Anda di halaman 1dari 5

KERUSAKAN BANGUNAN AKIBAT RETAKAN PADA TANAH KARENA GEMPA

Foto - Foto Dampak Gempa dan Tsunami Jepang


Jum'at ini merupakan hari yang buruk bagi Jepang. Negara itu terkena bencana gempa dan tsunami yan sangat dahsyat hampir sama dengan yang pernah terjadi di Aceh Indonesia tahun 2004 silam. Gempa bumi berkekuatan 8,9 Skala Richter mengguncang Jepang sekitar pukul 14.46 waktu setempat. Berdasar data Badan Meteorologi Jepang, gempa yang memicu tsunami ini merupakan yang terdahsyat dalam kurun waktu 140 tahun terakhir. Gempa ini berpusat di kedalaman 24,3 km sekitar 130 km di sebelah timur Sendai, di pulau utama Honshu. Kedahsyatan gempa ini sempat diabadikan oleh beberapa orang yang selamat berikut ini beberapa foto dampak gempa ini.

Gempa 8.9 ini juga menyebabkan bangunan rusak berat, termasuk fasilitas jalan yang retak cukup parah.

Permukaan Tanah Terus Menurun


61 Rumah Warga Batu Gajah Terancam

Ambon - Warga di Kelurahan Batu Gajah, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon kini hidup tak tenang. Sebanyak 61rumah yang terletak di RT 004/02, RT 003/02 dan RT 002/02, saat ini terancam ambruk akibat permukaan tanah terus menurun. Keretakan pada bangunan dan tanah pun terus terjadi. Ke-61 unit rumah yang terancam ambruk tersebut dihuni oleh 84 Kepala Keluarga (KK) dan 298 jiwa. Selain itu, terdapat juga gedung Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Kalvari - Batu Gajah dan pastorinya yang rusak berat akibat terjadi penurunan permukaan tanah yang sangat tinggi. Sebagian warga akhirnya memutuskan mengungsi di rumah keluarga-keluarga mereka dan tidak berani mengambil resiko tetap berada di lokasi tersebut. Ketua RT 004/02, Herman Wenno kepada Siwalima, Jumat (22/6), mengatakan, sebagian warga telah mengungsi karena takut sewaktu-waktu bencana tersebut datang dan mengancam keselamatan mereka. Wenno mengakui, ada sebanyak 24 bangunan rumah yang mengalami keretakan dan beberapa di antaranya yang rusak total, seperti rumah keluarga milik Edy Melatunan, Au Pattiasina, Yafet Saimun, Keluarga Ellen Gaspersz dan Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Kalvari - Batu Gajah. Pantauan Siwalima, bangun-bangunan rumah yang rusak total mengalami keretakan pada bagian tanah, dinding rumah, jalan menuju gedung Gereja Kemah Injil Indonesia Jemaat Kalvari - Batu Gajah juga retak dan harus hati-hati saat melewati jalan tersebut.

Rumah milik Yafet Saimun bahkan telah mengalami keretakan total dan tidak layak dihuni, karena seluruh lantai tanah dan dinding bangunan rumahnya retak. Hal yang sama juga terjadi di Keluarga Edy Melatunan. Keluarga ini sudah mengungsi karena seluruh bangunan rumah dan tegel lantai sudah retak demikian besar bahkan dinding-dinding kamar terbelah menjadi dua. Nasib yang dialami beberapa warga ini juga dialami Keluarga Ellen Gaspersz. Seluruh bangunan dinding rumahnya sudah rusak total. Setelah keretakan awal pada tanggal 8 Juni lalu saat hujan mengguyur Kota Ambon dan puncaknya terjadi gempa pada Minggu (17/6) dinihari, menyebabkan bangunan dan tanah di sekitar rumah tersebut retak dan akhirnya keluarga mengungsi. Salah satu warga RT 003/02, Hendrik Nikijuluw kepada Siwalima juga mengaku, hampir seluruh rumah di RT tersebut mengalami keretakan yang parah bahkan hingga saat ini permukaan tanah terus mengalami penurunan. Penurunan tanah itu terjadi sewaktu-waktu dan tidak mengenal musim hujan atau panas. Saat hujan warga jadi takut dan saat panas juga demikian, karena keretakan tanahnya terjadi terus menerus. Permukaan tanah pada rumah milik beberapa keluarga juga mengalami penurunan setiap hari seperti milik keluarga Edy Melatunan, Samiun dan Ellen Gaspersz, ungkapnya. Nikijuluw menjelaskan, setiap hari warga RT 004/02 tidak tidur dan selalu waspada serta siaga. Hal yang sama juga diungkapkan oleh, Daud Rehatta. Menurutnya, warga di sekitar lokasi ini tidak bisa tidur karena retakan tersebut membuat permukaan tanah semakin menurun dan hal itu membuat masyarakat harus selalu waspada. M Usmany, salah seorang warga RT 005/03 yang rumahnya mengalami kerusakan kepada Siwalima, Jumat (22/6) mengatakan, rumah-rumah mereka tidak layak lagi untuk ditempati karena mengalami kerusakan berat akibat pergeseran tanah. Hujan deras dan gempa bumi yang terjadi Minggu (17/6) mengakibatkan terjadinya pergeseran permukaan tanah sehingga berdampak pada retaknya rumah-rumah warga, katanya. Usmany mengakui, tanda-tanda pergeseran tanah di kampung mereka telah terjadi sejak satu tahun yang lalu dan sudah dilaporkan kepada Pemkot Ambon, namun hingga saat ini belum tidak ditanggapi. Sementara itu, Lurah Batu Gajah, Sherly Gomies kepada Siwalima menjelaskan berdasarkan data yang dihimpun pihaknya pada RT 002/02 ternyata terdapat empat unit rumah yang mengalami keretakan. Empat unit rumah tersebut dihuni oleh enam Kepala Keluarga (KK) dan 33 jiwa, jelasnya. Dikatakan, di wilayah RT 004/02 jumlah bangunan yang mengalami keretakan tercatat sebanyak 24 unit rumah yang dihuni 34 KK dan 145 jiwa ditambah Gereja dan pastori. Di RT 005/03 jumlah bangunan rumah yang retak sebanyak 33 unit yang dihuni 44 KK dan 120 jiwa, katanya.

Gomies menjelaskan, Walikota Ambon, Ricard Louhenapessy bersama sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) telah meninjau lokasi tersebut dan akan memberikan perhatian serius. (S-19) - See more at: http://www.siwalimanews.com/post/61_rumah_warga_batu_gajah_terancam#sthash.j7VaJLTD.d puf

Diguncang gempa ringan, 11 rumah di Tuban rusak

LENSAINDONESIA.COM: Gempa bumi berkekuatan ringan mengguncang Kabupaten Tuban, Jawa Timur, Selasa (09/04/2013). Akibat getaran gempa tersebut, 11 rumah di RT 07/RW 02 Dusun Putuk Waru, Desa Maindu, Kecamatan Montong, rusak dan amblas. Selain merusak rumah, gempa tersebut juga membuat warga trauma. Meraka takut terjadi gempa susulan yang lebih besar. Baca juga: Tanaman Padi Terendam Banjir, Petani di Tuban Panen Dini dan Ratusan Hektar Sawah dan Rumah di Tuban Terendam Banjir Menurut informamsi yang dihimpun LICOM, bencana getaran gempa terjadi sesaat setelah hujan lebat disertai petir mengguyur kawasan pemukiman di perbukitan tersebut.

Kepala Dusun Putuk Waru, Ruskastur (45) mengatakan, meski tidak terlalu keras, mengguncang membuat warga panik berhamburan keluar rumah. Usai kejadian, warga mengetahui rumahnya mengalai retak hingga beberapa diantaranya amblas sekitar 20 CM, katanya. Menurut dia, amblasnya tanah juga terjadi di dalamnya. Lantai rumah menganga, ungkapnya. Kata Ruskastur, saat gempa terdengar suara ledakan. Kemudian terjadi goyangan dan mengakibatkan rumah rusak. Saat itu ada suara duk! dari belakang rumah. Setelah saya periksa, rumah sudak retak-retak dan amblas, ungkapnya, Selasa (09/04/2014). Sebelas rumah warga yang mengalami kerusakan antara lain rumah milik Nyukirno (50), Ruskastur(45), Suyadi (33), Masidik (34), Tayib (50), Ratipin (40), Karsan (55), Arozi (35). Daklan (55), Marmo (50), Nursam (70). Warga berharap pemerintah daerah segera menyalurkan bantuan untuk perbaikan rumah yang rusak. Saya berharap Mas, supaya pemerintah bisa membantu para warga sini yang rumahnya rusak-rusak, Imbuh Ruskastur.@muhaimin Mohammad Ridwan @lensaindonesia 10 Apr, 2013

KESIMPULAN :

Anda mungkin juga menyukai