Anda di halaman 1dari 9

glukosa, suatu gula monosakarida adalah salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi

hewa dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Glukosa merupakan sumber tenaga yang terdapat dimana-mana dalam biologi. Kita dapat menduga alasan mengapa glukosa, dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan. Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida dalam keadaan abiotik sehingga mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Rendahnya glikosilasi ini

dikarenakan glukosa yang kebanyakan berada dalam isomer siklik yang kurang relatif. Meski begitu komplikasi akut seperti diabetes, kebutaan, gagal ginjal, dan kerusakan saraf periferal, kemungkinan disebabkan oleh glikosilasi protein. Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis. Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/ke ton bebas). Glukosa dalam urin ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling dan Nylander. Cara lainnya adalah menggunakan carik celup. Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan. Kesimpulan Pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Pada pemeriksaan sangat dibutuhkan pada ibu hamil, karena pada pemeriksaan ini kita dapat mengetahui resti pada ibu hamil, yaitu DM. Pada hasil pemeriksaan yang mengandung Glukosa dan fruktosa maka memiliki sifat pereduksi sehingga warna benedict berubah. Sedangkan sukrosa tidak memperlihatkan perubahan berarti, karena tidak mempunyai pereduksi.

DAFTAR PUSTAKA

Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal http://mahasiswakedokteranonline.wordpress.com/tag/uji-glukosa/ http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/prosedur-klinik-pemeriksaan-urine-ibu.htm http://materiuas.wordpress.com/2010/01/26/pemeriksaan-laboratorium-glukosa-urine-danprotein-urine-2/

Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Namun, kita dapat mengetahui berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya, urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat. Selain melalui warna kita dapat mendeteksi penyakit melalui bau urin. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Proses pembentukan urine melalui serangkaian proses yaitu filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi yang terjadi pada nefron. Filtrasi (penyaringan), hal ini terjadi di glomerulus. Sifat filtrasi ini tidak selektif, sehingga semua plasma dan komponennya yang berukuran kecil seperti air, urea, asam amino, keratin, glukosa, dan vitamin dapat melewati proses filtrasi. Hasil proses filtrasi ini disebut filtrate glomerulus atau urine primer.

Proses reabsorpsi,terjadi pada tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal. Tujuan reabsorpsi adalah menyerap kembali zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh, seperti glukosa, air, asam amino, vitamin, ion-ion Na+, K+, Cl-. Di dalam tubulus kontortus distal juga terjadi augmentasi dari ion K+, H+ dan amonia. Duktus kolektivus membawa filtrate dari tubulus distal menuju pelvis renalis ginjal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi NaCl secara aktif. Demikian juga terjadi reabsorpsi air. Hasil proses yang terjadi pada tubulus kolektivus menghasilkan urine sekunder, yang kemudian dikeluarkan ke pelvis renalis. Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis. Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis. Glukosa mempunyai sifat mereduksi.Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugus analdehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ .Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugus anaktif (aldehid/ke ton bebas). Glukosa dalam urine ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling danNylander.Cara lainnya adalah menggunakan carik celup. Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya.Hanya terlihat sediki \t endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan. 2.2 Tujuan

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya glukosa dalam urine dan untuk mengetahui penyakit Diabetes Melitus. 2.3 Metode Digunakan

Tes glukosa urine dilakukan dengan menggunakan metode fehling. 2.4 PrinsipPemeriksaan

Dalam suasana alkali, glukosa mereduksi kuprimenjadikupro kemudian membentuk Cu2O yang mengendap dan berwarna merah.Intensitas warna merah dari ini secara kasar menunjukkan kadar glukosa dalam urine yang diperiksa.

2.5

Alat danBahan

Alat : TabungReaksi Api Bunsen Pipet Volume Bahan :

Sampel Urine Reagen Fehling A dan Fehling B 2.6 Cara Kerja

1 ml fehling A dan fehling B, dan dicampurkan dalam tabung reaksi hingga homogen Ditambahkan masing-masing 0,5ml sampelu rine ke dalam tabung reaksi tersebut Tabung di panaskan di atas api Bunsen hingga mendidih Setelah dingin, diamati perubahan warna yang terjadi pada tabung Ulangi untuk urine yang berbeda 2.7 HasilPengamatan

No 1

Sampel Urine

Warna

Interpretasi

Urine I 2 Urine II

Hijau Keruh

Hijau Keruh

2.8

Analitis Data :

Pada percobaan yang telah dilakukan, kedua sampel urine menunjukkan perubahan warna yaitu hijau keruh yang berarti interpretasi menandakan (-). Interpretasi : (-) :warna biru / hijau keruh (+) :larutan keruh dan hijau agak kuning (++) :kuningkehijauan dengan endapan kuning (+++) :kuning kemerahan dengan endapan kuning merah (++++) :merah jingga hingga merah bata Contoh hasil pengujian : Keterangan :glukosa dan fruktosa memiliki sifat pereduksi sehingga warna benedict berubah. Sedangkan sukrosa tidak memperlihatkan perubahan berarti, karena tidak mempunyai pereduksi.Pada gambar diatas sudah menunjukkan +4 karena berwarna merah bata. 2.9 Pertanyaan :

Apa warna urine (yang sudah diuji) yang terinterpretasi menandakan (-) ? Jawab : warna urine (yang sudah diuji) yang terinterpretasi menandakan (-) adalah sampel urine yang menunjukkan perubahan warna yaitu hijau keruh. Bagaimana jika sampel urine yang telah diuji menunjukkan warna merah jingga hingga merah bata ? Jawab : jika sampel urine yang telah diuji menunjukkan warna merah jingga hingga merah bata berarti interprestasi menandakan (++++) sehingga dapat disimpulakan orang yang diambil sempel urine mengidap penyakit diabetes. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Dari kedua sempel didapati bahwa keduanya menunjukkan perubahan warna yaitu hijau keruh yang berarti interpretasi menandakan (-) dan itu menunjukkan bahwa orang yang diambil sempel urine tidak menderita penyakit diabetes. KATA PENUTUP Den gan mempelajari makalah ini, di harapkan siswa dapat menambah pengetahuan dan pemahaman. Meskipun masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya

pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. DOKUMENTASI : DAFTAR PUSTAKA Pusdiknakes, 2001.Buku 2 Asuhan Antenatal http://mahasiswakedokteranonline.wordpress.com/tag/uji-glukosa/ http://princeskalem.blogspot.com/2012/01/prosedur-klinik-pemeriksaan-urine-ibu.htm http://materiuas.wordpress.com/2010/01/26/pemeriksaan-laboratorium-glukosa-urine-danprotein-urine-2/ http://catatanmahasiswafk.blogspot.com/2012/03/tes-glukosa-urine-tes-reduksi-benedict.html

Share this:

Twitter Facebook

Like this:
Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Post navigation
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Analisis Larutan Penyangga dan Bukan Penyangga Search

Recent Posts

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA Analisis Larutan Penyangga dan Bukan Penyangga Makalah uji urine dan makanan

Archives

February 2013

Categories

Uncategorized

Meta

Register Log in Entries RSS Comments RSS WordPress.com

Blog at WordPress.com. | Theme: Silesia by NattyWP. Follow

Fo
Siklus asam sitrat atau yang dikenal juga dengan sebagai siklus krebs atau siklus asam trikarboksilat merupakan lintasan akhir bersama oksidasi karbohidrat, lipid dan protein. Adalah peran dari HA Krebs (1937) yang telah memberikan sumbangan percobaan eskperimental dan konseptual agar siklus ini dapat dipahami.

Siklus Krebs terkait dengan segi metabolisme biokimia yang sebenarnya; bahan yang masuk berasal dari karbohidrat dapat keluar membentuk lemak, sedangkan bahan yang masuk berasal dari asam amino dapat keluar membentuk karbohidrat. Namun, teramat jarang ialah dari lemak menuju karbohidrat. Glukosa, asam lemak dan banyak asam amino akan dimetabolisasi menjadi asetil koA atau intermediet yang ada pada siklus asam sitrat. Asetil koA selanjutnya dioksidasi yang akan menghasilkan hidrogen atau elektron sebagai ekuivalen pereduksi. Hidrogen tersebut kemudian memasuki rantai respirasi tempat sejumlah besar ATP dihasilkan dalam prses fosforilasi oksidatif. Enzim enzim yang berperanan pada siklus asam sitrat terdapat didalam mitokondria. Tes glukosa urine adalah pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Pemeriksaan ini termasuk penyaringan dalam urinalisis. Glukosa mempunyai sifat mereduksi. Ion cupri direduksi menjadi cupro dan mengendap dalam bentuk merah bata. Semua larutan sakar yang mempunyai gugusan aldehid atau keton bebas akan memberikan reaksi positif. Na sitrat dan Na karbonat (basa yang tidak begitu kuat) berguna untuk mencegah pengendapan Cu++ . Sukrosa memberikan reaksi negative karena tidak mempunyai gugusan aktif (aldehid/ke ton bebas). Glukosa dalam urin ditentukan dengan reaksi reduksi menggunakan reagen Benedict (terbaik), Fehling dan Nylander. Cara lainnya adalah menggunakan carik celup. Reaksi benedict sensitive karena larutan sakar dalam jumlah sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, sedikit menyebabkan perubahan warna dari seluruh larutan, hingga praktis lebih mudah mengenalnya. Hanya terlihat sedikit endapan pada dasar tabung. Uji benedict lebih peka karena benedict dapat dipakai untuk menafsir kadar glukosa secara kasar, karena dengan berbagai kadar glukosa memberikan warna yang berlainan. A.Kesimpulan Pemeriksaan pada sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine. Pada pemeriksaan sangat dibutuhkan pada ibu hamil, karena pada pemeriksaan ini kita dapat mengetahui resti pada ibu hamil, yaitu DM. Pada hasil pemeriksaan yang mengandung Glukosa dan fruktosa maka memiliki sifat pereduksi sehingga warna benedict berubah. Sedangkan sukrosa tidak memperlihatkan perubahan berarti, karena tidak mempunyai pereduksi. B.Saran Dari hasil pemeriksaan sampel urine untuk mengetahui ada tidaknya glukosa pada urine,kami selaku penulis menyarankan bahwa kita sebagai manusia harus selalu menjaga kesehatan dan menjaga pola hidup kurangi makan yang manis-manis.

Daftar Pustaka http://belibis-a17.com/2008/04/25/pemeriksaan-protein-urine-kualitatif/ http://www.smallcrab.com/kesehatan/795-penilaian-hasil-pemeriksaan-urine wilmar musram, 2000, Praktikum Urine, Penuntun Praktikum Biokimia, Widya Medika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai