Anda di halaman 1dari 34

B.

ING/PLB 2012
PERTEMUAN I
A. STATISTIK Cara ilmiah untuk : mengumpulkan, menyusun, meringkas, menyajikan, mengolah, menganalisa data dan mengambil kesimpulan-kesimpulan penelitian yang selanjutnya dijadikan dasar dalam mengambil keputusan-keputusan yang bersifat ilmiah. B. NILAI VARIABEL PENELITIAN Obyek yang dijadikan sebagai sasaran penelitian : prestasi mahasiswa (nilai), sikap mahasiswa (kecakapan berbahasa), hubungan mahasiswa dosen dan sebagainya. 1. Nilai Variabel Kontinu Nilai Variabel yang bersambung secara relatif, misalnya : nilai mahasiswa A itu sama dengan 8 s/d 10. 2. Nilai Variabel Diskrit Nilai Variabel yang terpisah atau berdiri sendiri, missal : mahasiswa yang lulus dinyatakan berhasil, sebaliknya siswa yang tidak lulus dinyatakan gagal. C. DISTRIBUSI FREKUENSI Penyebaran dari nilai-nilai variable (obyek yang dijadikan sasaran penelitian), baik yang bersifat kontinu ataupun diskrit. 1. Distribusi Frekuensi Tunggal Ditribusi frekuensi, digunakan untuk menunjukkan adanya penyebaran nilainilai dalam jumlah tertentu. Tunggal, menunjukkan tidak adanya pengelompokan nilai.

STATISTIK I

Di bawah ini ada nilai mata kulian STATISTIK dari 72 mahasiswa B. INGGRIS FKIP Unlam tahun 2010 : a. Contoh : 7 6 6 6 5 7 6 5 4 6 7 7 6 7 5 6 6 7 6 6 6 6 6 5 6 6 6 7 7 5 7 7 8 5 6 5 7 7 5 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 7 7 5 7 5 6 5 6 7 6 7 8 5 6 5 7 5 6 7 8 8 6

b. Jawab : Tabel 1 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Jari-jari //// ///// ///// ///// / ///// ///// ///// ///// ///// ///// ///// ///// / /// /////

varians (ANOVA/MANOVA), dan pada statistik nonparametrik alternatifnya diantaranya adalah analisis varians satu arah berdasarkan peringkat Kruskal-Wallis dan Median test 3. Prosedur untuk Sampel dependen. Frekuensi 4 23 28 16 1 72 Prosedur ini digunakan ketika ingin membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel sama (berhubungan). Misalnya ingin mengetahui perbedaan produktivitas kerja, dengan pengukuran dilakukan pada sampel pekerja yang sama baik sebelum maupun sesudah pelatihan dilakukan. Pada statistik parametrik, jika ingin membandingkan dua variabel yang diukur dalam sampel yang sama, dapat menggunakan uji t data berpasangan. Sebaliknya, alternatif nonparametrik untuk uji ini adalah Sign test dan Wilcoxons matched pairs test. Jika variabel diteliti bersifat dikotomi, dapat menggunakan McNemars Chi-Square test. Selanjutnya, jika terdapat lebih dari dua variabel, dalam statistik parametrik, dapat menggunakan ANOVA. Alternatif nonparametrik untuk metode ini adalah Friedmans two-way analysis of variance dan Cochran Q test. 4. Korelasi Peringkat dan Ukuran-Ukuran Asosiasi Lainnya. Dalam statistik parametrik ukuran korelasi yang umum digunakan adalah korelasi Product Moment Pearson. Diantara korelasi nonparametrik yang ekuivalen dengan koefisien korelasi standar ini dan umum digunakan adalah Spearman R, Kendal Tau dan coefficien Gamma. Selain ketiga pengukuran tersebut, Chi square yang berbasiskan tabel silang juga relatif populer digunakan dalam mengukur korelasi antar variabel.

Nilai 8 7 6 5 4

///

Jumlah (N )

Tabel I hanya digunakan oleh peneliti pada proses perhitungan saja, sedangkan pada saat pembuatan laporan tabel frekuensi disajikan seperti pada tabel 2 di bawah ini : Tabel 2 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Nilai (X) Frekuensi (F) 8 4 7 23 6 28 5 16 4 1 Jumlah 72
2. Distribusi Frekuensi Bergolong Ditribusi frekuensi, digunakan untuk menunjukkan adanya penyebaran nilainilai dalam jumlah tertentu. Bergolong, menunjukkan adanya pengelompokan nilai.

Di bawah ini ada nilai mata kulian STATISTIK dari 72 mahasiswa B. INGGRIS FKIP Unlam tahun 2010 :

a. Contoh :
7 6 6 6 5 7 6 5 4 6 7 7 6 7 5 6 6 7 6 6 6 6 6 5 6 6 6 7 7 5 7 7 8 5 6 5 7 7 5 6 7 7 7 7 6 6 6 6 5 5 7 7 5 7 5 6 5 6 7 6 7 8 5 6 5 7 5 6 7 8 8 6

67

Model-Model Analisis Statistik Non-Parametrik (Seri 2. Non-Parametrik)


Statistik nonparametrik adalah valid dengan asumsi yang longgar serta teorinya relatif luwes. Karenanya metode ini relatif serba bisa/serba guna, memiliki banyak alternatif prosedur dan diaplikasikan dalam banyak metode-metode analisis baru.Mengingat banyaknya alternatif prosedur statistik non-parametrik menyebabkan berbagai literatur memberikan pengelompokan kategori statistik non parametrik dengan berbagai cara yang berbeda. Namun demikian, secara sederhana dan berdasarkan prosedur yang sering digunakan, uji-uji tersebut diantaranya dapat dikelompokkan atas kategori berikut: Prosedur untuk data dari sampel tunggal Prosedur untuk data dari dua kelompok atau lebih sampel bebas (independent) Prosedur untuk data dari dua kelompok atau lebih sampel berhubungan (dependent) Korelasi peringkat dan ukuran-ukuran asosiasi lainnya
1. Prosedur untuk data dari sampel tunggal

b. Jawab :
Tabel 3 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Jari-jari ///// ///// ///// ///// ///// ///// ///// ///// // ///// /////

Kelompok Nilai 7-8 ///// 5-6 ///// 3-4 /

Frekuensi 27 44 1 72

/////

////

Jumlah (N )

Tabel 3 hanya digunakan oleh peneliti pada proses perhitungan saja, sedangkan pada saat pembuatan laporan tabel frekuensi disajikan seperti pada tabel 4 di bawah ini : Tabel 4 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Kelompok Nilai 7-8 5-6 3-4 Jumlah Frekuensi 27 44 1 72

Prosedur bertujuan untuk menduga dan menguji hipotesis parameter populasi seperti ukuran nilai sentral. Dalam statistik parametrik, ukuran nilai sentral yang umum adalah rata-rata dan median, dan pengujian hipotesisnya menggunakan uji t. Namun demikian, uji t memiliki asumis bahwa populasi dari sampel yang diambil berdistribusi normal. Jika asumsi ini tidak terpenuhi, akan mempengaruhi kesimpulan pengujian hipotesis. Prosedur non parametrik untuk menduga nilai sentral untuk sampel tunggal ini diantaranya adalah uji tanda untuk sampel tunggal dan uji peringkat bertanda Wilcoxon. Selain pengukuran tendensi sentral, juga terdapat prosedur non parametrik lainnya untuk sampel tunggal dalam pengukuran proporsi populasi (yaitu uji binomial) dan uji kecenderungan (trend) data berdasarkan waktu (yaitu uji Cox-Stuart) 2. Prosedur untuk sampel independen. Prosedur ini digunakan ketika kita ingin membandingkan dua variabel yang diukur dari sampel yang tidak sama (bebas). Misalnya sampel yang diambil berasal dari dua populasi yaitu populasi rumah pedagang sate dan populasi pedagang bakso, dan ingin membandingkan rata-rata pendapatan diantara kedua kelompok pedagang ini. Dalam statistik parametrik, untuk membandingkan membandingkan nilai rata-rata dua kelompok independent, dapat digunakan uji t (t-test). Untuk nonparametrik, alternatif pengujiannya diantaranya adalah Wald-Wolfowitz runs test, Mann-Whitney U test dan Kolmogorov-Smirnov two-sample test. Selanjutnya, jika kelompok yang diperbandingkan lebih dari dua, dalam statistik parametrik dapat menggunakan analisis

c. Istilah Dalam Distribusi Frekuensi Bergolong


c.1 Batas Kelas Nilai yang membatasi kelas yang satu dengan kelas yang lain, misal: kelampok nilai 7 8; 5 6; dan 3 4. c.1.1 Batas Kelas Atas Deret angka yang berada di sebelah kanan kelompok nilai, misal : 8, 6 dan 4 yang ada pada kelompok nilai tabel 4. c.1.2 Batas Kelas Bawah Deret angka yang berada di sebelah kiri kelompok nilai, misal : 7, 5, dan 3 yang ada pada kelompok nilai tabel 4. c.2. Batas Semu dan Nyata c.2.1 Batas Semua Batas antara kelompok angka yg satu dengan lainnya masih ada lobangnya, misal : antara angka 6 pada kelompok nilai (5 6) dengan angka 7 pada dekelompok nilai (7 8) sebetulnya masih ada selisih angka sebanyak 1 angka, yakni 8 dikurang 7 = 1.

66

c.2.2 Batas Nyata Batas antara kelompok angka yg satu dengan lainnya tidak ada lobangnya, misal : kelompok nilai pada tabel 4 kita ubah menjadi : 3 4; 4 5; 5 6; 6 7; dan 7 8. c.3 Lebar Kelas Jumlah nilai variable yang terdapat pada masing-masing kelompok nilai, misal : kelompok nilai 7 8 mempunyai nilai variable sebanyak dua buah, yakni angka 7 dan 8. c.4 Titik Tengah Nilai variable yang terdapat di tengah-tengah interval kelas, misal : sekelompok nilai terdiri dari 5 angka (4, 5, 6, 7, dan 8), maka yang dimaksud dengan Titik Tengah adalah angka 6. c.5 Interval Jarak antara angka yang satu dengan lainnya di dalam kelompok nilai, misal : jarak antara angka 7 dengan 8 adalah 1. c.6 Jumlah Interval Banyaknya interval yang ada di dalam menyusun distribusi nilai, misal : jumlah interval yang ada pada tabel 4 adalah tiga, yakni : pertama adalah 7 8; kedua adalah 5 6; dan ketiga adalah 3 4. c.7 Jarak Pengukuran (R) Angka tertinggi dikurangi dengan angka terendah yang terdapat pada sekolompok nilai, misal : pada sekolompok nilai mata kuliah STATISTIK tersebut di atas, diketahui bahwa nilai tertingginya adalah 8 dan yang terendahnya adalah 4, maka R nya adalah 8 4 = 4.

(belum diketahui sebaran datanya dan tidak perlu berdistribusi normal). Oleh karenanya statistik ini juga dikemukakan sebagai statistik bebas sebaran (tdk mensyaratkan bentuk sebaran parameter populasi, baik normal atau tidak). Statistika non-parametrik dapat digunakan untuk menganalisis data yang berskala Nominal atau Ordinal. Data berjenis Nominal dan Ordinal tidak menyebar normal. Dari segi data, pada dasarnya data berjumlah kecil, yakni kurang dari 30 data. 2. Keunggulan/Kekurangan Statistika Non-parametrik 2.1. Keunggulan 1. Asumsi dalam uji-uji statistik non-parametrik relatif lebih sedikit (lebih longgar). Jika pengujian data menunjukkan bahwa salah satu atau beberapa asumsi yang mendasari uji statistik parametrik (misalnya mengenai sifat distribusi data) tidak terpenuhi, maka statistik nonparametrik lebih sesuai diterapkan dibandingkan statistik parametrik. 2. Perhitungan-perhitungannya dapat dilaksanakan dengan cepat dan mudah, sehingga hasil pengkajian segera dapat disampaikan. 3. Untuk memahami konsep-konsep dan metode-metodenya memerlukan dasar matematika serta statistika yang mendalam. tidak

d. Menetapkan Kelompok Nilai (Jumlah Interval)


d.1 Contoh : Terdapat sekelompok mahasiswa (100 orang), diketahui mahasiswa yang memiliki berat badan paling tinggi sebanyak 125 kg dan yang paling ringan sebanyak 55 kg. d.2 Jawab : d.2.1 Menetapkan Jarak Pengukuran (R) Berat badan paling tinggi = 125 kg Berat badan paling rendah = 55 kg (-) R = 75 kg d. 2.2 Menetapkan Jumlah Interval Misalnya: jumlah interval yang kita kehendaki sebanyak 15 buah d.2.3 Menetapkan Lebar Interval (i) Jarak Pengukuran (R) 75 i = = = 5 15 15

4. Uji-uji pada statistik non-parametrik dapat diterapkan jika kita menghadapi keterbatasan data yang tersedia, misalnya jika data telah diukur menggunakan skala pengukuran yang lemah (nominal atau ordinal). 5. Efisiensi teknik-teknik non-parametrik lebih tinggi dibandingkan dengan metode parametrik untuk jumlah sampel yang sedikit 2.2. Kekurangan 1. Jika asumsi uji statistik parametrik terpenuhi, penggunaan uji nonparametrik meskipun lebih cepat dan sederhana, akan menyebabkan pemborosan informasi. 2. Prinsip perhitungan dalam statistik non-parametrik memang relatif lebih sederhana, namun demikian proses/tahapan perhitungannya seringkali membutuhkan banyak tenaga serta membosankan. 3. Jika sampel besar, maka tingkat efisiensi non-parametrik relatif lebih rendah dibandingkan dengan metode parametrik.

65

probabilitasnya untuk menolak hipotesis-nol ketika hipotesis-nol itu memang keliru. Salah satu hal penting yang ditemukan boneau adalah apabila ada heterogenitas varian dan perbedaan ukuran sampel dalam kelompok-kelompok eksperimen, tes signifikansi menderita akibat yang parah.

Pemahaman Dasar Statistik Non-Parametrik (Seri 1. Non-Parametrik)


Tulisan kali ini akan mencoba mengantar ke pemahaman mengenai statistika nonparametrik, sebagai alternatif analisis statistik parametrik dalam pengolahan dan pengujian hipotesis untuk penelitian. Tulisan ini merupakan bagian awal dari tulisan berseri. Pada seri-seri berikutnya akan diberikan beberapa contoh kasus dan dan aplikasi perhitungannya secara manual serta penggunaan paket program statistik. 1. Antara Statistika Parametrik dan Nonparametrik

Statistika pada dasarnya dapat dibagi atas Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial/Induktif.
a. Statistika Deskriptif meliputi prosedur, proses dan tahapan dalam peringkasan hasil-hasil pengamatan secara kuantitatif. Dalam pengertian lain statistika deskriptif mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan, dan penyajian data suatu penelitian. Tujuan utama dari statistika deskriptif adalah membantu menggambarkan fakta sehingga lebih mudah dibaca dan dipahami. b. Statistika Induktif adalah statistika yang terkait dengan penarikan kesimpulan serta pengambilan keputusan berdasarkan fakta. Dalam pengertian lain, statistika induktif juga didefinisikan sebagai statistika yang mempelajari cara-cara penarikan suatu kesimpulan dari suatu populasi tertentu berdasarkan sebagian data (sampel). Dalam penarikan kesimpulan tersebut, statistik induktif mengacu kepada suatu pengujian hipotesis tertentu. Selanjutnya, dalam statistika induktif, berbagai prosedur dan uji statistik yang dapat digunakan pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok, yakni kelompok Statistik Parametrik dan kelompok Statistik Non-Parametrik. Uji Statistik Parametrik ialah suatu uji yang modelnya menetapkan adanya syarat-syarat tertentu (asumsi-asumsi) dari sebaran (distribusi) data populasinya. Statistika parametik lebih banyak digunakan untuk menganalisis data yang berskala interval dan rasio dengan dilandasi asumsi tertentu seperti normalitas. Oleh karenanya, makna hasil suatu uji parametrik tergantung pada validitas asumsi-asumsi tersebut. Selain itu, jika dilihat dari jumlah datanya, biasanya data berjumlah besar, sekurangkurangnya lebih besar atau sama dengan 30 data. Uji Statistik Non-Parametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya

d.3 Kesimpulan Jadi jumlah dan susunan interval yang dimaksud adalah : Tabel 5 Berat Badan No. Interval Berat Badan 1 121 - 125 2 116 - 120 3 111 - 115 4 106 - 110 5 101 - 105 6 96 - 100 7 91 - 95 8 86 - 90 9 81 - 85 10 76 - 80 11 71 - 75 12 66 - 70 13 61 - 65 14 56 - 60 15 51 - 55
3. Distribusi Frekuensi Meningkat

a. Frekuensi Meningkat Dari Atas


Untuk mengertjakan distribusi menggunakan data pada tabel 2 : frekuensi meningkat dari atas, kita

Nilai (X) 8 7 6 5 4 Jumlah

Tabel 6 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Frekuensi Frekuensi Meningkat (F) Dari Atas 4 4 23 27 28 55 16 71 1 72 72 -

64

b. Frekuensi Meningkat Dari Bawah


Untuk mengertjakan distribusi frekuensi meningkat dari bawah, kita menggunakan data pada tabel 2 : Tabel 7 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Nilai Frekuensi Frekuensi Meningkat (X) (F) Dari Bawah 8 4 72 7 23 68 6 28 45 5 16 17 4 1 1 Jumlah 72 -

KEGUNAAN STATISTIK
Statistik berfungsi hanya sebagai alat bantu! Peranan statistik dalam penelitian tetap diletakkan sebagai alat. Artinya, statistik bukan menjadi tujuan yang menentukan komponen penelitian lain. Oleh sebab itu, yang berperan menentukan tetap masalah yang dicari jawabannya dan tujuan penelitian itu sendiri. Statistik dapat berguna dalam penyusunan model, perumusan hipotesis, pengembangan alat pengambil data, penyusunan rancangan penelitian, penentuan sampel, dan analisis data, yang kemudian data tersebut diinterpretasikan sehingga bermakna. Hampir semua penelitian ilmiah dilakukan terhadap sampel kejadian, dan atas dasar sampel itu ditarik suatu generalization. Suatu generalisasi pasti mengalami error, disinilah salah satu tugas statistikbekerja atas dasar sampel bukan populasi. Dengan demikian pengujian hipotesis dapat kita lakukan dengan teknik-teknik statistik. Dari hasil analisis statistik yang diperoleh berdasarkan perhitungan yang angkaangka tersebut, sebenarnya belum mempunyai arti apa-apa tanpa dideskripsikan dalam bentuk kalimat atau kata-kata di dalam penarikan kesimpulan. Jika tidak, maka hasil analisis tersebut tidak akan bermakna dan hanya tinggal angka-angka yang tidak "berbunyi".

c. Frekuensi Meningkat Dari Atas Dan Bawah


Untuk mengertjakan distribusi frekuensi meningkat dari atas dan bawah, kita menggunakan data pada tabel 2 : Tabel 8 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Nilai Frekuensi Frekuensi Meningkat Frekuensi Meningkat (X) (F) Dari Atas Dari Bawah 8 4 4 72 7 23 27 68 6 28 55 45 5 16 71 17 4 1 72 1 Jumlah 72 -

Parametrik dan Non Parametrik


Dua jenis statistic yang dikenal saat ini adalah parametric dan non parametric. Statistic parametric bergantung pada asumsi-asumsi atau anggapan mengenai populasi dimana kita telah menarik sampel dari populasi tersebut. Adapun statistic non parametric tidak bergantung pada asumsi manapun. Asumsi-asumsi itu antara lain adalah normalitas dan homogenitas data. Masalah asumsi ini adalah masalah yang cukup menarik. Hal ini dikarenakan ada juga statistikawan yang berpendapat pelanggaran terhadap asumsi-asumsi bukan masalah serius. Sehingga meskipun asumsi tidak terpenuhi, statistic parametric seperti t-test dan ftest tetap bias digunakan. Kajian tentang masalah ini bias dibaca pada P. Gardner: Scales and Statistics, review of educational research yang mengulas tentang ikhwal kekokohan tes. Akan tetapi, sebagian statistikawan berpandangan bahwa asumsi normalitas dan homogenitas data sangat penting terpenuhi sebagai syarat penggunaan statistic parametric. Beberapa ahli yang telah mengkaji masalah ini diantaranya adalah Norton dan Boneau yang telah diringkas dengan sangat cemerlang oleh E. Linndquist, design and analysis of experiments. Dalam Psychological bulletin, boneau sendiri telah membicarakan keseluruhan masalah asumsi dan melaporkan kajian definitifnya dalam suatu artikel yang berjudul the effect of violations of assumptions underlying t-test. Menurut saya, penggunaan asumsi normalitas dan heterogenitas data pada akhirnya dikembalikan kepada kita sendiri. Akan tetapi apabila ada petunjuk kuat bahwa ketidaknormalan populasi cukup serius, maka akan sangat bijak apabila kita menggunakan statistic non parametric sebagai ganti parametric. Hal ini dikarenakan statistic parametric lebih kuat dari non parametric. Kekuatan suatu tes statistic ialah

d. Frekuensi Meningkat Dari Atas Dan Bawah Dalam Persen


Untuk mengertjakan distribusi frekuensi meningkat dari atas dan bawah, kita menggunakan data pada tabel 2 : Tabel 8 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Nilai Frekuensi Frekuensi F Naik Frekuensi F Naik Dari (X) (F) Meningkat Dari Atas Meningkat Bawah Dari Atas (%) Dr Bawah (%) 8 4 4 5,56 72 100 7 23 27 37,5 68 94,44 6 28 55 76,39 45 62,5 5 16 71 98,61 17 23,61 4 1 72 100 1 1,39 Jlh 72 -

63

38. Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. 39. Median adalah salah satu teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai tengah dari kelompok data yang telah disusun urutannya dari yang terkecil sampai yang terbesar atau sebaliknya. 40. Modus adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai yang sedang populer atau nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut. 41. Standar Deviasi adalah akar pangkat dua dari variansi yang merupakan bentuk linier yang nilainya selalu positif atau bisa juga disebut smpangan baku. 42. Varian adalah salah satu teknik statistik yang digunakan untuk menjelaskan homogenitas kelompok. 43. Koefisien Variasi adalah salah satu ukuran disperse relative yang membandingkan variasi antara nilai-nilai besar dengan nilai-nilai kecil dispersi relative. 44. Meramal (forcasting) adalah menduga. 45. Menafsirkan adalah mengartikan. 46. Estimasi adalah penilaian, pendapat, perkiraan, perhitungan, pangkal kulasian. 47. Data adalah keterangan yang benar dan nyata atau keterngan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau kesimpulan) 48. Datum adalah yang sesuai dengan data. 49. Random adalah secara serampangan pengambilan sampling atau secara acak dari kelompok yang mewakili keseluruhan dari populasi yang lebih besar.

D. MEMBUAT GRAFIK 1. Grafik Garis Untuk membuat grafik garis kita ambilkan dari data yang terdapat pada tabel 2. a. Contoh : Tabel 9 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Nilai (X) Frekuensi (F) 8 4 7 23 6 28 5 16 4 1 Jumlah 72

b. Jawab

F
30 25

20

15

10

O 1 2 3 4 5 6 7 8

c. Keterangan : F = Frekuensi siswa X = Nilai Statistik O = Titik Origin

62

2. Grafik Balok a. Contoh :

Tabel 10 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Nilai (X) Frekuensi (F) 8 4 7 23 6 28 5 16 4 1 Jumlah 72 b. Jawab :

F
30 28

25 23

20 16 15

10

4 5 1

Keterangan : F = Frekuensi siswa X = Nilai Statistik O = Titik Origin

18. Hukum adalah peraturan yang dibuat oleh penguasa (pemerintah) atau adat yang berlaku bagi semua orang disuatu masyarakat (Negara) atau undang-undang, peraturan, dan sebagainya untuk mengatur pergaulan hidup masyarakat. 19. Aksioma adalah pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. 20. Postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggab benar tanpa perlu membuktikannya; anggapan dasar; patokan duga. 21. Proposisi adalah rancangan usulan atau ungkapan yang dapat dipercaya, disangsikan, disangkal atau dibuktikan benar tidaknya. 22. Hipotesis adalah sesuatu yang di anggap benar untuk alasan atau pengutaraan pendapat, meskipun kebenarannya masih harus dibuktikan; anggapan dasar. 23. Variabel adalah dapat berubah-ubah, berbeda-beda, bermacam-macam (tentang mutu, harga dsb). 24. Indikator adalah alat pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan. Atau gejala yang menunjukkan keterkaitan. 25. Indikasi adalah gejala keterkaitan masalah. 26. Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa kongkret, atau gambaran mental dari obyek, proses atau apapun yang ada diluar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain. 27. Konstruk adalah sifat yang akan dipelajari. 28. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya,dsb). Atau penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penalaahan bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. 29. Sintesis adalah paduan (campuran) berbagai pengertian atau hal sehingga merupakan kesatuan yang selaras, ketentuan hokum yang umum berdasarkan hokum-hukum yang khusus atau reaksi kimia antara dua atau lebih zat membentuk satu zat baru. 30. Signifikasi adalah pengertian atau mengandung arti penting. 31. Verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran laporan, perhitungan uang. 32. Diagram adalah gambaran (buram,seketsa) untuk memperlihatkan atau menerangkan sesuatu. 33. Grafik adalah lukisan pasang surut suatu keadaan dengan garis atau gambar (tentang turun naiknya hasil, statistik dsb) 34. Distribusi adalah penyaluran (pembagian) kepada beberapa orang atau ke beberapa tempat. 35. Distribusi Frekuensi adalah suatu susunan data (organisasi data) statistik yang menunjukkan beberapa banyak hal dalam kategori-kategori atau interval yang berbeda dari data yang telah dikelompokkan. 36. Poligon adalah grafik garis yang menghubungkan nilai tengah tiap sisi atas yang berdekatan dengan nilai tengah jarak frekuensi mutlak masing-masing. Atau segi banyak (bidang rata yang sudut atau sisinya lebih dari empat) 37. Ogive adalah suatu grafik yang mencantumkan frekuensinya secara meningkat dan menggunakan batas nyata.

61

Istilah-Istilah dalam Statistik 1. Statistika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan data, pengelolahan atau penganalisisannya dan penarikankesimpulan berdasarkan kumpulan data dan penganalisisan yang dilakukan 2. Statistik adalah sebagai alat bantu untuk member gambaran atas suatu peristiwa melalui bentuk yang sederhana dapat berupa angka-angka atau berupa grafikgrafik. 3. Statistik Deskriptif adalah sebagai alat bantu untuk mendiskripsikan fenomenafenomena yang diteliti berdasarkan data yang terkumpul. 4. Statistik Inferensial adalah sebagai alat bantu tidak hanya untuk mendiskripsikan, tetapi lebih ditekankan pada fungsi analisis untuk menginferensialkan (menemukan cirri-ciri statistik tertentu) untuk suatu populasi dari suatu sampel secara random, dalam rangka pengujian hipotesis penelitian. 5. Statistik Induktif adalah statistik yang digunakan untuk membuat berbagai inferensi terhadap sekumpulan data yang berasal dari sampel. 6. Statistik Deduktif adalah statistic yang digunakan untuk membuat berbagai informasi terhadap sekumpulan data yang berasal dari berbagai sampel. 7. Statistik Parametrik adalah alat bantu analisis data dengan berdasar atas asumsiasumsi, bahwa samplnya harus berdistribusi normal yang diambil secara random, dan datanya bersekala interval atau rasio. 8. Statistik Nonparametrik adalah alat bantu analisis data yang tidak harus memenuhi persyaratan-persyaratan seperti statistic parametric. 9. Logika adalah pengetahuan tentang kaidah berpikir atau jalan pikiran yang masuk akal. 10. Berfikir Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian- bagiannya yang khusus. 11. Berfikir Induktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal khusus terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian- bagian yang umum. 12. Penalaran adalah proses pemikiran secara logis untuk menarik kesimpulan dari suatu kenyataan sebelumnya. 13. Populasi adalah seluruh jumlah penduduk di suatu daerah atau sekelompok orang, benda atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel; sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. 14. Sampel adalah Percontoh atau bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. 15. Sampling adalah proses pemilihan sejumlah individu atau serangkaian obyek pengukuran dari kelompok atau populasi yang adapemilihan sample yang berlainlainan. 16. Generalisasi adalah perihal membentuk gagasan atau simpulan umum dari suatu kejadian, hal dsb. 17. Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa (kejadian dsb)

3. Grafik Lingkaran Untuk membuat grafik frekuensi harus dibuat persentase, oleh karena itu tabelnya di buat sbb: a. Conoh : Tabel 11 Nilai STATISTIK 72 Mahasiswa Prodi B. Inggris FKIP Unlam Tahun 2010 Nilai (X) Frekuensi (F) Frekueni Dlm % 8 4 5,56 7 23 32,40 6 28 38,89 5 16 22,23 4 1 1,42 Jumlah 72 100

b. Jawab : 38,89% (6)

33 333333 22,23% (5)

1,42% (4) 5,56% (8) 32,40% (7)

Keterangan : Jumlah siswa yang mendapat nilai 8 sebanyak 4 orang (5,56%) Jumlah siswa yang mendapat nilai 7 sebanyak 23 orang (32,40%) Jumlah siswa yang mendapat nilai 6 sebanyak 28 orang (38,89%%) Jumlah siswa yang mendapat nilai 5 sebanyak 16 orang (22,23%) Jumlah siswa yang mendapat nilai 4 sebanyak 1 orang (1,42%)

60

PERTEMUAN II
A. TENDENSI SENTRAL Suatu titik yang menunjukkan tempat atau areal yang menjadi pemusatan (pengelompokan) angka-angka dari suatu distribusi angka. Tendensi Sentral (pengelompokan angka-angka) dapat dibedakan menjadi :

5. PENOLAKAN :
KD > Ktabel

1. Mean (Angka Rata-rata)


a. Mean Biasa a.1 Contoh : Ada 7 orang mahasiswa, masing-masing tinggi badannya adalah 155, 165, 165, 160, 165, 160 dan 165 a.2 Rumus : X M = N M = mean ; X = tinggi badan; dan N = jumlah mahasiswa

6. KESIMPULAN :
a. KD = 5 b. Ktabel pada Ts = 5% dan N = 10 didapat sekor sebesar 7 c. KD < Ktabel d. Hipotesa Diterima, Karena : d.1 Perbedaan frekuensi pemberian obat tidak signifikan d.2 Kecocokan frekuensi pemberian obat kuat d.3 Artinya : Frekuensi pemberian obat pada 10 sampel beras Efektif

a.3 Jawab : 155 + 165 + 165 + 160 + 165 + 160 +165 Mean = 7 a.4 Kesimpulan Jadi tinggi rata-rata (mean) dari ke 7 mahasiswa tersebut diatas adalah 162,14 b. Mean Ditimbang (Distribusi Tunggal) b.1 Contoh Dari 7 orang mahasiswa, yang masing-masing tinggi badannya adalah 155, 165, 165, 160, 165, 160 dan 165 b.2 Rumus : fX M = N = 162,14

B. SAMPEL BESAR
1. Ketentuan dan caranya sama dengan uji dalam sample kecil 2. Hanya bedanya, pada sample besar adalah BEDA YANG TERBESAR PADA FREKUENSI KOMULATIF dinamakan Dn

10

59

b.3 Jawab :

2. COHTOH DAN JAWAB :

a. DUA KELOMPOK SAMPEL BERAS b. KELOMPOK SAMPEL I DAN II, MASINGMASING DIBERI OBAT PENGAWET YANG SAMA, TAPI DENGAN FREKUENSI BERBEDA c. DIMAKSUDKAN UNTUK MENGUJI EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT.

Tabel 12 Untuk Mencari Mean Ditimbang Tinggi Badan Frekuensi (X) (f) 165 4 160 2 155 1 N=7 fX fX M = = 1135

fX 660 320 155 = 1135

SAMPEL
1 2 3 4

PEMBERIAN OBAT FREKUENSI KOMULATIF BEDA I II I II


1 2 1 2 0 1 1 1 1 3 4 6 0 1 2 3 1 2 2 3

= 162,14 N 7 b.4 Kesimpulan Jadi tinggi rata-rata (mean) ditimbang dari ke 7 mahasiswa tersebut diatas adalah sebesar 162,14 c. Mean Distribusi Bergolong c.1 Mean Distribusi Bergolong Dengan Titik Tengah c.1.1 Contoh Ada 167 mahasiswa yang mengikuti pertandingan lompat tinggi, adapun hasil dari pertandingan tersebut seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 13 Mencari Mean Distribusi Bergolong Dengan Titik Tengah Interval Tinggi Titik Tengah Frekuensi fX Loncatan (X) (f) 145 149 1 147 147 140 144 3 426 142 135 139 5 685 137 130 134 8 1056 132 125 129 11 1397 127 120 124 17 2074 122 115 119 21 2457 117 110 114 22 2464 112 105 109 24 2568 107 100 104 20 2040 102 95 99 15 1455 97 90 94 12 1104 92 85 89 6 522 87 80 - 84 2 164 82 Jumlah N = 167 fX = 18.559

5
6 7 8 9 10

2
0 0 1 1 0

0
1 1 2 0 3

8
8 8 9 10 10

3
4 5 7 7 10

5
4 3 2 3 0

10
3. DIKETAHUI :

10

HARGA MUTLAK FREKUENSI KOMULATIF

TERBESAR ADALAH 5. HARGA TERSEBUT


DIJADIKAN SEBAGAI KD

4. KRITERIA :
a. Ts = 5% b. N = 10

58

11

c.1.2 Rumus : fX M = N c.1.3 Jawab : fX M = N = 167 18.559 = 111,13

6. PENOLAKAN :
Dhitung > Dtabel

7. KESIMPULAN :
a. Dhitung = 0,13 b. Dtabel pada Ts = 5% dan Jumlah amatan per PRODI = 60 didapat skor 0,23 c. Dhitung < Dtabel d. Hipotesa Diterima, Karena : d.1 Perbedaan opini mahasiswa antara ke 10 PRODI tidak signifikan d.2 Kecocokan opini mahasiswa antara ke 10 PRODI kuat d.3 Artinya : Prodi INGGRIS BISNIS masih layak untuk diselenggarakan.

c.1.4 Kesimpulan Jadi tinggi loncatan rata-rata (mean) distribusi bergolong dengan titik tengah dari ke 167 mahasiswa tersebut diatas adalah setinggi 111,13 c.2 Mean Distribusi Bergolong Dengan Rumus Terkaan c.2.1 Contoh : Ada 167 mahasiswa yang mengikuti pertandingan lompat tinggi, adapun hasil dari pertandingan tersebut seperti pada tabel di bawah ini : Tabel 14 Mencari Mean Distribusi Bergolong Dengan Rumus Terkaan Interval Tinggi Frekuensi Deviasi (kesalahan) fX Loncatan (f) Terkaan (X) 145 149 1 +8 +8 140 144 3 +7 +21 135 139 5 +6 +30 130 134 8 +5 +40 125 129 11 +4 +44 120 124 17 +3 +51 115 119 21 +2 +42 110 114 22 +1 +22 105 109 24 0 0 100 104 20 -1 -20 95 99 15 -2 -30 90 94 12 -3 -36 85 89 6 -4 -24 80 - 84 2 -5 -10 Jumlah N = 167 fX = 138

UJI KECOCOKAN dengan menggunakan KOLMOGOROF SMIROV untuk menguji DUA KELOMPOK A. SAMPEL KECIL
1. KETENTUAN :
a. JUMLAH SAMPEL 30 b. SAMPEL DIAMBIL DARI POPULASI YANG BERBEDA c. ASUMSINYA TIDAK ADA PERBEDAAN DISTRIBUSI SAMPEL DARI DUA ATAU LEBIH POPULASI d. SAMPEL DIAMBIL SECARA RANDOM

12

57

3. DIKETAHUI : TERNYATA MAHASISWA YANG TIDAK SETUJU SEPERTI PADA TABEL DI BAWAH INI :
PRODI TIDAK SETUJU 1 2 3 9 10 4 4 5 6 7 8 9 10 2 3 5 1 7 8 11

c.2.2 Rumus : fX M = MT + N Diketahui : MT fX N i = 107 = 138 = 167 = 5 i

c.2.3 Jawab : fX M = MT + N 138


DIHARAP TIDAK SETUJU 9 10 4 2 3 5 TIDAK SETUJU 6 6 6 6 6 6 RELATIF AMATAN 0,15 0,17 0,06 0,04 0,05 0,08 HARAPAN 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 FREKUENSI REALTIF KOMULATIF AMATAN 0,15 0,32 0,38 0,42 0,47 0,55 HARAPAN 0,10 0,20 0,30 0,40 0,50 0,60 BEDA FREKUENSI KOMULATIF 0,05 0,12 0,08 0,02 0,03 0,05

4. JAWAB :
M = 107 + 167

= 111,13

c.2.4 Kesimpulan Jadi tinggi loncatan rata-rata (mean) distribusi bergolong dengan rumus terkaan dari ke 167 mahasiswa tersebut diatas adalah setinggi 111,13

2. Median
Suatu nilai yang membatasi 50% frekuensi distribusi bagian bawah dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas a. Median Distribusi Tunggal a.1 Contoh : Dari 7 orang mahasiswa, yang masing-masing tinggi badannya adalah 155, 165, 165, 160, 165, 160 dan 165 a.2 Jawab Tabel 15 Untuk Mencari Median Dengan Distribusi Tunggal Individu Tinggi badan 155 1 2 160 3 160 4 165 (median) 5 165 6 165 7 165

1
7 8 11

6
6 6 6

0,02
0,11 0,14 0,18

0,10
0,10 0,10 0,10

0,57
0,68 0,82 1,00

0,70
0,80 0,90 1,00

0,13
0,12 0,08 0,00

60

60

CATATAN : HRGA MUTLAK FREKUENSI KOMULATIF TERBESAR ADALAH 0,13 DITENTUKAN SEBAGAI HARGA Dhitung

5. KRITERIA :

a. Ts = 5% b. N = 60
56

13

a.3 Kesimpulan a.3.1 Individu Nomor 4 yang memiliki tinggi bdan 165 menjadi median, meskipun ia memiliki tinggi badan yg sama dengan nomor 5, 6, dan 7 karena posisinya berada pada 50% frekuensi distribusi bagian bawah dengan 50% frekuensi distribusi bagian atas, tanpa memperhatikan tinggi badannya a.3.2 Jumlah individu tidak harus ganjil, genap pun tidak masalah. Contoh : jumlah mahasiswa hanya 4 orang, misalnya : 155, 160, 162, dan 165. Maka Mediannya 160 (individu ke 2) ditambah 162 (individu ke 3) dibagi dua, yakni 161. b. Median Distribusi Bergolong b.1 Contoh Ada 55 mahasiswa bahasa Inggris yang mengikuti ujian Statistik yang distribusi nilainya sebagai berikut : Tabel 16 Distribusi Nilai Statistik Dari 55 Mahasiswa Interval Frekuensi 96 100 1 91 95 3 86 90 5 81 85 9 76 80 13 71 75 10 66 70 6 61 65 4 56 60 3 51 55 1 Jumlah 55 b.2 Rumus N cfb Median = Bb + fd Keterngan : Bb = Batas bawah dari interval yang mengandung median cfb = Frekuensi komulatif dibawah interval yang mengandung median fd = Frekuensi dalam interval yang mengandung median i = Lebar interval N = Jumlah frekuensi dalam distribusi i

d. Hipotesa Ditolak, Karena : d.1 Perbedaan antara ke 5 kelas signifikan d.2 Kecocokan antara ke 5 kelas lemah d.3 Padahal, seharusnya karena diajar dengan metode yang sama prestasi yang dicapai oleh semua siswa tidak jauh berbeda (METODE TIDAK EFEKTIF)

UJI KECOCOKAN dengan menggunakan KOLMOGOROF untuk menguji DUA KELOMPOK


1. KETENTUAN :
TEKNIK INI SEBENARNYA SAMA DENGAN CHI KUADRAT, HANYA BEDANYA TERLETAK PADA : a. SAMPEL DAPAT LEBIH KECIL b. DATA HARUS ORDINAL c. JUMLAH POPULASI YANG SATU DENGAN LAINNYA HARUS SAMA d. SAMPEL HARUS DIPILIH SECARA RANDOM a. MENELITI OPINI MAHASISWA, TENTANG PERLU DITUTUP TIDAKNYA INGGRIS BISNIS b. JUMLAH MAHASISWA 600 ORANG, PER PRODI 60 ORANG c. YANG TIDAK SETUJU DIHARAPKAN 10%

2. COHTOH :

14

55

KEL LULUS

GAGAL (D)

GAGAL DIHARAPKAN (E) D-E (D - E)2

(D - E)2 ______ E

b.3 Jawab Tabel 17 Perhitungan Median Dengan Distribusi Bergolong Interval Nilai Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 96 100 1 55 91 95 3 54 86 90 5 51 81 85 9 46 76 80 13 (fd) 37 71 75 10 24 (cfb)) 66 70 61 65 56 60 51 55 Jumlah 6 4 3 1 55 14 8 4 1

1 2 3 4 5

40 46 38 49 35

10 4 12 1 15

10 10 10 10 10

0 -6 2 -9 5

0 36 4 81 25 2

0 3,6 0,4 8,1 2,5

14,6

3. DIKETAHUI :
2 = 14,6 = K1=51=4

DF

4. KRITERIA :

a. Ts = 5% b. DF = 4

5. PENOLAKAN :
2
hitung

2
tabel

>

6. KESIMPULAN :
2

Diketahui : b.3.1. Bb - Interval yang mengandung median adalah 76 80 - Batas bawah (Bb) dari interval yang mengandung median adalah antara 75 denga 76, yakni 75,5 b.3.2. N -N = 55 - N = x 55 = 27,5 b.3.3. cfb - Frekuensi komulatif yang mengadung median adalah 37 - Frekuensi komulatif yang berada di bawah frekuensi komulatif yang mengandung median (37) adalah 24 b.3.4. fd Frekuensi dalam interval yang mengandung median adalah 13 b.3.5. i Lebar interval pada distribusi bergolong ini adalah 5 b.3.5 Penerapan Rumus N cfb Median = Bb + fd 27,5 24 Median = 75,5 + 13 x 5 = i

a. b. c.

hitung

2 tabel

= 14,6

pada Ts = 5% dan DF = 4, didapat skor sebesar 9,488


2 2
hitung

>

tabel

= 75,5 + 1,35 = 76, 85 54 15

3. Mode
Nilai yang memiliki frekuensi tertinggi a. Mode Dalam Distribusi Tunggal Nilai variabel yang memiliki frekuensi tertinggi dalam distribusi sekelompok angka. a.1 Contoh : Dari 43 mahasiswa Prodi Bahasa Inggris yang menguti ujian Statistik menunjukkan sebaran sebagai berikut : Tabel 18 Distribusi Nilai Statistik Dari 43 Mahasiswa Nilai Frekuensi 10 1 9 0 8 15

c. Fhitung < Ftabel d. Hipotesa Ditolak, artinya : tiga jenis pelapisan besi dengan perak pada tiga perusahaan, tidak mempunyai signifikan perbedaan produksi yang

7
6 5 4 3 Jumlah

18
4 3 1 1 43

UJI KECOCOKAN dengan menggunakan CHI KUADRAT untuk menguji DUA KELOMPOK
1. KETENTUAN :
a. YANG DIUJI ADALAH POPULASI b. TERDAPAT KEMUNGKINAN DISTRIBUSI FREKUENSI YANG DIAMATI MENYIMPANG DARI YANG DIHARAPKAN

a.2 Jawab - Nilai yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam distribusi sekelompok mahasiswa Prodi Bahasa Inggris adalah 7, yakni memperoleh frekuensi sebesar 18. - Jadi yang menjadi modenya adalah nilai 7 b. Mode Dalam Distribusi Bergolong Ttitik tengah interval kelas yang mempunyai frekuensi tertinggi dalam distribusi Sekelompok angka b.1 Contoh Ada 55 mahasiswa bahasa Inggris yang mengikuti ujian Statistik yang distribusi nilainya sebagai berikut : Tabel 19 Distribusi Nilai Statistik Dari 55 Mahasiswa Interval Titik Tengah (X) Frekuensi (f) 96 100 78 1 91 95 93 3 86 90 88 5 81 85 83 9 76 80 13 (78) 71 75 73 10 66 70 68 6 61 65 63 4 56 60 58 3 51 55 53 1 Jumlah 55

2. COHTOH DAN JAWAB :


a. ADA 5 KELAS, MASING-MASING BERISI 50 SISWA b. DITERAPKAN SEBUAH METODE, DENGAN MENGGUNAKAN METODE TSB, DIHARAPKAN SISWA YANG MENGALAMI KEGAGALAN (TDK LULUS) 20% c. SETELAH SELESAI, KEMUDIAN HASIL SISWA YANG BERUPA NILAI DIANALISA

16

53

h.

HARGA F SETELAH DIKOREKSI DARI PENGARUH BESI (X) 327,4 RJK


dalam perush

b.2 Jawab - Frekuensi yang tertinggi dalam distribusi sekelompok nilai mahasiswa Prodi B. Ingris adalah 13 - Interval yang memiliki frekuensi tertinggi adalah interval 76 80, Titik tengah dari interval tersebut adalah 78 - Jadi yang menjadi Mode dalam distribusi ini adalah Titik tengah 78

= 8 292,4

= 40,9

PERTEMUAN III
B. KWARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

RJK

antar perush

= 2

= 146,2

1. Kwartil
Nilai yang memisahkan tiap-tiap 25% dari frekuensi dalam distribusi a. Kwartil Pertama (K1) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 25% frekuensi di bagian bawah dan 75% frekuensi di bagian atasnya b. Kwartil Kedua (K2) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 50% frekuensi di bagian bawah dan 50% frekuensi di bagian atasnya c. Kwartil Ketiga (K3) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 75% frekuensi di bagian bawah dan 25% frekuensi di bagian atasnya Ulustrasi : Nilai Interval Frekuensi (c) Dalam %

RJK

F=
RJK

antar perush

146,2 = = 3,57 40,9

5. KRITERIA :

dalam perush

a. Ts b. DF antar perush DFdalam perush

= 5% =2 =8

25%

6. PENOLAKAN :
F
hitung

50% K Ketiga K Kedua K Pertama K1 50% 25% 75% K3 K2 75%

< F

tabel

7. KESIMPULAN :
a. Fhitung = 3,57 b. Ftabel pada TS = 5%, DFantar perush = 2 dan DFdalam perush = 8, didapat F
tabel

= 4,48

52

17

d. Rumus K1 K1 = Bb +

N cfb i fd

e. DALAM PERUSAHAAN SETELAH DIKOREKSI


(1.270,5)2 Y2(dikoreksi) = 543,5 7.469,5

Keterangan : K1 = Bb = N = cfb = cfb = i = Contoh :

Kwartil pertama yang dicari Batas bawah interval yang mengandung K1 Batas bawah interval yang mengandung K1 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung K1 Frekuensi dalam interval yang mengandung K1 Lebar interval

= 327,4

f.

Interval Nilai 96 100 91 95 86 90 81 85 76 80 71 75

Tabel 20 Perhitungan Kwartil Pertama Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 5 51 9 46 13 37 10 24

ANTAR PERUSAHAAN SETELAH DIKOREKSI


Y2(dikoreksi) = 619,8 327,4 = 292,4

g. TABEL ANALISA KO VARIANS


SUMBER VARIASI
ANTAR PERUSH DALAM PERUSH JUMLAH ANTAR PERUSH DIKOREKSI

66 70 61 65
56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 N = 11,25 Bb = 65,5 Jawab : N cfb K1 = Bb + fd 11,25 8 = 65,5 + 6

6 (fd)
4 3 1 55

14 8 (cfb)
4 1

DF

JK Y
2

DIKOREKSI X
2

XY

Y2
327,4 619,8 292,4

DF
8 10 2

RJK
40,9 146,2

2 665,2 1.O62,2 1.771,2 9 543,5 1.270,5 7.469,5 11 1.208,7 2.332,7 9.240,7

cfb fd i

=8 =6 =5

g.1 KETERANGAN : DF = 2 = M = JUMLAH VARIABEL (BESI DAN PERAK DF = 9 = N M 1 = 12 2 -1 DF = 11 = N 1 = 12 - 1 g.2 DIKOREKSI : DF = 8 = N M 2 = 12 2 - 2 DF = 10 = N 2 =12 - 2
51

5 = 65,5 + 2,71 = 68,21

18

e. Rumus K2
(944)(344) XY = (110)(40) + (75)(38) + + (59)(13) = 2.332,7 12

N cfb K2 = Bb + fd Keterangan : K2 = Bb = N = cfb = cfb = i = Contoh : i

b. DALAM PERUSAHAAN SEBELUM DIKOREKSI X2 = (375)2 + (313)2 + (256)2 4 2 (155) + (105)2 + (84)2 4
4

(944)2

12 (344)2 12
-

= 1.771,2

Kwartil kedua yang dicari Batas bawah interval yang mengandung K2 Batas bawah interval yang mengandung K2 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung K2 Frekuensi dalam interval yang mengandung K2 Lebar interval

Y =
2

665,2
Interval Nilai 96 100 91 95 86 90 81 85

(375)(155) + (313)(105) + (256)(84) XY = = 1.062,2

(944)(344) 12

Tabel 21 Perhitungan Kwartil Kedua Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 5 51 9 46

c. KEKELIRUAN
EX = 9.240,7 1.771,2 = 7.469,5
2

76 80 71 75
66 70 61 65 56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 N = 27,5 Bb = 75,5 Jawab : N cfb K2 = Bb + fd 27,5 24 = 75,5 + 13

13 (fd)
10 6 4 3 1 55

37 24 (cfb)
14 8 4 1

EY2 = 1.208,7

665,2 =

543,5

EXY = 2.332,7 1.062,2 = 1.270,5

d. JUMLAH SETELAH DIKOREKSI


(2.332,7)2 Y
2

cfb fd i

= 24 = 13 =5

(dikoreksi)

= 1.208,7 = 619,8 9.240,7

5 = 75,5 + 1,35 = 76,85

50

19

f. Rumus K3 N cfb K3 = Bb + fd Keterangan : K3 = Bb = N = cfb = cfb = i = Contoh : Tabel 22 Perhitungan Kwartil Ketiga Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 5 51 i

2. COHTOH :

Kwartil kedua yang dicari Batas bawah interval yang mengandung K3 Batas bawah interval yang mengandung K3 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung K3 Frekuensi dalam interval yang mengandung K3 Lebar interval

a. BESI AKAN DILAPISI PERAK b. YANG MELAKUKAN PELAPISAN 3 PERUSAHAAN c. APAKAH ADA PERBEDAAN ANTARA HASIL PRODUKSI DARI 3 PERUSAHAAN TERSEBUT

DIKERJAKAN OLEH PERUSAHAAN


A BESI PERAK (X) (Y)
110 75 93 97 40 38 30 47

JUMLAH X Y

B BESI (X)
60 75 38 140

C BESI (X)
62 90 45 59

PERAK (Y)
25 32 13 35

PERAK (Y)
27 24 20 13

Interval Nilai 96 100 91 95 86 90

81 85 76 80
71 75 66 70 61 65 56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 N = 41,25 Bb = 80,5 Jawab : N cfb K3 = Bb + fd 41,25 37 = 80,5 + 9

9 (fd)
13 10 6 4 3 1 55

46 37 (cfb)
24 14 8 4 1

375

155

313

105

256

84

944 344

3. DIKETAHUI : X = 944 4. JAWAB : ; Y = 344

cfb fd i

= 37 =9 =5

a. JUMLAH SEBELUM DIKOREKSI X = (110) + (75) + . + (59)


2 2 2 2

(944)2 12 (344)2 12

i
2

= 9.240,7 Y = (40) + (38) + . + (13)


2 2 2

5 = 80,5 + 2,36 = 82,86

= 1.208,7
49

20

2. Desil
Nilai yang memisahkan tiap-tiap 10% dari frekuensi dalam distribusi

6. PENOLAKAN :
F
hitung

< F

tabel

7. KESIMPULAN :
a. Fhitung = 6,36 b. Ftabel pada TS = 5%, DFP = 3, dan DFE = 21 didapat Ftabel = 3,07 c. Fhitung > Ftabel d. Hipotesa Diterima, artinya : empat jenis padi pada setiap Ha mempunyai perbedaan

produksi yang signifikan

UJI BEDA dengan menggunakan ANAKOVA (Analisa Ko Varians) untuk menguji TIGA KELOMPOK atau LEBIH dengan DISERTAI KELOMPOK KONTROL
1. KETENTUAN :

a. Desil Pertama (D1) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 90% frekuensi di bagian atasnya b. Desil Pertama (D2) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 80% frekuensi di bagian atasnya c. Desil Pertama (D3) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 70% frekuensi di bagian atasnya d. Desil Pertama (D4) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 60% frekuensi di bagian atasnya e. Desil Pertama (D5) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 50% frekuensi di bagian atasnya f. Desil Pertama (D6) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 40% frekuensi di bagian atasnya g. Desil Pertama (D7) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 30% frekuensi di bagian atasnya h. Desil Pertama (D8) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 20% frekuensi di bagian atasnya i. Desil Pertama (D9) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi dan 10% frekuensi di bagian atasnya Ulustrasi : Nilai Interval DKesembilan 80% dst 90%

10% frekuensi di bagian bawah

20% frekuensi di bagian bawah

30% frekuensi di bagian bawah

40% frekuensi di bagian bawah

50% frekuensi di bagian bawah

60% frekuensi di bagian bawah

70% frekuensi di bagian bawah

80% frekuensi di bagian bawah

90% frekuensi di bagian bawah

Frekuensi (c) Dalam % 10% D9

dst 90%

a. DISTRIBUSI SKORNYA HARUS NORMAL b. VARIANS SKORNYA HARUS HOMOGEN

DKedua DPertama D1 10%

D2 20%

48

21

j. Rumus D1 : 1/10 N cfb D1 = Bb + fd Keterangan : D1 = Bb = N = cfb = cfb = i = Contoh : Tabel 23 Perhitungan Desil Pertama Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 5 51 9 46 13 37 10 24 6 14 i

DFP DFT DFE

= K-1 = N-1

= 4-1 = 25 - 1

= 3 = 24 = 21

Desil pertama yang dicari Batas bawah interval yang mengandung D1 Batas bawah interval yang mengandung D1 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung D1 Frekuensi dalam interval yang mengandung D1 Lebar interval

= DFT - DFP = 24 - 3 SSP DFP SSE DFE MSP MSE 546,62 = 3 601,94 21 182,22 = 28,66

MSP =

= 182,22

Interval Nilai 96 100 91 95 86 90 81 85 76 80 71 75 66 70

MSE =

= 28,66

6,36

61 65 56 60
51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 1/10 N = 5,5 Bb = 60,5 Jawab : 1/10 N cfb D1 = Bb + fd 5,5 4 = 60,5 + 4

4 (fd)
3 1 55

8 4 (cfb)
1

TABEL ANALISA VARIANS


SUMBER VARIASI DF
3 21

SS

MS

F
6,36

cfb fd i

=4 =4 =5

ANTAR VARIASI ERROR

546,62 182,22 601,84 28,84

TOTAL

24 1.146,56

5. KRITERIA :
a. Ts = 5% b. DFP = 3

5 = 60,5 + 1,88 = 62,38

DFE = 21

22

47

h. Rumus D2 :

4. JAWAB : (XIJ)2 (1.331)2 CF = = = 70.862,44 N 25 2 SST = (XIJ) - CF


= (49)2 + (41)2 + +(61)2 - 70.862,44 = 72.011,60 70.862,44 = 1.148,56 (Ti)2 Ni (T1)2 N1
(275)2 = 6 +

2/10 N cfb D2 = Bb + fd Keterangan : D2 = Bb = N = Cfb = Cfb = I = Contoh : Tabel 24 Perhitungan Desil Kedua Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 5 51 9 46 13 37 10 24 i

Desil pertama yang dicari Batas bawah interval yang mengandung D2 Batas bawah interval yang mengandung D2 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung D2 Frekuensi dalam interval yang mengandung D2 Lebar interval

Interval Nilai 96 100 91 95 86 90 81 85 76 80 71 75

SSP

- CF (T2)2 N2
(438)2 8 +

(T3)2 N3

(T4)2 N4

- CF

66 70 61 65
56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 2/10 N = 11 Bb = 65,5 Jawab : 2/10 N cfb D2 = Bb + fd 11 8 = 65,5 + 6

