Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemerintah membuka kesempatan usaha yang seluas-seluasnya kepada masyarakat sehingga perkembangan dunia usaha nasional dewasa ini tumbuh dan berkembang dengan pesatnya. Berbagai jenis badan usaha baik itu perusahaan pemerintah maupun swasta terus bermunculan sehingga dengan sendirinya perkembangan dunia usaha semakin diwarnai dengan persaingan yang semakin ketat. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif untuk tetap dapat menjaga kelangsungan hidup usahanya.Perusahaan merupakan lembaga perdagangan yang bergerak dan berperan serta dalam pembangunan ekonomi dengan menyediakan kebutuhan masyarakat baik berupa barang maupun jasa. Dipihak lain, perusahaan memperoleh keuntungan atau laba yang merupakan sumber pendapatan negara. Perusahaan bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Olehkarena itu, perusahaan diharapkan mampu beroperasi secara sehat bilamana produk yangdihasilkan mampu mendapat tempat di pasaran serta dapat menghasilkan jumlah penjualan yangmemadai dan menguntungkan.

Dengan demikian maka konsep dan sistem pemasaran selalu diusahakan berorientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen.Dewasa ini pemasaran memainkan peranan penting dalam era pasar bebas yang semakinkompetitif. Sejalan dengan hal tersebut, maka fungsi pemasaran adalah hal esensial yang harusmendapat perhatian sungguh-sungguh dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan. Pemasaran disamping bertujuan untuk menjual dan mendistribusikan barang agar dapat sampai ke tangankonsumen, juga bertujuan untuk

memperoleh laba sehingga dapat dipakai dalam menunjang kontinuitas perusahaan maupun untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan sehingga perusahaan senantiasa membutuhkan tindakan-tindakan pemasaranbagi produk yang dihasilkannya.Menyadari pentingnya pemasaran bagi perusahaan, biasanya pihak yang terkait merasapenting untuk mengelolanya secara seksama, koordinasi, pengorganisasian, dan sasaran pemasaranselalu merupakan perhatian yang tidak lepas dari kebijaksanaankebijaksanaan pemasaran yangdisusun. Dalam kaitannya dengan kegiatan pemasaran penting diketahui bagaimana prospek pemasaran di masa yang akan datang berdasarkan kebijaksanaan perusahaan. Memperhitungkan atau mengetahui prospek pemasaran produk penting artinya karena akan dapat memperkirakan kemampuan perusahaan untuk menetapkan besarnya produksi yang akan dipasarkan sertamenetapkan suatu kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam menjaga kontinuitas usahanya tergantung padakeahlian mereka dalam memuaskan kebutuhan konsumen, mengkoordinasikan kegiatan pemasaran, dan mengantisipasi persaingan yang ada.

Selain itu juga tergantung pada kemampuan untuk mengkombinasikan variabel-variabel bauran pemasaran (marketing mix) guna mengembangkan strategi pemasaran produknya.PT Unilever Indonesia Tbk adalah perusahaan multinasional yang memproduksi barang konsumen untuk memenuhi kebutuhan akan nutrisi, kesehatan dan perawatan pribadi sehari-haridengan produk-produk yang membuat para pemakainya merasa nyaman, berpenampilan baik danlebih menikmati kehidupan. Perusahaan ini beroperasi di Indonesia sejak tahun 1933 dan telah tumbuh menjadi perusahaan penyedia consumer produk yang mempunyai peran penting diIndonesia.

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

3.1 Sejarah Unilever TBK. PT Unilever Indonesia Tbk (perusahaan) didirikan pada 5 Desember 1933 sebagai Zeepfabrieken N.V. Lever dengan akta No. 33 yang dibuat oleh Tn.A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini disetujui oleh Gubernur Jenderal van Negerlandsch-Indie dengan surat No. 14 pada tanggal 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie di Batavia dengan No. 302 pada tanggal 22 Desember 1933 dan diumumkan dalam Javasche Courant pada tanggal 9 Januari 1934 Tambahan No. 3. Dengan akta No. 171 yang dibuat oleh notaris Ny. Kartini Mulyadi tertanggal 22 Juli 1980, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia. Dengan akta no. 92 yang dibuat oleh notaris Tn. Mudofir Hadi, S.H. tertanggal 30 Juni 1997, nama perusahaan diubah menjadi PT Unilever Indonesia Tbk. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan keputusan No. C2-1.049HT.01.04TH.98 tertanggal 23 Februari 1998 dan diumumkan di Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan No. 39. Perusahaan mendaftarkan 15% dari sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya setelah memperoleh persetujuan dari Ketua Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam)

