Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berrjudul Peralatan Penghasil Sinar-X. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas tutorial mata kuliah Radiologi pada program studi Kedokteran Gigi. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada dosen/ tutor yang sudah membimbing kami dan semua pihak yang baik secara langsung maupun tidak langsung telah berperan serta dalam membantu penyelesaian makalah ini. Kami harap makalah ini dapat memberikan manfaat, khususnya di bidang kesehatan dan kedokteran gigi. Mohon maaf apabila terdapat kekurangan dan kesalahan pada makalah ini, kritik dan saran membangun sangat kami harapkan demi tercapainya kesempurnaan makalah ini. Jatinangor, 29 April 2013 Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak penemuan sinar-x pada tahun 1895, bidang radiologi diagnostik telah berkembang dengan cepat. Penggunaannya dalam membantu diagnosis meningkat kira-kira 5% hingga 10% setiap tahun. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya pemeriksaan ini. Ini karena pemeriksaan ini relatif lebih cepat, lebih murah dan mudah dilakukan berbanding pemeriksaan lain yang lebih canggih dan akurat. Oleh karena itu, amat penting bagi seorang dokter mempunyai ketrampilan dan pengetahuan yang baik tentang radiologi dan peralatan penghasil sinar-X. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai tabung penghasil sinar-X, teknik proteksi,dan ragam mesin penghasil sinar-X. 1.2 Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Memenuhi tugas mata kuliah radiologi mengenai peralatan penghasil sinar-X. 2. Membahas dan memberikan pemahaman mengenai peralatan penghasil sinar-X.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Tabung Sinar-X

Tabung sinar-X adalah ruang hampa yang terbuat dari kaca tahan panas yang merupakan tempat sinar-X diproduksi. Syarat-syarat terjadinya sinar-X pada tabung adalah: 1. Sumber elektron 2. Gaya pemercepat electron 3. Ruang yang hampa udara 4. Alat pemusat berkas electron 5. Benda penghenti gerakan electron/target Komponen-komponen utama tabung sinar-X : 1. Katoda/ elektroda negative (sumber electron) Terbuat dari nikel murni di mana celah antara 2 batang katoda disisipi kawat pijar (filament) yang menjadi sumber electron pada

tabung sinar X. Filamen terbuat dari kawat wolfram yang digulung dalam bentuk spiral. Bagian yang mengubah energi kinetik elektron yang berasal dari katoda adalah sekeping logam wolfram yang ditanan pada permukaan anoda. Arus yang diberikan pada tabung sinar-X dalam kisaran miliamper (mA) berfungsi untuk memijarkan filament sehingga terbentuk awan elektron pada filament. Selanjutnya beda potensial dalam kisaran KiloVoltage (KV) berfungsi memberikan energi kinetik pada elektron-elektron tersebut. 2. Anoda/ elektroda positif (acceleration potential) Disebut juga sebagai target, jadi anoda di sini berfungsi sebagai tempat tumbukan elektron. Ada 2 macam anoda, yaitu anoda diam dan anoda putar. Anoda angle adalah sudut pada permukaan bidang target yang dapat dijadikan pusat sumbu sinar yang terbentuk pada bidang atau area terbentuknya sinar-X. Small Anoda Angle sebesar 7-9 derajat digunakan untuk ukuran objek pemeriksaan yang membutuhkan Small FOV image reseptor dan Large Anoda Angle sebesar 12-15 derajat digunakan untuk general radiographic. 3. Focusing Cup Terdapat pada katoda. Berfungsi sebagai alat untuk mengarahkan elektron secara konvergen ke target agar elektron tidak terpancar ke mana mana. 4. Rotor atau Stator (target device)

Terdapat pada anoda (Hanya pada tabung sinar-X yang menggunakan anoda putar).Berfungsi sebagai alat untuk memutar anoda. 5. Glass metal envelope (vacum tube) Sebuah tabung yang berguna untuk membungkus komponenkomponen penghasil sinar-X agar menjadi vacum (hampa udara). 6. Oil Merupakan komponen yang cukup penting. Karena saat elektron-elektron menabrak target pada anoda, energi kinetik elektron yang berubah menjadi sinar-X kurang atau sama dengan 1%, selebihnya berubah menjadi panas mencapai 2000oC, Oil inilah yang berperan sebagai pendingin tabung sinar-X. 7. Window Terdapat di bagian bawah tabung di mana bagian bawah tabung ini lebih tipis dari bagian atas tabung. Berfungsi sebagai tempat keluarnya sinar-X. 2.2 Teknik Proteksi Efek Radiasi: Pada tahun 1950 Komisi Internasional untuk perlindungan terhadap penyinaran menetapkan bahwa pengaruh sinar X adalah berikut: 1. Luka permukaan yang dangkal 2. Kerusakan hemopoetik 3. Induksi Keganasan

4. Berkurangnya kemungkinan hidup 5. Aberasi genetik 6. Efek- efek lainnya

Keselamatan Radiasi 1. Pengertian Keselamatan RadiasiKeselamatan radiasi adalah upaya yang dilakukan untuk menciptakan kondisi yang sedemikian rupa agar efek radiasi pengion terhadap manusia dan lingkungan hidup tidak melampaui nilai batas yang ditentukan. 2. Asas Proteksi Radiasi.

a. Asas Justifikasi ( Justification of Practices) Justifikasi adalah setiap pemanfaatan tenaga nuklir harus berlandaskan azas manfaat dimana resiko yang ditimbulkan oleh pemanfaatan tenaga nuklir harus jauh lebih kecil dibandingkan dengan manfaat yang diterima. b. Asas Limitasi (Dose Limitation) Limitasi adalah pemanfaatan tenaga nuklir harus tidak melebihi nilai batas dosis yang ditetapkan oleh peraturan tidak boleh dilampaui. c. Asas Optimasi ( Optimization of Protection and Safety) Optimasi adalah bahwa dalam pemanfaatan tenaga nuklir penyinaran harus diupayakan serendah mungkin dengan

mempertimbangkan faktor sosial dan ekonomi. Dengan prinsip yang telah disebutkan maka setiap pengusaha instalasi yang merancang, membuat, mengoperasikan dan atau merawat sistem dan komponen sumber radiasi harus mencegah terjadinya penerimaan dosis radiasi berlebih. Proteksi Radiasi Tujuan proteksi adalah: 1. Pada pasien: dosis radiasi diberikan harus sekecil mungkin sesuai keharusan klinis 2. Pada personil: dosis radiasi yang diterima harus ditekan serendah mungkin dan tidak boleh melebihi dosis maksimum yang diperkenankan

3 cara pengendalian tingkatan pemaparan radiasi 1. Jarak: intensitas radiasi dipengaruhi oleh hukum kuadrat terbalik 2. Waktu Pemaparan dapat diatur dengan waktu melalui berbagai jalan yaitu: Membatasi waktu generator dihidupkan Pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu Pembatasan waktu ruang dipakai

3. Perisai Perisai terbuat dari timbal atau beton, terdapat dua macam, yaitu:

1. Perisai primer: memberi proteksi terhadap radiasi primer (berkas sinar guna). Contoh: Tempat tabung sinar X dan kaca timbal pada tabir fluoroskopi. 2. Perisai Sekunder: memberi proteksi terhadap radiasi sekunder (sinar bocor dan hambur). Contoh: tabir serat timbal pada tabir fluoroskopi, pakaian proteksi, kursi fluroskopi, dan perisai yang dapat dipindah- pindahkan.

