Anda di halaman 1dari 17

Tugas 2 Ilmu Sosial Dasar

Nama : Fani Tamala Kelas : 4KA36 NPM : 1a113136

Definisi negara
Definisi Negara - Negara adalah suatu badan atau organisasi tertinggi yang mempunyai wewenang untuk mengatur hal-hal yang berkaitan untuk kepentingan orang banyak serta mempunyai kewajiban-kewajiban untuk melindungi, mensejahterakan masyarakatnya dan sebagainya. Dapat dikatakan menjadi suatu negara bila terdapat wilayah, rakyat dan pemerintahan. Unsur pelengkap suatu negara ialah diakui kedaulatannya oleh negara lain. definisi lain dari negara yaitu dari KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yang menyatakan bahwa negara adalah organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah, dan di taati oleh rakyat, definisi negaralainnya yang di definisikan oleh KBBI negara adalah kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang di organisasi dibawah lembaga politik dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya. http://definisimu.blogspot.com/2012/09/definisi-negara.html

Definisi warganegara
Warga negara diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya sebagaiorang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu negara, yakni peserta darisuatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung jawab. Beberapa pengertian warga negara : Warga Negara adalah orang yang terkait dengan sistem hukum Negara dan mendapat perlindungan Negara. Warga Negara secara umum ada Anggota suatu negara yang mempunyai keterikatan timbal balik dengan negaranya.

Warga negara adalah orang yg tinggal di dalam sebuah negara dan mengakui semua peraturan yg terkandung di dalam negara tersebut. Warga Negara Indonesia menurut Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-orang bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-undang sebagai warga Negara. Kriteria Warga Negara sebagai berikut : Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah 1.setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI. 2.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI. 3.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu warga negara asing (WNA), atau sebaliknya. 4.anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut. 5.anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI. 6.anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI. 7.anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin. 8.anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya. 9.anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik Indonesia selama ayah dan ibunya tidak diketahui. 10.anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui keberadaannya. 11.anak yang dilahirkan di luar wilayah Republik Indonesia dari ayah dan ibu WNI, yang karena ketentuan dari negara tempat anak tersebut dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada anak yang bersangkutan. 12.anak dari seorang ayah atau ibu yang telah dikabulkan permohonan

kewarganegaraannya, kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia. Selain itu, diakui pula sebagai WNI bagi: 1.anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun dan belum kawin, diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing. 2.anak WNI yang belum berusia lima tahun, yang diangkat secara sah sebagai anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan. 3.anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah RI, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia. 4.anak WNA yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh WNI. Kewarganegaraan Indonesia juga diperoleh bagi seseorang yang termasuk dalam situasi sebagai berikut: 1.Anak yang belum berusia 18 tahun atau belum kawin, berada dan bertempat tinggal di wilayah Republik Indonesia, yang ayah atau ibunya memperoleh kewarganegaraan Indonesia 2.Anak warga negara asing yang belum berusia lima tahun yang diangkat anak secara sah menurut penetapan pengadilan sebagai anak oleh warga negara Indonesia. Jadi, warga negara adalah orang yang tinggal di suatu negara dengan keterkaitan hukum dan peraturan yang ada dalam negara tersebut serta diakui oleh negara, baik warga asli negara tersebut atau pun warga asing dan negara tersebut memiliki ketentuan kepada siapa yang akan menjadi warga negaranya. http://bozzkaf.blogspot.com/2013/04/pengertian-warga-negara.html#ixzz2jG96e7IF

Tugas Negara
Secara umum tugas negara meliputi : 1. Tugas Essensial adalah mempertahankan negara sebagai organisasi politikyang berdaulat, meliputi :(a).Tugas internal negara yaitu memelihara ketertiban, ketentraman,keamanan, perdamaian dalam negara serta melindungi hak setiap orang;dan(b). Tugas eksternal yaitu mempertahankan kemerdekaan/kedaulatan negara. 2. Tugas Fakultatif adalah menyelenggarakan dan memperbesar kesejah teraan umum

Sifat-sifat Negara
1. Sifat memaksa Tiap-tiap negara dapat memaksakan kehendaknya, baik melalui jalur hukum maupun melalui jalur kekuasaan. 2. Sifat monopoli Setiap negara menguasai hal-hal tertentu demi tujuan negara tersebut tanpa ada saingan. 3. Sifat totalitas Segala hal tanpa terkecuali menjadi kewenangan negara. Contoh : semua orang harus membayar pajak, semua orang sama di hadapan hukum dan lainnya.

Bentuk negara
Bentuk negara ada dua macam yaitu negara kesatuan dan negara serikat. Bentuk negara kesatuan memiliki ciri - ciri sebagai berikut : Terdapat pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan baik ke dalam maupun ke luar. Terdapat satu UUD yang berlaku untuk seluruh wilayah negara. Terdapat satu kepala negara atau pemerintahan. Terdapat satu badan perwakilan rakyat.

Sedangkan bentuk negara serikat merupakan negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan satu pemerintah pusat yang memiliki kedaulatan. Namun tiap negara bagian punya kedaulatan ke dalam untuk mengatur wilayahnya masing - masing. Tiap negara bagian punya UUD sendiri, kepala negara, dan badan perwakilan. Kekuasaan pemerintah pusat menyangkut urusan luar negeri, pertahanan dan keamanan, keuangan, dan peradilan. 1. Kesatuan Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar. Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi, satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen. Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-badan lain yang berdaulat. Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:

Sentralisasi, dan Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri. Keuntungan sistem sentralisasi: adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara; adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang membuatnya; penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi: o bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan; o peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan daerah; o daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari rakyat; o rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya; o keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat. Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi. Keuntungan sistem desentralisasi: pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri; peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri; tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat berjalan lancar; partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;

penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan. 2. Serikat Suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian yang tidak berdaulat sedang yang berdaulat adalah gabungan dari negara - negara bagian itu. Negara bagian diberi kekuasaan untuk membuat undang - undang sendiri yang tidak boleh bertentangan dengan UUD negara serikat tersebut. Negara Serikat adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal. Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal. Ciri-ciri negara serikat/ federal: tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet) demi kepentingan negara bagian; tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh bertentangan dengan konstitusi negara serikat; hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal. Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power). Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada pemerintah federal meliputi: hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan diplomatik; hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan nasional, perang dan damai;

hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara bagian; hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter); hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah pos, telekomunikasi, statistik. Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain adalah: cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian; badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain: negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949); negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada dan India; negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia; negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss. Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi). Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat. http://abduntoamay.blogspot.com/2012/03/bentuk-negara_19.html

Hak dan kewajiban negara


Hak dan kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya merupakan kewajiban dan hak warga terhadap negara. Beberapa contoh kewajiban negara adalah kewajiban negara untuk menjamin sistem hukum yang adil, kewajiban negara untuk menjamin hak asasi warga negara , kewajiban negara untuk mengembangkan sistem pendidikan nasional untuk rakyat, kewajiban negara memberi jaminan sosial, kewajiban negara memberi kebebasan beribadah. Beberapa contoh hak negara adalah hak negara untuk ditaati hukum dan pemerintahan , hak negara untuk dibela, hak negara untuk menguasai bumi air dan kekeyaan untuk kepentingan rakyat. Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya UUD 1945 secara jelas mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas juga harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu. Melalui tangan Legeslatif suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif kewajiban negara, hak rakyat, dipenuhi, dan di tangan yudikatif aturan-aturan pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan sedah berapa jauh negara menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara menuntut haknya. Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang selama ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan menjaga serta menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian memberikan sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari setiap mara bahaya. serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kerja serta hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umu seperti kesehatan, rumah,dan tentunya hak untuk mendapatkan pendidikan. Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negara, karena itulah tanggung jawab negara., kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak bisa disebut sebuah negara. Dalam UU No 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air misalnya, di bagian menimbang sudah di jelaskan atas nama demokrasi, desentralisasi dan keterbukaan maka pengolahan sumber daya air, masyarkat dapat berperan penuh. Artinya secara tidak langsung sekelompok masyarakat atau satu orang, bisa kemudian memiliki sumber daya air dan menggunakannya untuk kepentingannya sendiri. Padahal di pasal 33 UUD 1945 disebutkan bahwa segala macam sumber daya yang menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak (air, udara, maupu sumber udara alam lainnya) dikuasai oleh negara dan digunakan untuk kepentingan umum. Dapat dibayangkan jika nanti kita akan membeli air yang mengalir di sampin rumah kita, atau bahkan tidak boleh menampung

air hujan karena itu adalah hasil penguapan sebuah danau yang telah dimiliki sekelompok atau satu orang saja. Adapun dalam hal kebutuhan pokok kolektif (pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan), semua itu menjadi tanggung jawab negara, bukan tanggung jawab setiap individu rakyat. Karena itu, tidak selayaknya Pemerintah membebankan pemenuhan kebutuhan pokok terhadap pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan kepada rakyat; baik pengusaha maupun buruh. Pengusaha tidak selayaknya dibebani dengan kewajiban untuk menyediakan jaminan pelayanan kesehatan, pendidikan, dan keamanan-meskipun ia boleh melakukannya jika mau, apalagi jika itu telah menjadi bagian dari akadnya dengan buruh. Yang terjadi saat ini, pengusaha justru sering dibebani oleh beban-beban seperti di atas yang seharusnya menjadi tanggung jawab Pemerintah. http://indrahalim.blogspot.com/2011/04/tugas-pkn-hak-dan-kewajiban-negara.html

Hak dan kewajiban warganegara


Hak warga negara Hak adalah sesuatu yang mutlak menjadi milik kita dan penggunaannya tergantung kepada kita sendiri. Setiap warga negara memiliki hak yang sama satu sama lain tanpa terkecuali Berikut ini adalah contoh Hak sebagai warga negara: 1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hukum. Maksudnya adalah Setiap warga negara derajatnya sama di mata hukum, sekalipun fakir miskin dan anak terlantar juga dilindungi oleh negara 2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak 3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam pemerintahan. 4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipercayai. 5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran. 6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau nkri dari serangan musuh

7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku. Kewajiban warga negara Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan atau keharusan melaksanakannya.Kita sebagai masyarakat yang tinggal disuatu negara mempunyai kewajiban sebagai warga negara. Berikut ini adalah kewajiban sebagai warga negara: 1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh. 2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda). 3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya. 4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang berlaku di wilayah negara indonesia. 5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

Definisi Hukum
Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan. Dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih. Administratif hukum digunakan untuk meninjau kembali keputusan dari pemerintah, sementara hukum internasional mengatur persoalan antara berdaulat negara dalam kegiatan mulai dari perdagangan lingkungan peraturan atau tindakan militer. filsuf Aristotle menyatakan bahwa "Sebuah supremasi hukum akan jauh lebih baik dari pada dibandingkan dengan peraturan tirani yang merajalela.

Sifat-sifat Hukum
Hukum mempunyain sifat menggatur dan memaksa. Hukum itu mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat. Hukum itu juga dapat memaksa tiap-tiap orang untuk mematuhi tata tertib atau peraturan dalam kemasyarakatan. Sehingga bila terdapat orang yang melanggarnya dapat dikenakan sanksi yang tegas terhadap siapapun yang tidak menaatinya.tapi mungkin banyak orang yang bertanya-tanya, mengapa masih

banyak orang yang melanggar hukum tetapi tidak dikenakan sanksi. penjelasannya karana hukum diindonesia ini terbentuk atau ada dengan mengadopsi hukum belanda. Huukum belanda sendiri mengadopsi dari hukum di negara prancis. Hukum prancis menjiplak hukum yang berlaku di zaman romawi. Hal ini terjadi karna faktor penjajahan oleh negara lain, yankni berlakunya azas konkordasi. Azas Komkordasi adalah azas yang menyatakan bahwa ketentuan perundang-undangan negara penjajah berlaku pula dinegara yang dijajah.

ciri-ciri Hukum
Dari ciri-ciri hukum disebutkan bahwa sanksi terhadap pelanggaran hukum adalah tegas, maka dari itu setiap orang wajib mentaati hukum, agar senantiasa tercipta kehidupan yang aman dan damai.Ciri-ciri hukum, diantaranya adalah 1. Adanya perintah dan/ atau larangan. Bahwa hukum itu merupakan aturan yang berisi perintah atau larangan yang ditujukan kepada objek hukum. 2. Perintah dan/ atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang. Bahwa hukum itu harus dipatuhi setiap orang, karena telah menjadi kesepakatan bersama di dalam kontrak social. Dan bagi objek hukum yang melanggarnya akan mendapat sanksi berdasarkan hukum yang berlaku. Setiap orang wajib bertindak sedemikian rupa dalam masyarakat, sehingga tata tertib dalam masyarkat itu tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya. Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan segi formal.: a. Sumber hukum dalam arti formal

Mengkaji kepada prosedur atau tata cara pembentukan suatu hukum atau melihat kepada bentuk lahiriah dari hukum yang bersangkutan, yang dapat dibedakan secara tertullis dan tidak tertulis. Sumber-sumber hukum material, dapat ditinjau dari barbagai sudut misalnya dari sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dsb. Contohnya: 1. Hukum perundang-undangan 2. Hukum yurisprudensi 3. Hukum traktat/perjanjian 4. Hukum doktrin

Sumber Hukum
Sumber hukum dalam arti formal yang tidak tertulis contohnya adalah hukum kebiasaan.

2.Sumber-sumber hukum formal, antara lain adalah : Undang-undang (statute). Adalah suatu peraturan negara yang mempunyai kekuatan hukum mengikat, diadakan dan dipelihara oleh negara. Kebiasaan (costum). Adalah perbuatan manusia yang dilakukan berulang-ulang. Keputusan-keputusan hakim (Jurisprudentie). Adalah keputusan hakim terdahulu yang sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh hakim kemudian mengenai masalah yang sama. Traktat (treaty). Adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua negara atau lebih yang juga mengikat warga negara-warga negara dari negara-negara yang bersangkutan. Pendapat sarjana hukum (doktrin). Adalah pendapat para sarjana hukun ternama yang juga mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh hakim. Yaitu faktor-faktor/kenyataan-kenyataan yang turut menentukan isi dari hukum. Isi hukum ditentukan oleh dua faktor, yaitu Faktor idiel yaitu faktor yang berdasarkan kepada cita-cita masyarakat akan keadilan 2. Faktor sosial masyarakat, antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. Stuktur ekonomi Kebiasaan-kebiasaan Tata hukum negara lain Agama dan kesusilaan Kesadaran hukum

Perbedaan WargaNegara dalam Hukum


Contoh masalah yang akan saya bahas adalah kasus kecelakaan yang melibatkan Rasyid Amrullah,putra bungsu Perekonomian Hatta Rajasa. Kecelakaan yang melibatkan Rasyid sebenarnya perkara pidana biasa. Aada perangkat hukum untuk menyelsaikannya aparat polisi sudah menyelidiki dan menyidik dugaan tindak pidana termaksud menetapkan tersangka dan saksi. Rasyid yang secara sosiologisbukan orang sembarangan, sejatinya tak memiliki perbedaan apapun dari si badu, si polan atau siapapunwarga negara biasa manakala berhadapan dengan hukum. Secara normatiif baik Rasyid, si badu dan si polan maupun warga negara yang lain harus dan akan diperlakukan sama di depan hukum. Karenanya, proses hukum dari penyelidikan hingga pemeriksaan dalam pengadilan yanng cukup memakan waktu dan tak mengenakkan harus dijalani. Sesuai dengan KUHAP, penyidik sebenarnya dapat menahan setelah seseorang status tersangja walau KHUP menjamin haktersangka/terdakwa mendapat kunjungan dokter demi kepentingan kesehatan.

