Anda di halaman 1dari 4

BAHAN KULIAH PENDIDIKAN AGAMA (USD) AGAMA HINDU

I. Sekilas tentang sejarah agama Hindu

Hindu adalah agama tertua di dunia, beberapa ahli sejarah berpendapat bahwa Hindu sudah ada sejak 6000 tahun silam, mucul di lembah sungai Sindu di daerah Punjab, daratan India bagian barat. Dari lembah sungai Sindu itu mulai berkembang ke seluruh India bahkan menyebar ke pelosok dunia. Kata Hindu berasal dari sebutan orang Persia terhadap para penghayat Weda di seberang sungai Indus atau Sindu. Sebutan bagi para penghayat Weda aslinya adalah SANATANA DHARMA, yang menjadi nama Perguruan Tinggi kita ini Sanata Darma, Sanatana artinya kekal dan dharma artinya adalah kewajiban, jadi arti lengkapnya adalah kewajiban yang kekal atau kebenaran yang abadi. 1. Rsi penerima wahyu Para Rsi penerima wahyu ada tujuh yang disebut Spta Rsi juga berawal dari daerah ini, mereka adalah : 1) Maharsi Grtsamada, 2) Maharsi Wiswamitra, 3) Maharsi Wamadewa, 4) Maharsi Atri, 5) Maharsi Bharadwaja, 6) Maharsi Wasista, dan 7) Maharsi Kanwa. Pada zaman itu kemampunan mengingat masih tajam sehingga wahyu tersebut hanya cukup diingat saja. Kitab Suci Weda Kata Weda berasal dari urat kata wid artinya mengetahui, jadi Weda adalah pengetahuan. Pengetahuan dibagi menjadi dua, yang pertama adalah apara vidya yaitu pengetahuan untuk hidup sejahtera di dunia ini. Sedangkan yang ke dua disebut para widya yaitu ilmu pengetahuan untuk kembali ke alam rohani, alam kita yang sejati. Ke tujuh Rsi di atas adalah penerima wahyu (pengetahuan) melalui dewa Brahma. Setelah puluhan bahkan ratusan tahun, akhirnya dibukukan oleh Rsi Abiayasa dibantu oleh empat muridnya yang terkenal yaitu : 1) Rsi Pulaha menyusun Rg Weda terdiri dari 10.552 mantra 2) Rsi Jaimini menyusun Sama Weda terdiri dari 1.875 mantra 3) RSi Waisampayana menyusun Yajur Weda terdiri dari 1.975 mantra 4) Rsi Sumantu menyusun Atharwa Weda terdiri dari 5.987 mantra

2.

II. Perkembangan agama Hindu di India Perkembangan agama Hindu di India mengalami tiga peristiwa penting yaitu: zaman Weda, zaman Brahmana, dan zaman Upanisad. 1. Zaman Weda. Pada zaman ini sudah dimulai penulisan kitab suci Rg Weda yang berisi mengenai kebenaran mutlak Yang Maha Kuasa. Kemudian Sama Weda berisi lagu-lagu rohani, Yajur Weda berisi upacara atau ritual keagamaan, dan Atharwa Weda berisi hal-hal yang berkaitan dengan dunia. 2. Zaman Brahmana. Pada zaman ini muncul kitab Brahmana yang mengatur pelaksanaan kurban suci. Selain itu ada tahapan dalam menuju kehidupan spiritual yaitu dari brahmacari (masa menuntut ilmu), grhasta (masa berumah tangga), wana prastha (masa memperdalam ilmu), sanyasa (masa mengundurkan diri dari hal-hal duniawi). 3. Zaman Upanisad. Pada zaman ini dimulai pembelajaran secara intensif. Kata Upanisad mengandung maksud duduk dekat di bawah artinya para sisya (siswa) belajar

dari guru kerohanian menerima pelajaran apara widya dan para widya duduk di bawah pohon. Guru duduk di batu yang agak lebih tinggi dan murid duduk di bawah. Biasanya pakai alas rumput kusa. (sejenis ilalang) III. Masuknya agama Hindu ke Indonesia Masuknya agama Hindu ke Indonesia ada yang berpendapat melalui para waisya (pedagang), dan ksatria (militer / administrator negara), tetapi keduanya kurang tepat dan belum ada bukti sejarah yang mendukung terori ksatria. Jadi yang paling tepat adalah melalui para brahmana (cendikiawan) yang sengaja hadir untuk mengembangkan misi suci nya. Sebagai contoh: 1. Aji Saka berasal dari India, beliau lah yang pertama kali membawa agama Hindu masuk ke Indonesia. Umat Hindu sampai saat ini selalu memperingati kehadiran Beliau sebagai tahun baru, dan disambut dengan puasa atau empat brata (Nyepi). Empat brata tersebut adalah: 1). Mati geni tidak menyalakan api, 2). Mati karya tidak bekerja, 3). Mati lelanguan tidak berfoya-foya, 4). Mati lelungan tidak bepergian. 2. Rsi Agastya berasal dari India, yang ada pada Relief candi-candi peninggalan leluhur kita. Relief itu menggambarkan Beliau sedang mengajarkan pada para sisya. Relief inilah menjadi bukti bahwa teori brahmana paling tepat.masuknya agama Hindu di Indonesia. Beliau mengajarkan tentang: A. Tri kerangka agama Hindu Tri kerangka agama Hindu adalah tiga pilar yang menjadi kekuatan umat HIndu yaitu: 1) Tattwa / filsafat 2) Susila /etika dan 3) Upacara / ritual. Ketiganya ini saling terkait tidak bisa dipisahkan. Jika diandaikan sebagai telur maka tattwa adalah kuning telur, susila adalah putih telur dan upacara adalah cangkang telurnya. 1) Tattwa (Filsafat) adalah inti dari keseluruhan ke tiganya, maka di sini berbicara tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. a. Dengan analogi matahari yang hanya satu tetapi disebut dengan berbagai macam bahasa misalnya: surya, baskara, mentari, srengenge, luwuk, matawari, mataeo, sun dsb. Begitulah Yang Maha Kuasa hanya satu tetapi disebut dengan berbagai sebutan misalnya: Allah, Jehuah, Yahwe, Alloh SWT, Tuhan, God dsb. b. Ekam sad wipra bahuda wadanti artinya bahwa orang-orang suci menyebut Tuhan Yang Maha Kuasa dengan berbeda-beda nama. c. Ekam ewam adwitayam brahman artinya bahwa Brahman (Tuhan) itu hanya eka (satu) tiada duanya. d. Eka narayana na dwityo asti kascit artinya Narayana (Tuhan) itu hanya satu dan tida duanya e. Sarvasyacaham hrdi sanivistho artinya Aku bersemayam di dalam hati setiap insan, ituah sebabnya Beliau Maha Tahu (Bhagavad-gita 15.15) f. Matah parataram nanyad artinya tidak ada kebenaran yang lebih tinggi dari padaKu (Bhagavad-gita 7.7) 2) Susila (Etika). Susila yaitu suatu pola yang dijadikan standar dan pedoman perilaku bagi umat Hindu antara lain adalah: a) Tattwamasi. Tattwamasi (tepo seliro bhs Jawa) adalah rasa toleransi, murah hati, saling mengasihi dengan sesama makhluk hidup sebagai ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa b) Tri kayaparisudha Tri kayaparisudha adalah tiga pola penerapan dalam kehidupan seharihari yang sesuai dengan norma-norma kerohanian atau keagamaan yaitu: 1) mana cika berpikir yang baik dan benar , 2) wacika berbicara

yang baik dan benar, dan 3) kayika berbuat yang baik dan benar sesuai norma-norma keagamaan.

