristen dimana Allah berada. Dan jika dalam ajaran Buddhis menguraikan dan membagi 31 alam samsara, bukan berarti itulah yg benar atau salah bukan? Saya belum kesorga, tetapi pemilik sorga yg pernah turunlah yg memberitahu saya seperti apa sorga Kristen itu.

Mana yg lebih bisa dipercaya : manusia yg pernah kesorga dgn Tuhan yg turun dari sorga dan sekaligus pemilik sorga? Apa yg ingin anda sampaikan tentang VIMANAVATTHU sutta, soalnya tulisan anda terputus? Koq bilang saya lucu? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry

---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 5 Mei 2012 08:37 Perihal: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Anda tidak mau percaya karena alkitab tidak memiliki pengajaran tetapi lebih pada penulisan peristiwa? ---Bukan itu yang saya maksud, Pada penulisan peristiwa kehidupan Yesus , ada beberapa perbedaaan dalam penulisan. Inilah Sebabnya sulit dikatakan bahwa yang mana yang benar dalam penulisan kehidupan Yesus . Saya tak membahas segi pengajaranya ( karena Yesus tidak menguraikan sesuatu seperti seorang Guru yang menguraikan sesuatu ). Kalau pihak yang netral pasti akan mengatakan hal yang membingungkan suatu peristiwa di tulis

berbeda. ---Kalo anda tidak percaya mujizat sebab melawan hukum alami(natural law) bagaimana dgn pertanyaan saya tentang Buddha yg bisa terbang, berjalan diatas air dll? ---ttg kematian adalah bersifat alamiah . sehingga Buddha Gautama lebih menekankan pemaham akan kehidupan , sehingga menolak untuk menghidupkan anak yang telah meninggal. Akhirnya Kisagotami mencapai Kesucian. ---Saya boleh menerka bahwa jawaban anda juga tidak percaya apa yg sutta tuliskan tentang Buddha lakukan, bukankah begitu? Apalagi jika anda memakai cara berpikir therevadin yg banyak dipengaruhi para bikkhu dari Barat yg berlatar belakang ateis! ---Aaran Buddha di tulis dalam bahasa pali . Yang dihimpun di negara Srilangka. Penerjemahan ke dalam bahasa Inggris baru dimulai Abad 19 akhir. Jadi tak ada kaitan dengan pandangan Atheis. Beda dengan Mahayana yang berasal dari China, diman agama

Khong Hu Cu dan Taoisme mempercayai Tuhan, sehingga , ajaran Buddha telah mengalami penyesuian. Seperti juga di Tibet , adanya alam kematian.

---===============================
---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 5 Mei 2012 07:44 Perihal: Re: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Ada suatu kebiasaan dalam budaya Yahudi dalam pemberian nama yg memiliki nama yg sama, misalnya nama Maria, nama Yesus, nama Lazarus sgt banyak dalam satu kota atau desa saja misalnya. Jadi cerita di Lukas 16 : 19-31 bukanlah Lazarus yg sama pada kisah di Yohanes 11:1-57. Penulisan di kitab Matius, Markus, Lukas dan Yohanes biasanya disebut sebagai kitab sinoptik. Artinya laporan kejadian oleh keempat penulisan saling melengkapi. Justru itulah kelebihan alkitab khususnya dlm kitab sinoptik dimana penulis menuliskan apa yg menjadi pengamatan atau penyelidikan atas suatu peristiwa yg terjadi. Jadi jika semua laporan penulisan adalah sama, bukankah itu mencurigakan? Anda tidak mau percaya karena alkitab tidak memiliki pengajaran tetapi lebih pada penulisan peristiwa? Apakah sebuah cerita atau kejadian tidak memberikan suatu pembelajaran? Maunya seperti pengajaran yg bagaimana? Apakah maunya seperti seperangkat peraturan : "tidak boleh ini, tidak boleh itu?" "Lewat matahari terbenam tidak boleh makan lagi?", "tidak boleh ketawa, tak sopan.", tak boleh nyanyi." Itu duniawi?". Moralitas Kristen tidak seperti seperangkat ajaran dan peraturan, namun lebih kepada "hal berpedoman" yg tidak bertentangan dgn 10 hukum Taurat. Kalo anda tidak percaya mujizat sebab melawan hukum alami(natural law) bagaimana dgn pertanyaan saya tentang Buddha yg bisa terbang, berjalan diatas air dll? Saya boleh menerka bahwa jawaban anda juga tidak percaya apa yg sutta tuliskan tentang Buddha lakukan, bukankah begitu? Apalagi jika anda memakai cara berpikir therevadin yg banyak dipengaruhi para bikkhu dari Barat yg berlatar belakang ateis! Jika benar dugaan saya, maka saya tak terkejut dan memaklumi aja. Satu hal yg anda harus tahu bahwa tahun penulisan keempat kitab sinoptik ini berkisar dari 55-70 masehi, dimana saksi2 mata masih hidup baik itu pengikut Yesus maupun masyarakat dan tokoh agama yg berkuasa saat itu bisa membantahnya jika perkataan, tindakan dan kejadian tentang Yesus itu tidak benar. Dan Yesus naik ke sorga pada tahun 33 masehi. Coba anda bandingkan dgn tipitaka yg tahun penulisan berasal dari 250 sebelum masehi sampai 200 tahun setelah masehi. Penulisan baru dimulai 250 tahun setelah Buddha wafat. Dan TIDAK ADA SEORANG SAKSI PUN yg bisa mengverifikasikan apakah kisah, ajaran, kejadian itu BENAR atau TIDAK yg telah dilakukan oleh Buddha Gautama?

Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry =============== ---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 5 Mei 2012 06:07 Perihal: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Yohanes 11:1-57 tentang Lazarus yg sakit dan telah mati 4 hari ----mengapa banyak yang menganggap hanya karangan. Coba Baca Lukas 16:19-31. Apakah 2 ayat yang berisi Lazarus merupakan orang yang berbeda ? dalam Injil ada banyak hal yang kalau diteliti , memberikan info yang berbeda . Bukan berkaitan dengan Ajaran , tapi kisah yang berbeda seperti Lazarus. Jadi dapat disimpulkan kita tak dapat begitu saja menerima karena banyak kisah yang ditulis , yang bertentangan satu sama lain . Jadi apakah sesuai dengan kisah sebenarnya ? Saya tak peduli yang penting , saya tak akan mempercayai sesuatu hal jika hanya di tulis dalam kitab suci yang tak masuk akal ( seperti menghidupkan orang mati ,apalagi sudah membusuk ). ----============== ---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 5 Mei 2012 05:18 Perihal: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Apapun usaha manusia tetaplah dia manusia yg telah kehilangan keutuhannya, manusia bukan malaikat, bukan dewa dewi, bukan bodhisatva, bukan mahasatva, bukan buddha dan bukan siapa2 selain manusia ----anda lupa dewa/dewi menunjukan mereka yang hidup di Surga . Dan manusia yang meninggal yang memenuhi syarat untuk terlahir di Surga , akan disebut Dewa. Manusia
biasa yang lahir berulang kali berusaha untuk menjadi Samma SamBuddha, setelah siap , maka di sebut Bodhisatva ( versi Theravada ) .Seperti Bodhisatva Maitreya di Alam Surga Tusita , siap menjadi Buddha di masa yad . Penggunaan Bodhisatva pada kehidupan lalu Buddha Gautama untuk menunjukkan bahwa dahulu ia belum menjadi Buddha.

----===============
---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 5 Mei 2012 04:59

Perihal: Re: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Bagaimana pendpt anda tentang Buddha Gautama yg bisa terbang, bisa berjalan diatas air, bisa menciptakan air bercampur dgn api? Apakah sesuai hukum alam?
-----Jika kita memanfaatkan sifat 4 unusr ( api, air, udara dan tanah ) maka hal2 seperti diatas dapat terjadi.

----------Air kotor dalam "ember" hanyalah ilustrasi saja. Saya bisa katakan air kotor dalam selokan, kolam, sungai, laut dll. Intinya apakah air kotor itu bisa membersihkan dirinya, jadi bukan embernya(medianya)? -----anda merendahkan kemampuan manusia , yang hidup seperti air yang tak bisa membersihkan diri sendiri. Kalau begitu para penjahat tak akan bisa bertobat, padahal mereka tak percaya Tuhan . Tapi hati mereka lebih penuh cinta kasih dibandingkan mereka yang berperang demi

Tuhan ( Tuhan bagi Agama Islam dan Kristen apa beda ? ). ----------Yohanes 11:1-57 tentang Lazarus yg sakit dan telah mati 4 hari jika Yesus bisa menghidupkan orang mati , untuk membuat orang mempercayai ia , padahal Kematian adalah hal alamiah. Lagi pula apakah ia akan menghidupkan orang mati lainnya ? Apa umat ( tentu semua ) yang percaya akan Yesus dan dosanya yang telah ditebus , hidup Bahagia ? Kalau tidak , dengan alasan hidup bahagia di surga ? Itu seperti orang marketing yang memberikan janji2 manis ... ----------Apapun usaha manusia tetaplah dia manusia yg telah kehilangan keutuhannya, manusia bukan malaikat, bukan dewa dewi, bukan bodhisatva, bukan mahasatva, bukan buddha dan bukan siapa2 selain manusia --Itu pandangan anda , yang telah di dogma untuk menolak pandangan Agama lain. Tiap Agama memilki pandangan sendiri2, mana yang benar biarlah Hukum alam yang menilainya , dengan cara apa ? Caranya mudah pelajari kisah Thomas Alfa Edison . Jika seorang murid sekolah dikatakan oleh guru mereka bodoh ( contoh Alfa Edison ) , jika tak berusaha untuk berubah dengan bimbingan guru yang bijak ( Ibu dari Alfa Edison ) . Maka Alfa Edison akan tetap menjadi orang yang tak berprestasi seperti yang kita ketahui sekarng ini. Pengeran Sidharta sebelum menjadi Buddha Gautama adalah Boddhisatva ,tapi di zaman Buddha sebelumnya , ia bukan seorang bodhisatva , tetapi sebagai umat awam yang tak mau belajar pada Buddha Kassapa . Jadi sebutan Bodhisatva diberikan oleh kita untuk menunjukkan kegigihannya untuk mencapai /menjadi Samma SamBuddha.

----------Bagaimana anda bisa berkesimpulan bahwa Yesus mati dan masih berada dialam sorga( alam samsara)? --Tentu anda tidak akan mempercayai Buku 'Yesus Lived In India' .Ttg Yesus yang pergi semasa remaja ke India dan meninggal kan kota Yerusalem ,setelah di salib, lalu pergi kembali ke India, dan meninggal disana. Jadi Yesus menghidupkan orang mati ? banyak kalangan menganggap itu adalah karangan . Tak bisa dibuktikan mana yg benar. Saya sendiri tak peduli , karena saya lebih percaya setiap manusia pasti mati (

meninggalkan tubuhnya ) . Yesus pun mati , tak mungkin pergi ke surga dengan memakai tubuh kasarnya. Karena Tubuh Yesus tak dapat ditemukan , setelah di salib . Yesus sekarang berada Di Surga ? Kalau demikian ia masih dalam salah satu dari 31 Kehidupan dan berarti dalam lingkaran Samsara. ----------==================================
---------- Pesan terusan ---------Dari: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Tanggal: 5 Mei 2012 07:58 Perihal: Fwd: Diskusi Yesus Love Us Ke: buddhajosaphat@yahoo.com

Bukan itu maksud saya, yg saya maksudkan adalah Buddha Gautama melakukan itu apakah sesuai hukum alam atau diluar hukum alam(natural atau supranatural)? -----kalau tak sesuai dengan Hukum alam tak akan terjadi. persoalannya , ada Hukum Alam yang belum dimengerti oleh kita ( ilmu pengetahuan , bahkan para Nabi )

----------Raja Asoka yg sgt dihormati oleh aliran Therevadapun pernah menumpahkan darah dgn membinasakan kelompok -----silakan baca kembali sejarahnya. Justru Raja Asoka sadar akan perbuatannya , setelah mempelajari Agama Buddha , maka ada dibuat prasasti Asoka . ----------Apakah penjahat bisa berubah tanpa Tuhan? Bisa, namun tidak akan utuh sebab yg tahu dgn benar tentulah penciptanya(Tuhan). -------itu pandangan Agama Kristen, tidak dengan Agama Buddha. Jadi anda berpikir secara Kristen , untuk hal2 yang di Ajarkan oleh Buddha.... wah ini namanya kontamisasi ( peracuan )

----------Yesus ke sorga bukan memakai tubuh fana(kasar) atau tubuh lama manusia, tetapi tubuh kemuliaan yg juga akan dipakai oleh setiap pengikut Yesus

kelak. Tubuh yg mulia bersifat kekal, tidak bisa mati, tidak perlu makanan dan minuman, tidak bisa sakit. Sorga Kristen bukanlah terdapat di 31 alam samsara yg tidak kekal itu. Namun berada ditempat yg kekal bersama dgn Allah. -----Mengapa anda mengatakan Surga tidak ada dalam 31 Alam Kehidupan ? Dalam agama buddha terdapat neraka dan surga . dan alam2 yang tidak disebutkan dalam Alquran dan Alkitab. Kalau anda sendiri tak pernah ke Surga, mengapa mengatakan Surga bukan salah satu alam dari 31 Alam ... Sang Buddha pernah ke Surga , begitu pula murid2 yang berbuat baik ( tentu memenuhi syarat untuk hidup di surga ) .

----------Seperti itulah tabiat kecenderungan manusia yg berdosa. Lebih suka mengangkat manusia menjadi dewa dewinya dan manusia super lainnya sepanjang zaman daripada berpikir logis utk menyembah sang penciptanya. ----apakah anda belum membaca salah satu sutta ttg Deva salah satunya VIMANAVATTHU. Anda lucu sekali menguraikan dewa seperti yang ada dalam agama Kristen ( Perjanjian Lama ) . Dan menjelaskan hal ttg dewa , yang jelas2 tak sesuai dgn Agama Buddha. Dewa adalah Penghuni Surga. Anda , Saya dan lain2 nya pernah tinggal disana sbg dewa ( Yesus , masih disana ? ) . Mendewakan siapa ? umat Buddha seharusnya hanya menjadikan Buddha Gautama sbg junjungan ( Guru ).... tak ada yang lain . ----------==================
---------- Pesan terusan ---------Dari: <buddhajosaphat@yahoo.com> Tanggal: 5 Mei 2012 06:55 Perihal: Re: Diskusi Yesus Love Us Ke: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Dear Sudarsono; Maksud anda apa ya kalo kita memakai 4 unsur itu? Bukan itu maksud saya, yg saya maksudkan adalah Buddha Gautama melakukan itu apakah sesuai hukum alam atau diluar hukum alam(natural atau supranatural)? Anda salam paham jika saya merendahkan kemampuan manusia. Saya hanya meminta anda berpikiran realistis dan logis, tidak berpikir utopia. Manusia hanya mampu sejauh kodratnya sebagai manusia. Jadi kodrat manusia tidak mungkin menjadi sesuatu diluar kodrat manusia. Justru paham buddhisme yg berpandangan tidak realitis dan sedikit ada penghinaan pada kodrat manusia. Manusia bisa berubah kodrat menjadi dewa dewi, bodhisatva dll(yg super2) disamping itu manusia juga bisa menjadi binatang dari kelas tinggi sampai yg paling rendah. Begitukah kodrat manusia? Jadi penjahat bisa bertobat dan berubah menjadi manusia yg berkodrat dan bermartabat yg utuh jika diperbaharui oleh sang penciptanya sendiri(Tuhan)

Apakah penjahat bisa berubah tanpa Tuhan? Bisa, namun tidak akan utuh sebab yg tahu dgn benar tentulah penciptanya(Tuhan). Saya melihat anda mulai berpikiran tidak jernih saat berdiskusi dgn saya. Saya tak perlu menanggapi terlalu jauh mengenai manusia2 yg menyalahgunakan ajaran agama untuk pembenaran diri, kelompok, suku bangsa dan negara. Walaupun ada ajaran agama tidak mengajarkan demikian. Setiap umat beragama pernah menumpahkan darah atas nama agamanya. Raja Asoka yg sgt dihormati oleh aliran Therevadapun pernah menumpahkan darah dgn membinasakan kelompok Buddhis yg berbeda aliran(paham) dgn kelompok Therevada. Dan sampai hari ini pun di Srilangka dan Burma masih ditemukan hal2 yg demikian itu, teror, intimidasi, penindasan, pembakaran, dan pembunuhan demi agama. Anda boleh tak percaya Yesus mampu membangkitkan org mati. Namun bagi saya sesuatu berita atau isu harus dicermati dan dicari fakta2 pendukungnya. Baru bisa diambil kesimpulan apa yg menjadi dasar kita percaya atau tidak percaya. Saya tidak pernah memberikan diri utk percaya sesuatu yg HANYA karena sesuai atau mendukung ajaran agama sendiri. Jika anda mengatakan saya dipengaruhi dogma, hal ini menunjukan kebalikan dari yg anda katakan terhadap diri anda bukan? Mengenai isu Yesus pernah pergi ke India khususnya daerah Khasmir atau ada yg bilang Yesus pergi belajar ke Tibet hanyalah HOAX yg tidak memiliki bukti otentik namun lebih menjurus ke hal spekulasi semata. Anda bisa buka diinternet mengenai hal2 demikian. Hal yg paling gampang dicermati adalah : jika benar Yesus pernah ke India atau Tibet utk belajar Brahmanisme atau Buddhisme, mengapa pengajaran Yesus didlm PB tidak pernah mengajarkannya, misalnya meditasi atau yoga? Vegetarian atau reinkarnasi? Kematian memang dianggap sebagian org sebagai kematian alami. Namun bagi saya kematian bukanlah hal alami, namun merupakan tanda bukti kutuk dosa yg bekerja dalam diri manusia yg telah tidak sempurna lagi sbg kodrat dan martabat manusia yg baik(utuh). Kebahagian BUKANLAH tujuan org Kristen walaupun akan menjadi bagian dalam hidup org Kristen. Dan sorga juga bukanlah tujuan yg akan diusahakan oleh org Kristen utk dicapai. Tujuan org Kristen adalah mengabdi pada Tuhan yg telah mencipta manusia dan memanggil mereka sebagai murid dan sahabat bagi pekerjaan didunia ini yaitu mengabarkan berita sukacita kesekamatan dan kasih bagi semua manusia. Thomas Alfa Edison tetaplah manusia, dia tidak menjadi dewa bukan setelah meninggal? Kecuali anda atau manusia lainnya yg suka dan mengangkatnya sebagai dewa? Seperti itulah tabiat kecenderungan manusia yg berdosa. Lebih suka mengangkat manusia menjadi dewa dewinya dan manusia super lainnya sepanjang zaman daripada berpikir logis utk menyembah sang penciptanya. Yesus ke sorga bukan memakai tubuh fana(kasar) atau tubuh lama manusia, tetapi tubuh kemuliaan yg juga akan dipakai oleh setiap pengikut Yesus kelak. Tubuh yg mulia bersifat kekal, tidak bisa mati, tidak perlu makanan dan minuman, tidak bisa sakit. Sorga Kristen bukanlah terdapat di 31 alam samsara yg tidak kekal itu. Namun berada ditempat yg kekal bersama dgn Allah.

Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Sat, 5 May 2012 04:59:06 -0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Bagaimana pendpt anda tentang Buddha Gautama yg bisa terbang, bisa berjalan diatas air, bisa menciptakan air bercampur dgn api? Apakah sesuai hukum alam?
-----Jika kita memanfaatkan sifat 4 unusr ( api, air, udara dan tanah ) maka hal2 seperti diatas dapat terjadi.

----------Air kotor dalam "ember" hanyalah ilustrasi saja. Saya bisa katakan air kotor dalam selokan, kolam, sungai, laut dll. Intinya apakah air kotor itu bisa membersihkan dirinya, jadi bukan embernya(medianya)? -----anda merendahkan kemampuan manusia , yang hidup seperti air yang tak bisa membersihkan diri sendiri. Kalau begitu para penjahat tak akan bisa bertobat, padahal mereka tak percaya Tuhan . Tapi hati mereka lebih penuh cinta kasih dibandingkan mereka yang berperang demi

Tuhan ( Tuhan bagi Agama Islam dan Kristen apa beda ? ). ----------Yohanes 11:1-57 tentang Lazarus yg sakit dan telah mati 4 hari jika Yesus bisa menghidupkan orang mati , untuk membuat orang mempercayai ia , padahal Kematian adalah hal alamiah. Lagi pula apakah ia akan menghidupkan orang mati lainnya ? Apa umat ( tentu semua ) yang percaya akan Yesus dan dosanya yang telah ditebus , hidup Bahagia ? Kalau tidak , dengan alasan hidup bahagia di surga ? Itu seperti orang marketing yang memberikan janji2 manis ... ----------Apapun usaha manusia tetaplah dia manusia yg telah kehilangan keutuhannya, manusia bukan malaikat, bukan dewa dewi, bukan bodhisatva, bukan mahasatva, bukan buddha dan bukan siapa2 selain manusia --Itu pandangan anda , yang telah di dogma untuk menolak pandangan Agama lain. Tiap Agama memilki pandangan sendiri2, mana yang benar biarlah Hukum alam yang menilainya , dengan cara apa ? Caranya mudah pelajari kisah Thomas Alfa Edison . Jika seorang murid

sekolah dikatakan oleh guru mereka bodoh ( contoh Alfa Edison ) , jika tak berusaha untuk berubah dengan bimbingan guru yang bijak ( Ibu dari Alfa Edison ) . Maka Alfa Edison akan tetap menjadi orang yang tak berprestasi seperti yang kita ketahui sekarng ini. Pengeran Sidharta sebelum menjadi Buddha Gautama adalah Boddhisatva ,tapi di zaman Buddha sebelumnya , ia bukan seorang bodhisatva , tetapi sebagai umat awam yang tak mau belajar pada Buddha Kassapa . Jadi sebutan Bodhisatva diberikan oleh kita untuk menunjukkan kegigihannya untuk mencapai /menjadi Samma SamBuddha.

----------Bagaimana anda bisa berkesimpulan bahwa Yesus mati dan masih berada dialam sorga( alam samsara)? --Tentu anda tidak akan mempercayai Buku 'Yesus Lived In India' .Ttg Yesus yang pergi semasa remaja ke India dan meninggal kan kota Yerusalem ,setelah di salib, lalu pergi kembali ke India, dan meninggal disana. Jadi Yesus menghidupkan orang mati ? banyak kalangan menganggap itu adalah karangan . Tak bisa dibuktikan mana yg benar. Saya sendiri tak peduli , karena saya lebih percaya setiap manusia pasti mati (

meninggalkan tubuhnya ) . Yesus pun mati , tak mungkin pergi ke surga dengan memakai tubuh kasarnya. Karena Tubuh Yesus tak dapat ditemukan , setelah di salib . Yesus sekarang berada Di Surga ? Kalau demikian ia masih dalam salah satu dari 31 Kehidupan dan berarti dalam lingkaran Samsara. ----------==================================
Pada 5 Mei 2012 01:17, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Cara kerja Hukum Karma spt hukum alam(natural law)? Bagaimana pendpt anda tentang Buddha Gautama yg bisa terbang, bisa berjalan diatas air, bisa menciptakan air bercampur dgn api? Apakah sesuai hukum alam? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry Yohanes 11:1-57 tentang Lazarus yg sakit dan telah mati 4 hari Pada 5 Mei 2012 00:24, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Air kotor dalam "ember" hanyalah ilustrasi saja. Saya bisa katakan air kotor dalam selokan, kolam, sungai, laut dll. Intinya apakah air kotor itu bisa membersihkan dirinya, jadi bukan embernya(medianya)? Jika Anda mau membandingkan Buddha Gautama dengan Isa Almasih(Yesus Kristus) seharusnya anda udah tahu dimana bedanya. Tokh anda telah belajar Alkitab bukan? Apakah org mati itu mati suri atau mati beneran? Anda bisa baca di Yohanes 11:1-57 tentang Lazarus

yg sakit dan telah mati 4 hari dan jasadnya mulai bau(saat itu belum ada formalin dan kalo mati suri apakah badannya bisa menimbulkan bau pembusukan?) dan dikafani. Akhirnya dibangkitkan oleh Yesus. Alkitab mencatat demikian detail agar pembacanya tidak berspekulasi dgn mengatakan Lazarus hanya mati suri bukan mati beneran. Dan Buddha Gautama juga menghadapi hal yg sama, ada anak yg sakit dan akhirnya mati dihadapan Buddha yg tidak menolong anak itu agar sembuh, agar tidak mengalami kematian. Apakah manusia yg memiliki nafsu(keinginan/ kehendak) yg baik, bersukacita, bisa marah karena keadilan dan belas kasihan "kurang bermutu" dibandingkan dgn seorg petapa yg hidup di kesunyian hutan rimba tanpa memiliki amarah, keinginan yg bergelora, bebas dari permasalahan hidup manusia? Bagaimana anda bisa berkesimpulan bahwa Yesus mati dan masih berada dialam sorga( alam samsara)? Yesus mati sebab berani berkonfrontasi tentang ajaran kebenaranNya( ada urgensi didalamnya, sebab manusia hanya memiliki kesempatan satu kali saja dalam hidupnya) namun Dia bangkit dari kematian dan naik ke sorga( sorga merupakan konsep bahwa dimana Allah berada disitulah sorga artinya kondisi yg menyenangkan bersama Allah) sebagai contoh bahwa kelak org yg percaya kepada Dia juga akan bangkit diakhir zaman nantinya dan bersama Dia. Bagaimana dgn Buddha Gautama yg menyebarkan dharmanya, dgn damai dan tidak berani berkonfrontasi tentang apa yg dipercayainya kepada masyarakat saat itu sebab tidak ada urgensi didalamnya( manusia memiliki banyak kesempatan, reinkarnasi, jadi saat ini tidak punya kesempatan belajar Dharma, lain kali mungkin dapat). Namun apabila ada manusia yg mati dan dilahirkan sebagai semut, kapan memiliki kesempatan belajar dharma? Dan Buddha Gautama akhirnya mati dan tak pernah bangkit lagi( sebab tubuh bukanlah sesuatu yg penting dlm pemahaman buddhisme, beda dgn paham Kristen, tubuh itu penting, sebab itulah menunjukan dia itu manusia seutuhnya, bukan malaikat yg memang diciptakan tanpa tubuh) Buddha memaparkan kondisi alam yg ada, namun Yesus merupakan pencipta alam semesta. Yesus sebelum lahir sebagai manusia, Dia adalah Allah yg mengosongkan(berkenosis) diriNya sebagai Allah menjadi manusia yg statusNya seperti hamba( jadi Yesus saat berkenosis spt menembus alam nirvana bukan?). Yesus yg ilahi, berbeda dengan Brahma atau Iswara yg ditentang oleh Buddha Gautama. Yesus ilahi tak terbatas, kekal adanya(tidak dibatasi oleh ruang dan waktu), tidak diciptakan, maha tahu, maha suci. Buddha Gautama merupakan manusia biasa yg berusaha hidup suci, dia bukan pencipta, dia tdk maha tahu, dia tidak bisa membangkitkan orang mati. Jadi bagaimana anda mau membandingkan Buddha dgn Yesus? Pengalaman meditasi saya dulyaunya biarlah terkubur mati, sebab bagi saya itu tak ada gunanya. Apapun usaha manusia tetaplah dia manusia yg telah kehilangan keutuhannya, manusia bukan malaikat, bukan dewa dewi, bukan bodhisatva, bukan mahasatva, bukan buddha dan bukan siapa2 selain manusia. Yg perlu manusia cari adalah harkat dan martabat dia sebagai manusia seutuhnya yg pernah hilang. Saya percaya manusia telah kehilangan harkat dan martabat dia sbg manusia yg utuh. Oleh sebab itu kita perlu mencari pribadi yg mengerti kita sbg manusia. Air kotor tetaplah air kotor, kecuali ada kondisi luar yg memungkinkan air kotor menjadi air bersih. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry

==============belum kopi ke Word From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Sat, 5 May 2012 12:36:03 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Apakah seorang kaya berdana 1 juta rupiah dgn seorang miskin berdana 50 rupiah, apakah menghasilkan bobot karma baik yg berbeda? -----Berdana itu bukan soal nilai , tapi ada beberapa faktor , misal ketulusan dan kegunaan ----------Apakah air kotor dalam ember bisa menjernihkan dirinya(air kotor) itu sendiri? Berdasarkan standar apa seorang bisa menyatakan dirinya telah bersih? Diri sendiri? Berdasarkan apa, pengalaman dalam meditasi? Bagi saya, pengalaman meditasi tidak menjadi ukuran bahwa saya telah memiliki pengetahuan dhamma dan pengalaman dialam lain serta kekotoran bathin saya mulai terkikis. -----Ember bukan mahluk hidup seperti Manusia , jadi perbandingan yang tak tepat. Seorang Arahat tidak akan mengumumkan dirinya telah mencapai kesucian , kecuali Samma SamBuddha. Pengalaman meditasi ada yang bersifat lokiya , ada yang bersifat lokutara. Jadi tergantung meditasi apa yang dilakukannya. Kalau di tanya ,mana yang lokiya mana yang lokutara , tentu yang bisa menjawab , mereka yang telah merealisasi

Nibhana . ----------Buddha Gautama hanya mengetahui sejauh yg ia mampu ketahui, dibalik ketidaktahuannya masih banyak yg belum tersingkapkan. Oleh sebab itu kebenaran yg sejauh diketahui tidak bisa disebut kebenaran absolut, bukankah begitu? ------coba anda bandingkan Buddha Gautama dan Nabi isa, apakah anda menemukan kemampuan Nabi Isa yang tak dimiliki Buddha Gautama . Kalau anda mengatakan Yesus menghidupkan orang mati, apakah yang meninggal itu benar2 mati atau mati suri ? Jadi janganlah

menilai Sang Buddha , jika anda sendiri belum memahami/merealisasi Nibhana ( tanpa nafsu , tanpa keinginan baik maupun buruk , tanpa amarah, tanpa benci , tanpa melekat ). Yesus mati masih dilingkaran Samsara ( berada di alam Surga , yang tak abadi ). -----------

saya banyak memiliki pengalaman spt itu dlm meditasi, tapi saya tidak pernah menjadi bangga akan hal itu, sebab bathinku menyatakan ada sesuatu yg lebih penting akan hidupku yg mesti saya miliki yaitu pengenalan akan sang Pencipta saya. ------pengalaman anda dalam meditasi seperti apa ? Saya sendiri tak pernah membanggakan pengalaman meditasi saya. Karena saya masih jauh dari Realisasi Nibhana ----------Seperti yg anda katakan berzinah melanggar sila, membunuh melanggar sila, namun buah karmanya bisa hilang seperti Ambapali dan Angulimala? Sekali berzinah apakah sama dgn 50 kali perzinahan misalnya? ------kekuatan kamma yang diperbuat tergantung pada faktor kekuatan niat , kesenangan , ketidak mengertian, atau keterpaksaan ( seperti faktor ekonomi ) . Jadi Banyak faktor dalam menganalisa Kamma dan Buahnya. ----------Bagaimana anda bisa menyamakan hukum karma sama dgn hukum alam? Dimana persamaannya? ------Hukum Kamma dikenal sbg Kamma Niyama . Hukum alam bekerja tanpa campur tangan Tuhan , termasuk Hukum Kamma ( hukum lainnya , misal Citta Niyama ) . ----------Bolehkah saya mengatakan hukum karma sebuah "konsep" yg diajarkan oleh Buddha Gautama? Jika anda mengatakan hukum karma bukan konsep artinya anda sedang berbicara tentang metafisika? ------saya tak perlu komen. Pemakaian istilah yang malah menambah bingung. Apabila hukum karma TIDAK BISA dijelaskan sebab bukan konsep, apa bedanya jika saya mengatakan Allah merupakan hakim pembuat hukum yg tidak dapat dijelaskan secara comprehensive? ------itu hak anda , karena saya tak mempercayai Tuhan dan Yesus sbg Penebus Dosa. ----------Pada 5 Mei 2012 06:11, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Jika dalam diri manusia memiliki kekotoran bathin, apakah manusia mampu membersihkan dirinya sendiri? Apakah air kotor dalam ember bisa menjernihkan dirinya(air kotor) itu

sendiri? Berdasarkan standar apa seorang bisa menyatakan dirinya telah bersih? Diri sendiri? Berdasarkan apa, pengalaman dalam meditasi? Bagi saya, pengalaman meditasi tidak menjadi ukuran bahwa saya telah memiliki pengetahuan dhamma dan pengalaman dialam lain serta kekotoran bathin saya mulai terkikis. Tidak! Dulu saya banyak memiliki pengalaman spt itu dlm meditasi, tapi saya tidak pernah menjadi bangga akan hal itu, sebab bathinku menyatakan ada sesuatu yg lebih penting akan hidupku yg mesti saya miliki yaitu pengenalan akan sang Pencipta saya. Menurut anda hanya anda sendiri yg mengetahuinya sejauh anda yg menyadari, namun ada hal2 yg belum anda ketahui sebab anda belum menyadari. Buddha Gautama hanya mengetahui sejauh yg ia mampu ketahui, dibalik ketidaktahuannya masih banyak yg belum tersingkapkan. Oleh sebab itu kebenaran yg sejauh diketahui tidak bisa disebut kebenaran absolut, bukankah begitu? Saya tidak mengetahui apa2 walaupun sedetikpun tentang masa depan. Sebab saya menyadari saya HANYA lah manusia biasa(hanya ciptaan) dan bukan manusia suci, hanya yg disebut MAHA SUCI(Pencipta) lah yg mampu menyucikan saya. Itulah logika saya. Saat anda menyatakan "hidup itu tidak pasti" merupakan sebuah isyarat bahwa dihati nuranimu( bathinmu yg terdalam) ada sesuatu yg sedang anda rindukan yaitu "pembebasan dari alam samsara" dan tidak ingin dilahirkan kembali. Namun masih tersisa pertanyaan "bagaimana" hal ini terwujud? Moralitas yg saya maksud disini berkaitan dgn ajaran, bukan seperangkap sila/ peraturan (praktek) yg harus dijalankan. Moralitas yg saya pertanyakan berkaitan dgn keadilan dan kebenaran dari ajaran hukum karma, bukan peraturan. Seperti yg anda katakan berzinah melanggar sila, membunuh melanggar sila, namun buah karmanya bisa hilang seperti Ambapali dan Angulimala? Sekali berzinah apakah sama dgn 50 kali perzinahan misalnya? Bagaimana anda bisa menyamakan hukum karma sama dgn hukum alam? Dimana persamaannya? Bolehkah saya mengatakan hukum karma sebuah "konsep" yg diajarkan oleh Buddha Gautama? Jika anda mengatakan hukum karma bukan konsep artinya anda sedang berbicara tentang metafisika? Apabila hukum karma TIDAK BISA dijelaskan sebab bukan konsep, apa bedanya jika saya mengatakan Allah merupakan hakim pembuat hukum yg tidak dapat dijelaskan secara comprehensive? Salam metta

Dear Sudarsono; Analogi anda terlalu simple, sedangkan hidup manusia begitu kompleks dan tidak hidup hanya satu hari saja, namun rata-rata 20.000 hari dalam sebuah siklus kehidupan. Dalam satu

hari ada brp kali tindakan, perkataan dan pemikiran kita? Jika tummibal lahir itu nyata dan ada, maka setiap manusia tuanya sejauh adanya kehidupan manusia didunia ini. Apalagi dlm sutta dikatakan manusia itu telah ada ratusan asenkya dan puluhan ribu kappa. Dan karma(baik dan buruk) itu timbul dan tenggelam dlm diri manusia yg begitu kompleks. Bagaimana anda bisa memberikan analogi yg begitu simple dan absurb? Jika kita membaca sutta dikatakan manusia yg terdiri dari 5 skandha yg menyatu dari diri manusia itu diliputi tanha dan avijja yg menghasilkan karma. Hanya sila, dana dan samadhi yg dapat mengurangi tanha dan avijja tsb, namun siapa yg bisa memberi kepastian bahwa dia sanggup hidup sesuci mungkin?. Karma yg ada itulah yg membuat manusia itu seperti apa adanya. Ini bukan soal siapa yg memberi(menyebabkan) takdir itu(Tuhan atau manusia), namun demikianlah manusia itu yg hidup sesuai karma(takdir) dalam dirinya. Walaupun karma baik dan buruk yg dia miliki, bukankah itu juga yg akan terjadi padanya? Karma baik dan buruk itulah yg menentukan keadaan manusia itu selanjutnya, walaupun manusia memiliki kebebasan kehendak. Apakah seorang kaya berdana 1 juta rupiah dgn seorang miskin berdana 50 rupiah, apakah menghasilkan bobot karma baik yg berbeda? Memang menurut ajaran yg anda pahami sptnya demikian, manusia yg menentukan segala sesuatu dan bertanggungjawab atas dirinya, tidak ada sang penolong didalamnya. Itulah agama antroposentris. Namun dalam pemahaman ajaran saya, tidaklah demikian. Bukanlah manusia yg menentukan segala sesuatu, namun juga ada sang Penolong didalamnya yg kadang2 turut campur didalam kehidupan manusia yg disebut Tuhan. Dan realitanya manusia hidup juga perlu pertolongan dari pihak lain bukan? Itulah paham theosentris. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry

Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Fri, 4 May 2012 15:51:10 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Bukankah kesucian dicapai secara "progresive" bukan "instant" khan? Dan bagaimana kita bisa mengukur kesucian diri itu spt apa? Berdasarkan tingkat kemelekatannya dan pengetahuannya(panna)? ---Kesucian dapat di realisasi dalam kehidupan saat ini ataupun yad , tergantung paramita seseorang ( dalam hal ini Sila Samadhi Panna ) dan usaha yang dilakukan dalam kehidupan sekarang . Cara mengukur kesucian ?, tak uraian dalam Tripitaka , cara mengukurnya . Hanya dapat di selami di alam batin , dimana Kilesa telah hancurkan.

----------Jika dalam kehidupan sekarang anda tak yakin bisa hidup suci atau terlepas dari

alam samsara, bagaimana anda bisa yakin dikehidupan selanjutnya anda akan lebih baik dan bukan lebih buruk( jika tummibal lahir benar2 ada ya)? ---Karena saya telah mengukur , saya masih diliputi oleh kekotoran batin ( kilesa ) daan belum mencapai 'Tingkatan' tertentu . Jadi saya sendiri yang mengetahuinya , bahkan Guru Meditasi sayapun tak bisa mengukur kekotoran batin saya. Tentang kehidupan yad , apa bisa anda

mengetahui apa yang terjadi 1 jam , 2 jam , 4 jam, 8 jam, 16 jam, 1 hari, 2 hari , yad secara detail ? Kehidupan memang tidak pasti, tetapi usaha yang kita lakukan
pasti berguna.

----------tetapi ada penulis buddhis pernah menulis istilah itu sebagai "DESTINY" yaitu nasib atau takdir atau akhir dari apa yg kita terima... ---kalau penulis tsb menggunakan 'takdir' , apa saya bisa memaksa dia untuk mengubahnya ? hidup manusia ditentukan lewat/dengan Takdir oleh Tuhan , beda dengan ajaran Hindu dan Buddha yang mana hidup ditentukan oleh Kamma. Jadi sangat jauh berbeda, Takdir ditentukan oleh Tuhan ( bukan oleh penerimanya ) . Kamma ditentukan oleh Pelakunya/penerimanya .

----------Apakah buddhisme tidak mengenal moralitas? Bukankah dalam Dhammapada dan Jataka memberikan banyak contoh moral, kenapa anda merasa alergi tentang kata "moralitas". Moralitas berkaitan dgn "keadilan". ---moralitas ( Sila ) adalah latihan dalam kehidupan seseorang agar dapat hidup yang benar dan mencapai kebahagiaan. Jadi beda dengan Kamma . Moralitas adalah tata terbit , misalkan tata terbit dalam menerima Dana bagi para Bhikku. Dua istilah yang berbeda , Kamma dapat timbul melalui Tubuh / kaya , pikiran dan perasaan , sedangkan moralitas berkaitan dengan tingkah laku . Sekarang sudah jelas perbedaannya ?

----------hukum karma itu konsep ---konsep adalah buah pikiran manusia ( teori ) , sedangkan Kamma adalah Hukum Alam
yang tanpa diketahui manusia tetap berlaku. Pada Sang Buddha Gautama belum muncul, dimana Ajaran/Dhamma tidak dipahami manusia , Hukum Kamma tetap ada dan berfungsi/berlaku . Beda dengan Hukum Tuhan , dimana Tuhanlah yang menentukan Hukuman apa yang diberikan pada manusia. Hukum Tuhan , mengenal konsep MengHukum, Mengadili , dsj ( Tuhan seperti Hakim saja ). Hukum Kamma hanya bisa dijelaskan , bukan di formulasikan . Apalagi oleh Kita yang masih Sekha Puggala, hanya berputar-putar pada teori yang tak ada penyelesaiannya.

----------================
Pada 4 Mei 2012 14:11, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis:

Dear Sudarsono; Maksudmu "mencapai kesucian" spt apa? Bukankah kesucian dicapai secara "progresive" bukan "instant" khan? Dan bagaimana kita bisa mengukur kesucian diri itu spt apa? Berdasarkan tingkat kemelekatannya dan pengetahuannya(panna)? Jika dalam kehidupan sekarang anda tak yakin bisa hidup suci atau terlepas dari alam samsara, bagaimana anda bisa yakin dikehidupan selanjutnya anda akan lebih baik dan bukan lebih buruk( jika tummibal lahir benar2 ada ya)? Misalnya anda pernah membunuh seekor semut, dan anda akan menerima buah karma tsb, dan anda kemudian terlahir sebagai seekor semut. Adakah harapan bagi anda untuk terlahir sebagai manusia lg? Jika prinsip kebenaran hukum karma adalah "ada sebab maka ada akibat" bukankah hal ini telah menyatakan kepada kita bahwa segala sesuatu yg kita terima dan alami merupakan pematangan buah karma dan itu merupakan "TAKDIR" walaupun dalam buddhisme tidak dikenal istilah itu tetapi ada penulis buddhis pernah menulis istilah itu sebagai "DESTINY" yaitu nasib atau takdir atau akhir dari apa yg kita terima. Apakah buddhisme tidak mengenal moralitas? Bukankah dalam Dhammapada dan Jataka memberikan banyak contoh moral, kenapa anda merasa alergi tentang kata "moralitas". Moralitas berkaitan dgn "keadilan". Jadi sebuah hukum bisa disebut bermoral jika hukum itu memenuhi "keadilan dan kebenaran" Karena hukum karma itu konsep( dan memang bukan berpribadi, sehingga kata "diadili" tidak tepat) dan konsep yg tidak berpribadi namun entah berasal dari mana konsep itu? Tapi kalo kita bertanya "darimana"? Seakan2 itu pertanyaan bodoh bukan? Tapi bagi saya itu bukan pertanyaan bodoh, namun sangat bijaksana. Sebab pikiran kita akan semakin dicerahkan jika menemukan jawaban atasnya. Sehingga kita memiliki wawasan yg luas dan semakin mencerahkan pandangan kita.

Salam metta

Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Fri, 4 May 2012 10:07:30 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Adakah org pintar masuk sangha tanpa melalui tahapan diatas? --------Banyak murid Sang Buddha , menjadi anggota Sangha , tapi tidak semua serius dalam menjalankan Dhamma ( Sila , Samadhi, Panna ) . Kenapa ? Saya sendiri mungkin merupakan salah satu murid Buddha ( Gautama, Kassapa, atau dst ) , tapi belum mencapai Kesucian , apa salah saya , saya sendiri tak ingat ?

-----------Jadi anda sendiri bisa menilai apakah anda bisa dikatakan orang baik dan mampu mencapai kesucian hidup? --------benar hanya saya sendiri yang mengetahuinya ,dan segala kamma yang saya perbuat tersimpan dalam Batin saya ( psikologi menyebutnya bawah sadar ) . Tentu perlu usaha yang gigih untukmencapai kesucian , dan pada kehidupan sekarang mungkin saya belum mencapainya. Tapi usaha yang saya lakukan , ada memudahkan saya pada kehidupan akan datang . Misal saya latihan Vipassana akan cepat mencapai Samadhi ( jika dalam kehidupan yad saya melatih Vipassana lagi ). -----------Jika pernah, apakah ada sutta yg memiliki contoh seharusnya berapa kalikah seorg pembohong misalnya kepada ortu menerima akusala karma dalam alam samsara ini? --------Satu kali berbohong , berarti telah melakukan akusala kamma, buahnya kapan , tak dapat dipastikan. -----------Bijaksana dan bodoh itu DISEBABKAN KARMA dia sebelumnya?(banyak sedikitnya paramita) Dan apakah setiap masalah yg timbul bukan karena perbuatan dirinya, misalnya tiba2 dia dirampok, apakah disebabkan oleh matangnya buah karma masa lalunya? --------tak ada akibat tanpa sebab , itu prinsip hukum Kamma . hasil dapat berasal dari Kamma kehidupan lalu atau sekarang . -----------.....dan orang Buddhis akan diadili sesuai panca sila( delapan jalan kebenaran) dll..... ......Dan takdir jangan hanya dilihat sebagai ajaran agama yg mempercayai adanya sosok Tuhan bukan? Tapi kelihatan juga terdapat dalam ajaran Buddhisme dan Hinduisme?.... --------Tak ada istilah dalam Buddhis 'diadili' dan 'takdir',jadi saya tak akan menjelaskan ataupun mencari-cari persamaannya. Maaf , saya lakukan hal tsb karena saya tak ingin terjebak dalam konsep yang saya sendiri tak mempercayainya ( Tuhan , Diadili, Takdir, dsj ) .

-----------Apakah karena mereka(Ambapali dan Angulimala) telah memadamkan nafsu seksual dan nafsu membunuhnya sehingga mampu mencapai tingkat

kearahatan? Jika ya, benar demikian adanya, apakah paham seperti itu bisa dikatakan ajaran hukum karma yg bermoral? --------Untuk mencapai Arahat memiliki prasyarat , jadi siapapun yang telah memenuhi Syarat tsb , maka dapat mencapai/menjadi Arahat. Tapi tak mudah untuk mencapai itu. Jadi tak ada campur tangan siapapun juga . Jadi saya sendiri tak mengerti mengapa anda bertanya Ajaran Hukum Kamma yang Bermoral ?

-----------Pada 4 Mei 2012 08:43, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Walaupun dia murid pemula(sekha puggala), apakah dia begitu ceroboh mau masuk sangha dan menjadi bikkhuni dan diajari oleh Buddha(Sikkhi dan Kassapa) tanpa bersungguh hati untuk belajar? Apakah ada org yg pintar tanpa mendengar dan belajar dharma langsung masuk sangha? Apakah Ambapali bisa dikatakan bodoh jika melihat tahapan spiritualitasnya spt ini : mendengarkan dharma -> memiliki keyakinan(saddha) -> berbuat kebajikan dan berdana -> masuk sangha ? Adakah org pintar masuk sangha tanpa melalui tahapan diatas? Coba anda telusuri diinternet, apakah benar Ambapali menerima akusala Karma dihukum dineraka dan sebagai pelacur 10.000 kali kehidupan atau tidak HANYA karena mengumpat(dan dia tidak tahu yg diumpati itu seorg bikkhuni arahat)? Apalagi anda ini memperdalam aliran Therevada? Andakan tentu tak asing dgn IT dan bisa cari tahu dari internet bukan? Nah mengenai serius tidak Ambapali belajar Dharma memang tak ada sutta yg memberikan penjelasan. Tetapi kita bisa melihat tindakannya, apakah ia termasuk manusia yg serius belajar atau tidak sampai dia masuk sangha. Kalo boleh saya bertanya, dalam hidup anda pernah tidak anda berbohong(melanggar sila ke 4) kepada ortu, sahabat, org lain? Jika pernah, apakah ada sutta yg memiliki contoh seharusnya berapa kalikah seorg pembohong misalnya kepada ortu menerima akusala karma dalam alam samsara ini? Apakah dalam hidup anda pernah membunuh, mencuri, berzinah, berdusta/ menfitnah, berkata2 yg kosong, mabuk, makan narkoba? Jika pernah, buah karma apakah bagi org yg melakukan hal demikian? Dan menurut alkitab( walaupun anda tak percaya, termasuk adanya Tuhan yg berpribadi) bahwa setiap org akan diminta pertanggungjawaban oleh Tuhan melalui keyakinannya, org Yahudi menurut hukum 10 Taurat, org Kristen menurut 10 hukum taurat dan perintah Tuhan Yesus, org yg tidak memiliki kitab hukum akan diadili sesuai hati nuraninya, dan orang Buddhis akan diadili sesuai panca sila( delapan jalan kebenaran) dll. Jadi anda sendiri bisa menilai apakah anda bisa dikatakan orang baik dan mampu mencapai kesucian hidup? Tentu anda yg tahu. Bathin yg bisa menerima semua buah karma buruk apakah harus dicapai melalui pemahaman Dharma seperti itu? Bukankah banyak org bijak yg tanpa belajar Dharma juga memiliki pemahaman bagaimana bersikap dan berpikir tentang suatu masalah yg telah menimpa hidup mereka sebelumnya? Ada yg bersikap pasrah, ada yg bersikap tawakal, dan ada yg memiliki

panna utk mengatasi keadaannya dll. Coba saya ulangi jawaban anda dan saya ingin bertanya dua hal lagi : "Jika karma TETAP BERBUAH pada seseorg, yg BERBEDA hanyalah cara pandang seseorg dlm bersikap utk menerima matangnya buah karmanya(masalah) yg dihadapinya. Ada org yg bijksana dan ada yg bodoh. Bijaksana dan bodoh itu DISEBABKAN KARMA dia sebelumnya?(banyak sedikitnya paramita) Dan apakah setiap masalah yg timbul bukan karena perbuatan dirinya, misalnya tiba2 dia dirampok, apakah disebabkan oleh matangnya buah karma masa lalunya? Jika jawaban anda semuanya adalah benar demikian, apakah hukum karma itu bisa dikatakan sebagai TAKDIR bagi seseorg? Dan takdir jangan hanya dilihat sebagai ajaran agama yg mempercayai adanya sosok Tuhan bukan? Tapi kelihatan juga terdapat dalam ajaran Buddhisme dan Hinduisme? Jika melacurkan diri adalah salah dan melanggar sila ke 3, bagaimana anda menjelaskan kisah Ambapali yg melacurkan diri pada zaman Buddha Gautama? Menurut kisah sutta akhirnya Ambapali mencapai kesucian arahat dan tidak dilahirkan kembali(nirvana) walaupun dia melanggar sila ke 3?. Apakah kasusnya sama dgn Angulimala yg telah membunuh ratusan org dan mencoba membunuh Buddha(mencoba membunuh Buddha, buahnya bisa disebut Garuka Karma?), tetap abis akusala karma dan menjadi arahat?(Dimana konsistensi pengajarannya?( coba bandingkan Angulimala dengan Devadatta, dlm therevada Devadatta digambarkan sbg murid yg jahat, dan dihukum dialam neraka vicci(garuka kamma) sampai hari ini sdgkan dlm Mahayana Devadatta dianggap org suci yg paling berjasa membangun persaudaraan dlm sangha ) Apakah karena mereka(Ambapali dan Angulimala) telah memadamkan nafsu seksual dan nafsu membunuhnya sehingga mampu mencapai tingkat kearahatan? Jika ya, benar demikian adanya, apakah paham seperti itu bisa dikatakan ajaran hukum karma yg bermoral? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry

Pada 3 Mei 2012 16:59, Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> menulis:

Apakah ada org yg suci tak akan jatuh dalam pencobaan? Saya ingin tahu juga dimana bisa ditemukan, biar saya akan melakukan wawancara. Saya ingin tanya, apakah Buddha Gautama itu maha tahu? -----Maksud percobaan apa ? Karena dalam Agama Buddha tak ada ( Tuhan ) yang mencoba atau menguji. Jadi saya tak bisa menjawab lebih lanjut. Sang Buddha mengetahui segala sesuatu dengan Kemampuannya melalu : 1. Mengingat beberapa juta Kehidupan yang lalu ( apa yang diketahui, dialami, dipelajari ) . Seperti kejadian manusia terbang yang menuju bumi sewaktu masih seperti bubur ( permukaannya ). Pandangan keliru Maha Brahma yang mengganggap dirinya sbg Pencipta Manusia. 2. Menganalisa Pikiran sendiri maupun orang lain. 3. Meninjau langsung ke segala tempat di alam semesta dengan Abhinna yang dimilikinya. 4. Mencapai Nibhana dengan pemahaman yang jelas dan detail

Jadi istilah Maha Tahu seperti itukah ?

-----------Pada 3 Mei 2012 16:49, Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> menulis:

Walaupun seorg disuruh atau diperintahkan oleh utk melakukannya agar memiliki kesaktian. Org tersebut tentu memiliki "kehendak" untuk menolak atau menaatinya. -----seharusnya memang demikian , tapi saking taat/setia dan taat pada gurunya , ya begitulah kisahnya.

-----------Jika Ambapali memiliki pilihan hidup, maka sutta tidak menyatakan dirinya harus lahir kembali jadi pelacur bukan? Apakah karma itu seperti takdir? ----terlahir 10.000 kali sebagai pelacur ? saya tak tahu dan belum membaca seperti itu . karena Avijja yang di milikinya demikian besar, maka kebodohan tersebut terus berulang-ulang. Mengapa sampai 10000 kali ? kalu demikian betapa besar Avijja yang dimilikinya ( namanya juga Sekha Puggala ) . Tapi apakah Sewaktu di zaman Buddha2 sebelumnya ia belajar dengan serius Buddha Dhamma. Kalau ceritanya . pada masa Buddha Sikkhi dan Buddha Kassapa , ia berdana dan berbakti pada Sang Buddha , tapi tak mengembangkan Samadhi dan Panna, saya Pastikan bisa saja terjadi 10000 jadi Pelacur. Kenapa ? Karena Kebijaksanaannya tak berkembang atau Avijja masih kuat. -----------Apakah seseorg yg menyerahkan dirinya utk mengikuti Dharma maka akusala karma tak akan berbuah lagi spt Angulimala dan Cakkhupala dan seperti anda juga? ----Seperti saya sudah jelaskan Kamma tetap berbuah , tapi scara individu batinya ( Bhante Angulimala dan Bhante Cakkhpala ) tak tergoyahkan , seperti kasus kehilangan rp 100.000. Ini sebagai contoh saja , betapa respon seseorang berbeda tergantung Panna yang dimiliki orang tersebut. Maka saya umpamakan seperti Orang Kaya dan Miskin yang kehilangan uang Rp 100.000. Kalau hilang 10 Milyar ? Wah , yang saya tekankan adalah betapa segala sesuatu tergantung Kematangan Batin ( Panna ) . bukan banyaknya uang yang hilang. Sekali lagi yang perlu dipahami adalah Bagaimana Respon atau Apa Pengaruh bagi seseorang ? Misal Uang Rp 100.000 adalah kekuatan Kamma Buruk ( misal di caci maki , dihina , disiksa ) , yang di hadapi orang Kaya ( Bijaksana ) atau Orang Miskin ( belum Bijaksana ) . Respon orang kaya , adalah sedikit kecewa ( fisik tetap sakit , tapi tak ada dendam atau marah ) . Respon orang Miskin ( Belum Bijaksana ) adalah sangat kecewa dan sedih ( dendam , marah , benci , dsj ). itulah yang ingin saya sampaikan.

-----------Apakah melacurkan diri krn faktor ekonomi bisa dibenarkan dalam Buddhisme? ----dalam Agama Buddha sangat jelas Sila yang dilanggar adalah Kamesu micachara ( Berzinah ) . seperti berperang ( Jihad ) demi penyebaran Agama , itu adalh Pelanggaran Sila Panatipatta ( Membunuh ) .

------------

================================= Pada 3 Mei 2012 14:53, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Apakah ada org yg suci tak akan jatuh dalam pencobaan? Saya ingin tahu juga dimana bisa ditemukan, biar saya akan melakukan wawancara. :) Saya ingin tanya, apakah Buddha Gautama itu maha tahu? Pada 3 Mei 2012 14:53, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Walaupun seorg disuruh atau diperintahkan oleh utk melakukannya agar memiliki kesaktian. Org tersebut tentu memiliki "kehendak" untuk menolak atau menaatinya. Dan jika Angulimala memiliki paramita yg besar, bukankah dirinya memiliki kasih yg menghalanginya untuk melakukan hal yg jahat dan menolak permintaan gurunya? Jika Ambapali memiliki pilhan hidup, mengapa sutta menyatakan Ambapali harus bertummibal lahir 10.000 sebagai pelacur? Jika Ambapali memiliki pilihan hidup, maka sutta tidak menyatakan dirinya harus lahir kembali jadi pelacur bukan? Apakah karma itu seperti takdir? Walaupun pengertian takdir adanya Tuhan yg menakdirkan spt itu( dalam Islam). Apakah melacurkan diri krn faktor ekonomi bisa dibenarkan dalam Buddhisme? Terus terang saya sering mendptkan jawaban klise spt itu dari teman2 Buddhis lainnya. Apakah melacurkan diri bisa dibenarkan bagi anda? Dan pria yg membayar pelacur yg kesulitan ekonomi tidak bisa dianggap bersalah bukan atau bisa dibilang dia telah berbuat kebajikan? Darimana kita tahu bahwa ada wanita yg melacurkan dirinya merasa senang melakukan itu? Apakah seseorg yg menyerahkan dirinya utk mengikuti Dharma maka akusala karma tak akan berbuah lagi spt Angulimala dan Cakkhupala dan seperti anda juga? Bukankah paramita Ambapali begitu besar sampai bisa ketemu 3 Buddha dalam alam samsaranya, mengapa tetap harus menjadi pelacur, bukan wanita baik2 lainnya? Kenapa saya tanyakan trus sebab analogi anda kurang tepat. Coba kalo sesama org kaya yg kehilangan 10 milliar, nah kita baru bisa lihat reaksinya. Tapi kalo perbandingan pincang spt itu ya susah dibandingkan! :) dan justru kelihatan fenomena jawaban anda spt yg Buddha

Gautama saksikan tentang ajaran reinkarnasi para Brahmana bukan? Analogi saya jangan diartikan spt hukum di Indonesia. Analogi saya mengenai keadilan dan moralitas hukum. Jadi bukan hukum Indonesia. :) Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Thu, 3 May 2012 13:37:56 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Adakah sutta yg menjelaskan Angulimala memiliki paramita yg besar dikehidupan sebelumnya spt uraian anda sehingga dia tak perlu lahir lg dialam samsara? -----saya membaca dari Kisah Hidup Buddha Gautama. Paramita disini berkaitan 'bakat' untuk mencapai kesucian. Ia membunuh karena ketaatnya pada gurunya sebelum menjadi Siswa Sang Buddha .

-----------Penjelasan anda tentang seorg arahat sudah terbebas dari karma( lepas dari alam samsara) kenapa tdk terbukti pada Cakkhupala? ---Terbebas dari Kamma berarti tidak membuat kamma baru, tetapi Vipaka Kamma ( buah kamma ) dari kehidupannya tetap berlangsung.

-----------sebelumnya yg belajar sila, dana dan samadhi itu dimasa Buddha Sikkhi dan Buddha Kassapa .kenapa masih terlahir sbg pelacur ----Menjadi seorang pelacur merupakan pilihan hidupnya. Pelacuran dikarenakan faktor ekonomi , beda dengan Pelacuran untuk kesenangan . Misal karena pandangan keliru ( Avijja ) , seorang bisa terpelosok dalam dunia pelacuran. Kebijaksananya tertutup oleh kamma buruk sebelum kehidupan sebagai Ambapali . Jadi seperti Mutiara yang ditutupi oleh pasir dan lumpur. Siap matang untuk mencapai Kesucian , tinggal apakah Ia bertemu Guru yang Luar Biasa . -----------Apakah akusala karma dpt dibeli dan apakah akusala karma tidak akan diterima buahnya? ---Seperti besi yang ditempa selagi panas , maka besi dapat dibentuk. Artinya jika kita memahami hakekat kamma , maka kita dapat melakukan hal2 yang berguna , agar Vipaka Kamma yang berbuah memiliki pengaruh yang 'ringan' . Contoh kehilangan uang Rp 100.000 ( Vipaka Kamma ) punya pengaruh/respon yang

berbeda tergantung orang tsb. Misal Orang Kaya , maka responya kecewa, jauh lebih sedikit dibanding orang miskin. Sekali lagi ini perumpamaan yang sederhana tapi menjawab pertanyaan ttg Kamma. Mengapa masih bertanya terus ttg Kamma , jelas2 contoh saya , mudah dimengeti. Tidak Ada yang hilang , tak dapat dibeli , Hanya respon/pengaruh saja yang berbeda tiap orang . -----------Saya mohon Pak Hakim yg mulia boleh melepaskan saya dari kesalahan ini?" ---Ini merupakan hukum sosial , bukan hukum Kamma. Tentu jawabannya tergantung Hakim tsb. Buat apa merenungi Hukum sosial , pusing dan stress seperti Pelaksanaan Hukum di Indonesia.....

-----------=====================
Pada 3 Mei 2012 11:48, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Terimakasih utk koreksinya. Apakah seorg dimasa lalunya memiliki paramita yg begitu besar, bisa lahir dengan karakter yg begitu mengerikan(membunuh dan memotong jari korban sebagai kalung)? Adakah sutta yg menjelaskan Angulimala memiliki paramita yg besar dikehidupan sebelumnya spt uraian anda sehingga dia tak perlu lahir lg dialam samsara? Bagaimana anda menjelaskan tentang arahat Cakkhupala? Penjelasan anda tentang seorg arahat sudah terbebas dari karma( lepas dari alam samsara) kenapa tdk terbukti pada Cakkhupala? Dan bgm dgn penjelasan ttg Ambapali yg tentu memiliki paramita yg cukup besar dimasa kelahiran sebelumnya yg belajar sila, dana dan samadhi itu dimasa Buddha Sikkhi dan Buddha Kassapa itu, kenapa masih terlahir sbg pelacur bukan jadi wanita baik2 dan terhormat jika karma buruk bisa dibeli dgn sila, dana dan samadhi? Apakah profesi Ambapali sbg pelacur dilakukan tanpa dia sadari sehingga dia tak bisa disalahkan? Dan dibagian dunia mana dan budaya apa profesi pelacur tdk dianggap sbg sesuatu yg salah dan dianggap terhormat? Adakah seorg wanita walaupun tanpa penyadari secara moral/ hukum mau ditiduri seorg lelaki yg bukan suaminya? Apakah hati nuraninya tidak akan berteriak dan menyatakan kebenaran? Apalagi dgn banyak lelaki? Saya pikir hukum karma yg anda uraikan spt itu bukanlah hukum karma yg bermoral. Ketika Buddha Gautama mendengar klan Sakya dibantai oleh raja negeri lain, Buddha mengatakan bahwa dimasa lalu para korban pernah meracuni sungai sehingga banyak ikan yg mati. Akibat perbuatan mereka maka dimasa sekarang karma buruknya berbuah. Apakah akusala karma dpt dibeli dan apakah akusala karma tidak akan diterima buahnya?

Saya memiliki sebuah perumpamaan. Ada seorg pemuda kaya yg bawa mobil terlalu kencang sehingga menabrak mati seorg kakek. Akhirnya dia ditangkap dan akan disidangkan. Dalam penjara, pemuda tersebut banyak melakukan kebajikan kepada sesama penghuni penjara, dia memberikan dana juga utk pembangunan tempat ibadah. Setelah lewat 3 bulan, dalam sebuah sidang, hakim bertanya kpd pemuda tsb, "Apakah terdakwa tahu kesalahan anda?" Jawab pemuda, "Tahu Pak Hakim, tetapi selama tiga 3 ini saya telah melakukan banyak kebajikan dan menyumbang dana utk tpt ibadah. Saya mohon Pak Hakim yg mulia boleh melepaskan saya dari kesalahan ini?" Menurut saudara, apakah hakim itu akan menuruti permintaan pemuda tsb atau tetap menghukumnya? Coba anda renungkan itu. Note : udah lama ya anda belajar abhidharma dan anda tinggal dimana? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Thu, 3 May 2012 09:33:53 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Jika hukuman karma bisa diringankan atau dihilangkan dgn sila, dana dan samadhi, apakah hukuman karma pantas disebut hukum moralitas? ---Seperti contoh uang Rp100.000 ,diumpamakan Kamma Baik yang dilakukan , misal membunuh ( kasus Anggulimala ) . Orang Kaya ( contoh Angulimala yang telah mencapai Arahat ). Beda jika pelakunya saya. Karena jika saya meninggal saya mungkin lahir dalam alam neraka. Tetapi mengapa Angulimala mencapai Nibhana. Seperti uraian saya , semua buah kamma akan berbuah sesuai dgn perbuatannya ( utamanya cetana ). Tetapi karena Bhante Angulimala dalam kehidupan lalu memilki Paramita yang besar, maka siap untuk menjadi Arya Pugala . Dari segi nilai ( misal uang Rp 100.000 ) sama , tetapi responnya ( pengaruhnya ) berbeda antara yang Bijak ( orang kaya ) dan yang tak bijak ( orang miskin ). Jadi memang beruntung mereka yang memiliki Paramita yang cukup besar/banyak dalam kehidupan lalu.

-----------Dan bagaimana org yg berpikir jadi pelacur tak apa2, tokh itu merupakan karma saya? Jika hukum karma dapat dibayar dengan melakukan sila, samadhi dan panna, maka bikkhu Cakkhupala yg telah mencapai kesucian arahat tak perlu mengalami kebutaan?. -----Setiap orang sering tidak mengetahui apa yang dilakukannya benar atau salah , tapi kalau mengetahuinya dan tetap melakukan , ia pasti menerima konsekuensinya ( akibatnya ) . Seperti Lukanya kaki Sang Buddha Gautama, maka tiap kamma pasti berbuah, tapi Respon atau pengaruh mungkin berbeda bagi tiap orang. Kenapa Bhante Angulimala tidak masuk Neraka jika meninggal dunia ? Karena Ia telah

mencapai Arahat, maka setelah meninggal pasti merealisasi Nibhana. Tapi akibatnya ( membunuh ) pasti diterima oleh Bhante Angulimala , contoh dilempari batu sampai luka berdarah -darah ( tentu lain2 yang tidak diuraikan dalam Sutta Pitaka ) . -----------....apalagi sdg belajar Abhidhamma ? Bidang apa yg sdg anda tekuni, psikologi, filsafat atau metafisika?.... ------Saya sudah belajar sekitar tahun 2003 , tapi sudah lama belum baca2 lagi. Saya seorang lulusan sekolah tinggi jurusan TI

-----------====================================
Pada 3 Mei 2012 08:41, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Memang dalam hal belajar kita perlu praktekan. Bukan hanya tahu teori saja. Namun lamanya belajar juga memberi manfaat agar terdpt suatu pemahaman menyeluruh atas apa yg kita yakini dari proses kita belajar. Dari hasil pembicaraan kita, kelihatannya anda lebih condong pd aliran Therevada, apalagi sdg belajar Abhidhamma ? Bidang apa yg sdg anda tekuni, psikologi, filsafat atau metafisika? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry Pada 3 Mei 2012 08:41, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Jika hukum karma bisa dibayar dgn cara seperti itu, betapa beruntungnya jadi org kaya atau yg mampu, dan betapa tragisnya orang yg miskin dan papah? Dan apakah hukum karma yg seperti itu masih bisa disebut hukum bermoral, jika keadilan bisa dibeli oleh org yg mampu, dan orang2 akan cenderung utk berbuat amoral, tokh nantikan bisa dibayar, bukankah begitu? Jika hukum Karma mampu dibeli, bukankah Ambapali tidak mesti jadi pelacur selama 10.000 kali kehidupan? Tokh dia cukup kaya menjadi pelacur kelas tinggi. Dan bagaimana org yg berpikir jadi pelacur tak apa2, tokh itu merupakan karma saya? Jika hukum karma dapat dibayar dengan melakukan sila, samadhi dan panna, maka bikkhu Cakkhupala yg telah mencapai kesucian arahat tak perlu mengalami kebutaan?. Dan dalam kasus Angulimala dia menerima karmanya dgn pelemparan batu hingga kepalanya luka, dan apakah hukuman ini setimpah dgn perbuatannya yg telah membunuh ratusan orang? Jika hukuman karma bisa diringankan atau dihilangkan dgn sila, dana dan samadhi, apakah

hukuman karma pantas disebut hukum moralitas? Mohon penjelasannya. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Wed, 2 May 2012 15:20:24 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Atau yg saya lakukan A maka saya akan menerima buah A dari tindakan saya? Mana yg betul? ----Tetapi bentuknya tak mesti seperti jika membunuh , nanti dibunuh, bisa saja , misal mudah sakit2 an .

--------Dan apakah saya membunuh orang, maka saya perlu berdana, bersila dan berprana sehingga buah dari membunuh itu akan berkurang atau hilang sama sekali? ----Misal akibat membunuh berdampak atau berupa sakit2an. Maka Karena memiliki perbuatan baik dengan membantu Aksi sosial berupa pengobatan dalam kehidupan lampau . Sekarang karena makan makanan yang bergizi, maka sakit2nya tak begitu parah. Sakit , tapi cepat sembuh juga. Jadi Hukum Kamma itu sangat tergantung pada beberapa kondisi ,alias saling memperngaruhi satu sama lain ( Kamma2 lain ) . Tapi tak saja hilang, hanya pengaruhnya tak berbuah seperti seharusnya. Terutama pada mereka yang telah mencapai Arahat.

--------Saddha yang saya maksud bukan hanya logika atau keyakinan yg kuat, tetapi juga realita(pengalaman) yg dialami seseorg .... ----pencerapan seseorang pengalaman bisa saja salah, misal saat mati suri, seolah-olah ke alam surga , bertemu malaikat, atau barangkali Tuhan . Apa benar demikian ? Kesan dan keinginan sangat pengaruhi penyerapan seseorang akan Pengalaman. Jadi pengalaman , bukan berarti Kebenaran Mulia. Ini terjadi pada mereka yang melakukan tapa /meditasi, seolah-olah sudah mencapai tingkat Jhana atau Nibhana , padahal itu hanya kesan2 dan keinginan.
==================== Pada 2 Mei 2012 14:23, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Melihat komentar dan penjelasan anda, maka anda setuju bahwa hukum kamma bekerja seperti hukum akuntasi debet dan kredit? Dan berdasarkan hal ini maka hukum karma

bukanlah takdir, artinya yg saya lakukan A maka boleh saya bayar dengan tindakan B? Atau yg saya lakukan A maka saya akan menerima buah A dari tindakan saya? Mana yg betul? Atau dalam bahasa gamblang, apakah hukum karma berbuah tidak mesti sesuai dgn apa yg telah kita buat? Misalnya kalo saya membunuh org, maka buah kamma tsb tidak mesti dibunuh atau terbunuh atau berumur pendek? Jika saya dgn sengaja membutakan mata org lain, apakah buah karma tidak mesti menjadi buta? Dan apakah saya membunuh orang, maka saya perlu berdana, bersila dan berprana sehingga buah dari membunuh itu akan berkurang atau hilang sama sekali? Jika dalam membaca triratna bukan sebagai pelindung tetapi sebagai tekad untuk menjalankan dhamma, mengapa tidak dibaca sebagai "Dalam Buddha aku bertekad"? Mengapa harus ditulis "berlindung"? Saddha yang saya maksud bukan hanya logika atau keyakinan yg kuat, tetapi juga realita(pengalaman) yg dialami seseorg. Karena kita berbicara dlm bahasa Indonesia, maka kata dogma terasa asing bagi anda. Tetapi jika jika dalam bahasa aslinya, maka hal itu tidak asing tentunya. Seperti rebirth dalam bahasa Inggris, istilah tersebut umumnya dipakai dalam alkitab, tetapi kata itu juga dipakai oleh komunitas Buddhis di Inggris utk menterjemahkan kata tumimbal lahir. Namun kata itu diberi definisi sesuai paham agama masing2. Jadi yg bisa menyesatkan jika kita tidak menjelaskan kata yg tepat sesuai keyakinan. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Wed, 2 May 2012 08:59:03 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Dilihat dari itu, apakah karma itu seperti takdir spt kasusnya Ambapali? ---Hukum Kamma berkaitan dengan Cetana, Aksi dan Vipaka, Jadi kamma itu berbuah tergantung kondisi. Seperti Kasus Angulimala seharusnya Ia Lahir masuk neraka karena banyak membunuh. Tapi karena Ia telah mencapai Arahat, maka kekuatan Kamma tsb sudah berbuah dalam bentuk lain ( secara batin , saat ia mencapai tingkatan tertentu ia mengalami semua akibatnya , seperti perasaan yang tak menyenangkan akan timbul dalam meditasi atau ke sehariannya ) . Jadi Kamma tidak sama dengan Takdir. Takdir adalah sudah ditentukan oleh Tuhan.

baik bisa menutupi karma yg tidak baik, misalnya menjadi pelacur itu tidak baik, dan utk menutupi akusala karma, maka Ambapali banyak melakukan dana dan sila. Seperti Kasus orang yang kaya dan miskin kehilangan uang rp 100.000 . Misal ada seseorang secara kamma mengetahui akan kehilangan uang cukup besar, maka ia berusaha berbuat dana ,agar masa yang akan datang ( masih dalam kehidupan sekarang , bukan berikutnya ) , jadi orang kaya. Demikian pula kasus Ambapali , ia ingin dalam kehidupan yang akan datang

memperkecil pengaruh kamma buruk yang akan dialaminya, bukan hilang atau tak muncul. --------Namun apakah anda yakin tidak perlu perantara dalam mengarungi lautan samsara agar dapat mencapai nirvana? Bukankah setiap minggu anda ke wihara berparitta : Kepada Buddha aku berlindung, kepada Dharma aku berlindung, dan kepada Sangha aku berlindung? Artinya apa sampai anda perlu perlindungan? Hahahaha.
---Seperti orang yang ingin ahli dan mahir akan sesuatu , sehingga memiliki kepercayaan diri untuk melakukan sesuatu dengan sebaik mungkin , demikian pula siswa Sang Buddha , harus menghandalkan diri sendiri dalam mengarungi Hidup ini. Arti perlindungan Pada Sang TriRatna merupakan wujud kesungguhan hati untuk menjadikan Dhamma yang di ajarkan Guru Agung Sang Buddha , yang telah dipraktekan dengan Benar oleh Arya Sangha,

sebagai Pedoman dan Penuntun Hidup. --------Apakah anda melakukan dana dan sila dapat menghapuskan akusala karma yg telah anda lakukan sebelumnya sehingga anda yakin dapat menembus nirvana? --penjelasan sama ttg Kamma dengan Akuntansi --------Apakah anda sudah melakukan meditasi Vipassana Bhavana setiap saat? Sebagai info buat anda, anda melakukan hal demikian, akusala kamma tetap harus anda jalanimu bukan? --penjelasan sama ttg Kamma dengan Akuntansi --------Apakah anda melakukan dana dan sila dapat menghapuskan akusala karma yg telah anda lakukan sebelumnya sehingga anda yakin dapat menembus nirvana? --penjelasan sama ttg Kamma dengan Akuntansi. Dengan Sila , tanpa di dukung oleh Samadhi dan Panna , tak mungkin mencapai Nibahana. --------Saddha akhirnya akan melahir dogma.... ---Kalau dalam Agama Buddha tidak ada istilah Dogma , yang ada Saddha dan Panna. Kalau anda tetap menggunakannya istilah Dogma itu bukan urusan saya. Jadi saya malas memperdebatkan hal2 yang tidak ada dalam Agama Buddha ( menurut saya ) . jika anda mengganggap ada istilah Dogma dalam Agama Buddha , itu akan meracukan pengertian

Saddha , yaitu Keyakinan yang timbul karena Penebusan langsung Ke dalam Batin . mungkin Sadha yang anda maksud Sadha yang muncul karena logika dan kepercayaan

yang kuat. --------Kalo boleh tahu brp tahun anda telah belajar Buddhisme? .... Dan anda berasumsi saya belum "pernah" belajar buddhisme dan melakukan meditasi sehingga saya belum merasakan dalam dan indahnya Dhamma? ----Bukan berapa lama dan banyak seorang Belajar Teori Dhamma , tapi dengan praktek yang sungguh2 itu yang lebih berharga. Tapi kalau anda ingin tahu , saya sudah belajar Abhidhamma . Tapi saya tak pernah belajar Ajaran Amitabha dan Ajaran Kwan Im.

---------

Pada 1 Mei 2012 18:42, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Penanggalan Carbon dll masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Jadi percuma kita berdiskusi sesuatu yg kita tidak kuasai. Ada pendapat ahli bahwa bumi ini udah tua, ratusan milliar tahun, dan ada yg berpendapt umur bumi tidak lebih dari 15 juta tahun. Jadi mana yg benar? Ada yg berpendapat usia manusia itu jutaan tahun, tetapi ada yg berpendapat tidak lebih dari 15.000 ribu tahun. Dimana saya mengajarkan ajaran Buddha yg lain? Saya cuma memberikan informasi saja ada ajaran spt itu( Amitabha, Maitreya, Nichirin Shosyu dll) dan saya tidak bilang itulah ajaran Buddha yg benar! Dan lagi saya tak ada kepentingan akan isu2 diinternal Buddhis. Justru saya berbicara dari sejarahnya, bukan saat skrg. Dan mengenai isu Islam, saya pikir kita tak perlu bahas, toh tak ada kepentingannya dgn diskusi kita. Dalam pemahaman Alkitab manusia perlu perantara sebab manusia tidak suci(kudus), namun menurut Buddhisme manusia tidak perlu perantara sebab manusia mampu hidup suci? Dalam hal demikian kita perlu jujur dan kembali kepertanyaan saya sebelumnya, apakah jika besok anda mati, apakah anda akan mencapai tujuan nirvana( saya tidak pakai kata sorga, sebab tujuan akhir dari Buddhisme adalah nirvana)? Kedua, dalam pemahaman Buddhisme manusia selalu memiliki kesempatan utk tummibal lahir(reinkarnasi), tetapi alkitab mengatakan manusia hanya mempunyai satu kesempatan hidup dan mati setelah itu diadili. Dan tujuan dari tummibal lahir adalah agar manusia semakin baik adanya, nyatanya kian hari manusia makin bejat bukan? Dan alkitab mengatakan bahwa diakhir zaman manusia semakin jahat dan tidak takut akan Tuhan! Bagaimana anda mengomentari hal demikian? Apakah anda melakukan dana dan sila dapat menghapuskan akusala karma yg telah anda lakukan sebelumnya sehingga anda yakin dapat menembus nirvana? Saddha(sraddha) yaitu kesadaran yg menimbulkan keyakinan. Manusia yg memiliki saddha lah dgn jujur mengakui dirinya manusia berdosa dan tidak akan mampu menghadapi

penghakiman Allah yg akan datang, oleh sebab itu dia butuh pertolongan yaitu seorg juruselamat Yesus Kristus utk membelanya. Dalam pemahaman Buddhis saddha itu timbul dari realita yg dia hadapi tentang karmanya yg menjadi takdir hidupnya. Agar hidupnya bisa berjalan baik dia harus melakukan sila dan dana. Agar hidupnya kelak lebih baik. Namun apakah anda yakin tidak perlu perantara dalam mengarungi lautan samsara agar dapat mencapai nirvana? Bukankah setiap minggu anda ke wihara berparitta : Kepada Buddha aku berlindung, kepada Dharma aku berlindung, dan kepada Sangha aku berlindung? Artinya apa sampai anda perlu perlindungan? Hahahaha. Saddha akhirnya akan melahir dogma( seperangkat keyakinan bagaimana harus melakukannya). Saya melihat anda kurang memahami istilah sehingga ngotot utk membedakannya. Jika anda telah belajar kekristenan dgn membaca 6 kali alkitab seharus anda paham akan hal demikian dlm diskusi kita. Kalo boleh tahu brp tahun anda telah belajar Buddhisme? Apakah anda sudah melakukan meditasi Vipassana Bhavana setiap saat? Sebagai info buat anda, anda melakukan hal demikian, akusala kamma tetap harus anda jalanimu bukan? Kalo anda tahu banyak bgm harus melakukan keyakinan anda, mengapa anda bilang belum menembus dan mendapatkan pencerahan demikian? Dan anda berasumsi saya belum "pernah" belajar buddhisme dan melakukan meditasi sehingga saya belum merasakan dalam dan indahnya Dhamma? Justru saya sadar(sraddha) bahwa ajaran Buddha tidak mampu membuat saya lebih baik dan mampu menembus nirvana kelak. Walaupun saya telah melakukan apa yg mesti saya lakukan. Saya dgn jujur menyadarinya sebelum saya belajar kekristenan. Bukan ajaran Buddha tidak baik, baik adanya dgn menuntun umatnya berbuat baik. Namun saya sebagai manusia menyadari tuntutan ajaran Buddhis tidak memungkinkan saya terlepas dari alam samsara, sebab saya tak luput dari perbuatan, pemikiran dan perkataan yg tidak baik itu! Jadi saya trus memupuk akusala kamma. Jadi kapan saya bisa terlepas dari masalah ini? Coba anda jujur, perbuatan mana yg lebih sering anda lakukan dlm kehidupan sehari2mu? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry Pada 1 Mei 2012 17:39, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Jawabanmu belum menjawab pertanyaan saya. Apakah karma bisa disebut takdir? Apakah hukum karma seperti akuntasi debet kredit? Apakah hukum karma sesuai hukum moralitas? Sebagai studi kasus, kita ambil kasus Ambapali. Dalam masa Buddha Sikkhi Ambapali menjadi bikkhuni. Suatu hari dgn terburu2 dia mau ke cetya mendengarkan dharma Buddha Sikhi. Saat sampai dipintu gerbang cetya dan dia melihat setumpuk ludah. Dengan marah dia mengumpat, "siapa gerangan pelcur yg telah meludah disini?" Ternyata yg meludahi itu seorg bikkhuni senior yg telah mencapai kesucian arahanta. Akibat perkataan tsb, Ambapali dilahirkan dialam neraka dan setelah itu dia bertumimbal lahir 10.000 kali kelahiran sebagai pelacur. Dan pada masa Buddha Kassapa dia hidup selibat. Dan pada zaman Buddha Gautama dia kembali dilahirkan sbg pelacur sampai dia belajar Dharma dan akhirnya dia

mencapai kesucian arahanta. Artinya dia telah mematakan belenggu samsara(nirvana). Dilihat dari itu, apakah karma itu seperti takdir spt kasusnya Ambapali? Apakah dalam hal ini, karma spt hukum akuntansi , baik bisa menutupi karma yg tidak baik, misalnya menjadi pelacur itu tidak baik, dan utk menutupi akusala karma, maka Ambapali banyak melakukan dana dan sila. Dan dalam hukum moralitas, apakah menjadi pelacur itu( krn takdir dari vipaka kamma) bukanlah sesuatu yg berdosa atau tidak? Note : Yg anda berikan hanya definisi vipaka kamma! Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry

From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Tue, 1 May 2012 09:21:42 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us

Dan kelihatan anda tak mengerti pembahasan yg saya berikan ttg kelemahan penanggalan C-14 sehingga anda mengulangi lagi? Apa yg ingin anda sampaikan? ----Tentu C-14 memiliki keterbatasan yaitu 5.730 tahun , maka gunakan rubidium-87

yang waktu paruhnya 50 juta tahunatau samaryum-147 yang mempunyai waktu paruh selama 100 juta tahun ---Paham Pure Land Amitabha itu muncul karena para biksu2nya menyadari bahwa diri sendiri tidak akan mampu mencapai nirvana jika tanpa pertolongan dari para Buddha pendahulunya dan para Bodhisatva. ---Itu pengetian anda , saya sebagai Siswa Sang Buddha jelas , selayaknya mahasiswa , maka akan lulus sebagai Sarjana dengan usaha sendiri. Jelas2 yang Buddha pun mencapai Ke -Buddha-an dengan usaha sendiri, tanpa campur tangan dari Tuhan. Ia mengatakan bahwa ia bukanlah Tuhan , Dewa ataupun manusia biasa, tapi seorang Bodhisatva yang memiliki banyak Paramita. Dhamma yang Buddhalah sebagai penuntun , bukan Bodhisatva ( Amitabha , Maitreya ) yang berada dialam Dewa. Sekali lagi jangan mengatakan suatu itu Ajaran Buddha atau

kata2 Sang Buddha , nanti anda akan masuk Neraka, karena menyebarkan Pandangan Salah. Jadi lebih baik jangan menggangap itu Ajaran Buddha , tetapi dari Kitab para sesepuh Buddha Mahayana.

--Dan gereja Katholik telah mengakui kesalahannya. Dan kalo pendeta dari kalangan protestan justru mencintai ilmu pengetahuan! Anda dapat info yg salah, skrg banyak institusi gereja (Katholik dan Protestan) ... --Saya menjelaskan dari sisi sejarah ( tentang penolakan thdp Ilmuwan/peneliti ) , bukan masa sekarang. Seperti juga Islam sekarang mulai menggunakan Hadist sbg info tambahan yang belum ada di Alquran.

---

Kesorga tanpa perantara itukan keyakinan anda dan maunya anda! Nyatanya alkitab telah memberikan statement yg jelas, tanpa perantara Yesus manusia tak akan bisa ke sorga ---Jika itu keyakinan anda , itu urusan anda , Saya mengatakan Dalam Dhamma Sang Buddha jelas disebutkan , mereka yang tekun menjalankan Sila dan Dana dengan baik dan benar, maka Buahnya adalah Surga. Jadi tanpa perantara .

Empat Kesunyataan Mulia itu dogma atau bukan. Dan anda belum menjawab ke empat kebenaran itu merupakan 4 presuposisi yg berdiri sendiri atau terpisah?
Penebusan Dosa , akan bekerja jika mengakui Yesus sebagai Juru Selamat. Itu bedanya antara Dogma dan Saddha. Seperti orang yang ahli dan mahir dalam sesuatu bidang , maka Keyakinannya ( Saddha ) itu bukan Dogma. Empat Kesunyataan Mulia ,akan

dimengeti oleh mereka yang tekun melaksanakan Dhamma , terutama Vipassana Bhavana. Setelah dimengerti Saddha akan Empat Kesunyataan Mulia berkembang secara otomatis. Itulah perbedaan antara Dogma dan Saddha. Empat Kesunyataan
Mulia berkaitan satu sama lain, pada Level tertentu ( tingkatan Batin - tentu anda sulit memahaminya jika dari pandangan Agama Kristen - saya hanya mengerti secara teori belum penembusan langsung ) semuanya merupakan satu kesatuan. Kalau anda mempelajari Agama Buddha dari Sisi keinginan anda , rasanya anda akan sulit memahami Buddha Dhamma yang demikian Dalam ( saya saja belum

Menyelam ke dalam Batin ). Jadi tak gunanya kita berdebat


dan berdiskusi , mari kita coba renungi Ajaran Buddha secara perlahan , bukan dari Dogma2

Ajaran Amitabha atau tradisi2 ( karena Bukan Ajaran Buddha Gautama ).


seperti yang ada dalam Semoga Semua Mahluk Berbahagia..... Sadhu3.

Pada 30 April 2012 19:15, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Apa yg ingin anda sampaikan tentang raksasa dialkitab? Apakah tingginya kayak Buddha Dipankara? Dan kelihatan anda tak mengerti pembahasan yg saya berikan ttg kelemahan penanggalan C14 sehingga anda mengulangi lagi? Apa yg ingin anda sampaikan? Hubungannya apa ajaran Buddha Amitabha dgn paham Konfucius dan Taoisme? Kelihatan anda tak mengerti apa yg saya terangkan. Paham Pure Land Amitabha itu muncul karena para biksu2nya menyadari bahwa diri sendiri tidak akan mampu mencapai nirvana jika tanpa pertolongan dari para Buddha pendahulunya dan para Bodhisatva. Jadi tak ada hubnya dgn paham Konfuciusme dan Taoisme! Kenapa anda tidak menjawab pertanyaan saya, kebaikan apa yg didapat dari pembakaran kertas uang, rumah kertas dll? Justru para ahli fisika dan matematika bingung dan merasa tidak masuk akal jika ada galaksi lain yg spt galaksi bima sakti kita termasuk adanya bumi utk menghitung fine tuning nya! Makanya itu disebut pseudo science atau sekedar metafisika. Apakah anda mengerti? Sama seperti Stephen Hawking yg hanya melakukan perhitungan matematika, akhirnya dia mengaku itu hanya sekedar perhitungan, realitanya dan faktanya tak ada! Dalam sejarah banyak pastur yg juga ahli ilmu pengetahuan seperti Mendel yg menemukan hereditas keturunan tanaman. Hanya satu kasus gereja Katholik salah yaitu terhadap Galileo. Dan gereja Katholik telah mengakui kesalahannya. Dan kalo pendeta dari kalangan protestan justru mencintai ilmu pengetahuan! Anda dapat info yg salah, skrg banyak institusi gereja (Katholik dan Protestan) yg memiliki kerjasama dari para ilmuwan dari segala bidang untuk bekerjasama memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi agar kualita hidup manusia semakin baik! Kesorga tanpa perantara itukan keyakinan anda dan maunya anda! Nyatanya alkitab telah memberikan statement yg jelas, tanpa perantara Yesus manusia tak akan bisa ke sorga!( Coba baca Yohanes 14:6 dan Kisah Para Rasul 4:12). Dan dari kemarin saya ada tanyakan, apakah anda yakin bisa kesorga jika besok anda meninggal dunia? Anda tdk jawab. Apakah anda yakin, hidup anda telah benar dan selalu baik dan benar? Nabi bukanlah scientist, tugas nabi hanya menyampaikan berita dari Tuhan kepada umatnya. Syarat seorg nabi yg benar, adalah setiap perkataan yg dia ucapkan harus terjadi sesuai dgn apa yg disampaikan. Jika tidak, maka hukuman mati dgn cara dirajam batu sampai mati! Apakah ada scientist berani spt itu, kalo perhitungannya meleset dia rela dihukum mati? Katanya anda telah baca alkitab PL dan PB enam kali. Koq tidak paham tugas seorg nabi? Dan malahan anda bertanya sesuatu yg tdk relevan dgn tugas nabi? Hahahahaha Lagi2 dogma, anda itu mengerti tidak apa yg kita bahas. Empat Kesunyataan Mulia itu dogma atau bukan. Dan anda belum menjawab ke empat kebenaran itu merupakan 4 presuposisi yg berdiri sendiri atau terpisah? Coba anda jawab, khan anda lebih mengerti

Buddhisme daripada saya bukan? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Mon, 30 Apr 2012 16:48:12 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us Apakah Ada Raksasa dalam Alkitab ? ini penjelasannya : http://airhidup.info/wp/benarkah-ada-raksasa-dalam-alkitab/

Pada 30 April 2012 10:00, Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> menulis: ke buddhajosaphat http://cingciripit.wordpress.com/2007/08/29/cara-menentukan-usia-fosil/ cuplikannya :

Usia fosil bisa ditentukan dengan metode peluruhan radioaktif. Unsur yang sering digunakan untuk kegiatan ini adalah atom karbon-14 (C-14). Setiap mahluk hidup (manusia, binatang dan tumbuhan) dan benda mati di Bumi ini mengandung karbon-14. C-14 mempunyai waktu paruh 5.730 tahun, maksudnya jika dalam tubuh mahluk hidup terdapat 1000 atom C-14, 5.730 tahun setelah mahluk hidup itu mati, jumlah atom C-14 akan berkurang setengahnya menjadi 500. 5.730 tahun berikutnya atau 11.460 tahun kemudian jumlahnya tersisa 250 dan seterusnya. Dengan mengukur jumlah C-14 yang terkandung pada fosil, umur fosil bisa ditentukan. Untuk rekaman sepanjang sejarah, metode ini cukup baik dengan penyimpangan akurasi sekitar beberapa ratus tahun. Untuk penentuan usia fosil jaman prasejarah, digunakan unsur lain seperti rubidium-87 yang waktu paruhnya 50 juta tahun atau samaryum-147 yang mempunyai waktu paruh selama 100 juta tahun

Tindakan seseorg berasal dari keyakinannya, jika keyakinannya tidak benar dpt menghasilkan sesuatu yg benar? Karena keyakinan itu bisa salah , seperti 'tanpa Buddha Amitabha' tidak akan ada keselamatan. Timbulnya konsep Buddha Amitabha , baru muncu setelah masuknya Agama Buddha ke cina. Banyak penolakan Ajaran Buddha , yang menurut mereka `rumit` dan `sukar` . Para Pendeta Taoisme dan Kho Hu Cu-isme , merasa Ajaran Buddha tak membumi. Akhirnya para Bhikku menyesuaikan Ajaran Buddha dengan Ajaran Tao dan Khong Hu Cu. Jadilah Buddha Mahayana gaya Cina.

Hipotesis "banyak dunia" termasuk adanya bumi lain itu merupakan pseudo science bukan science murni kata ilmuan John Polkinghorne
Selama belum ada bukti yang kuat , maka yang digunakan adalah Hipostesa2 yang berupa Teori Logika . Seperti pada ilmu matematika yang berkaitan dengan Teori kecerdasan Buatan , semuanya adalah Hipotesa logika , tak ada bukti nyata seperti kedokteran dan fisika klasik. Sebenarnya di alam semesta ini ada banyak matahari dan planet, berdasarkan teori peluang, maka dimungkinkan adanya manusia lain di bumi lain. Kalau anda tak percaya , itu urusan anda.

Apakah org Kristen menolak ilmu pengetahuan, tentu tidak! Buktinya 80% ilmuan berasal dari org Kristen! Ilmu pengetahuan tak ada kaitannya dengan agama yang dimiliki, misal kejayaan Islam pada saat banyaknya ahi pemikir dari Yunani yang bermigrasi ke Arab, maka dampaknya Islam mengalami kejayaan Ilmu pengetahuan. Apakah Islam pelopor ilmu pengetahuan ? Jadi pada masa itu Ahli Pikir , dimusihi oleh para Pastur dan Pendeta Kristen. Tapi itu adalah sejarah yang telah lalu, yang penting Ilmu Pengetahuan berjalan sendiri , tak mau lagi di tekan oleh Agama. Jika dia tidak bisa bersama Tuhan yg bertahta disorga, maka tempat yg terpisah dari sorga adalah neraka, dimana Allah sebagai sumber terang, sumber kehidupan, sumber kebahagiaan, sumber kasih dll memang benar kalau Tuhan di Sorga , maka tak ada di Neraka. Tapi untuk mencapai sorga tak perlu 'Perantara' , karena secara alamiah , mereka yang memenuhi syarat, akan masuk Surga. Saya pikir logika berpikir anda ada masalah. Anda percaya ilmu pengetahuan daripada kitab suci, walaupun realitanya anda baca kita suci dan meyakini ajarannya dan hidup sesuai ajaran yg anda yakini. Dan tidak semua temuan ilmuan benar adanya
Setiap teori ilmu pengetahuan Science itu akan diuji oleh para ahlinya, sekarang apakah pada masa Nabi , mereka memiliki kemampuan sbg seorang Ilmuwan ? tentu mereka ahli dalam bidang Moralitas, karena Agama itu bidangnya adalah Moralitas dan Spiritual. Kecuali ada

para Guru yang memiliki Kesaktian yang luar biasa yang tak di miliki oleh para Nabi ( 25 Nabi ) yang dapat ke Alam lain ( Neraka, Surga , Dewa, Rupa Brahma , Arupa Brahma) .

Dan ada aliran lain yg disebut sebagai Nichiren Soshu, jika setiap kali sembahyang dgn melapalkan lima kata : "Nam Myo Horen Geykyo" sebanyak mungkin, maka akusala karma kita akan hilang! Namun sayang, ada umat Buddha aliran lain bilang itu ajaran yg tidak benar alias sesat!
namanya juga manusia ada saja yang sesat , saya sendiri merasa itu urusan mereka ( kalau sudah jadi dogma , ya susah )

=================
Pada 30 April 2012 00:26, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Tindakan seseorg berasal dari keyakinannya, jika keyakinannya tidak benar dpt menghasilkan sesuatu yg benar? Niat datang dari keyakinan atau pemahaman seseorg, kalo keyakinan/ pemahamannya salah, apakah akan menghasilkan perbuatan yg dibenarkan? Bagaimana logika anda berpikir spt itu? Coba anda berikan contoh kongkrit dari pembakaran uang kertas, apa yg baik dari tindakan demikian? Saya mau bertanya, awal kehidupan itu darimana? Terjadi dgn sendirinya(evolusi) atau diciptakan? Alam semesta mengorbit dgn pas sekali sehingga seimbang dgn masing2 planet beredar pada jalur yg tepat dan tidak terjadi kekacauan gerakan( fine tuning). Contoh, perubahan dlm gaya gravitasi atau gaya elektromagnetik hanya seper 10 pangkat 40 akan menghentikan keberadaan bintang2 seperti matahari kita. Penurunan atau penambahan percepatan ekspansi hanya seper sekian juta ketika temperatur dari alam semesta adalah 10 pangkat 10 akan mengakibatkan alam semesta hancur. Jadi probabilitas keberadaan alam semesta dgn posisi planet dan bintang2 dgn posisi tepat dan munculnya kehidupan dibumi adalah sangat mustahil, jika tak ada yg mengaturnya yaitu sang Pencipta! Probalitas Itu seperti mencari sebutir mas dalam tumpukan pasir setinggi gunung himalaya! Hipotesis "banyak dunia" termasuk adanya bumi lain itu merupakan pseudo science bukan science murni kata ilmuan John Polkinghorne. Itu lebih pada spekulasi semata yg belum memiliki fakta, apalagi anda sebut 75% ditemukan manusia dibumi lainnya? Itu lebih pada pengetahuan metafisika semata! Maksudmu pikiranlah yg menciptakan segala sesuatu? artinya semua fenomena kehidupan merupakan ilusi/ khayalan semata? Jika berpikir itu ada maka ia ada? Pernahkah anda melihat/ merasakan sesuatu yg belum terpikirkan namun ada? Hukum Kekalan masa dan energi senantiasa ada hanya secara teori spt itu, dan belum ada pembuktian ilmiah tetapi hukum termodinamika ke 2 sudah ada pembuktiannya, sinar mathari dihasilkan oleh pembakaran hidrogen yg akan berubah menjadi unsur2 berat yg tidak mungkin dikembalikan ke hidrogen. Artinya energi matahari suatu saat akan habis. Ohhh, saya baru tahu ada manusia lain di galaksi lain? Anda ini sdg berilusi atau ada faktanya? Jika hasil penemuan ilmuan ada makhluk lain yg hidup disuatu galaksi yg lain yg keadaannya spt bumi. Apakah klaim alkitab akan gugur? Saya tidak sependapat, sebab alkitab

sendiri tidak pernah mengatakan tidak ada makhluk makhluk hidup diplanet lain! Yg alkitab sampaikan adalah tentang hubungan Allah pencipta dgn manusia yg ada dibumi. Diluar itu alkitab tak membicarakannya! Alkitab merupakan kitab suci yg cukup realistik didalam menyampaikan pesan2 Tuhan kepada manusia. Dibandingkan kitab suci lainnya spt tipitaka, maka sumber informasinya lebih realistik, termasuk keakuratan data sejarah, tokoh, budaya, geografi daerah yg menjadi sumber informasi . Misalnya alkitab menulis ada manusia raksasa. Namun alkitab tidak menuliskannya secara hiperbola, misalnya tingginya sampai 80 meter! Jadi kalo manusia zaman sekarang mau percaya suatu keyakinan, harus bersumber darimana, diri sendiri? Dengan standar moral diri sendiri manusia bisa ke sorga? Maksudmu mungkin sorga ilusi ya? Kalo sorga yg Allah miliki, apakah anda yakin bisa masuk tanpa mengenal pemilikinya? Apakah org Kristen menolak ilmu pengetahuan, tentu tidak! Buktinya 80% ilmuan berasal dari org Kristen! Dan berapa persen dari umat Buddha yg memiliki ilmuan yg hebat? Saya belum menemukan lebih dari 1%. Dan sekarang anda mengagung2kan ilmu pengetahuan daripada kitab suci? Saya pikir logika berpikir anda ada masalah. Anda percaya ilmu pengetahuan daripada kitab suci, walaupun realitanya anda baca kita suci dan meyakini ajarannya dan hidup sesuai ajaran yg anda yakini. Dan tidak semua temuan ilmuan benar adanya, ada juga yg salah dan sering diperbaharui oleh pendapat para ilmuan lainnya, dan anda mencampur adukan antara keyakinan agama dgn ilmu pengetahuan dan ingin membandingkannya? Apakah hal ini memungkinkan, spt anda ingin membandingkan ilmu fisika dgn biologi? Dan apakah tidak fakta kebenaran dlm alkitab yg tidak bisa dibuktikan? Apakah anda tak tahu bahwa alkitab juga dipakai sebagai salah satu sumber arkeologi dan sejarah bangsa2? Apakah arkeologi bukan ilmu pengetahuan? Anda tidak mau berdiskusi dgn saya sebab saya berbicara berpatokan dgn kebenaran alkitab? Emangnya anda mau berbicara dgn saya dibidang science atau agama? Contoh kebenaran alkitab : "tidak seorangpun yg benar, semuanya berbuat jahat." Nah apakah anda tak pernah berbuat hal yg tidak baik/ benar selama hidupmu? Anda pernah berbuat salah atau tidak pernah? Mengenai Buddha Dipankara, anda bisa search diinternet, apakah saya bicara benar atau tidak! Kenapa anda keberatan dgn sebutan "kafir" yg artinya manusia yg tidak mengenal Tuhan? Kalo soal kebahagiaan, alkitab tidak pernah bilang bahwa org yg tidak percaya Yesus tidak bisa bahagia didunia ini! Yg alkitab katakan kalo manusia yg tidak mau percaya kepada Yesus dia tetap berada dibawah kutuk dosa! Artinya dia sendiri telah berbuat dosa dan harus membayar dosanya. Dan karena ada dosa maka dia tidak bisa bersekutu dgn Tuhan. Jika dia tidak bisa bersama Tuhan yg bertahta disorga, maka tempat yg terpisah dari sorga adalah neraka, dimana Allah sebagai sumber terang, sumber kehidupan, sumber kebahagiaan, sumber kasih dll tidak hadir ditempat yg dinamakan neraka tsb! Bisa anda bayangkan spt apa neraka itu? Yesus ingin membayar/ menebus segala dosanya, namun jika dia tak percaya, maka dia akan tetap harus membayar utang dosanya sendiri bukan?, Sama dgn karma, karma buruk akan anda bayar/ lunasi baik dikehidupan skrg atau nantinya. Dan karma buruk tidak bisa dibayar dgn perbuatan baik, seberapa banyak pun anda berbuat kebajikan, utang karma

buruk tetap harus anda bayar! Jika anda baca di Therigata sutta tentang kisah Ambapali, maka anda akan tahu, bahwa satu tindakan dosa oleh Ambapali yg menyebut org lain dgn kata "pelacur" saja dia hrs dihukum dineraka dan setelah itu dilahirkan sebanyak 10.000 kali kehidupan( jika tummibal lahir itu nyata) sebagai pelacur! Betapa menakutkan kalo sesorg berbuat akusala karma! Apakah anda tak pernah berbohong, mengumpat, memarahi org lain, mencuri, berzinah, berjudi, mabuk2an dll selama hidup anda? Jika pernah brp kali kehidupan yg harus anda jalani utk membayarnya? Sekali, dua kali, 3 kali atau ribuan kali? Apakah anda yakin bisa ke sorga dgn segala kemampuan anda bila besok atau lusa anda meninggal dunia? Jadi kalo anda merasa diri anda sanggup, mau menjadi pahlawan kesucian, bisa kesorga kelak ya silahkan aja anda yakini. Dan memang anda tak perlu juruselamat. Anda tak perlu Yesus, Bodhisatva dll. Sebagai info buat anda saja, ada sebuah aliran Buddha Mahayana yg sadar bahwa manusia tak mungkin hidup suci selama didunia ini sebab banyak godaan. Untuk itu manusia butuh juruselamat yg dikenal sebagai Buddha Amitabha yg akan membawa umat yg percaya kepadanya ke sorga Tusita( Si Tien) setelah mati. Dalam sorga Tusita manusia akan melakukan Siu Hen( meditasi) utk menyucikan dirinya dari akusala karma dan memupuk kusala karma, setelah selesai yg bersangkutan akan reinkarnasi kembali sebagai manusia yg lebih baik lagi, ada yg sebagai dewa-dewi atau langsung ke nirwana! Dan ada aliran lain lagi yg disebut sebagai Buddha Maiterya, kalo kita melapalkan mantera rahasia dan sujud menyembah kepada Buddha, Bodhisatva dan Dewi Dewi, maka mati kelak akan ke sorga. Dan ada aliran lain yg disebut sebagai Nichiren Soshu, jika setiap kali sembahyang dgn melapalkan lima kata : "Nam Myo Horen Geykyo" sebanyak mungkin, maka akusala karma kita akan hilang! Namun sayang, ada umat Buddha aliran lain bilang itu ajaran yg tidak benar alias sesat! Jadi anda sendiri yg putuskan, mau percaya keyakinan spt apa, semuanya tersedia didunia ini! Alkitab mengatakan bahwa manusia hanya hidup sekali saja(tidak ada tummibal lahir) setelah itu diadili oleh Allah. Buat logika saya, jika Allah tak ada, dan kebenaran Dharma benar, maka saya tidak rugi sesuatu pun, namun jika kebenaran Alkitab benar dan Allah ada, maka yg rugi adalah anda. Sebab tidak kesempatan lagi buat anda. Note : Mengenai pendataan usia fosil Carbon 14 masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Sebab jumlah awal C -14/ C total pada makhluk hidup yg baru mati susah diketahui jumlahnya yg sebenarnya. Sebab setelah kematian makhluk hidup, maka C-14 akan terurai dgn cepat dlm tubuh makhluk mati tsb sebab C-14 itu radioaktif yg mudah terurai dgn cepat tergantung kondisi tempat makhluk yg mati itu berada. Jadi semakin sedikit C -14 yg terkandung didalam fosil itu maka usia fosil itu semakin panjang. Masalahnya semakin panjang usia fosil itu melewati 10 ribuan tahun akan sulit diperkirakan dgn C-14! Dan C-14 hanya digunakan utk makhluk hidup yg menjadi fosil dan tidak bisa digunakan untuk batuan. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Fri, 27 Apr 2012 21:25:00 -0700