Permasalahannya, publik mengetahui semua ketentuan hukum, yang memiliki landasan moral perllindungan HAM, bisa dinikmati oleh tiap orang yang terjerat hukum sebagaimana juga Rasyid. Dalam kasus kecelakaan yang melibatkan orang biasa, publik dapat ,elihat ketentuan hukum yang represif dan keras akan begitu tegak, secepat-cepatnya. orang biasa itu akan segera menyandang status tahanan, dan sel menantinya walau kondii tersangka stres dan syok berat, sebagaimana dialami Afiyani dalam kasus kecelakaan maut di tugu tani jakarta pada awal 2012. Perlakuan sama dalam kasus Rasyid publik melihat betapa hukum tak bersegera menetapkan status tahanan terhadap putra besan Presiden SBY itu. Bahkan ada kesan kuat aparat hukum malu-malu, termaksud ketika media meminta kejelasan atas kasus ini. Dibandingkan peristiwa serupa yang menimpawarga negara biasa, ada kesan perbedaan perlakua, ada diskriminasi penerapan hukum. Tanggapan saya : masyarakat di indonesia kurang berani mengomentari perbuatan salah atasan mereka karna mereka masih merasa takut oleh atasannya. Dalam kasus ini pihak polisi masih sedikit takut untuk menegur anak dari perekonomian hatta rajasa, karna posisi dari si orang tua yang memiliki jabatan cukup penting.kita sebagai manusia apabila melihat sesorang melakukan tindakan yang selah seharusnya langsung didiberitahu bahwa tindakannya salah tanpa membeda-bedakan orang biasa atau yang tidak biasa.

Pelanggaran Hukum di Indonesia


Pelanggaran hukum berbeda dengan kejahatan namun bisa juga dikenai sanksi seharusnya. Saya akan mengambil kasus pelanggaran hukum yang masih sering terjadi yaitu: 1. Pelanggaran lalu lintas Tingginya kecelakaan lalu lintas yang terjadi kebanyakan penyebabnya dari para pelanggar lalu lintas. Mereka-mereka yang tidak mentaati rambu-rambu lalu lintas masih sering terjadi, pengemudi kendaraan yang belum cukup umur masih banyak terjadi. 2. Main hakim sendiri Sabagai ilustri saya mengingatkan kembali peristiwa hukum pembunuhan dukun santet di Jawa Timur, lebih kurang 200 orang diesekusi mati tanpa proses hukum, selanjutnya kerusuhan di Maluku, fenomena tersebut menujukkan bahwa kelompok masyarakat kita cenderung menyiapkan kekuatan phisik sebagai langkah antisipasi dalm menyelesaikan setiap masalahnya ketimbang menggunakan jalur hukkum yang mereka nilai tidak efektif. Tanggapan saya maranknya pelanggaran hukum karena hukuman yang diberika kurang sesuai dan seandainya sudah sesuai pasti pihak yang menangani kasus tersebut akan memberikan jalur cepat atau kata lain dari menyogok, contoh kasus lalu lintas apabila

seseorang kena tilang pihak kepolisian akan memberika 2 pilihan jalur hukum atau jalur damai tentunya orang tersebut akan memilih jalur damai apabila orang tersebut sedang terburu-buru, mereka akan memberika sejumlah uang ke pada aparat. Pihat sesoeorang yang bersalah juga salah karna mereka tidak diingin ribet kan oleh proses hukum yang cukup panjang membuat mereka memilih jalur cepat. Padahal sebagai warga negara yang baik sebaiknya kita patuh terhadap hukum walau seberapa panjang proses yang akan dilakukan.

Korupsi
Korupsi atau rasuah (bahasa Latin: corruptio dari kata kerja corrumpere yang bermakna busuk, rusak, menggoyahkan, memutarbalik, menyogok) adalah tindakan pejabat publik, baik politisi maupunpegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang secara tidak wajar dan tidak legalmenyalahgunakan kepercayaan publik yang dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak. Dari sudut pandang hukum, tindak pidana korupsi secara garis besar memenuhi unsurunsur sebagai berikut:

perbuatan melawan hukum, penyalahgunaan kewenangan, kesempatan, atau sarana, memperkaya diri sendiri, orang lain, atau korporasi, dan merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.

Jenis tindak pidana korupsi di antaranya, namun bukan semuanya, adalah


memberi atau menerima hadiah atau janji (penyuapan), penggelapan dalam jabatan, pemerasan dalam jabatan, ikut serta dalam pengadaan (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara), dan menerima gratifikasi (bagi pegawai negeri/penyelenggara negara).

