Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu industri yang pertumbuhannya cukup pesat di Indonesia adalah industri pupuk

kimia, yaitu sebuah industri yang mengolah sejumlah bahan kimia untuk dimanfaatkan sebagai sebuah produk yang membantu proses pertumbuhan sektor pertanian di Indonesia. Proses yang dilakukan tidaklah sederhana karena melibatkan berbagai macam rekayasa teknologi untuk menghasilkan senyawa kimia yang ampuh namun cukup aman untuk diaplikasikan. Namun, seperti halnya industri berbahan kimia pada umumnya, teknologi produksi industri pupuk kimia pastilah menghasilkan bahan sampingan dari setiap proses produksinya yang dapat dikategorikan sebagai limbah. Keberadaan limbah yang bersumber dari industri pupuk kimia cukup mengkhawatirkan. Bahan beracun dan berbahaya banyak digunakan sebagai bahan baku industri pupuk kimia maupun sebagai penolong sehingga limbah cair yang dihasilkan oleh proses produksinya turut memiliki sifat yang sama. Beberapa kriteria limbah cair yang mengandung bahan berbahaya dan beracun telah ditetapkan di Indonesia, antara lain mudah terbakar, mudah meledak, korosif, oksidator, dan reduktor, iritasi bukan radioaktif, mutagenik, patogenik, mudah membusuk dan lain-lain. Dalam jumlah tertentu dengan kadar tertentu, kehadiran limbah cair di alam dapat merusak lingkungan dan juga kesehatan manusia atau kehidupan lainnya. Pada umumnya limbah cair industri pupuk kimia mengandung bahan berbahaya dan beracun. Menurut PP 18/99 pasal 1, limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun yang dapat mencemarkan atau merusak lingkungan hidup sehingga membahayakan kesehatan serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk lainnya. Pelaku industri harus

melakukan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungan dengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harus melakukan pengolahan limbah industri guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan pencemar hingga batas yang diperbolehkan. Di samping itu perlu dilakukan penelitian mengenai dampak limbah industri yang spesifik (sesuai jenis industrinya) terhadap lingkungan serta mencari teknologi yang tepat untuk pencegahan serta pengolahannya. PT Petrokimia Gresik, sebagai perusahaan milik negara dan produsen pupuk terlengkap di Indonesia, telah memproduksi berbagai macam pupuk, seperti : Urea, ZA, SP-36, NPK Phonska, NPK Kebomas, DAP, ZK, dan pupuk organik, Petroganik. Produk non pupuk yang juga diproduksi PT Petrokimia Gresik di antaranya yaitu asam sulfat, asam fosfat, amoniak, dry ice, cement retarder, dan asam fluoride. Keberadaan PT Petrokimia Gresik bertujuan mendukung program Pemerintah yaitu meningkatkan produksi pertanian Nasional. PT Petrokimia Gresik telah memiliki pola pengelolaan lingkungan yang terpadu. Pola pendekatan teknologi, sosial-ekonomi, dan institusional digunakan untuk bersahabat dengan lingkungan sekitar perusahaan. Strategi yang diterapkan di antaranya yaitu pemilihan teknologi ramah lingkungan dengan efisiensi tinggi, minimalisasi limbah yang dihasilkan, pengoperasian unit pengolahan limbah, dan penerapan Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. PT Petrokimia Gresik melakukan pengelolaan limbah dengan menggunakan system reuse, recycle, dan recovery. Selain menghasilkan produk utama yang siap dipasarkan, PT Petrokimia Gresik pun menghasilkan limbah cair yang telah dikelola secara tepat. PT Petrokimia Gresik telah memiliki IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang sesuai dengan karakter limbah yang dihasilkan. Limbah berupa gas pun telah melalui sistem pengendali emisi gas di setiap unit produksi.

Sebagai salah satu industri pupuk kimia terbesar di Indonesia, tentunya PT. Petrokimia Gresik, Indonesia menghasilkan salah satu produk pupuk yang berkualitas tinggi di Indonesia walaupun dalam setiap proses produksinya pasti dihasilkan limbah cair yang berpotensi untuk mencemari alam sehingga memerlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dilakukan pembuangan ke badan air. Oleh karena itu dalam kesempatan ini, teknologi pengelolaan limbah cair dari PT. Petrokimia Gresik, Indonesia akan sangat menarik untuk dipelajari bagi setiap individu yang masih dalam tahap pengembangan danpembelajaran. Pengelolaan Limbah Industri, Pengolahan Lumpur, serta Pengelolaan B3 merupakan salah satu dari banyak hal mengenai lingkungan yang dipelajari di Program Studi Teknik Lingkungan. Karena itulah, pihak program studi mewajibkan mahasiswa untuk mengambil mata kuliah TL 4098 Kerja Praktik untuk memberi kesempatan pada mahasiswa mengecap dunia kerja dan melihat aplikasi langsung dari apa yang dipelajari di bangku perkuliahan. Mata kuliah kerja praktik juga merupakan mata kuliah wajib dan salahsatu rangkaian tugas akhir untuk memenuhi syarat kelulusan sebagai sarjana Teknik Lingkungan. Selain itu, dengan melaksanakan kerja praktik, mahasiswa bisa mengembangkan pengetahuan dan skills (hard maupun soft skills). Tujuan Adapun tujuan dari pelaksanaan kerja praktik itu bagi mahasiswa adalah:
1. Memenuhi salah satu mata kuliah wajib bagi mahasiswa Program Studi Teknik

Lingkungan Institut Teknologi Bandung untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S1).
2. Mengetahui dan memperdalam wawasan di bidang Teknologi Pengelolaan Limbah

Cair Industri khususnya Industri Pupuk, PT. Petrokimia Gresik, Indonesia.


3. Mengenal dan memperluas pengetahuan tentang proses produksi pupuk kimia

khususnya di PT. Petrokimia Gresik, Indonesia.

4. Mengetahui metode sistem-sistem utilitas serta sistem-sistem lain, terutama sistem

pengolahan limbah yang berkaitan dengan proses tersebut.


5. Mendapatkan kesempatan untuk menganalisa proses yang menghasilkan limbah

industri tersebut serta teknologi pengolahan dan pemanfaatannya.


6. Menciptakan kerja sama yang baik dan saling berkontribusi positif antara pihak

universitas dengan pihak industri untuk meningkatkan kualitas mahasiswa sebagai tuntutan era globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai