Anda di halaman 1dari 4

Z7

ANALISIS SIMULASI PROTEKSI DIFFERENSIAL


SEBAGAI PENGAMAN BUS BAR MENGGUNAKAN MATLAB
Iswadi HR
Jurusan Teknik Elektro Eakultas Teknik Universitas Riau, Pekanbaru
E-mail : iswadihrgmail.com atau iswadihrunri.ac.id
ABSTRACT
This article discusses the use oI MATLAB programming packet Ior modeling oI power system protection
device. It modeled diIIerential protection device. Basic work oI diIIerential protection device is diIIerentiat-
ing internal and external Iault current. Case study that used is a simple system oI 150 kV electrical power.
This system was modeled using ATPDraw. Nominal power system current is 580 A. It used 600/5 ampere
current`s transIormer both oI incoming and outgoing sides. DiIIerential current setting is 1.2 ampere. Thus,
this modeling was tested using simulation oI various types oI internal Iault currents that generated using
ATPDraw. This modeling is resulting that diIIerential protection device has good speed and selectivity. Its
speed less than 40 ms (2 cycles) and it also can diIIerentiate between internal Iaults and normal currents.
Keywords: bus bar, diIIerential protection, relay response time, selectivity, MATLAB
PENDAHULUAN
Hal yang paling penting untuk menerapkan proteksi
pada bus bar adalah memiliki securitv dan
dependabilitv yang baik. Securitv adalah
kemampuan relai proteksi untuk tidak memberikan
perintah operasi/trip kepada circuit breaker untuk
gangguan eksternal. Dependabiltv adalah
kemampuan relai untuk memberikan perintah
operasi/trip untuk gangguan internal yang terjadi
pada zona proteksinya (Gajic.2007).
Relai Proteksi Differensial pada Bus Bar
Konsep dasar relai proteksi diIIerensial pada
busbar merupakan pengunaan hukum kirchoII
pertama. Jumlah arus yang terhubung pada satu
zona proteksi harus nol. Jika arus tidak nol maka
terjadi gangguan internal (Gajic.2007).
Dengan kata lain jumlah semua arus yang
mengalir menuju zona proteksi (arus positip) harus
sama dengan arus yang mengalir meninggalkan
zona proteksi (arus negatip) pada setiap waktu.
Zona proteksi diIIerensial dapat direpresentasikan
dengan tiga besaran, seperti pada Gambar 1
(Gajic.2007, Blackburn.2007).
Dimana:
I
in
total arus yang mengalir menuju bus bar
I
out
total arus yang mengalir meninggalkan bus bar
I
d
arus diIIerensial (selisih antara arus yang
menuju dengan yang meninggalkan bus bar)
Gambar 1. Prinsip dasar proteksi pada bus bar
Berdasarkan Gambar 1., gangguan internal
terjadi (gangguan yang terjadi dalam zona
proteksinya) apabila I
d
lebih besar dari nilai setting
(nilai ambang batas) maka relai diIIerensial
memberikan perintah trip. Sebaliknya apabila I
d
mendekati nol maka tidak terjadi gangguan internal
dan relai diIIerensial tidak memberikan perintah
trip.
Tulisan ini membahas penggunaan paket
pemograman MATLAB untuk menggambarkan
kinerja proteksi diIIerensial sebagai pengaman pada
bus bas sistem tenaga listrik.
BAHAN DAN METODE
Bahan
Studi kasus yang diteliti pada tulisan ini adalah
model sistem tenaga sederhana seperti pada Gambar
2. (Tumay.2002). TraIo arus (CTA dan CTB) yang
dipasang bertujuan untuk mendeteksi terjadinya
gangguan di zona proteksi untuk bus bar A. Model
sistem tenaga pada Gambar 2., selanjutnya
JurnoI Soins don TeknoIogi 8 (I) Moref Z009: Z7-30
Z8
diimplementasikan menggunakan ATPDraw yang
meliputi pemodelan: sumber kirim, sumber terima,
saluran transmisi 150 kv, traIo arus, dan bus bar.
data pemodelan sistem tenaga sederhana diberikan
Gambar 2. Model Sistem Tenaga Sederhana
Tabel 1. Parameter Sistem Tenaga 150 kV
No Komponen Parameter Nilai
1 Saliran
Transmisi 150
kV
Panjang 2 x 150 km
Z
1L
(0.0276j0.3151)O/km
Z
0L
(0.0275j1.0265)O/km
C
1L
13.0 nE/km
C
0L
8.5 nE/km
2 Sistem
Ekivalen pada
Sumber Kirim
Z
1SA
(1.312j15)O
Z
0SA
(2.334j26.6)O
Sudut EME
dari Iasa a
0
0
3 Sistem
Ekivalen pada
Sumber terima
Z
1SB
Z
1SA
Z
0SB
2Z
0SA
Sudut EME
dari Iasa a
30
0
METODE
Adapun tahapan/metode pada tulisan ini adalah
sebagai berikut:
1. Pembuatan model sistem tenaga dengan
menggunakan ATPDraw. Pemodelan ini mencakup:
sumber tegangan kirim, sumber teganga terima
(beban), impedansi sumber, impedansi saluran
menggunakan parameter sistem tenaga pada tabel 1.
Gambar pemodelan sistem tenaga sederhana
ditunjukan pada Gambar 3.
2. Pembuatan model instrumen ukur (traIo arus)
denganmenggunakan ATP-EMTP. Pembuatan
pemodelan traIo arus harus berdasarkan graIik
karakteristik arus dan tegangan dari suatu traIo arus
tersebut (Eolker.1999, Sawko.2003). Gambar 4.
menunjukan kurva karakteristik untuk traIo arus
dengan rasio 600/5 ampere yang digunakan pada
studi kasus ini.
3. Mensimulasikan gangguan hubung singkat 3 Iasa.
Arus gangguan simulasi selanjutnya di ukur pada
elemen diIIerensial yang selanjutnya akan diolah
menggunakan algoritma proteksi diIIerensial
menggunakan paket pemograman MATLAB.
CT`s A CT`s B
Elemen diIIerensial
Hubung Singkat
3 Iasa
Gambar 3. Pemodelan Sistem Tenaga 150 kV menggunakan ATPDraw
AnoIisis SimuIosi Profeksi DifferensioI sebogoi Pengomon 8us 8or menggunokon MATLA8 (Iswodi)
Z9
Pada Gambar 5, arus Ia, Ib dan Ic adalah arus
diIIerensial yang mengalir pada elemen diIIerensial.
Arus ini selanjutnya dibaca dan dijadikan sebagai
masukan pada algoritma diIIerensial. Besarnya arus
diIIerensial tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan arus setting, dalam studi kasus ini arus
setting sebesar 1.2 Ampere. Apabila salah satu arus
diIIerensial baik arus Iasa a, Iasa b maupun Iasa c
lebih besar dari pada arus setting, maka
diindikasikan terjadi gangguan internal. Maka tugas
relai selanjutnya adalah memberitahukan/memberi
perintah kepada pemutus (CB) untuk membuka
kontak pemutus sehingga bus bar yang terganggu
terpisah/lepas dari sistem. Dengan demikian
pencegahan terjadinya perluasan gangguan dapat
diminimalisir.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Algoritma pada Gambar 5 telah diuji dengan
berbagai arus gangguan hubung singkat oII line
yang didapat dari simulasi menggunakan ATPDraw.
Kinerja yang duji adalah selektiIitas dan tanggap
waktu dari relai diIIerensial tersebut.
Selektifitas Relai differensial
Gambar 6 menunjukan sinyal arus yang terbaca di
elemen diIIerensialnya dan graIik status relai. Untuk
selang waktu 0 s sampai dengan 0.02 s elemen
diIIerensial merasakan arus lebih kecil dari nilai
setting arus diIIerensialnya (kecil dari 1.2 Ampere).
Pada selang waktu ini status relai terlihat
menunjukan logika rendah mengindikasikan tidak
adanya gangguan internal. Untuk selang waktu dari
0.02 s sampai dengan 0.1 detik, diciptakan suatu
gangguan internal hubung singkat 3 Iasa.
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0
[A]rms
9.0
119.2
229.5
339.8
450.0
U [V]rms
Gambar 4. Kurva Karakteristik CT 600/5 ampere
Gambar 5. Diagram alir Pemodelan Proteksi
Differensial
Algoritma Proteksi Differensial
Adapun algoritma proteksi diIIerensial yang
diterapkan pada tulisan ini seperti diGambarkan
pada diagram alir Gambar 5.
Gambar 6. Grafik Sinyal Arus dan Sinyal Trip
0 0 . 0 1 0 . 0 2 0 . 0 3 0 . 0 4 0 . 0 5 0 . 0 6 0 . 0 7 0 . 0 8 0 . 0 9 0 . 1
- 2 0
0
2 0
A r u s D i f f e r e n s i a l p a d a f a s a a , b d a n c
A
r
u
s

(
a
m
p
e
r
e
)
0 0 . 0 1 0 . 0 2 0 . 0 3 0 . 0 4 0 . 0 5 0 . 0 6 0 . 0 7 0 . 0 8 0 . 0 9 0 . 1
0
2
4
6
L o g i k a T r i p R e la i

T
r
i
p

S
t
a
t
u
s
A w a l g a n g g u a n 3 fa s a
JurnoI Soins don TeknoIogi 8 (I) Moref Z009: Z7-30
30
Akibat adanya gangguan internal hubung
singkat tersebut arus di elemen diIIerensial
menjadi lebih besar dan melebihi nilai setting
diIIerensial (lebih besar dari 1.2 Ampere). Untuk
selang yang sama terlihat bahwa status relah
berubah dari logika rendah menjadi logika tinggi.
Hal ini mengindikasikan bahwa relai diIIerensial
merasakan adanya gangguan internal dan relai
memberikan perintah pada pemutus untuk
membuka kontaknya. Dari graIik status relai pada
Gambar 6 terlihat bahwa algoritma diIIerensial
yang disimulasikan pada studi kasus ini memiliki
selektiIitas yang baik yaitu, dapat membedakan
ada atau tidaknya gangguan internal.
Tanggap Waktu Relai
Kinerja kedua yang juga dibahas pada tulisan
ini adalah tanggap waktu relai. Tanggap waktu
relai adalah waktu yang dibutuhkan oleh relai
untuk mengenali adanya gangguan internal. Dari
graIik status relai pada Gambar 6 terlihat bahwa
relai diIIerensial memiliki tanggap waktu relai
yang sangat cepat. Untuk gangguan yang
disimulasikan dimulai terjadi pada detik ke - 0.02 s
terlihat bahwa status relai berubah dari logika
rendah ke logika tinggi hampir bersamaan dengan
detik 0.02 s tersebut. Ini mengindikasikan
algoritma relai diIIerensial yang disimulasikan
memiliki tanggap waktu relai yang sangat cepat,
yaitu kurang dari 40 ms (2 siklus).
KESIMPULAN
Dari tulisan ini dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Penggunaan paket pemograman MATLAB
untuk mensimulasikan prinsip kerja relai
proteksi diIIerensial sebagai pengaman bus bar
memberikan hasil yang baik.
2. Relai diIIerensial yang dimodelkan memiliki
kriteria relai yang cukup baik. Memiliki
selektiIitas yang baik dan tanggap waktu relai
yang sangat cepat (kurang dari 40 ms).
DAFTAR PUSTAKA
Eolkers, Ralph. 1999. Determine current transIormer
suitability using EMTP models. SEL 1999,
www.selinc.com/techpprs/6096.pdf .
Saha, M.M. , Rosolowki, E. & Izykowski, J. 2003. ATP-
EMTP Investigation oI a New Distance Protection
Principle Ior Series Compensated Lines.
International Conference on Power Svstems
Transients IPST 2003 in New Orleans, USA
Sawko, Piotr. 2003. Impact oI Secondary Burden and X/
R Ratio on CT Saturation. Wroclaw Universitv of
Technologv, Facultv of Electrical Engineering
The Math Work Team. 2001. Using MATLAB Version
6. COPYRIGHT 1984 - 2001 bv The MathWorks, Inc.
Blackburn, J. Lewis & Domin , Thomas J. 2007,
Protective Relaying Principles and Applications
Third Edition. CRC Press. USA
Gajic, Z. 2007. Design principles oI high perIormance
numerical busbar diIIerential protection. Relav
Protection and Substation Automation of Modern
Power Svstems (Cheboksarv, September 9-13, 2007)
Tumay , Mehmet.2002. Modelling and analysis oI a unit
protection Scheme. International Journal of
Electrical Engineering Education
AnoIisis SimuIosi Profeksi DifferensioI sebogoi Pengomon 8us 8or menggunokon MATLA8 (Iswodi)

Anda mungkin juga menyukai