Dalam arti yang luas, korupsi atau korupsi politis adalah penyalahgunaan jabatan resmi untuk keuntungan pribadi. Semua bentuk pemerintah|pemerintahan rentan korupsi dalam prakteknya. Beratnya korupsi berbeda-beda, dari yang paling ringan dalam bentuk penggunaan pengaruh dan dukungan untuk memberi dan menerima pertolongan, sampai dengan korupsi berat yang diresmikan, dan sebagainya. Titik ujung korupsi adalah kleptokrasi, yang arti harafiahnya pemerintahan oleh para pencuri, dimana purapura bertindak jujur pun tidak ada sama sekali. Korupsi yang muncul di bidang politik dan birokrasi bisa berbentuk sepele atau berat, terorganisasi atau tidak. Walau korupsi sering memudahkan kegiatan kriminal seperti penjualan narkotika, pencucian uang, dan prostitusi, korupsi itu sendiri tidak terbatas dalam hal-hal ini saja. Untuk mempelajari masalah ini dan membuat solusinya, sangat penting untuk membedakan antara korupsi dan kejahatan.

Tergantung dari negaranya atau wilayah hukumnya, ada perbedaan antara yang dianggap korupsi atau tidak. Sebagai contoh, pendanaan partai politik ada yang legal di satu tempat namun ada juga yang tidak legal di tempat lain.

Penyebab banyaknya korupsi


Menurut Erry R. Hardjapamekas penyebab tingginya kasus korupsi di negeri ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya: (1) Kurang keteladanan dan kepemimpinan elite bangsa, (2) Rendahnya gaji Pegawai Negeri Sipil, (3) Lemahnya komitmen dan konsistensi penegakan hukum dan peraturan perundangan, (4) Rendahnya integritas dan profesionalisme, (5) Mekanisme pengawasan internal di semua lembaga perbankan, keuangan, dan birokrasi belum mapan, (6) Kondisi lingkungan kerja, tugas jabatan, dan lingkungan masyarakat, dan (7) Lemahnya keimanan, kejujuran, rasa malu, moral dan etika. Korupsi menimbulkan banyak dampak negatif dalam kelangsungan hidup kita. Salah satunya adalah dampak ekonomi atau materi. Menurut para pakar ekonomi , salah satu penyebab keterbelakangan pembangunan di asia khususnya diindonesia adalah korUpsi yang berbentuk penagihan sewa yang menyebabkan perpindahan penanaman modal Ke luar negri bukanya diinvestasikan ke dalam negri. Selain itu dampak korupsi pada kesejahteraan Umum negara salah satu contohnya adalah bagaimana politikus membuat peraturan yang melindungi perusahaan besar namun mempersulit Dan merugikan perusahaan-perusahaan kecil. Politikus-politikus pro bisnis ini hanya mengembalikan pertolongan kepada perusahaan besar yang memberikansumbangan besar kepada kampanye pemilu mereka. Dari perbincangan seputar korupsi di atas, menurut hemat saya, yang disebut terakhirlah yang paling mendasar karena terkait dengan karakter manusia, yakni keimanan, kejujuran, moral, dan etika dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Karena setinggi apa pun gelar akademik seorang birokrat, jika ia tidak memiliki keimanan, kejujuran, moral dan etika, ia akan menjadi komponen perusak birokrasi. Semakin tinggi kekuasaannya, maka semakin destruktif pula perannya, sehingga birokrasi menjadi disfungsional. Lihatlah betapa lumpuhnya layanan publik di Kabupaten Garut baru-baru ini sebagai akibat tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh sang bupati. Keberadaan birokrasi itu sendiri sebenarnya bertujuan mulia, yaitu sebagai prosedur (baku) demi tercapainya suatu tujuan secara efektif. Namun, tatkala diawaki oleh orang-orang yang tidak professional, birokrasi justru bercita buruk, yakni sebuah proses yang kaku,

ketidakefisienan sogokmenyogok dan suap-menyuap semakin marak. Sehingga dengan carut-marutnya birokrasi di negeri ini, maka tumbuh-suburlah korupsi, kolusi dan nepotisme.

Solusi menangani korupsi


Korupsi sudah menjadi salah satu momok bagi bangsa Indonesia yang tidak lekang oleh waktu. Makin hari, makin banyak koruptor yang dijerat oleh KPK dan dijebloskan ke dalam tahanan. Akan tetapi, seperti fenomena gunung es, kasus korupsi yang tampak dan terkuak hanya sebagian kecil saja dan masih menyisakan ribuan kasus yang belum terungkap. Bagaimana bangsa bisa menjadi maju jika orang tidak jera dengan jeratan hukum? Menurut data yang dihimpun oleh ICW, rata-rata vonis yang dijatuhkan oleh pengadilan kepada koruptor hanya 3 tahun enam bulan penjara. Data tersebut diambil dari Pengadilan Negeri Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta dengan jumlah 240 kasus yang diadili. Dari sekian banyak yang dicuri oleh koruptor dan sekian banyak orang yang dirugikan dan berpotensi dirugikan, hukuman yang ratarata hanya 3 tahun enam bulan tidaklah sepadan. Pantaslah jika semakin hari semakin banyak orang yang berani korupsi. Bahkan, menurut Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi, kasus korupsi juga menjerat 290 kepala daerah dari 524 daerah otonom. Bagaimana jumlah tersebut terus bertambah setiap tahunnya? Faktor jera dalam hukuman yang dibebankan kepada koruptor menjadi tidak efektif karena sedikitnya masa tahanan dan hukuman yang disyaratkan dalam UndangUndang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Oleh karena itu, perlunya didukung dan diberikan masukan kepada pengambil kebijakan mengenai hukuman koruptor baik masa tahanan dan bentuk hukuman untuk revisi undang-undang tersebut. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah upaya memiskinkan koruptor, bukan hanya harta pribadi, akan tetapi seluruh harta keluarga yang diduga sebagai hasil korupsi dan pengembalian seluruh uang yang dikorupsi beserta kompensasi kerugian akibat tindakan koruptor. Semuanya harus diperhitungkan agar si koruptor benar-benar menjadi miskin dan menjadi contoh bagi teman-teman koruptornya agar tidak mengikuti jejaknya. Yang perlu diingat adalah, apa yang dihasilkan dari hasil korupsi dan semua pihak yang menikmati hasil korupsi sekecil apapun haruslah dilakukan perhitungan. Pada waktu peristiwa Gerakan 30 September PKI, dapat dengan mudahnya kita mengecap orang dengan sebutan PKI dan memusuhinya karena PKI pada saat itu

menjadi musuh bersama rakyat Indonesia. Bagaimana dengan korupsi yang saat ini juga menjadi musuh bersama? Cap PKI bukan hanya diberikan kepada pelaku, akan tetapi juga kepada keluarganya sehingga mereka terbatas mengakses fasilitas negara. Hal tersebut juga dapat diberlakukan terhadap koruptor. Korupsi bukan hanya menjadi musuh bersama akan tetapi saat ini sudah mewabah dan harus segera dihentikan. Mari bersama-sama kita bantu KPK dalam mengungkap korupsi agar semua kasus yang saat ini terancam beku seperti kasus Century, Hambalang, dan ribuan kasus lainnya dapat terungkap dengan gamblang dan pada akhirnya korupsi dapat diberantas demi kemajuan bangsa http://myzone.okezone.com/content/read/2013/04/09/10039/pemiskinan-koruptor-salahsatu-solusi-mengatasi-korupsi-di-indonesia

hukuman untuk seorang korupsi


Telah kita ketahui hukum korupsi bagi sesorang yang melakukan tindakan tersebut kurang setimpal dengan apa yang mereka ambil, mereka hanya dihukum beberapa tahun, harta yang mereka miliki tidak semuanya diambil. Seharusnya hukuman bagi orang yang melakukan korupsi menurut saya hukum mereka untuk jangka waktu yang sangat lama dengan desain penjara khusus untuk orang korupsi atau letakan mereka bersamaan napi yang lain di nusa kambangan, ambil semua harta yang mereka miliki hasil dari korupsi. Atau apabila masih banyak orang-orang yang melakukan korupsi sebaiknya lakukan hukuman mati. Hukuman ini memang sudah banyak diingin kan bagi mereka yang merasa dirugikan bahkan presiden kita menyarankan seperti itu agar tidak ada lagi yang melakukan korupsi.

Anda mungkin juga menyukai