6 (fd)
4

14 8 (cfb)
4 1

(377)2 7 +

(241)2 4 - 70.862,44

3 1 55

= 71.409,06 70.862,44 = 546,62 SSE = SST SSP = 1.148,56 546,62 = 601,94

cfb fd i

=8 =6 =5

5 = 65,5 + 2,5 = 68

46

23

i. Rumus D9 : 9/10 N cfb D9 = Bb + fd Keterangan : D9 = Bb = N = Cfb = Cfb = I = Contoh : Tabel 25 Perhitungan Desil Kesembilan Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 i

UJI BEDA dengan menggunakan ANAVA (Analisa Varians) untuk menguji TIGA KELOMPOK atau LEBIH dengan TANPA KELOMPOK KONTROL
1. KETENTUAN : a. DISTRIBUSI SKORNYA HARUS NORMAL b. VARIANS SKORNYA HARUS HOMOGEN 2. COHTOH : UNTUK MENGETAHUI PERBEDAAN PRODUKSI ANTARA 4 JENIS PADI PADA SETIAP HEKTAR

Desil pertama yang dicari Batas bawah interval yang mengandung D9 Batas bawah interval yang mengandung D9 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung D9 Frekuensi dalam interval yang mengandung D9 Lebar interval

Interval Nilai 96 100 91 95

Ha 1 2 3 4 5 6 7 8 TOTAL

86 90 81 85
76 80 71 75 66 70 61 65 56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 9/10 N = 49,5 Bb = 85,5 Jawab :

5 (fd)
9 13 10 6 4 3 1 55

51 46 (cfb)
37 24 14 8 4 1

HASIL PER Ha MASING-MASING JENIS PADI A B C D 49 52 53 60 41 56 50 56 45 51 43 64 40 46 51 61 46 58 59 54 57 57 58 64 60 275 438 377 241

TOTAL 214 203 203 198 163 168 122 60 1.331

3. DIKETAHUI :
cfb fd i = 46 =5 =5

N1 = 6 T1 = 275

N2 = 8 T2 = 438

N3 = 7 T3 = 377 = 6 + 8 +7 + 4

N4 = 4 T4 = 241 = 25
= 1.331

9/10 N cfb D9 = Bb + fd 49,5 46 = 85,5 + 5 5 = 85,5 + 3,5 = 89 i

N =
T =

N1 + N2 + N3 + N4
T1 + T2 + T3 + T4

= 275 + 438 + 377 + 241

XIJ =
24

T=

1.331
45

b. CARA KEDUA : U1 = N1 N 2 +

3. Persentil
N2 (N2 1)
Nilai yang memisahkan tiap-tiap 1% dari frekuensi dalam distribusi

2 4(4 1) 2 N1 (N1 1) 2 4(4 1) 2 = 5%

- R2(B)

Misal : a. Persentil Kelima Belas (P15) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 15% frekuensi di bagian bawah dan 85% frekuensi di bagian atasnya

=4X4+

- 22 = 0

Dst
b. Persentil Ketiga Puluh Lima (P35) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 35% frekuensi di bagian bawah dan 65% frekuensi di bagian atasnya

U2 = N1 N 2 +

- R1(A)

Dst
c. Persentil Kedelapan Puluh (P80) Suatu nilai dalam distribusi yang membatasi 80% frekuensi di bagian bawah dan 20% frekuensi di bagian atasnya

=4X4+

- 14 = 8

Ulustrasi : Nilai Interval

Frekuensi (c) Dalam % 20%

5. KRITERIA :
a. Ts b. UJI dua ekor

=N=8; M=

U1 + U2 2

PKedelapan Puluh

P80 65%

=8

6. PENOLAKAN :

U hitung
a.

<

U tabel
PKetiga Puluh Lima

85% 80% P35

7. KESIMPULAN :

U2(hitung) = 4 (diambil U(hitung) yang terkecil antara U1 & U2) b. U(tabel) pada N = 8 dan M = 8, didapat angka 7 c. U(hitung) < U(tabel)

35% PKelima Belas P15 15%

d. Hipotesa Ditolak, artinya : dua kelompok tersebut tidak mempunyai perbedaan yang signifikan

44

25

d. Rumus P15 15/100 N cfb P15 = Bb + fd Keterangan : P15 = Bb = N = cfb = cfb = i = Contoh : Tabel 26 Perhitungan Persentil Kelima Belas Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 5 51 9 46 13 37 10 24 i

4. JAWAB :
DAPAT DIKERJAKAN DENGAN DUA CARA : a. CARA PERTAMA : a.1 U DARI KELOMPOK A = U1 DIPEROLEH : 0 + 0 + 1 + 3 = 4 ANGKA TERSEBUT BERASAL DARI :
0 0 1 3
RENGKING I KELOMPOK A = 3, TIDAK DIDAHULUI OLEH SATU ANGKA PUN DARI KELOMPOK B, MAKA SKORNYA 0 RENGKIN II KELOMPOK A = 4, TIDAK DIDAHULUI OLEH SATU ANGKA PUN DARI KELOMPOK B, MAKA SKORNYA 0 RENGKIN III DARI KELOMPOK A = 6, DIDAHULUI OLEH SATU ANGKA DARI KELOMPOK B YAKNI 5, MAKA SEKORNYA 1 RENGKING IV DARI KELOMPOK A = 9, DIDAHULUI OLEH TIGA ANGKA DARI KELOMPOK B YAKNI 5, 7, DAN 8, MAKA SEKORNYA 3

Persentil Kelima belas yang dicari Batas bawah interval yang mengandung P15 Batas bawah interval yang mengandung P15 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung P15 Frekuensi dalam interval yang mengandung P15 Lebar interval

Interval Nilai 96 100 91 95 86 90 81 85 76 80 71 75

66 70 61 65
56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 15/100 N = 8,25 Bb = 65,5 Jawab : 15/100 N cfb P15 = Bb + fd 8,25 8 = 65,5 + 6

6 (fd)
4 3 1 55

14 8 (cfb)
4 1

a.2 U DARI KELOMPOK B = U2 DIPEROLEH : 2 + 3 + 3 + 4 = 12 ANGKA TERSEBUT BERASAL DARI :

cfb fd i

=8 =6 =5

2 3

3 4

5 = 65,5 + 0,21 = 65,71

RENGKING I KELOMPOK B = 5, DIDAHULUI OLEH DUA ANGKA DARI KELOMPOK A YAKNI 3 DAN 4, MAKA SKORNYA 2 RENGKIN II KELOMPOK B = 7, DIDAHULUI OLEH TIGA ANGKA DARI KELOMPOK A YAKNI 3, 4, DAN 6, MAKA SKORNYA 3 RENGKIN III DARI KELOMPOK B = 8, DIDAHULUI OLEH TIGA ANGKA DARI KELOMPOK A YAKNI 3, 4, DAN 6, MAKA SEKORNYA 3 RENGKING IV DARI KELOMPOK B = 10, DIDAHULUI OLEH EMPAT ANGKA DARI KELOMPOK A YAKNI 3, 4, 6, DAN 9, MAKA SEKORNYA 4

26

43

2. COHTOH :

d. Rumus P35 35/100 N cfb P35 = Bb + fd Keterangan : P35 = Bb = N = cfb = cfb = i = Contoh : Tabel 27 Perhitungan Persentil Ketiga Lima Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 1 55 3 54 5 51 9 46 13 37 i

a. 8 SISWA DIBAGI DUA KELOMPOK b. KELOMPOK I, 4 SISWA DIAJAR DENGAN METODE A c. KELOMPOK II, 4 SISWA DIAJAR DENGAN METODE B

NILAI YANG DICAPAI SETELAH DIAJAR DENGAN


METODE A
3 4 6 9

Persentil Kelima belas yang dicari Batas bawah interval yang mengandung P35 Batas bawah interval yang mengandung P35 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung P35 Frekuensi dalam interval yang mengandung P35 Lebar interval

METODE B
5 7 8 10

Interval Nilai 96 100 91 95 86 90 81 85 76 80

3. DIKETAHUI :
a. NILAI DIRENGKING DARI BAWAH KE ATAS

71 75 66 70
61 65 56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 35/100 N = 19,25 Bb = 70,5 Jawab : 35/100 N cfb P35 = Bb + fd 19,25 14

10 (fd)
6 4 3 1 55

24 14(cfb)
8 4 1

KETERANGAN NILAI (KELOMPOK) NILAI 3 4 5 6 7 8 9 10 RENGKING 1 2 3 4 5 6 7 8 KELOMPOK (A) (A) (B) (A) (B) (B) (A) (B)
b. N1 = 4 ; N2 = 4

cfb fd i

= 14 = 10 =5

c. RENGKING KELOMPOK A DAN B c.1 RENGKING KELOMPOK A (R1(A)) R1(A) = 1 + 2 + 4 + 7 = 14 c.2 RENGKING KELOMPOK B (R2(B)) R2(B) = 3 + 5 + 6 + 8 = 22
42

= 70,5 + 10

5 = 70,5 + 2,63 = 73,13

27

d. Rumus P80 80/100 N cfb P80 = Bb + fd Keterangan : P80 = Bb = N = cfb = cfb = i = Contoh : Tabel 28 Perhitungan Persentil Kedelapan Puluh Interval Nilai Frekuensi Frekuensi komulatif (f) (cf) 96 100 1 55 91 95 3 54 86 90 5 51 i