No.SI-009/PM/E/1981pada tanggal 16 November 1981. Pada Rapat Umum Tahunan perusahaan pada tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham menyepakati pemecahan saham, dengan mengurangi nilai nominal saham dari Rp 100 per saham menjadi Rp 10 per saham. Perubahan ini dibuat di hadapan notaris dengan akta No. 46 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 10 Juli 2003 dan disetujui oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan keputusan No. C-17533 HT.01.04-TH.2003. Perusahaan bergerak dalam bidang produksi sabun, deterjen, margarin, minyak sayur dan makanan yang terbuat dari susu, es krim, makanan dan minuman dari teh dan produk-produk kosmetik. Sebagaimana disetujui dalam Rapat Umum Tahunan Perusahaan pada tanggal 13 Juni, 2000, yang dituangkan dalam akta notaris No. 82 yang dibuat oleh notaris Singgih Susilo, S.H. tertanggal 14 Juni 2000, perusahaan juga bertindak sebagai distributor utama dan memberi jasajasa penelitian pemasaran. Akta ini disetujui oleh Menteri Hukum dan Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia dengan keputusan No. C-18482HT.01.04TH.2000. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1933.

3.2. Perluasan Unilever Indonesia

Pada tanggal 22 November 2000, perusahaan mengadakan perjanjian dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Anugrah Lever (PT AL) yang bergerak di bidang pembuatan, pengembangan, pemasaran dan penjualan kecap, saus cabe dan saus-saus lain dengan merk dagang Bango, Parkiet dan Sakura dan merk-merk lain atas dasar lisensi perusahaan kepada PT Al. Pada tanggal 3 Juli 2002, perusahaan mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad, untuk mendirikan perusahaan baru yakni PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi, ekspor dan impor barang-barang dengan menggunakan merk dagang Domestos Nomos. Pada tanggal 7 November 2003, Texchem Resources Berhad mengadakan perjanjian jual beli saham dengan Technopia Singapore Pte.Ltd, yang dalam perjanjian tersebut Texchem Resources Berhad sepakat untuk menjual sahamnya di PT Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa perusahaan pada tanggal 8 Desember 2003, perusahaan menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited (pihak terkait). Akuisisi ini berlaku pada tanggal penandatanganan perjanjian jual beli saham antara perusahaan dan Unilever Overseas Holdings Limited pada tanggal 21 Januari 2004.Pada tanggal 30 Juli 2004, perusahaan digabung dengan PT KI. Penggabungan tersebut dilakukan dengan menggunakan metoda yang sama dengan metoda pengelompokan saham (pooling of interest). Perusahaan merupakan perusahaan yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan tersebut PT KI tidak lagi menjadi badan hukum yang terpisah.Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam suratnya No. 740/III/PMA/2004 tertanggal 9 Juli 2004. Pada tahun 2007, PT Unilever Indonesia Tbk. (Unilever) telah menandatangani perjanjian bersyarat dengan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (Ultra) sehubungan dengan pengambilalihan industri minuman sari buah melalui pengalihan merek Buavita dan Gogo dari Ultra ke Unilever. Perjanjian telah terpenuhi dan Unilever dan Ultra telah menyelesaikan transaksi pada bulan Januari 2008.

3.3. VISI DAN MISI Visi

Unilever berusaha menciptakan masa depan yang lebih baik setiap hari. Kami membantu orangorang merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih menikmati kehidupan dengan brand dan pelayanan yang baik bagi mereka dan juga bagi orang lain. Kami akan menginspirasi orang-orang untuk melakukan tindakan kecil setiap harinya yang dapat memberikan perbedaan besar bagi dunia. Kami akan mengembangkan cara baru untuk melakukan usaha dengan tujuan mengembangkan perusahaan kami sambil mengurangi dampak terhadap lingkungan. Kami sepenuhnya menyadari bahwa kami perlu mengembangkan model baru untuk pertumbuhan usaha. Kami bertujuan melaksanakan program kerja jangka panjang dengan supplier kami, para pelanggan dan rekan lainnya dalam mencapai tujuan ini. Dengan portfolio brand kami yang kuat, kehadiran yang menonjol pasar dan komitmen yang bertahan lama untuk berbagi nilai kreasi, kami percaya kami berada di tempat terbaik untuk mencapai tujuan ini.

Misi

Kemajuan sebuah perusahaan dipengaruhi oleh banyak aspek, mulai dari visi dan misi perusahaan, bisnis plan dan dalam edisi ini Human Capital akan membahas mengenai succession plan atau rencana suksesi. Untuk menggali pengalaman mengenai rencana suksesi ini rasanya sangat wajar jika kita coba berkaca pada perusahaan besar seperti PT. Unilever Indonesia. Bagi PT. Unilever Indonesia, rencana suksesi dianggap sangat penting karena berkaitan dengan

kelangsungan perusahaan. Rencana suksesi itu menurut saya sangat penting karena kami beroperasi jangka panjang bukan hanya operasi satu atau dua tahun, tutur Joseph Bataona, Human Resources Director PT. Unilever Indonesia. Secara teknis rencana suksesi PT. Unilever ke depan, seperti dijelaskan Joseph, pertama karena pertumbuhan perusahaan ke depan harus melihat apakah perusahaan akan punya karyawan yang sama atau mengalami pertambahan atau pengurangan, kedua apakah perusahaan mempunyai stock tenaga kerja dan apakah stock ini akan cukup atau perlu ditambah atau mungkin orangnya tetap sama tetapi perlu dididik lagi untuk memenuhi requirement di tahun mendatang. Dalam konteks unilever, sejak awal tahun 70-an telah mempunyai program untuk merekrut fresh graduate dari perguruan tinggi.

3.4. STRATEGI PEMASARAN PRODUK PT. UNILEVER

Di dalam menghadapi persaingan antar perusahan, PT. UNILEVER memiliki strategi strategi dalam menghadapi persaingan-persaingan antar perusahaan, strategi itu antara lain:

1. KEPEMIMPINAN HARGA RENDAH

Dengan menjaga harga yang rendah dan rak-rak diisi dengan baik menggunakan sistimpengisian kembali persediaan yang melegenda, wal-mart menjadi pemimpin bisnis eceran diamerika serikat.Sistem mili wal-mart mengirimkan pesanan atas barang dagang baru secaralangsung kepada pemasok ketika pelanggan membayar pembelian mereka pada kasir.terminaltitik pejualan mencatat kode barang setiap barang yang melewati kasir dan mengirimkantransaksi pembelian langsung kepada komputer pusat wal-mart.Komputer mengumpulkanpesanan dari semua toko wai-mart dan mengirimkannya ke pemasok.Pemasok juga dapatmengakses daa penjualan dan

persediaan wal-mart menggunakan teknologi web.Sistem inimampu membuat wal-mart mempertahankan biaya rendah sembari menyesuaikanpersediaannya untuk memenuhi

permintaan pelanggan.

2. DIFERENSIASI PRODUK

Produk Unilever terus memperkenalkan kemasan-kemasan yang terbaru, tetapi Unilever tetapmempertahankan kualitas produknya.Baik itu kemasan yang botol kaca, sachet, botol kecildan masih banyak lagi kemasannya.

3. BERFOKUS PADA PELUANG PASAR

Produk Unilever menggunakan sistem informasi pelanggan yang beda dengan yang lain,produk masuk kedalam pasar dengan cara mempromosikan barang-barangnya dengan caraterjun langsung ke masyarakat dengan bukti-bukti kualitas secara real, misalnya dengandiadakannya perlombaan-perlombaan kepada masyarakat perbandingan antara produk Unilever dengan produk-produk pesaing lainnya.

4. MENGUATKAN KEAKRABAN PELANGGAN DAN PEMASOK

Menggunakan sistem informasi untuk memfasilitasi akses langsung dari pemasok terhadapjadwal produksi.dan bahkan mengizinkan pemasok untuk memutuskan bagaimana dan kapan mengirim pasokan kepada pemasok.Selain itu Unilever juga melakukan Tanya jawab konsumen dan membuat suara konsumen tempat para konsumen mengeluh Dalam PT.Unilever Indonesia, promosi yang dilakukan paling banyak melalui media elektronik.

Namun dalam kehidupan sehari-hari promosi yang dilakukan PT. Unilever Indonesia tidak hanya lewat media elektronik tetapi banyak juga melalui media cetak,sponsorship, mengadakan eventevent yang memasukkan produk-produk dari PT. Unilever seperti Kecap Bango, Pepsodent, Shampo Pantene, dll

Strategi Promosi yang dapat dilakukano leh PT.Unilever yaitu:

1.Periklanan 2.Promosi Penjualan 3.Hubungan Masyarakat dan Publisitas 4.Penjualan Secara Pribadi

3.5. ANALISIS SWOT PADA PT. UNILEVER TBK.

1. Kekuatan (Strengths)

1.Strategi promosi produk PT Unilever yang efektif dengan menampilkan model-model yang tipikal muda, berkulit putih, berambut panjang, sehingga memacu konsumen (lebih spesifik perempuan) untuk membeli produk tersebut agar dapat mengalami sendiri hasil yang diterima model dalam iklan tersebut. 2.PT Unilever gencar di misi sosial, sehingga kedekatan dengan konsumen dapat terus terjaga. Hal ini terlihat dari pembelanjaan iklan dan promosi yang telah mendorong pertumbuhan penjualan di tengah pasar yang kompetitif.PT Unilever Indonesia sebagai salah satu perusahaan dengan belanja iklan terbesar menurut majalah marketing (top Brand Survey, edisi khusus 2007) 3.Pemimpin pasar consumer goods di Indonesia.

4.Memiliki tim yang terdiri dari orang-orang berdedikasi, terampil, dan termotivasi di segenap jajaran. 5.Adanya kenaikan pangsa pasar untuk kategori-kategori penting seperti face care, savoury, dan ice cream. 6.Perencanaan baik dan kerja sama erat dengan para pemasok, konsumen dan distributor untuk menghantar produk-produk dari pabrik ke tempat-rempat penjualan. 7.PT Unilever sudah memiliki jaringan distribusi sendiri sehingga distribusi produknya hingga ke daerah-daerah dapat terlayani. 8.PT unilever mempunyai moto operational excellent with no compromise on quality. Unilever dalam menjalankan operasinya dijalankan dengan baik tanpa mengabaikan kualitas produk.

2. Kelemahan (Weaknesses)

1. PT Unilever memiliki struktur matriks, yang terdapat beberapa tantangan yang mesti dihadapi perusahaan yaitu pertama, sulitnya koordinasi kegiatan antar departemen yang mempunyai agenda dan jadwal sendiri-sendiri. Kedua, komunikasi pada karyawan yang bisa menerima pesan yang berbeda-beda. Dan ketiga, resolusi konflik antara inisiatif dari dukungan departemen (SDM, keuangan, dan lain-lain) dengan departemen lini produk yang biasanya sangat berorientasi komersial. 2.Rendahnya respon pasar terhadap produk-produk tertentu. 3.Jumlah karyawan yang tambun. 4.Birokrasi yang panjang karena kebijakan sentralisasi yang menyebabkan unilever indonesia tidak bisa begitu saja memutuskan sesuatu. 5.Lambatnya konsolidasi intern dalam pengambilan keputusan.

6.Ketidakjelasan sertifikat halal untuk produk tertentu. 7.Mayoritas produk unilever memiliki entry barrier rendah. 8.Growth omzet penjualan dibawah rata-rata industri.

3. Kesempatan (Opportunities)

1.Stabilitas ekonomi yang relatif baik dengan pertumbuhan yang menggembirakan bagi ekonomi Indonesia sebesar 6.3%. 2.Pertumbuhan ekonomi yang kuat di wilayah pulau-pulau seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan papua. 3.Tingginya kepuasan konsumen terlihat dari predikat prima indeks kepuasan konsumen. 4.Banyaknya pemain pasar nasional yang belum memiliki cara produksi kosmetik yang baik. 5.Luasnya potensial market sekitar 250 juta tepatnya 122.527.186 laki-laki (49,9%) dan 122.922.553 (50,1%) perempuan. 6.Tingginya tingkat ketergantungan masyarakat akan jenis produk consumer goods. 7.Rekomendasi investasi pada saham dengan level beta dibawah 1. 8.Tinggi dan stabilnya tingkat kesetiaan masyarakat atas produk consumer goods 83 %.

4. Ancaman (Threats)

1.Adanya kenaikan biaya bahan baku dan bahan kemasan seperti minyak kelapa sawit, gula kelapa, dan bahan berbahan dasar petroleum yang disebabkan oleh kenaikan harga minyak, bahan kimia dan komoditas lainnya. 2.Tidak stabilnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing. 3.Melemahnya daya beli konsumen.

4.Maraknya pemalsuan dan penyelundupan produk dari cina. 5.Rendahnya infrastruktur yang memadai berupa jalan yang menyebabkan tingginya biaya pemasaran produk. 6.Adanya penghapusan subsidi BBM bagi industri. 7.Tidak konsistennya pasokan gas dari pertamina. 8.Adanya tren perubahan gaya hidup masyarakat dari produk tradisional-nasional menjadi produk-produk luar negeri. 9.Adanya campaign against unilever oleh greenpeace akibat penggundulan hutan yang membahayakan komunitas orang utan. 10.Adanya pemboikotan produk zionisme termasuk unilever. 11.Produk pesaing dengan harga lebih rendah.

3.6. FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL

PT. Unilever Indonesia Tbk dalam kegiatannya memiliki beberapa faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal yang dapat mendukung kegiatan perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Berdasarkan hasil wawancara terhadap pihak manajemen perusahaan didapatkan beberapa faktor yang dapat menunjang kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya, yaitu :

Faktor Strenghts (Kekuatan)yang dimiliki oleh perusahaan adalah : 1.Kualitas produk yang baik 2.Promosi produk yang menarik 3.Pilihan produk yang bervariasi

4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik 5.Memiliki modal yang kuat

Faktor Weaknesses (Kelemahan) yang dimiliki oleh perusahaan adalah : 1. Sering terjadi keterlambatan pengiriman barang di toko/store. 2. Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan) 3. Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor 4. Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi 5. Sirkulasi keuangan yang sering terganggu.

Faktor Opportunities(Peluang) yang dimiliki oleh perusahaan adalah : 1.Percepatan teknologi yang mendukung promosi 2.Pangsa pasar yang luas 3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi 4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso. 5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia.

Faktor Threats (Ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan adalah : 1.Banyak pesaing baru dengan produk sejenis 2.Harga produk sejenis yang lebih murah 3.Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko 4.Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran 5.Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.

Faktor Kekuatan Perusahaan

Faktor Strenghts (Kekuatan)yang dimiliki oleh perusahaan adalah :

1.Kualitas produk yang baik Kualitas produk yang ditawarkan oleh PT. Unilever Indonesia Tbk baik karena PT Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen memberikan pelayanan secara konsisten dengan menawarkan dari segi kualitas, yang aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produknya danpelayanan- pelayanan diberi label, diiklankan dan dikomunikasikan secara tepat dan produk produk tersebut telah melewati standar mutu dan sertifikasi produk.

2. Promosi produk yang menarik Promosi produk Rinso

PT. Unilever Indonesia Tbk yang menarik yang dapat menarikminat para konsumen.

3. Pilihan produk yang bervariasi PT Unilever Indonesia Tbk menawarkan produk Rinso yang bervariasi Sehingga para pelanggan diberikan berbagai alternatif pilihan produk sesuai dengan kebutuhan mereka. Produk Rinso yang ditawarkan antara lain Rinso Anti Noda, Rinso Warna, Rinso Matic, dan Rinso Excel, yang mempunyai kegunaan pada masing-masing variannya. 4.Memiliki tenaga kerja yang terampil dan kemampuan yang baik PT. Unilever Indonesia Tbk memiliki komitmen pada keragaman dan lingkungan kerja yang diwarnai oleh sikap saling percaya dan hormat dimana semua memiliki rasa tanggung jawab atas

kinerja dan reputasi perusahaan. PT Unilever Indonesia Tbk akan merekrut, mempekerjakan dan mengembangkan para karyawan atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan.

5.Memiliki modal yang kuat PT. Unilever Indonesia Tbk melaksanakan kegiatan tentunya ditunjang oleh Dana yang besar dari para pemegang saham dan pemilik modal.

Faktor Kelemahan Perusahaan

Faktor Weaknesses (Kelemahan) yang dimiliki oleh perusahaan adalah : 1.Sering terjadi keterlambatan pengiriman barang di toko/storeSering terjadinya keterlambatan pengiriman barang yaitu produk Rinso dari pihak PT Unilever Indonesia Tbk kepada store atau toko yang mengorder pesanan barang karena jarak dan kondisi yang tidak menentu. 2.Sering terjadi overstock barang (kelebihan persediaan) Kurangnya kontrol pada permintaan dengan produksi barang sehingga menyebabkan overstock di gudang PT Unilever Indonesia Tbk. 3.Harga produk yang relatif mahal dibanding kompetitor Harga produk Rinso umumnya lebih mahal dari para pesaing maupun dari produk para pendatang baru. 4.Pusat produksi Rinso hanya pada satu lokasi Pabrik yang memproduksi produk Rinso hanya berada pada satu lokasi yaitu di Cikarang, Bekasi.

5.Sirkulasi keuangan yang sering terganggu Proses pembayaran dari store atau toko sering mengalami keterlambatan.

Faktor Peluang Perusahaan

Faktor Opportunities(Peluang) yang dimiliki oleh perusahaan adalah : 1.Percepatan teknologi yang mendukung promosi Perkembangan teknologi membuat perusahaan dapat bekerja lebih cepat untuk melakukanpromosipada produknya. 2.Pangsa pasar yang luas Negara Indonesia yang tentunya luas dan penduduk yang banyak merupakan jangkauan pemasaran yang strategis untuk dijangkau perusahaan dalam kegiatannya menguasai pangsa pasar. 3.Loyalitas masyarakat akan produk tinggi Loyalitas masyarakat akan produk Rinso pada PT. Unilever Indonesia Tbk, karena secara kualitas produknya baik. 4.Masyarakat sudah mengenal produk Rinso. Bagi masyarakat di Indonesia mereka merupakan sesuatu yang dipertimbangkan dalam membeli suatu produk dan citra merek PT Unilever Indonesia Tbk yaitu pada produk Rinso yang sudah banyak dikenal oleh masyarakat. 5.Banyak distributor tersebar di seluruh Indonesia. Produk Rinso yang sudah dikenal luas tentunya memerlukan distribusi yang baik, dan banyaknya distributor yang tersebar diseluruh Indonesia merupakan peluang yang baik yang dimiliki perusahaan untuk lebih baik meningkatkan distribusi Produk Rinso.

Faktor Ancaman Perusahaan

Faktor Threats (Ancaman) yang dimiliki oleh perusahaan adalah : 1. Banyak pesaing baru dengan produk sejenis. Banyaknya pesaing baru dengan produk sejenis yang bergelut didunia bisnis tentunya akan membuat persaingan pasar yang semakin ketat. 2. Harga produk sejenis yang lebih murah. Harga produk sejenis dari produk Rinso yang lebih murah dari produk Rinso merupakan ancaman karena harga produk murah juga membuat persaingan semakin ketat 3. Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko. Percepatan pesaing dalam memasok produk ke toko membuat produk selalu ada di pasar. 4. Promosi perusahaan pesaing yang besar-besaran Tingginya tingkat promosi yang dilakukan perusahaan pesaing dengan tujuan menguasai pasar. 5. Birokrasi pemerintah tentang perluasan perusahaan.

Performance Approach

Unilever Indonesia sekali lagi meraih kinerja yang memuaskan pada tahun 2011. Penjualan mencapai Rp 23,5 trilyun, naik 19,2% dari 2010. Laba usaha mencapai Rp 5,5 trilyun dengan marjin usaha 23,2%, sementara arus kas bersih naik 50,9% menjadi Rp 5,5 trilyun.Pada Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta hari ini (29/5), pemegang saham telah menyetujui pembagian dividen final Perseroan untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2011 sejumlah Rp 296,- per lembar saham atau semuanya berjumlah Rp 2,3 triliun, sehingga bila digabungkan dengan dividen interim yang telah dibayarkan sebelumnya, total dividen untuk Desember 2011

yang akan dibagikan kepada semua pemegang saham yang berhak adalah Rp 546 per lembar saham atau semuanya Rp 4,2 triliun (100% payout). Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Maurits Lalisang mengatakan, Tahun 2011 merupakan tahun yang sangat baik bagi Unilever Indonesia.Setelah mengalami pasar konsumen yang relatif lemah pada tahun 2010, kami melihat adanya peningkatan kepercayaan konsumen selama 2011; dan khususnya kebangkitan kelas menengah.Namun, kami dihadapkan pada kenaikan harga dua komoditas penting, yakni minyak mentah dan minyak nabati; serta persaingan yang makin intensif dan agresif.Namun karena kami memiliki dasar yang kuat, pengendalian biaya yang ketat serta portofolio yang luas, tantangan-tantangan tersebut berhasil kami lewati dengan hasil memuaskan di semua bagian.

Sepanjang tahun, Perseroan menerapkan strategi yang memaksimalkan kekuatan utamanya, yakni inovasi dan pengembangan pasar. 2011 ditandai dengan keluarnya inovasi-inovasi baru dalam peluncuran ulang berbagai brand Home & Personal Caretermasuk Clear, Molto, Sunlight serta satu brand baru untuk perawatan kulit yakni Fair & Lovely yang ditargetkan untuk mass market. Portofolio perawatan kulit untuk pria pun semakin diperkuat melalui Vaseline for Men. Kemampuan Unilever yang kuat di bidang riset dan pengembangan secara global sangat mendukung kami dalam menciptakan inovasi produk yang membawa manfaat lebih bagi konsumen dan pada akhirnya akan menguntungkan bisnis kami.

Maurits Lalisang lebih jauh memaparkan bahwa selama tahun 2011, Perseroan terus berinvestasi secara signifikan. Di tahun 2011 kami menginvestasikan sekitar Rp 1,7 trilyun untuk meningkatkan kapasitas produksi serta distribusi. Total investasi kami dari 2010 sampai akhir

2012 akan mencapai sekitar 350 juta Euro, yang sebagian besar memang untuk memperluas kapasitas manufaktur dan distribusi.

Unilever memiliki target yang ambisius untuk pertumbuhan jangka panjang. Perseroan percaya bahwa pertumbuhan bisnis akan membawa manfaat bagi perekonomian secara nasional maupun bagi pihak-pihak yang terlibat dalam rantai nilai dari hulu sampai hilir. Namun perseroan juga sadar bahwa pertumbuhan bisnis juga berpotensi membawa dampak negatif.

Value Chain

Unilever merupakan salahsatu organisasi yang mengintegrasikan beberapa fungsi menjadi satu value added process,untuk memenuhin permintaan para customernya, unilever mengacu operasinya ke tahapan internasional dan local yang akan memberi progress yang lebih baik.

GE Matrix

Unilever melaksanakan diversifikasi produk yang signifikan, produk-produk unilever memiliki berbagai macam merek, sehingga brand unilever sendiri kurang dikenal, maka dari itu unilever sekarang lebih menonjolkan brand utama, karena dengan memiliki banyak merek apabila brand utama kurang ditonjolkan, maka akan memberatkan untuk ke depannya.

BAB IV KESIMPULAN Agar sasaran yang ingin diraih dapat direalisasikan dengan strategi yang telah ditetapkan, strategi perlu ditindaklanjuti dengan pelaksanaan (action). Pelaksanaan tidak akan efektif bila tidak didahului dengan perencanaan. Perencanaan yang baik minimal mengandung asas-asas untuk mencapai tujuan, realistis dan wajar, efisien serta merupakan cerminan dari strategi dan kebijakan perusahaan. Perencanaan yang masih dalam bentuk global hendaknya dibuat dalam bentuk yang lebih detail, misalnya dalam bentuk program-program kerja. Jika program kerja telah disiapkan berikut sumber daya yang dibutuhkan, maka pelaksanaan kerja sudah dapat dimulai. Pengendalian atau pengawasan dimaksudkan untuk lebih menjamin bahwa semua kegiatan yang diselenggarakan oleh perusahaan hendaknya didasarkan pada rencana yang telah disepakati, sehingga sasaran tidak menyimpang atau keluar dari batas-batas toleransi. Tiga pengujian dapat digunakan untuk mengevaluasi pilihan strategi terbaik, yakni : 1. Goodness of Fit Test Strategi yang baik harus benar-benar cocok terhadap kondisi industri dan kompetisi, peluang dan ancaman pasar, dan aspek lain dari lingkungan eksternal perusahaan. Pada sisi lain, ia juga harus selaras dengan kekuatan dan kelemahan sumber daya, kompetensi, dan kemampuan kompetitif perusahaan . 2. Competitive Advantage Test Strategi yang baik harus mampu menigkatkan daya saing perusahaan. 3. Performance Test Strategi yang baik harus mampu meningkatkan kinerja perusahaan. Dua jenis peningkatan kinerja yang paling sering dikatakan mengenai kemampuan strategi adalah meningkatkan profitabilitas serta meningkatkan kekuatan kompetitif perusahaan dan posisi pasar dalam jangka panjang.

Anda mungkin juga menyukai