Anda di halaman 1dari 12

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Baja 2.1.1 Definisi Baja Baja adalah logam campuran yang terdiri dari besi (Fe) dan karbon (C). Namun baja berbeda dengan besi (Fe), alumunium (Al), seng (Zn), tembaga (Cu), dan titanium (Ti) yang merupakan logam murni. Dalam senyawa antara besi dan karbon (unsur non logam) tersebut besi menjadi unsur yang lebih dominan dibanding karbon. Kandungan karbon berkisar antara 0,2 2,1% dari berat baja, tergantung tingkatannya. Secara sederhana, fungsi karbon adalah meningkatkan kualitas baja, yaitu daya tariknya (tensil strength) dan tingkat kekerasannya (hardness). Selain karbon, sering juga ditambahkan unsur chrom (Cr), nikel (Ni), vanadium (V), molybdaen (Mo), untuk mendapatkan sifat lain sesuai aplikasi dilapangan seperti antikorosi, tahan panas dan tahan temperature tinggi. (Ilmusipil.com,2010)

2.1.2 Klasifikasi Baja Menurut (Tanggoro,2012) dari sudut pandang metalurgi, maka baja dan besi hanya dibedakan oleh % karbon nya, dimana baja dapat dibentuk melalui proses pengecoran ataupun penempaan. Baja dapat digolongkan menjadi 3 (tiga) kelompok besar, yakni : 1. Baja Karbon Baja karbon dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan persentase karbonnya :

a. Baja karbon rendah (low carbon steel) Baja ini memiliki komposisi karbon kurang dari 2% (berat). Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas (martensit) hanya bisa dengan pengerjaan dingin. Sifat mekaniknya lunak, lemah, memiliki keuletan dan ketangguhan yang baik. Serta mampu di mesin (machinability) dan mampu dilas (weldability). Penggunaannya : - 0,05% - 0,20% C : automobile bodies, building pipes, chains, rivets, screws, nails. b. Baja karbon sedang (medium carbon steel) Baja karbon sedang memiliki komposisi karbon antara 0,2%0,6% C (berat). Dapat dikeraskan dengan perlakuan panas dengan cara memanaskan hingga keadaan ketahanan korosi yang paling baik dan mudah dibentuk dan setelah ditahan beberapa saat didinginkan dengan cepat ke dalam air hingga kekuatan dan kekerasannya mencapai maksimal. Baja ini terdiri dari baja karbon sedang biasa (plain) dan baja keras. Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan kekerasannya, namun tidak cocok untuk di las. Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih meningkatkan kemampuan kerasnya. Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol (crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan kekuatan tinggi, ketahanan aus, dan tangguh. Penggunaannya : - 0,30% - 0,40% C : connecting rods, crank pins, axles. - 0,40% - 0,50% C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers. - 0,50% - 0,60% C : hammers dan sledges.

c. Baja karbon tinggi (high carbon steel) Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6 - 1,4% C (berat). Kekerasan dan kekuatannya sangat tinggi, namun

fleksibilitasnya kurang. Baja ini cocok untuk baja perkakas, dies (cetakan), pegas, kawat kekuatan tinggi dan alat potong yang dapat dikeraskan dan ditemper dengan baik. Baja ini terdiri dari baja karbon tinggi biasa dan baja perkakas. Khusus untuk baja perkakas biasanya mengandung Cr, V, W, dan Mo. Dalam pemaduannya unsur-unsur tersebut bersenyawa dengan karbon menjadi senyawa yang sangat keras sehingga ketahanan aus sangat baik. Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas dan dipotong. Penggunaan : - 0,60% 1,50% C : screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise jaws, knives,

drills, tools for turning brass and wood, reamers, tool for turning hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters.

2. Baja Paduan (alloy steel) Baja paduan adalah baja paduan dengan berbagai elemen dalam jumlah total antara 1,0% dan 50% berat untuk meningkatkan sifat mekanik. Baja Paduan dipecah menjadi dua kelompok: a. Baja paduan rendah (low alloy steel) Baja paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan sifat mekanis lainnya. Mereka juga digunakan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam kondisi lingkungan tertentu. Dengan menengah ke tingkat karbon tinggi, baja paduan rendah sulit untuk

dilas. Menurunkan kandungan karbon pada kisaran 0,10% menjadi 0,30%, bersama dengan beberapa pengurangan elemen paduan, meningkatkan weldability dan sifat mampu bentuk baja dengan tetap menjaga kekuatannya. Seperti logam digolongkan sebagai baja paduan rendah kekuatan tinggi. b. Baja Paduan Tinggi (high alloy steel) Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan stainless steel dan baja tahan panas. Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik, terutama pada kondisi atmosfer. Unsur utama yang meningkatkan korosi adalah Cr dengan komposisi paling sedikit 11%(berat). Ketahanan korosi dapat juga ditingkatkan dengan penambahan unsur Ni dan Mo. Baja tahan karat dibagi menjadi tiga kelas utama yaitu jenis martensitik, feritik, dan austenitik. jenis martensitik dapat dikeraskan dengan menghasilkan fasa martensit. baja tahan karat austenitik memiliki fasa y (austenit) FCC baik pada temperatur tinggi hingga temperatur kamar. Sedangkan jenis feritik terdiri dari fasa ferrit (a) BCC. Untuk jenis austenitik dan feritik dapat dikeraskan dengan pengerjaan dingin (cold working). Jenis Feritik dan Martensitik bersifat magnetis sedangkan jenis austenitik tidak magnetis.

2.1.3 Proses Pembuatan Baja Untuk membentuk baja, banyak proses yang harus dilakukan, sehingga membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai keperluan. 1. Pembuatan besi kasar Proses awal adalah dengan mengurangi senyawa-senyawa dan zat-zat lain yang terkandung dalam bijih besi dengan tahap sebagai berikut :

Bijih besi dibersihkan. Dipecah-pecah dan digiling sampai menjadi halus, sehingga partikel besi dapat dipisahkan dari bahan yang tidak diperlukan dengan menggunakan magnit.

Dibentuk menjadi pellet (bulatan-bulatan kecil) dengan diameter 14 mm. Bijih besi diproses pada dapur tinggi dimana udara panas ditiupkan ke dalam dapur tinggi untuk membakar kokas (batu bara) dengan temperature 2000o C.

Setelah cairan besi dan terak turun ke dasar dapur tinggi, cairan dituang ke kereta khusus dan hasil ini disebut besi kasar, yang kemudian dapat diproses lebih lanjut menjadi baja.

2. Pembuatan Baja Besi kasar dari hasil proses dapur tinggi, kemudian diproses lanjut untuk dijadikan berbagai jenis baja. Ada beberapa metode yang dilakukan untuk merubah besi kasar menjadi baja : Dapur Baja Oksigen (Proses Bassemer) Pada dapur baja oksigen, sebagian besar karbon dan kotorankotoran yang masih ada pada besi kasar dibuang. Besi bekas dimasukan terlebih dahulu kedalam dapur oksigen kemudian besi kasar. Setelah itu oksigen yang telah didinginkan ditiupkan ke cairan logam. Ini akan mengakibatkan karbon dan kotoran-kotoran lainnya bereaksi dan menjadi terak yang mengapung pada permukaan cairan.

Dapur dimiringkan, maka cairan akan mengalir keluar melalui saluran yang kemudian ditampung dalam kereta tuang. Hasil penuangan ini dapat langsung dilanjutkan dengan proses pengerolan untuk mendapatkan bentuk yang diinginkan. Dapur Baja Terbuka (Siemens Martin) Sama halnya dengan dapur baja oksigen, proses pembuatan dengan dapur ini adalah proses oksidasi kotoran yang terdapat pada bijih besi sehingga menjadi terak yang mengapung pada permukaan baja cair. Oksigen langsung disalurkan kedalam cairan logam melalui tutp atas. Apabila tiap proses selesai, maka tutup atas diuka dan cairan baja disalurkan untuk proses selanjutnya dan dijadikan bermacam-macam jenis baja. Dapur Baja Listrik Panas yang dibutuhkan untuk pencairan baja berasal dari arus listrik yang disalurkan dengan tiga buah elektoda karbon dan dimasukkan/diturunkan mendekati dasar dapur. Penggunaan arus listrik untuk pemanasan tidak akan mempengaruhi atau

mengkontanimasi cairan logam, sehingga proses dengan dapur baja listrik merupakan salah satu proses yang terbaik untuk menghasilkan baja berkualitas tinggi dan baja tahan karat (stainless steel). Dalam proses pembuatan, bahan-bahan yang dimasukkan adalah bahan-bahan yang benar-benar diperlukan dan besi bekas. Setelah bahan-bahan dimasukkan, maka elektroda-elektroda listrik akan memanaskan bahan dengan panas yang sangat tinggi (7000o C), sehingga besi bekas dan bahan-bahan lain yang dimasukkan dengan cepat dapat mencair.

3. Proses Pembentukan dan Bentuk-bentuk Produk Baja Pembentukan baja adalah tahap lanjutan dari proses pengolaan baja dengan berbagai jenis dapur baja. Baja yang telah cair dan ditambah dengan campuran lain (sesuai dengan kebutuhan/sifat-sifat baja yang diinginkan) dituang ke dalam cetakan yang berlubang dan didinginkan sehingga menjadi padat. Batangan baja yang masih panas dan berwarna merah dikeluarkan dari cetakan untuk disimpan sementara dalam dapur bentuk kotak serta dijaga panasnya dengan temperature 1100oC1300oC menggunakan bahan bakar gas atau minyak. Penyimpanan tersebut adalah untuk meratakan suhu sebelum dilakukan proses pembentukan atau pengerolan. Proses pembentukan produk baja dilakukan dengan beberapa tahapan: 1. Proses Pengerolan Awal Proses ini adalah dengan cara melewatkan baja batangan diantara rol- rol yang berputar sehingga baja batangan tersebut menjadi lebih tipis dan memanjang. Proses pengerolan awal ini dimaksudkan agar struktur logam (baja) menjadi merata, lebih kuat dan liat, disamping membentuk sesuai ukuran yang diinginkan, seperti pelat tebal (bloom), batangan (billet) atau pelat (slab). 2. Proses Pengerolan Lanjut Proses ini adalah untuk merubah bentuk dasar pelat tebal, batangan menjadi bentuk lembaran, besi konstruksi (profil), kanal ataupun rel. Ada tiga jenis pengerolan lanjut : Pengerolan bentuk struktur/konstruksi Pengerolan bentuk besi beton, strip dan profil Pengerolan bentuk (pelat).

a. Bentuk Struktur Pengerolan bentuk struktur/profiil adalah lanjutan pengerjaan dari pelat lembaran tebal (hasil pengerolan awal) yang kemudian secara paksa melewati beberapa tingkat pengerolan untuk mendapatkan bentuk dan ukuran yang diperlukan. b. Bentuk Strip, Besi Beton dan Profil Proses pembentukan ini tidak dilakukan langsung dari pelat tebal, tetapi harus dibentuk dulu menjadi batangan, kemudian dirol secara terus menerus dengan beberapa tingkatan rol dalam satu arah. Adapun hasil pengerolan adalah berbagai bentuk, yaitu: penampang bulat, bujur sangkar, segi-6, strip atau siku dan lain-lain sebagainya sesuai dengan disain rolnya. c. Bentuk Lembaran (Pelat) Pengerolan bentuk pelat akan menghasilkan baja lembaran tipis dengan cara memanaskan terlebih dahulu baja batangan kemudian didorong untuk melewati beberapa tingkat rol sampai ukuran yang diinginkan tercapai.

4. Produk-produk Baja Menurut (Supriatma, nodate/TT) baja dalam teknik konstruksi bangunan gedung terdapat dalam bermacam-macam bentuk sebagai berikut : 1) Baja Pelat Yaitu baja berupa pelat baik pelat lembaran maupun pelat strip dengan tebal antara 3 mm s.d 60 mm. Baja Pelat Lembaran terdapat dengan lebar antara 150 mm s.d 4300 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter. Sedangakan Baja Pelat Strip biasanya dengan lebar 600 mm dengan panjang 3 s.d 6 meter.

Permukaan baja pelat ada yang polos dan ada yang bermotif dalam berbagai bentuk motif. Namun untuk keperluan konstruksi pada umumnya digunakan baja pelat yang polos rata dengan lebar dapat dipotong sendiri sesuai dengan kebutuhan.

Gambar . Plat Lembaran

Gambar . Plat Strip 2) Baja Profil Yaitu baja berupa batangan (lonjoran) dengan penampang berprofil dengan bentuk tertentu dengan panjang pada umumnya 6 meter (namun dapat dipesan di pabrik dengan panjang sampai 15 meter. Sedangkan daftar baja yang baru profil INP, DIN, DiE, DiR, DiL, INP, DIN, batang profil segi empat sama sisi, batang profil bulat, daftar paku keling, baut, dan las tidak ada, yang ada

adalah : profil WF, Light Beam and Joists, H Bearing Piles, Structural Tees, Profil Kanal, Profil Siku (sama kaki dan tidak sama kaki), Daftar Faktor Tekuk (w), Light Lip Channels, LightChannel, Hollow Structural Tubings ( profil tabung segi empat ), Circular Hollow Sections ( profil tabung bulat ), serta tabel-tabel pelengkap lainnya. Kedua daftar baja tersebut di atas masih tetap digunakan kedua-duanya karena saling melengkapi satu sama lain. Untuk memahami profil-profil baja secara lebih mendetail maka pelajarilah secara teliti kedua daftar baja tersebut di atas. Sebagai petunjuk tentang buku referensi lihat Daftar Pustaka di bagian belakang dari modul ini. No 1. Nama Profil WF (Wide Flange Shape) Gambar Keterangan Biasa digunakan untuk rangka jembatan, balok, kolom,

2.

Lipped Channal

Digunakan untuk rangka atap

3.

T-Beam

Biasanya digunakan untuk balok lantai

4.

H Bearing Piles

Biasa digunakan untuk balok, kolom, tiang pancang

5.

Profil Siku

Digunakan pada rangka atap

6.

Hollow Structural Tubings

Digunakan untuk pengganti kaso-kaso pada atap

7.

Circular Hollow Sections

Digunakan untuk saluran

3) Baja Beton Yaitu baja yang digunakan untuk penulangan / pembesian beton (untuk konstruksi beton). Pada umumnya berbentuk batangan / lonjoran dengan berbagai macam ukuran diameter, panjang 12 meter. Terdapat baja tulangan berpenampang bulat polos, juga baja tulangan yang diprofilkan. (Supriatma, nodate/TT)

Gambar . Baja Beton (Tulangan)

http://id.scribd.com/doc/112286524/MAKALAH-KELOMPOK-BAJA-pdf

Yuli.2006.Sejarah Baja. [Terhubung Berkala].http://www.chemistry161.blogspot.com/2009/02/sejarah_baja.html.(27 September 2012)


http://www.ilmusipil.com/sejarah-baja-dan-baja-ringan

Anda mungkin juga menyukai