Anda di halaman 1dari 7

I.

Pendahuluan

PENGERTIAN Home : Rumah Theater : Bioskop Home Theater merupakan kombinasi dari perancangan komponen elektronik untuk menciptakan pengalaman menonton film dalam suatu ruang theater yang mengasyikan yang ada didalam rumah. Keuntungan Menggunakan Home Theater : 1.Salah satu perbedaan terbesar adalah pengalaman suara. 2.Komponen utama kedua bioskop adalah ukuran layar film yang besar. 3.Menonton lebih nyaman karena dapat menonton semua gambar maupun suara dengan baik. Elemen-Elemen Minimum Home Theater : 1.Layar televisi yang besar (sekurang-kurangnya 27 inchi diukur secara diagonal) dengan gambar yang jelas. 2.Sekurang-kurangnya menggunakan 4 speaker. 3.Pemecah sinyal suara surround dan pengirimannya ke speaker. 4.Peralatan player atau film broadcast dengan suara surround, terutama dengan gambar yang jernih. Kebutuhan Pembuatan Home Teater Diluar Ruangan : a.Layar Peraga. b.Tempat Meletakkan Layar. c.Proyektor Video. d.DVD Player. e.Amplifier Stereo Atau Penerima Stereo Dua Kanal. f.Dua Speaker. g.TV Berdiri atau Rak. h.Kabel Power and Surge Suppressor. i.Kabel dan Pengawatan Speaker. j.Bioskop. k.Makanan. Sistem Home Theater terdiri dari DVD player suara surround dan speaker Dasar-Dasar Suara Surround : Untuk mencapai sistem suara surround, diperlukan dua sampai tiga speaker ditempatkan : 1.Didepan. Kegunaannya adalah memberikan sensasi gerakan suara, dimulai dari depan dan
1

berpindah ke belakang. 2.Ditengah (samping kanan dan kiri). Kegunaannya adalah ketika dimainkan semua dialog dan suara depan mempengaruhi sehingga nampak seperti berasal dari tengah layar televisi. 3.Dibelakang. Kegunaannya adalah untuk memenuhi variasi kegaduhan latar belakang film seperti anjing menyalak, gemericik air, suara pesawat terbang yang melayang di atas kepala. Penerima Audio / Video (A/V). Berfungsi sebagai pemisah suara surround yang terletak didepan, tengah, dan belakang home theater dan mengatur masukan video seperti VCR, DVD player atau piringan satellite yang kemudian mengirimkannya ke piranti keluaran seperti televisi dan sistem suara. Penerima Audio / Video (A/V) merupakan jantung home teater. Komponen Penerima Audio / Video (A/V) berupa : -Masukan audio video untuk sumber video dapat berupa DVD, DVR player. -Preamplifier. -Dekoder suara surround (sinyal prosesor). -Power amplifier untuk setiap kanal suara. -Keluaran untuk speaker dan televisi. Hal-hal yang perlu diketahui : -Penyandi DTS menggunakan lebih sedikit tekanan dibanding penyandi Dolby. Ini berarti bahwa suara DTS lebih jelas dan tajam. -Bagaimanapun, penyandi DTS menyandi juga lebih sedikit digunakan pada DVDS dan televisi broadcast. -Kebanyakan DVD memiliki beberapa pemilih suara dolby dan juga menawarkan aneka pilihan untuk suara DTS.

II.

Tinjauan pustaka

Dalam majalah sering kita lihat ilustrasi home theater hasil design dalam dan luar negeri yang membuat kita tergiur. Saya yakin bahwa beberapa pembaca ingin juga merancang dan mengalami sendiri untuk merancang ruangan home theater /audio di rumah. Tapi untuk merancang sendiri home theater tidak semudah menjiplak gambar yang ada dan memasangkan diruangan, diperlukan pula perhitungan dan ketelitian yang cermat untuk mewujudkan rencana dengan kesempurnaan akustik dan estetika. Akustik yang baik juga tidak bakal meredam suara hingga 100% lantaran dapat menimbulkan kejenuhan. Ada dua fungsi akustik; meredam dan menyerap. Meredam berarti mencegah suara keluar dari home theatre dan sebaliknya mencegah suara dari luar masuk ke dalam home theatre. Menyerap berarti mencegah gema atau pantulan suara yang tidak diinginkan. Masing-masing perlu mendapat perhatian dalam merencanakan akustik home theater. Elemen ruang apa saja yang perlu mendapat treatment akustik? Pertama bagian dinding belakang ruang. Alasannya, dinding ini yang bakal terkena suara secara langsung (frontal) yang berasal dari subwoofer, front speaker, dan center speaker dari arah depan. Elemen kedua dinding bagian kiri dan kanan ruang. Tepatnya di sekitar belakang surround speaker. Walaupun tidak terkena suara secara frontal , tapi juga penting untuk penyerapan suara. Jika luas ruangan tidak memungkinkan, minimal diberi diffuser . Bahan diffuser dapat menjadi pelapis dinding depan. Selain itu, elemen lantai. Ia perlu mendapat bahan penutup yang lunak atau lembut sehingga dapat menyerap suara. Apalagi jika di bawah lantainya terdapat ruangan lain. Lantai itu perlu dilapis bahan tambahan demi mengurangi getaran suara. Dengan cara yang sama, plafon dilapis pula dengan bahan akustik tambahan. Yang terakhir adalah pintu. Pintu merupakan sumber utama dari kebocoran akustik ruang home theater. Ada baiknya menggunakan pintu khusus yang ada lapisan peredamnya atau pintu double glass khusus home theater. Bila tidak memungkinkan, minimal celah antara kusen dan pintu existing diberi karet atau busa khusus peredam pintu.

III.

PEMBAHASAN

Berbicara tentang pengaturan akustik yang sangat perlu kita perhatikan adalah material peredam suara. Banyak ragam material untuk mambangun home theater. Namun, perlu diingat bahwa syarat untuk material akustik mencakup dua hal, yakni kekedapan dan penyerapan suara. Kekedapan suara terkait hubungan antara dua ruang yang dipisahkan oleh partisi. Kehadiran partisi ini tidak akan mengganggu ruang di sebelahnya atau suara dari luar tidak akan mengganggu ruangan tersebut. Sementara penyerapan suara berkaitan dengan pengurangan efek gema yang dapat mengganggu komunikasi dalam ruangan. Salah satu material yang dapat menjawab permasalahan kekedapan serta penyerapan suara dalam ruang home theater adalah gipsum. Dengan material gipsum sebagai partisi atau plafon, keberadaan home theater tidak akan "membebani" ruang-ruang di sebelahnya dengan munculnya kebocoran suara. Pada tulisan ini saya ingin memperkenalkan Vokuz Cineplan yaitu panduan perhitungan dan perencanaan ruangan home theater. Vokuz Cineplan terdiri dari 9

langkah yaitu:
1. Mengatur posisi Dalam langkah ini yang perlu di atur adalah posisi duduk yang optimal, letak speaker dan peralatan. Setelah itu pengaturan delay dan besaran volume untuk tiap channel. Check List point 1: Bentuk ruangan persegi panjang, trapezium, sebagian terbuka, sebagian tertutup? Apakah speaker, kabel speaker dan power amp yang digunakan satu jenis atau berlainan jenis? Apakah jarak center speaker, front speaker dan surround speaker sama atau lain? Apakah SPL yang keluar dari tiap speaker di terima sama besar di posisi duduk? 2. Menentukan titik pantul Suara yang sampai ke telinga kita selain datang dari speaker datang pula dari pantulan dinding, lantai dan langit langit. Untuk menentukan titik pantul anda dapat memakai sebuah cermin dan bantuan teman. Tandai titik pada dinding, lantai dan langit langit diposisi anda duduk jika anda dapat melihat speaker. Pada titik inilah anda membutuhkan material peredaman. Check List point 2: Berapa kali pantulan yang anda dengar di ruangan? Berapa lama delay(ms) pantulan pertama, kedua dan berapa besar? Apakah volume ruangan anda kurang dari 20m3 atau lebih? Apakah material pada titik pantul? Dinding? Karpet? Keramik? Gipsum? Berapa banyak titik pantul?
4

3. Menghitung karakter gema ruangan Anda dapat mengetes gema pada ruang dengan tepukan tangan. (berepa besar pantulan dan berapa kali) Pertama: Hitung volume ruangan anda Kedua: Buat tabel luas permukaan dinding/lantai/langit-langit Ketiga: Buat tabel luas permukan x koefisien pantulan tiap bahan Keempat: Buat grafik karakter gema ruangan Check List point 3: Dari tabel perhitungan pada frekuensi berapa pantulan dominan dan pada frekuensi berapa pantulan zero? Berapa besar nilai perlambatan pantulan untuk tiap frekuensi suara (microsecond)? 4. Perencanaan Akustik Payahnya tiap permukaan material memiliki karakter pantulan/serap yang berbeda. Pada umumnya nada rendah cenderung dipantulkan oleh semua jenis bahan dan kalau kita memakai peredam pada keseluruhan dinding, lantai dan langit langit yang terjadi adalah peredaman energi untuk nada tinggi dan nada rendah kurang teredam. Karenanya diperlukan perencanaan akustik yang tepat sehingga frekuensi yang berlebihan di serap (absorb) dan frekuensi yang kurang di sebar(diffuser) Check List point 4: Pada titik mana yang harus di berikan akustik serap dan pada titik mana yang harus diberikan akustik sebar? Buatlah pola pola asimetris yang meminimalkan efek ping pong pada ruangan. Bahan apa yang harus dipakai dan sistem pemasangannya? 5. Perencanaan design Dalam melakukan perencanaan akustik janganlah lupa tentang perencanaan tema ruangan, warna, efek lampu, sofa. Untuk warna dinding sebaiknya pakai warna yang agak gelap untuk menghindari distorsi pada projector. Check List point5: Apakah design yang diterapkan cocok dengan kepribadian anda? Apakah design yang diterapkan cocok dengan karakter rumah anda? Apakah anda memakai TV layar lebar, Plasma TV, proyektor? Apakah ruangan berfungsi hanya untuk home theater saja? Audio saja? Atau multi fungsi termasuk ruang keluarga, main game dsb? 6. Perhitungan akhir karakter gema ruangan Setelah melakukan perencanaan diatas lakukan kalkulasi final karakter gema ruang setelah pemakaian akustik.
5

Pertama: Hitung volume ruangan anda Kedua: Buat tabel luas permukaan dinding/lantai/langit-langit Ketiga: Buat tabel luas permukan x koefisien pantulan tiap bahan Keempat: Buat grafik karakter gema ruangan Check List point 6: Apakah dengan perencanaan akustik karakter pantulan ruangan mendekati flat? Artinya tiap frekuensi sama besar dengan nilai perlambatan yang mendekati sama? 7. Perencanaan Kerja dan pengerjaan Setelah itu masuk dalam perencanaan kerja. Jadwal kerja, tanggung jawab kerja, kontrol dsb. Check List point 7: Berapa budget yang dibutuhkan? Apakah sesuai dengan rencana? Berapa lama waktu yang dibutuhkan? Siapa yang mengerjakan? Bagaimana kontrol point untuk tiap tahap kerja? Bagaimana perencanaan perkabelan di ruangan tersebut? 8. Pemasangan Setelah selesai pengerjaan akustik sekarang tiba saatnya anda memasang peralatan. Check List point 8: Apakah peralatan sudah dipasang dengan benar? Apakah posisi sudah rapih? Apakah kabel telah dicolok dengan benar? 9. Uji Coba dan Fine Tuning Setelah alat dipasangkan dengan benar. Tiba saat nya uji coba peralatan. Check List Point 9: SPL dari tiap speaker yang seragam diposisi duduk. Delay time dari tiap speaker Pengaturan perletakan speaker sehingga dicapai posisi su ara out of the box Melakukan beberapa trik fine tuning yang dapat dipelajari dari teman teman sehobi. Dikarenakan ruang tulis yang terbatas dan kombinasi ruangan/perangkat yang sangat beragam tidak mungkin rasanya untuk menuliskan semuannya. Untuk yang berminat mendapat info yang lebih lengkap kami bersedia membantu anda, silakan datang ke VOKUZ untuk mendapat info yang lebih lengkap.
6

IV.

KESIMPULAN
Dalam menerapkan fungsi home teater dirumah perlu diperhatikan kebutuhan ruang yang dibutuhkan untuk menentukan treatment apa yang dibutuhkan untuk mencuiptakan ruang home teather yang nyaman bagi pengguna nantinya. Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam perhitungan dan perencanaan home teater 1. Mengatur posisi 2. Menentukan titik pantul 3. Menghitung karakter gema ruangan 4. Perencanaan Akustik 5. Perencanaan design 6. Perhitungan akhir karakter gema ruangan 7. Perencanaan Kerja dan pengerjaan 8. Pemasangan 9. Uji Coba dan Fine Tuning

V.

DAFTAR PUSTAKA http://audiovideo.co.id/vokuscineplan http://www.ideaonline.co.id http://properti.kompas.com

Anda mungkin juga menyukai