Proteksi pasien terhadap radiasi: Perlu diperhatikan: 1. Pemeriksaan sinar X hanya atas permintaan dokter 2. Pemakain filtrasi maksimum pada sinar primer 3. Pemakain voltage yang lebih tinggi sehingga daya tembusnya lebih kuat 4. Jarak fokus pasien jangan terlalu pendek, sehubungan dengan ini berlaku hukum kuadrat terbalik, yaitu intensitas sinar x berbanding terbalik dengan jarak pangkat dua. Jarak fokus kulit pada: sinar tembus tidak boleh kurang dari 45 cm radiografi tidak boleh kurang dari 90 cm

5. Daerah yang disinar harus sekecil mungkin, dengan mempergunakan conus atau diafragma 6. Waktu penyinaran sesingkat mungkin

7. Alat- alat kelamin dilindungi sebisanya 8. Pasiem hamil, teruatam trimester pertama, tidak boleh diperiksa radiologik

Proteksi terhadap dokter pemeriksa dan petugas radiologi lainnya terhadap radiasi: 1. hindari penyinaran bagian- bagain tubuh yang tidak terlindung 2. pemakaian sarung tangan, apron, atau gaun pelidnung yang berlapis timbal dengan tebal maksimum 0,5 mm. 3. hindari melakukan sinar tembus, usahakan melakukan radiografi 4. indari pemeriksaan sinar tembus tuang- tulang kepala 5. akomodai mata melakukan pemeriksaan sinar tembus paling sedikit 20 menit 6. gunakan alat- alat pengukur sinar rontgen 7. pemeriksaan alat: -per;indungan terhadap bahaya elektris - kebococran pada tabung alat voltage yang aman dan lamanya 8. pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor/ rusaknya perlengakapn2 berlapis timbal

Alat Ukur Radiasi Dalam penggunaannya alat ukur radiasi dapat dibedakan berdasarkan atas kategori : 1. Monitor Radiasi (Surveymeter) Surveymeter adalah alat ukur radiasi yang dapat menampilkan hasil pengukuran secara langsung pada saat dikenai radiasi. Berfungsi untuk mengukur laju paparan radiasi secara langsung di tempat kerja sehingga pekerja yang mempergunakan alat ini dapat memperkirakan dosis yang akan diterimanya bila bekerja di tempat tersebut dalam waktu tertentu.Sehingga dapat diperkirakan risiko bahaya serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi risiko tersebut. Surveymeter yang membedakan fungsi dalam penggunaannya terletak pada system detektornya. Sedangkan raremeternya(penguat dan penampil) disesuaikan dengan detector dan kebutuhan, apakah akan berupa digital atau analog. 2. Personal MonitorPersonal monitor atau Dosimeter personel Digunakan untuk mngetahui daosis radiasi secara akumulasi sehingga pekerja tersebut dapat membandingkan dengan nilai batas akumulasi dosis yang telah ditentukan untuk pekerja radiasi. Dosimeter perorangan yang saat ini digunakan secara luas untuk pemantauan dosis perorangan pekerja radiasi adala:

a. Film Badge Film badge adalah alat yang berbentuk khusus untuk mengukur radiasi yang sensitive terhadap radiasi sinar x, yang dilengkapi dengan beberapa saringan radiasi (filter).Untuk mengetahui jenis radiasi atau energi radiasi yang mempengaruhi film badge digunakan beberapa filter yang terpasang pada holder (tempat film bafge).Beberapa jenis filter yang digunakan seperti plastik tebal 0,5 mm s/d 3 mm, Al = 0,3 mm, campuran Sn = 0,8 mm dan Pb = 0,4 mm, serta campuran Cd = 0,8 mmm dan Pb = 0,4 mm.(10)

b. Dosimeter saku merupakan detector isian gas yang bekerja pada daerah ionisasi dan menghasilkan tanggap secara langsung. Kontruksi dosimeter saku ini berupa tabung silinder berisi gas, dimana dinding silinder berfungsi sebagai katoda bermutan negative, sedangkan sumbu logam dengan jarum quartz di bagian bawahnya bermuatan positif. Prinsip kerja dari dosimeter saku ini adalah : - berdasar ionisasi dan terjadi pada tabung berisi gas dan berfungsi

sebagai detector - Prinsip elektroskop

- Kemampuan mengukur < 200 mRem - Dibaca awal dan akhir - Bisa dibaca langsung - Tidak biasa dipertanggungjawabkan karena hanya diri sendiri yang melihat c. Termo Luminenscence Dosimetri Detektor yang digunakan adalah Kristal anorganik thermoluminescence, salah satunya adalah bahan LIF. Proses yang terjadi pada bahan ini bila dikenai radiasi mempunyai proses sintilasi.Perbedaannya, percikan cahaya akan dipancarkan setelah bahannya dipanaskan, tiak langsung seprti pada bahan sintilator.Radiasi pengion yang mengenai kristal akan menyebabkan electron-elektron yang tereksitasi tersebut, juga hole-hole, tidak langsung kembali berkombinasi karena terjebak oleh pita energi unsur pendampingnya. Bila kristal tersebut dipanaskan maka elektron-elektron yang terperangkap akan mendapat cukup energi untuk kembali ke pita konduksi dan kemudian berkombinasi kembali ke pita valensi sambil memancarkan cahaya. Jumlah elektron yang tereksitasi dan kemudian terperangkap sebanding dengan dosis radiasi yang mengenai kristal. Percikan cahaya dihasilkan oleh elektron yang terperangkap yang kembali ke keadaan dasarnya sehingga dosis radiasi dapat ditentukan dengan menghitung jumlah percikan cahaya yang dihasilkan.

2.3 Ragam Mesin Penghasil Sinar-X 1. CT Scanner

CT (computed tomography) scanner lazim digunakan dalam bidang kesehatan. CT scan mengambil pemindaian dua dimensi yang kemudian diolah menjadi radiografi digital.

Mesin CT scan menyerupai sebuah kotak besar dengan lubang ditengahnya serta sebuah meja. Saat pemindaian, pasien berbaring di meja dan kemudian bergerak ke dalam lubang untuk dipindai. Hasil pemindaian kemudian diolah komputer untuk menghasilkan radiografi 2D.

2. Mesin Sinar-X Tulang

Mesin sinar-X tulang terdiri dari sebuah tabung sinar-X yang disertai dengan sebuah meja pemeriksaan. Di bawah meja pemeriksaan terdapat film sinar-X dan alat perekam.

Tabung sinar-x melekat pada lengan robot fleksibel yang dapat dipindahkan tergantung pada bagian tubuh yang dipindai.

Tabung kemudian memancarkan foton yang melewati tubuh. Mesin ini memancarkan tingkat rendah radiasi yang tidak berbahaya bagi pasien. Mesin sinar-X tulang juga tersedia dalam versi portabel berukuran kecil.

3. Linear Accelerator

Mesin linier accelerator digunakan untuk radioterapi. Mesin ini memancarkan radiasi untuk membunuh kanker tanpa memengaruhi bagian tubuh lainnya.

Mesin ini memancarkan sinar-X kuat agar mampu membunuh sel kanker. Mesin ini mudah dikalibrasi untuk disesuaikan dengan berbagai kondisi pasien yang berbeda.

4. Backscatter X-ray

Mesin sinar-X backscatter digunakan untuk keamanan bandara dan memeriksa bagasi penumpang. Mesin ini dapat melihat melalui pakaian dan bahan lain sehingga dapat mendeteksi isi bagasi.

Mesin sinar-X backscatter menggunakan teknologi yang berbeda dari mesin sinar-X tradisional. Alih-alih mengukur intensitas foton yang melewati suatu objek, mesin ini mengukur kemampuan benda untuk menyebarkan proton.

Bahan seperti cairan dan logam akan menyerap foton lebih banyak. Komputer akan mengukur tingkat penyebaran yang kemudian menghasilkan gambar.

Mesin sinar-X ini menghasilkan gambar lebih cepat dan mudah serta menyediakan detil yang tajam, jauh lebih baik daripada mesin sinar-X konvensional.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Sinar-X dihasilkan oleh Tabung Sinar-X. 2. Proteksi sangat penting dalam penggunaan radiasi karena dapat mencegah efek-efek yang tidak diinginkan. 3. Ada berbagai macam alat yang digunakan sebagai penghasil sinar-X seperti CT scanner dan Linear Accelerator.

Anda mungkin juga menyukai