c) Tri hita karana Tri hita karana adalah tiga hubungan yang harmonis yaitu 1) pawongan. Pawongan berasal dari bahasa Jawa Uwong sama dengan orang atau manusaia, artinya menjalin hubungan yang harmonis sesama umat manusia, apa pun sukunya, agamanya, warna kulit, dan kebangsaannya. 2) palemahan (berasal dari bahasa .Jawa lemah sama dengan tanah, artinya menjalin hubungan yang harmonis dengan alam lingkungan. dan 3) Parahyangan. Parahyangan adalah menghubungkan diri lebih dekat dengan Hyang Widhi artinya Tuhan Yang Mahatahu. Dengan dekat kepada Tuhan harapannya adalah hidup merasa aman tentram, tenang dan damai. Damai di hati, damai di bumi dan damai selamanya. d) Catur Guru Catur Guru adalah ajaran agama Hindu untuk patuh kepada empat guru yaitu: 1) Guru rupaka. Kita harus tunduk hati, menaruh hormat, patuh dan taat kepada Guru rupaka sebab mereka adalah orang tua kandung yang membuat rupa (mewujudkan) kita atau yang merawat dan membesarkan kita. 2) Guru pengajian. Kita harus melaksanakan ajaran dan petunjuk Guru pengajian yang telah memberi ilmu kepada kita untuk menjadi orang yang pintar dan cerdas, sehingga berguna bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. 3) Guru Wisesa. Guru Wisesa adalah pemerintah, jadi kita juga harus mengikuti aturan dan peraturan pemerintah negara kita, misalnya tertib di rumah, di jalan raya dan di sekolah (kampus). Tidak terlibat narkoba dsb. 4) Guru Swadhyaya. Guru Swadhyaya adalah Tuhan Yang Maha Esa yang bersemayam di dalam hati setiap insan dan senantiasa menyaksikan apa yang kita perbuat, oleh karena itu kita perlu mendekatkan diri kepada Beliau. 3) Upacara (Ritual) Ritual adalah kegiatan yang menyangkut pengurbanan, ada lima kurban suci yang disebut Panca yajna yaitu: a. Widhi yajna artinya kurban suci yang ditujuakan kepada Tuhan Yang Maha ESa (patram pushpam, phalam toyam, Bg 9.26) b. Pitri yajna yaitu kurban suci yang ditujukan kepada para leluhur yang telah berjasa terhadap kita. Misalnya salah satu dengan cara mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gurur dalam medan pertempuran untuk kemerdekaan negara kita c. Rsi yajna yaitu kurban suci kepada para Rsi yang telah menuntun dan memberikan tuntunan, suri tauladan serta pelajaran sehingga kita mengerti jalan kerohanian. d. Manusia yajna adalah kurban suci dengan sesama manusia dengan cinta kasih. e. Bhuta yajna adalah kurban suci kepada para makhluk hidup lain. B. Panca sradha Panca sradha adalah lima prinsip yang menjadi keyakinan umat Hindu yaitu: 1) percaya adanya Paramatma (Tuhan YME), 2) percaya adanya atma (roh) yang merupakan bagian percikan dari Tuhan dan ada di dalam setiap makhluk, 3 percaya adanya hukum karma (hukum sebab akibat), 4 percaya adanya reinkarnasi (kelahiran kembali) bagi roh yang belum sempurna dan kembali ke alam rohani, 5 percaya adanya moksha (alam rohani - pembebasan abadi). Di

dalam moksha penuh kekekalan, penuh pengetahuan, dan penuh kebahagiaan . di sana tidak ada matahari, bulan, api maupun listrik (Bg 15.6) C. Awatara Tuhan Arti kata Awatara adalah Tuhan yang menurun. Tuhan yang penuh kasih turun ke dunia untuk memberi informasi bahwa kita sekarang ini tidak di tempat asli karena semuanya bersifat sementara, tempat yang asli adalah alam rohani yang kekal, penuh pengetahuan, dan penuh kebahagiaan. Tuhan juga hadir memberi jalan untuk kembali ke alam rohani. Beliau menjelma dengan berbagai bentuk, menyesuaikan dengan kondisi yang dibutuhkan untuk menyelamatkan bagi mereka yang berminat diselamatkan. Jumlah Awatara tidak terhingga, namun oleh karena keterbatasan kemampuan nalar kita maka tidak mengerti sepenuhnya. Ada banyak hal-hal yang memang kita tidak mengetahui sepenuhnya tentang Tuhan. D. Dewa bukan Tuhan Dewa berasal dari kata div artinya cahaya, atas kuasa Tuhan cahaya itu berkepribadian, dan mereka menjadi utusan Tuhan atau para adminisatrator untuk mengelola alam semesta ini supaya harmonis. Dalam pemerintahan ada presiden dan ada mentri-mentrinya. Begitu juga ada pemerintahan kolosal dimana para mentrinya adalah para dewa, misalnya yang mengurus matahari adalah dewa Surya, urusan bulan oleh Chandra, urusan bintang oleh Krtika, urusan angin oleh dewa Bayu, urusan bumi oleh dewi Pertiwi, urusan hujan oleh dewa Indra, urusan air laut oleh Baruna, urusan keuangan oleh dewi Laksmi, urusan hukum oleh dewa Yama (Dharma), urusan pendidikan adalah dewi Saraswati dsb. E. KESIMPULAN dan HARAPAN Dengan mengetahui ajaran di atas, diharapkan dapat menambah wawasan dan saling menghargai satu sama lain dalam pergaulan sehari-hari. Kita perlu mengembangkan cinta kasih kepada sesama. Dengan menghayati tattvamasi, tri kayaparisudha, tri hita karana, catur guru dll maka kita akan memiliki tepo seliro rasa toleransi, saling menghormati 1). cara-cara sembahyang yang dilakukan orang lain, 2). bahasa yang dipakai berdoa orang lain kepada Tuhan, 3). sebutan Tuhan yang berbeda-beda bagi orang lain, dan kita harus menghormati 4). tempat sembahyang orang lain. Harapan ini bukan hanya selama kita mempelajari ilmu ini saja, melainkan dapat menghayati dan menerapkan di kelak kemudian hari setelah menjadi sarjana. Semoga bisa menjadi pemimpin baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

Anda mungkin juga menyukai