To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us mengakui dirinya umat Buddha dan mempercayai hal demikian apakah baik? saya kira baik atau tidak , kita hanya melihatnya dari luar. Hati merka jika diliputi oleh kebaikan , maka kusala kamma yang muncul. Sekali lagi saya katakan , cara mereka saja yang kurang tepat, Tentang teori asal mula alam dan kehidupan , coba lihat saja manusia. Ada muncul dan ada kematian , demikian pula bumi , matahari, bulan planet, benda2 angkasa yang membentuk sub -galaksi, benda2 angkasa yang membentuk galaksi, akhirnya hancur,. Materi2 yang hancur , dalam masa yang sangat lama -tak dapat dibayangkan oleh manusia zaman nabi Adam sampai Muhammad , yang menggunakan Panca Indra dan kecerdasan `umum'. Juga oleh kita yang tak memiliki kemampuan Abhina ( kekuatan batin ) - akan membentuk benda2 angkasa bumi, bulan, matahari, planet, benda2 membentuk sub-galaksi, benda2 membentuk galaksi. Hukum Kekalan masa dan energi berlaku. Mengenai umur bumi dan fosil yg ditemukan berumur jutaan dan miliaran tahun itu hanya spekulasi dari sumber alam seperti minyak dan batubara , dapat diperkirakan umurnya ( akurasi ak tepa 100% , tapi lebih dari 50%) , dibandingkan dengan umur fosil , maka dapat diprediksi umur manusia pra sejarah. Kalau anda tidak percaya itu urusan anda . karena anda sudah menggangap kitab Suci Alquran dan Alkitab mutlak benar adanya. Jadi sulit menerima penemuan yang bertentangan dengan kitab suci. Seprti adanya manusia lain di bumi lain , ada percaya ? ansengkya dan kalpa .... Buddha Dipankara yg tingginya ukuran seperti itu sulit dibayangkan dengan ukuran sekarang, karena zaman sudah jauh berbeda. Pengertian Kappa berarti siklus kehidupan , misal umur bumi , dari terbentuk dgn permukaan berupa cairan bubur sampai Kehancurannya , disebut satu Kappa , dan sesuai dgn umur Maha Brahma. Tapi dapat pula berarti usia maksimum manusia , misal zaman Sang Buddha Gautama adalah kira2 120 tahun. Tinggi dari Buddha Dipankara , saya sendiri tidak memiliki sumber yang tertulis. Mungkin karena demikian tingginya maka diungkapkan dengan cara yang cukup ekstrem. sekali lagi ttg tinggi Buddha Dipankara , saya tidak mengetahuinya. Bodhisatva bukan arahat, tergantung anda menganut aliran yg mana, Mahayana atau Therevada? Seorang Bodhisatva ( seorang yang sudah siap mencapai kesucian tapi menunda demi kasih sayang ) , berusaha memilki Paramita yang cukup untuk menjadi Pacceka Buddha atau SammaSam Buddha.Jadi jika dikatakan Arahat ,maka tak mungkin lahir lagi menjadi 'Mahluk' ( baik manusia , dewa , brahma atau lainnya ). Saya lebih menerima Bodhisatva adalah 'Bukan Arahat'. Saya jadi heran, anda bilang saya org yg tidak terbuka pemikirannya sehingga anda ingin membatalkan diskusi kita. Dimana saya tidak terbuka? Bukankah semua pertanyaan anda saya jawab? Karena anda berpatokan pada Alkitab-lah yang benar, ilmu pengetahuan mengada-ada sperti umur fosil , bumi atau matahari lain yang sudah ditemukan oleh para ahli. Kalau direnungkan

ada kemungkinan adanya manusia lain ( persentasinya lebih dari 75% benar , jadi teori adanya mansuia lain di bumi lain juga benar ). Coba anda berpikir seperti seorang peneliti , apapun agamanya , pasti ia akan lebih mengakui penemuannya dibandingkan apa yang ada di Alkitab atau Alquran. Alkitab adalah kitab zaman dahulu yang tidak mungkin dibandingkan dgn ilmu pengetahuan saat ini , apalagi yang akan datang - manusia dapat pergi ke planet lain dan bertemu hal2 yang tak terduga- apa masih meolaknya ( ilmu pengetahuan baru ) . Kalo ajaran Buddha hanya sebuah keyakinan yg tidak dipaksakan, apakah agama lain sering memaksakan anda? Apakah anda lupa dimana banyak para ulama Kristen dan Islam , menganggap umat agama ( kepercayaan ) lain adalah menusia kafir dan tak mungkin selamat dan bahagia jika tak memeluk agama mereka ( Islam atau Kristen ) . saat saya kecilpun , saya di katakan , jika tidak datang pada 'Yesus' atau 'Islam' , maka kamu masuk neraka. Saat kecil saya begitu takut, tapi untungnya dewa ( paramita saya dari kehidupan lalu ) menuntun saya untuk tetap sbg Murid Sang Buddha.

Sekali lagi hiduplah dalam kenyataan , bukan pada apa yang tertulis dalam kitab suci. Kitab suci hanya sebagai rambu2 saja. Ambil untuk mencega kita berbuat jahat dan membuat kita giat berbuat baik. Hal2 lain jika tak sesuai zaman ( misal Manusia pertama,Asal mula pencipta Bumi , Penebusan dosa ) , lupakan saja. Penebusan dosa oleh Yesus. Perubahan apa yang dialami oleh orang yang sudah Ditebus Dosanya oleh Yesus ? Orang yang telah sadar akan kesalahannya dan bertobat untuk berbuat baik , tak perlu penebusan Dosa. Anda sering menonton drama di tv Da Ai ? pertobatan berarti menyadari kesalahan dan bertekat berbuat baik- tanpa perlu campur tangan Bodhisatva , Yesus atapu Tuhan - hanya diri sendirilah yang harus memulainya. Dalam pertobatan , orang lain mungkin berperan sebagai 'pemacu' saja . Itu lebih universal daripada Penebusan Dosa Yesus. Secara ilmu psikologi pun , telah dipelari melalui NPL ( ttg otak ). Jadi tak perlu Yesus Kristus untuk menjadi orang yang baik dan masuk Surga .
Pada 27 April 2012 05:44, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dalam ajaran Kong Tzu memang ada ajaran moralitas selain etika. Begitu juga dalam kekristenan ada moralitas dan etika. Dalam moralitas ada 10 hukum taurat yg terangkum dalam 2 hukum utama yaitu kasihi Allah dan Kasihi sesama manusia. Kedua hukum moralitas itu terjabar dalam etika Kristen sesuai budaya setempat. Saya selalu mendengar nada yg sama spt anda bahwa itu tradisi Tionghua bukan agama Buddha, namun apakah anda lupa bahwa mereka juga mengakui dirinya umat Buddha dan

mempercayai hal demikian apakah baik? Teori big bang dicetuskan setelah Edwin Hubble penemu teleskop Hubble melaporkan berdasarkan pengamatan bahwa alam semesta semakin membesar artinya alam semesta mengembang trus kesegala arah dari waktu kewaktu. Dari pengamatan demikian berarti dimasa lalu alam semesta itu mengecil dan jarak antar galaksi sangat dekat. Dari situ timbul teori tentang singularitas, bahwa alam semesta itu berasal dari suatu yg sgt padat dan kecil. Berarti ada suatu masa singularitas itu tak ada menjadi ada! Jika demikian siapa yg mengadakannya? Dan pertanyaan ini sangat menganggu pemikiran para fisikawan spt Stephen Hawking yg tidak percaya adanya Tuhan, maka dalam bukunya A Brief History of Time dia kemukakan teori kuantum gravitasi. Namun teorinya gugur. Dan dalam buku paling akhirnya The Nature of Space and Time(1996) Hawking mengakui bahwa teorinya hanya model matematika yg tidak bisa dibuktikan. Dan teori big bang masih dipegang dan tetap berdiri teguh bahwa alam semesta memiliki awal permulaan. Dalam hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa alam semesta kehabisan energi yg bermanfaat. Artinya alam semesta tidak bisa memperbaharui energi yg terpakai maka suatu saat energi yg terpakai akan habis. Dan itu berarti alam semesta tidak kekal dan memiliki awal. Mengenai umur bumi dan fosil yg ditemukan berumur jutaan dan miliaran tahun itu hanya spekulasi. Tdk ada standar yg baku tentang umur geologi dan umur carbon. Banyak penemuan arkeologi yg ditemukan bahwa manusia pernah hidup semasa dgn dinosaurus. Nah apa yg mau dibuktikan dari umur carbon? Dan dalam geologi juga banyak ditemukan fosil2 hewan purbakala bersamaan dgn fosil manusia pada suatu tempat dan lapisan tanah yg sama. Berdasarkan sutta, justru disimpulkan bahwa itu cerita mitos. Coba anda artikan 100.000 ansengkya dan 10.000 kalpa itu berapa tahun bahwa manusia itu ada dan hidup dan telah berbudaya? Coba anda buktikan adakah manusia spt Buddha Dipankara yg tingginya 80 kubik, 1 kubik= 1 meter, artinya tinggi Buddha Dipankara 80 meter, setinggi gedung Twin Petronas di M'sia, menakjubkan bukan? Belum lagi umurnya? Apakah ada manusia yg spt itu? Keyakinan Buddhis masa kini berasal darimana jika bukan bersumber dari Tipitaka? Dan keyakinan Kristen bersumber darimana jika bukan Alkitab? Jadi apa yg ingin anda sampaikan dalam hal ini? Kalo ajaran Buddha hanya sebuah keyakinan yg tidak dipaksakan, apakah agama lain sering memaksakan anda? Dan anda tipe manusia yg bisa dipaksakan? Hahahaha Mengenai bathin dan manusia suci yg bagi manusia biasa sulit dimengerti dan tak mampu dimengerti, bagi saya itu keyakinan anda yg maunya spt itu. Buat saya kalo suatu ajaran tak bisa dimengerti dan tidak mampu org yg membawa misi tsb, buat apa saya percaya? Itu sptnya mau menyatakan bahwa ajaran yg semakin susah dimengerti merupakan ajaran yg benar, bukankah begitu logikanya? Bodhisatva bukan arahat, tergantung anda menganut aliran yg mana, Mahayana atau Therevada? Nah, karena anda cuma tanya apakah penebusan Yesus bagi anda, maka jawaban saya tidak, sebab anda menolaknya! Tapi jika pertanyaan anda spt ini " apakah penebusan Yesus

mencakup seluruh umat manusia sepanjang zaman?" Maka jawaban saya adalah "Ya" utk semua manusia sepanjang zaman(universal), tetapi apakah penebusan Yesus diterima semua org, maka jawabannya adalah "tidak". Contohnya spt anda yg tidak mau menerimanya! Jelas bukan? Apakah penebusan Yesus tidak adil? Adil utk semua org, cuma ada yg menolaknya secara terus terang, karena merasa dirinya "baik", "benar" dan "mampu", bukankah begitu? Jujur aja, apakah anda ini termasuk jenis manusia yg "baik" sehingga mampu membenarkan dirimu dan merasakan anda baik2 saja sampai ajal menjemputmu? Pikirkanlah itu dan renungkan hal demikian. Cara Tuhan memanggil manusia beragam, percaya dulu baru mengalami Tuhan dan ada mengalami Tuhan dulu baru mau percaya. Jadi apa yg anda permasalahkan? Saya jadi heran, anda bilang saya org yg tidak terbuka pemikirannya sehingga anda ingin membatalkan diskusi kita. Dimana saya tidak terbuka? Bukankah semua pertanyaan anda saya jawab? Apa pengertian anda mengenai kata "terbuka" itu? Setuju dengan pendapatmu? Hahahahaha Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Fri, 27 Apr 2012 15:04:14 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us Anda udah mengerti itu Etika. Etika tidak bisa berlaku umum, namun moralitas berlaku umum. Tetapi yang ada dalam ajaran Khong Hu Cu bukan etika seperti itu , karena Ajaran Khong Hu Cu merupakan prinsip kehidupan yang dapat diterima dimana saja , misal Bakti, Kejujuran . Contoh yg salah dlm kalangan umat Buddha Tionghua misalnya membakar uang adalah tradisi orang Tionghoa , bukan Agama Buddha. Tujuan maknanya yang harus dimengerti. Seperti juga upacara keAgamaan harus dimengerti maknanya. Kata2 dan hal yang tampak , kadang sulit diterima. namun dari jabaran anda sudah mulai lari ke soal keyakinan bukan? keyakinan harus tumbuh , bukan atas dasar 'dalam ayat kitab suci', tetapi karena dimengerti oleh diri sendiri. argumentasi yg logis bukan hanya sekedar pernyataan saat ini Hawking sendiri mengatakan 'Tak Ada campur tangan Tuhan .... '. Dasarnya karena kita menganggap 'hal' itu awal dari tata surya, ternyata galaksi dimana tatasurya kita berada ( dengan buminya ) adalah hasil dari proses kelahiran alamiah . Hal itu terbukati adanya Bayi2 Bumi baru. Dengan analogi yang sama , dapat disimpulkan Bumi kita juga terbentuk scara alamiah . Hukum kekekalan masa dan energi berlaku. Mengapa tanha dan avijja itu ada? Sperti juga asal mula kehidupan ini , jika berdasarkan kitab suci Alquran dan Alkitab,Adam

itu ke Bumi pada kira2 5000SM, padahal menurut ahli purbakala , berdasarkan fosil manusia prasejarah sudah ada lebih dari 1 juta tahun yang lalu. Menurut saya berdasarkan sutta , manusia lebih tua lagi. Mengenai bathin Buddha yg tak berubah walaupun jasmaninya berubah, bukankah itu merupakan sebuah keyakinan? Hal itu dapat sebuah menjadi keyakinan , tapi dalam Agama Buddha , umat tak dipaksakan menerimanya. Walaupun telah mengakui dirinya Beragama Buddha. Jadi diberikan kebebasan untuk memahaminya sebelum menerimanya. Bukan dengan cara mencari di Kitab suci , tapi menyelami ke dalam batin. Apakah Jiwa(bathin) lebih penting daripada jasmani? Jika badan saja berubah, bagaimana anda bisa membuktikan bathinnya tak berubah? Pikirannya tak berubah? Kebijaksanaannya tak berubah? Sebagai manusia puggala ( bukan manusia suci ) , kita menganggap tubuh dan batin ini penting. Jika Badan berubah , maka mereka yang telah mencapai Kesucian , tak lagi terikat akan kondisi Tubuhnya. Jadi batin mereka tak tergoyahkan. Jadi sebagai sesama bukan orang suci , tak bisa bicara kondisi dan bersikap seperti orang Suci. Bagaimana kekonsistensi dgn pemahaman bahwa Buddha dimasa lalu merupakan seorg arahat/ sammasambuddha atau bodhisatva yg tentunya tidak memiliki akusala kamma lagi bukan? Dan Buddha pernah cedera kakinya, apakah karena memiliki akusala kamma dimasa lalu sehingga berbuah dimasa hidupnya? Seorang calon Buddha ( Bodhisatva ) adalah bukan seorang Arahat. Jadi ada sedikit Akusala Kamma yang belum berbuah dalam kehidupannya sebelum mencapai KeBuddhaan . '====Pertanyaan : Apakah anda juga ditebus oleh Yesus walaupun tidak percaya. Jawabannya adalah tidak, sebab anda sendiri yg menolak anugerah dari Allah tsb dgn anda menolak mempercayai Yesus yg sanggup menebus dosa2 anda berarti sebuah hal yang tak bersifat universal . Hanya mereke yang Mempercayai Yesus. Padahal syarat suatu itu bersifat universal adalah 'tanpa syarat' seperti hukum kekekalan masa. ============= Kesimpulannya menurut Saya "Penebusan Dosa oleh Yesus" adalah Dogmatis , karena harus percaya akan Yesus dan menerima prinsip itu , barulah kebenaran itu bekerja. Jika merupakan keyakinan , maka tanpa syarat apapun maka setiap orang Dosanya di Hapuskan ( di Tebus oleh Yesus ).

Dan tampaknya jika anda tak membuka diri , saya kira diskusi ini tak perlu dilanjutkan.
Pada 27 April 2012 13:51, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono; Anda udah mengerti itu Etika. Etika tidak bisa berlaku umum, namun moralitas berlaku

umum. Contoh yg salah dlm kalangan umat Buddha Tionghua misalnya membakar uang, rumah dan peralatan dari kertas buat org yg telah meninggal dunia. Apakah itu tindakan baik walaupun salah dlm keyakinan? Dan apa definisi anda tentang baik itu sendiri? Anda berpendapat ajaran buddhisme itu ehipassiko, namun dari jabaran anda sudah mulai lari ke soal keyakinan bukan? Jika anda berpendapat bhw adanya Allah pencipta dgn manusia ciptaanNya adalah "tidak benar" adanya maka anda harus bisa memberikan argumentasi yg logis bukan hanya sekedar pernyataan. Pernyataan anda tentang alam semesta tak berawal baik menurut science menunjukan anda ketinggalan info 20 tahun yg lalu. Justru dalam science skrg dan filsafat bisa membuktikan bahwa alam semesta memiliki awal. Memiliki awal berarti ada permulaan. Adanya permulaan berarti ada yg memulai yaitu ( Tuhan). Dan bagaimana anda memaknai perkataan Buddha : "segala sesuatu yg berkondisi tidak kekal". Alam semesta yg berada dalam ruang dan waktu tentulah berkondisi bukankah berarti tidak kekal? Jadi segala sesuatu yg memiliki awal adalah tidak kekal bukan? Dan yg tidak kekal berarti memiliku permulaan. Dalam hal ini pemikiran Mahayana lebih maju selangkah daripada pemikiran Therevada bukan? Analogi anda tentang kebenaran absolut ibarat sinar matahari bisa saya terima. Misalnya sinar matahari yg menyinari tanah liat dan lilin. Makin lama tanah liat itu akan mengeras dan lilin itu akan melumer, apakah sinar matahari yg menyinari kedua objek tsb berbeda? Tentu adalah sama, itulah kebenaran absolut, moralitas absolut. Anda belum menjawab presuposisi saya yg pertama. Mengapa tanha dan avijja itu ada? Mengenai bathin Buddha yg tak berubah walaupun jasmaninya berubah, bukankah itu merupakan sebuah keyakinan? Dan keyakinan itu dipercayai oleh aliran Mahayana. Dalam hal in ada pemisahan antara tubuh dan jiwa(rupa dan nama). Apakah Jiwa(bathin) lebih penting daripada jasmani? Jika badan saja berubah, bagaimana anda bisa membuktikan bathinnya tak berubah? Pikirannya tak berubah? Kebijaksanaannya tak berubah? ========== Dosa sangat menjijikan dimata Allah. Manusia yg berbuat dosa pasti menerima hukuman dari Allah sebab Tuhan itu Maha Kudus dan Adil. Utk itu manusia pasti dihukum jika berbuat salah. Dan alkitab mengatakan tidak seorang manusia pun yg luput dari perbuatan salah(akusala). Dan hukuman bagi manusia yg bersalah adalah neraka. Allah itu juga Kasih. Karena kasihNya Dia sepanjang abad manusia terus berbicara dan mengajari manusia agar percaya kepadaNya utk tidak berbuat salah dan selalu bersandar padaNya agar manusia luput dari penghakiman Allah. Melalui nabi, rasulNya, namun manusia terus berontak. Dan kesempatan terakhir Allah sendiri turun menjadi manusia Yesus yg rela dihukum mati agar dosa2 manusia yg percaya kpd Nya dapat ditebus olehNya. Sehingga semua tindakan Allah terpenuhi dgn adil dan kasih diatas kayu salib. Penjahat disebelah Yesus diselamatkan dari hukuman neraka sebab dia percaya bahwa Yesus dgn sukarela menggantikan dia dihukum Allah. Apakah anda juga ditebus oleh Yesus walaupun tidak percaya. Jawabannya adalah tidak, sebab anda sendiri yg menolak anugerah dari Allah tsb dgn anda menolak mempercayai Yesus yg sanggup menebus dosa2 anda. Jadi dlm hal ini anda tetap berada dalam dosa anda dan anda hanya menantikan murka Allah menimpahi anda yg berdosa itu!

Manusia yg berdosa berada dalam kutuk dosa. Dan setan berkuasa atas manusia yg berdosa. Dosa keturunan hanyalah sebuah istilah yg artinya bahwa semua keturunan manusia dari Adam dan Hawa sudah kehilangan kodratnya sebagai manusia yg baik dimata Tuhan. Sebab Tuhan menciptakan manusia pertama adalah baik adanya. Namun manusia tidak percaya hal itu dan melanggar perintah Tuhan dgn memakan buah pengetahuan baik dan jahat. Sejak itu semua keturunan manusia yg baik itu menjadi tidak baik dan cenderung berbuat jahat dan melawan Allah penciptaNya. Jadi bukan dosa perbuatan Adam dan Hawa yg ditanggung oleh keturunannya, melainkan sifat cacat ( dari baik menjadi tidak baik) yg diwariskan oleh Adam dan Hawa kepada keturunannya. Buktinya : tidak ada seorangpun yg mencari Allah dan tidak seorangpun yg baik didunia ini. Baik disini bukan menurut ukuran manusia, tetapi menurut Allah dan alkitab. Walaupun dosa anda telah ditebus oleh Yesus, bukan berarti anda menjadi lupa atas dosa yg pernah anda lakukan. Dgn tidak melupakan atas dosa2 anda, maka anda bisa bersyukur bahwa ada pribadi yg bersedia menanggung semua dosa2mu. Dan anda belajar untuk merendahkan diri, menjadi sabar, tidak gampang marah dll. Itulah yg disebut anugerah dan ucapan syukur. Dan ketika anda menerima dan percaya kepada Yesus maka Roh Kudus datang dan menerangi(mencerahkan) anda bahwa dosa itu begitu serius, dan tersedia pengampunan yg diberikan oleh Yesus melalaui kematiannya diatas kayu salib sehingga anda mampu bangkit dan memaafkan diri anda dari tindakan jahat dimasa lalumu dan menatapi masa depan yg lebih baik dgn tidak mau melakukan dosa lagi. Dan banyak melakukan hal2 yg baik. Itulah yg disebut pertobatan sejati. Note tambahan : anda menuliskan : "Sang Buddha memiliki timbunan kamma masa lalu yang belum selesai , jadi masih mengalami semua Vipaka Kamma yang lalu." Bagaimana kekonsistensi dgn pemahaman bahwa Buddha dimasa lalu merupakan seorg arahat/ sammasambuddha atau bodhisatva yg tentunya tidak memiliki akusala kamma lagi bukan? Dan Buddha pernah cedera kakinya, apakah karena memiliki akusala kamma dimasa lalu sehingga berbuah dimasa hidupnya? Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Fri, 27 Apr 2012 08:42:22 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us Etika itu berkaitan dengan Budi Pekerti, Dalam Kitab Susi dan Ngokeng , banyak berkaitan dengan tatacara hidup sehingga mencapai hidup Bahagia dan Budi pekerti yang baik. Saya memang tak memiliki lagi Kitab Susi, karena saya telah sumbangkan ke Perpustakaan. Tentu seorang Bhikku tak boleh membiarkan hal yang tak baik , tapi sekali lagi Ketahayulan yang diikuti oleh kebaikan masih dapat diterima oleh para Bhikku . Tetapi para Bhikku seharusnya berusaha menggantikan tatacara yang kurang tetap dengan yang lebih baik, Saya tidak membela , tapi apakah saya bisa mencegah orang berbuat hal baik walaupun caranya

salah atau tidak tepat. sebab tanha dan avijja itu berasal darimana, maka kita tidak dapat pengertian yg komprehensive. Dalam aganna sutta juga tidak begitu jelas. Awalnya kehidupan , tak dapat diketahui. Kita hanya percaya Adanya Manusia Pertama dan bumi ini adalah satu , padahal masih ada bumi2 lain dengan manusianya . Jadi Kesimpulan Adam sbg manusia pertama dan Tuhan menciptakan Bumi ( yang satu ini ) , adalah Suatu Ketidak-Benaran. Lebih baik mencari jalan pembebasan ( masa kini ) dari pada mencari kita ini dari mana ( masa lalu ) . Karena ilmu pengetahuan sendiri sekarang ini pun menerima teori 'Tak Ada Awal' dari Dunia ini , dengan kata lain tak terhitung tahun sebagai asal mula hidup ini. cattri ariyasaccni yg artinya kebenaran absolut seperti matahari menerangi bumi dengan cahayanya , apakah itu kebenaran absolut ? Artinya 4 kesunyataan mulia adalah benar dan berlaku bagi semua , walaupun kita tak meyakininya , seperti Hukum Kamma . Dan dalam riwayat hidup Buddha Gautama dikatakan bahwa Gautama telah terlepas dari lingkaran samsara saat beliau mencapai pencerahan. Nyatanya beliau tidak melewati ujian pertama tsb dan tetap wafat. Artinya beliau belum terlepas dari lingkaran samsara dalam dunia ini bukan? Dan Buddha wafat karena tua dan sakit karena termakan daging babi yg telah busuk( kena disentri) Sang Buddha memiliki timbunan kamma masa lalu yang belum selesai , jadi masih mengalami semua Vipaka Kamma yang lalu . Tetapi 'Batin' Sang Buddha , tak terpengaruhi oleh Sakit, Tua dan Kematian . Karena telah mencapai pemahaman akan Kesunyataan Hidup ( Buddha )

Pertanyaan :
Bagaimana anda dapat menerangkan bahwa Yesus dapat menebus Dosa para penjahat ? Apakah yang dimaksud menebus dosa umat manusia ? apakah yang dimaksud dengan dosa turunan ? Apakah semua itu sesuai dengan kenyataan dan akal sehat ? Jika saya tak mempercayai Yesus apakah Yesus juga menebus Dosa saya ? Jika saya berbuat salah/dosa , dosa itu membuat saya menderita. Apakah kesalahan saya , akan hilang dalam ingatan saya ? Padahal kenyataannya akibat dosa tsb , saya menderita, seperti menderita sakit.

Pada 26 April 2012 18:06, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Dear Sudarsono, anda tahu ada brp kitab yg ditulis oleh Kong Tzu tentang etika dan moralitas? Dan apakah anda pernah membuat perbandingan antara tulisan Kong Tzu dan Alkitab yg ditulis oleh 66 orang penulis dgn bangsa dan bahasa yg berbeda itu tentang etika dan moralitas? Anda harus bisa membedakan etika dgn moralitas ya, jgn dicampur adukan. Jika belum anda buat listnya, bagaimana anda bisa berbuat kesimpulan spt itu? Saya tanyakan bolehkah biksu atau bhante yg katanya memiliki prana itu BOLEH membiarkan akan kesesatan umatnya yg percaya takhayul? Anda mengaggung agungkan

moralitas dan etika Kong Tzu, namun dlm hal ini anda tidak bisa membuat perbedaan sehingga anda tetap membelah kebersalahan para biksu atau bhante yg spt itu? Dimana letak kemoralitas anda? Dogmatis yg anda artikan spt itu BUKANLAH dogma yg dipercayai oleh org Kristen yg tidak boleh diuji keabsahannya. Dogma adalah suatu pendapat/ pengajaran yg sistematis yang dilakukan oleh para teolog Kristen untuk mempermudah umat Kristen mengerti akan iman Kristen dan dogma itu tentu telah diuji melalui rasio, tradisi, bahasa dan ayat2 Alkitab yg mendukung pendapat tsb. Itulah dogma, dan dogma bisa diuji, dibuktikan sesuai dgn ilmu agama. Dan suatu dogma bisa ditolak untuk dipercayai jika dogma tsb tidak sesuai dgn yg diajarkan oleh alkitab. Nah, anda berarti percaya adanya unsur keyakinan dalam Buddhisme bukan? Jika anda hanya baca paritta( yg seperti mantera, sebab diulang2 trus bacaannya) agar anda ingat semua kebaikan, dan anggaplah anda melakukan kebaikan setelah membaca paritta( walaupun tidak semua paritta spt itu) apakah tindakan berbuat baik anda itu bukan sebuah keyakinan? Buddha Gautama wafat, para arahat wafat dan parinibbana( terlelas dari lingkaran samsara) bukankah itu sebuah keyakinan? Mengapa anda berpendapat Empat Kesunyataan Mulia bukan bersifat dogmatis sebab dalam bahasa Pali disebut cattri ariyasaccni yg artinya kebenaran absolut? Nah dogma yg spt ini yg Anda percayai bukan? Alkitab memiliki moralitas, apakah moralitas pengajaran alkitab tidak bermanfaat? Sebab anda menuliskan kata "ehipassiko" agar saya datang dan mengujinya. Dan saya gembira anda mengajak saya mendiskusikan. Apakah anda percaya bahwa Empat Kesunyataan(kebenaran) Mulia itu merupakan 4 presuposisi yg saling berkaitan atau berdiri sendiri2? Dan presuposisi pertama menyatakan bahwa hidup adalah dukkha. Sebab dukkha adalah moha, lobha dan dosa yg disebabkan oleh tanha dan avidya/ avijja. Nah jika kita telesuri lagi lbh dalam, sebab tanha dan avijja itu berasal darimana, maka kita tidak dapat pengertian yg komprehensive. Dalam aganna sutta juga tidak begitu jelas. Akhirnya "sebab" itu tidak diketahui dgn jelas bukan? Sesuatu dogma yg dibangun dgn ketidak jelasan spt itu, apa yg kita harapkan? Percaya saja atau apa? Dan presuposisi pertama "hidup adalah dukkha" membuat kita berpikir dan yakini( jika presuposisi ini benar ya) bahwa hidup itu tanpa harapan bukan( apatis, pesimis dll)? Dan dalam riwayat hidup Buddha Gautama dikatakan bahwa Gautama telah terlepas dari lingkaran samsara saat beliau mencapai pencerahan. Nyatanya beliau tidak melewati ujian pertama tsb dan tetap wafat. Artinya beliau belum terlepas dari lingkaran samsara dalam dunia ini bukan? Ini saya berikan pengertian tentang 3 jenis dukkha : Berbagai bentuk penderitaan yang ada di dunia ini dapat dirangkum ke dalam tiga bagian utama atau kategori, yaitu: Penderitaan Biasa (Dukkha-Dukkha), misalnya sakit flu, sakit perut, sakit gigi, dan sebagainya.

Penderitaan karena Perubahan (Viparinama-Dukkha), misalnya berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang dibenci, tidak tercapai apa yang diinginkan, sedih, ratap tangis, putus asa, dan sebagainya. Penderitaan karena memiliki Badan Jasmani (Sankhara-Dukkha), yaitu penderitaan karena kita lahir sebagai manusia, sehingga bisa mengalami sakit flu, sakit gigi, sedih, kecewa, dan sebagainya. Dan Buddha wafat karena tua dan sakit karena termakan daging babi yg telah busuk( kena disentri) Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Thu, 26 Apr 2012 16:56:15 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us Anda tak mengerti apa itu budi pekerti itu spt apa? coba anda kembali ingat , dalam Agama Khong Hu Cu , banyak membahas tatacara hidup berbudi Pekerti Sehingga anda berpikir tidak ada budi pekerti di alkitab. Sekali lagi saya katakan , bukan tidak ada, tetapi dalam Agama Khong Hu Cu , lebih banyak hal ttg Budi Pekerti dibandingkan pada Alquran dan Alkitab. .... banyak dibiarin oleh para biksu atau bhante yg telah mengetahui bahwa umatnya mempercayai sesuatu ....... Para Bhante , mengetahui , sulit mengubah 'pola berpikir' mereka , karena sudah menjadi 'keyakinan'. Tapi seorang Bhikkhu yang bijak, seharusnya mengarahkan mereka secara perlahan . apa maksud anda dogmatis itu? sesuatu yang dipercayai 'benar' , tanpa , adanya kesempatan untuk menguji atau menolak pandangan itu. membaca paritta dapat memupuk kebajikan, apakah itu keyakinan atau bukan? Membaca parita , seperti orang mengingat hal2 yang baik , dan mencegah pikiran yang buruk , menurut anda baik atau tidak ? Jika anda tidak memiliki keyakinan ttg susuatu hal , dan mencobanya, ternyata bermanfaat, kemudian keyakinan akan hal tsb tumbuh . Menurut saya bukan Dogma. Empat Kebenaran Utama dan Delapan jalan Utama menuju pembebasan itu dogmatis atau bukan? Siapapun boleh tidak mempercayai Empat Kebenaran Mulya, karena itu Ehipasiko ( datang dan alami sendiri ) amat penting dalam Agama Buddha. Jika menjalankan kebenaran tersebut , walaupun tak mempercayainya , maka Kebahagiaan akan menyertainya. Jadi bukan Dogma,

yang harus dipercayai. Izinkan saya menjelaskan 4 Kesunyataan Mulya tersebut : 1. Hidup adalah Dukha, artinya : Hidup yang kita alami ini adalah Hasil dari Kusala dan Akusala kita dalam kehidupan yang lalu, tiada hentinya. Karena Tanha dan Avijja -lah , maka lingkaran kehidupan trus berlanjut. Jika dalam kehidupan ini , kita telah mengikis kekotoran batin, maka Kebebasan yang kita peroleh. Dukha itu berkaitan dengan Tanha dan Avijja. Karena dilekati oleh Tanha dan Avijja , maka kita terus terlahir ( Hidup ) . 2. Seba dari Dukkha ( Tanha dan Avijja ) 3. Akhir dari Dukkha ( Nibhana ) 4. Jalan untuk mencapainya ( jalan mulya beruas 8 ) ================== Pada 26 April 2012 15:56, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Saya tanya anda, berbuat baik bisa membawa anda ke nibbana atau membaca paritta dapat memupuk kebajikan, apakah itu keyakinan atau bukan? apa maksud anda dogmatis itu? Empat Kebenaran Utama dan Delapan jalan Utama menuju pembebasan itu dogmatis atau bukan? Anda tak mengerti apa itu budi pekerti itu spt apa? Sehingga anda berpikir tidak ada budi pekerti di alkitab. Jadi dari tulisan anda, saya udah mengerti anda itu tak ngerti alkitab dan alquran, bukankah begitu? Dan jangan menganggap saya itu spt hanya paham tradisi dikalangan tridharma atau buddhis pada umumnya yg lebih banyak percaya takhayul dan banyak dibiarin oleh para biksu atau bhante yg telah mengetahui bahwa umatnya mempercayai sesuatu yg salah, tetapi para biksu atau bhante hanya diam dan melakukan pembiaran, tanpa mau mengatakan apa yg sesungguhnya diajarkan oleh tipitaka? Menurut anda apakah itu boleh dibenarkan? Jangan terlalu cepat menilai orang yg belum anda kenal spt saya yg hanya tahu tentang takhayul dikalangan umat buddhis. Salam metta Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Thu, 26 Apr 2012 15:16:35 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Re: Diskusi Yesus Love Us Saya beri contoh ttg Dogmatis yang miudah: 1. Jihad , dalam ajaran Islam 2. Penembusan Dosa oleh Yesus ,dalam ajaran Kristen Pada 26 April 2012 14:50, Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> menulis: Anda baca lagi , dalam hal malah dari segi budi pekerti lebih lengkap ajaran , bukan berarti tidak ada budi pekerti. Tidak mempunyai kepenting di sini , berarti tidak ada

alasan saya menjelekkan anda. Dalam hal tertentu Dogmatis lebih kepada Keyakinan , akal sehat kadang dikesampingkan. Hal itu juga terjadi pada keyakinan umat Buddha yang memiliki kepercayaan tradisi ,misal Tionghoa. Padahal dalam Ajaran Aslinya tak ada hal2 yang seperti pada kepercayaan Tionghoa . Maka dari itu pada saat ilmu pengetahuan mulai berkembang di Eropa , banyak ilmuwan dimusuhi oleh para ulama kristen . Silakan baca sejarah, secara terbuka. Pada 26 April 2012 13:40, <buddhajosaphat@yahoo.com> menulis: Jika tidak ada kepentingan apapun, mengapa anda komentari? Artinya anda memilikinya bukan? Apakah anda tak salah memahami ajaran agama Kristen bahwa keyakinan apapun masih memakai logika(akal sehat), koq anda buat pemisahan dan menganggap agama Buddha, Kong Hucu itu memiliki budi pekerti dan ajaran agama lain tidak dan bersifat dogmatis? Artinya anda belum mengerti alkitab, alquran beserta hadist2nya. Salam Metta;

Powered by Telkomsel BlackBerry From: Sudarsono Suhenk <jkssbma@gmail.com> Date: Thu, 26 Apr 2012 13:17:47 +0700 To: <buddhajosaphat@yahoo.com> Subject: Diskusi Yesus Love Us

Anda , belum pernah ( mungkin hanya dari artikel2 saja ) dan membaca Sutta ( 1 dari 3 Kitab Suci ) agama Buddha , tetapi sudah berkomentar. Saya memiliki dan membaca Alkitab ( tentu lengkap dengan perjanjian lama dan baru ) serta Alquran. Menemukan Ajaran Agama Islam maupun Kristen merupakan Ajaran Agama yang biasa-biasa saja ( seperti Agama Kristen, Islam dan Yahudi , adalah agama moralitas dan dogmatis ) . Kalau dibandingkan dengan Ajaran Khong Hu Cu, malah dari segi budi pekerti lebih lengkap ajaran Nabi Khong Hu Cu. Karena keyakinan yang begitu Dogmatislah , maka anda menganggap Ajaran Yesus adalah Benar dan Sakti. Sesungguhnya anda berdiskusi bukan dengan akal sehat , tetapi berdasarkan keyakinan. Saya kira itu hak anda, dan saya tidak punya kepentingan apapun dengan anda.

mempelajari Agama Buddha

Salam,

Anda mungkin juga menyukai