5. KRITERIA :
a. Ts = 5% b. DF = N 1 = 10 1 = 9

Persentil Kelima belas yang dicari Batas bawah interval yang mengandung P80 Batas bawah interval yang mengandung P80 Frekuensi komulatif di bawah interval yang mengandung P80 Frekuensi dalam interval yang mengandung P80 Lebar interval

6. PENOLAKAN :

t dicari
a. t b. t c. t

<

t tabel

7. KESIMPULAN :
dicari tabel dicari

= 2,15 pada Ts = 5% dan DF = 9 > 1,833

t tabel

81 85 76 80
71 75 66 70 61 65 56 60 51 55 Jumlah Diketahui : N = 55 80/100 N = 44 Bb = 80,5 Jawab : 80/100 N cfb P80 = Bb + fd 44 37 = 80,5 + 9

9 (fd)
13 10 6 4 3 1 55

46 37 (cfb)
24 14 8 4 1

d. Hipotesa Diterima, artinya : dua kelompok tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan

cfb fd i

= 37 = 9 = 5

UJI BEDA dengan menggunakan UJI U MANN-WHITNEY, untuk menguji DUA KELOMPOK

1. KETENTUAN :
CUKUP HANYA MEMENUHI SYARAT DATA, YAKNI SKALA ORDINAL

5 = 80,5 + 2,22 = 82,72

28

41

NILAI SETELAH DIAJAR DENGAN


METODE A (X1) METODE B (X2)

X1 - X2
(B)

B2

14 7 13 8 10 7 7 10 9 3

10 9 10 8 7 8 5 6 4 4

4 -2 3 0 3 -1 2 4 5 -1 17

16 4 9 0 9 1 4 16 25 1 85

MEAN DEVIASI, STANDAR DEVIASI, NILAI STANDAR A. MEAN DEVIASI (MD) Penyimpangan dari nilai rata-rata (mean). Bila lebih besar dari mean berarti deviasinya plus dan sebaliknya bila lebih kecil dari mean berarti deviasinya minus. Mean Deviasi disingkat dengan simbul MD

PERTEMUAN IV

1. Conoh : Tabel 29 Mencari Mean Deviasi (MD) Frekuensi X (f) fX (X M) 4 32 1,82 23 161 0,82 28 168 -0,18 16 80 -1,18 1 4 -2,18 72 445

3. DIKETAHUI :
B = 17 B2 = 85

Nilai (X) 8 7 6 5 4 2. Rumus :

fX 7,28 18,86 5,04 18,88 34,88 84,94

4. JAWAB :
d2 = B2 -

( B)2 N 17 10 = 85 -

( 17 )2 10 = 56,1

fX M = N

= X- M

fX

B =

B N d2

MD

= N

= 1,7
3. Jawab fX M = N fX MD = N = 72 = 72 84,94 445 = 6,18

56,1 = 10(10-1) 1,7 = = 0,79


40

SB =

N(N-1) B

0,62

= 0,79

1,18

= SB

2,15

4. Catatan : Skor deviasi tanda minus diabaikan atau dianggap plus

29

B STANDAR DEVIASI (SD) Akar dari jumlah deviasi dikwadratkan dibagi banyaknya individu (frekuensi) dalam distribusi. SD dapat dibedakan menjadi :

1. SD Dengan Rumus Deviasi a. Contoh : Tabel 30 Mencari SD Dengan Rumus Deviasi Frekuensi X (f) fX (X M) fX 4 32 1,82 7,28 23 161 0,82 18,86 28 168 -0,18 5,04 16 80 -1,18 18,88 1 4 -2,18 34,88 72 445 84,94

Nilai (X) 8 7 6 5 4 b. Rumus

UJI BEDA dengan menggunakan UJI t, untuk menguji DUA KELOMPOK yang KELOMPOKNYA BERHUBUNGAN.

fX2 52,99 355,70 25,40 356,45 1.216,61 3.007,15

1. KETENTUAN :
a.

fX M = N

= X- M

fX 2 SD = N

KEMUNGKINAN PERBEDAAN MEAN TERJADI KARENA DIKONDISIKAN b. SAMPEL DIAMBIL SECARA RANDOM c. SAMPEL MEMPUNYAI CIRI KHUSUS: CONTOH : SISWA DARI KELAS YANG SAMA DAN IQ YANG SAMA ATAU HAMPIR SAMA d. SAMPEL DIPILAH SECARA BERPASANGAN

2. COHTOH :
a. b. c. d.

c. Jawab : fX 2 SD = N = 72 3.007,15

= 6,46

e.

20 SISWA MEMPUNYAI IQ YANG SAMA BERASAL DARI KELAS YANG SAMA DIBAGI MENJADI DUA KELOMPOK KELOMPOK I, TERDIRI 10 SISWA DIAJAR DENGAN METODE A KELOMPOK II, TERDIRI 10 SISWA DIAJAR DENGAN METODE B KEMUDIAN DICARI PERBEDAAN PRESTASI YANG DICAPAI OLEH 2 KELOMPOK TSB.

30

39

X1 =

x1 N1

50 10

=5

X2 =

x2 N2

80 10

2. SD Dengan Rumus Angka Kasar

=8

a. Contoh : Tabel 31 Mencari SD Dengan Rumus Angka Kasar Frekuensi (f) fX fX2 4 32 1.024 23 161 25.921 28 168 28.224 16 80 6.400 1 4 16 72 445 61.585

t=

X1 - X2 = SX1
X2

5-8 = 2,68 1,12

5. KRITERIA :
a. Ts = 5% b. DF = N1 + N2 2 = 10 + 10 2 = 18

Nilai (X) 8 7 6 5 4

b. Rumus fX 2 SD = N N
2

fX

6. PENOLAKAN :

t dicari

<

t tabel

c. Jawab : fX 2
2

fX N

7. KESIMPULAN :
a. b. c.

SD

= N

t dicari t tabel t dicari

= 2,68
=

61.585

445 72

pada Ts = 5% dan DF = 18 >

2,101
= 28,59

72

t tabel

d. Hipotesa Diterima, artinya : dua kelompok tersebut mempunyai perbedaan yang signifikan

38

31

3. SD Dengan Distribusi Bergolong a. Contoh : Tabel 32 Mencari SD Dalam Distribusi Bergolomg Titik Tengah Frekuensi (X) (f) fX X2 78 1 78 6.084 93 3 270 8.649 88 5 440 7.744 83 9 747 6.889 78 13 1.014 6.084 73 10 730 5.329 68 6 408 4.624 63 4 252 3.969 58 3 174 3.364 53 1 53 2.809 55 4.166 55.545

3. DIKETAHUI :
X1 = 50
fX2 6.084 25.947 38.720 62.001 79.092 53.290 27.744 15.876 10.092 2.809 321.655

Interval 96 100 91 95 86 90 81 85 76 80 71 75 66 70 61 65 56 60 51 55 b. Rumus

X12 = 322

X2 = 80

X22 = 680

4. JAWAB :
SS1 = X12 -

(X1)2 N1

= 322 -

(50)2 10

= 72

SS2 = X2 2

(X2)2 N2

= 680 -

(80)2 10

= 40

fX 2 SD = N

fX N

SX1
c. Jawab : 2 321.655 SD = 55 55 4.166

X2

SS1 + SS2 N1 + N2 - 2

1 ( N1 +

1 N2 )

5.848,45

5.738,06

=
= 10,51

72 + 40 10 + 10 - 2

1 10

1 10

1,12

32

37

UJI BEDA dengan menggunakan UJI t, untuk menguji DUA KELOMPOK yang KELOMPOKNYA TIDAK BERHUBUNGAN.
1. KETENTUAN :
a.

4. SD Dengan Rumus Deviasi Berkode a. Contoh : Tabel 33 Mencari SD Dengan Rumus Deviasi Berkode Frekuensi (f) X fX fX2 1 4 4 16 3 3 9 81 5 2 10 100 9 1 9 81 13 0 0 0 10 -1 - 10 100 6 -2 - 12 144 4 -3 - 12 144 3 -4 - 12 144 1 -5 -5 25 55 - 19 835

Interval 96 100 91 95 86 90 81 85 76 80 71 75 66 70 61 65 56 60 51 55 b. Rumus

KEMUNGKINAN PERBEDAAN MEAN TERJADI SECARA KEBETULAN b. SAMPEL DIAMBIL SECARA RANDOM c. ASUMSI : c.1 DISTRIBUSI NORMAL c.2 VARIAN HOMOGIN

2. COHTOH :
a. b. c.

fX 2 SD = N

fX N

KELOMPOK I : 10 ORANG MAKAN BERAS A KELOMPOK II : 10 ORANG MAKAN BERAS B DICARI PERBEDAAN PERUBAHAN BERAT BADAN 2 KELOMPOK TERSEBUT.

c. Jawab : 2 835 SD = 55 55 - 19

MAKAN BERAS "A"


SAMPEL A B C D E F G H I J PERUBAHAN (X1) 1 2 3 4 4 5 5 8 9 9 X12 1 4 9 16 16 25 25 64 81 81

MAKAN BERAS "B"


SAMPEL

K L M N O P Q R S T

PERUBAHAN (X2) 4 6 7 7 8 8 9 10 10 11

X22 16 36 49 49 64 64 81 100 100 121

15,18

0,12

3,88

50

322

80

680

36

33

C. NILAI STANDAR Nilai standar disebut juga z-score yakni suatu bilangan yang menunjukkan seberapa jauh suatu nilai menyimpang dari mean

ANALISIS KOMPARATIF
A. UJI BEDA
1. DUA KELOMPOK
a. UJI t
a.1 a.2 TIDAK BERHUBUNGAN BERHUBUNGAN

1. Contoh : Tabel 34 Mencari Z-Score Frekuensi (f) fX 4 32 23 161 28 168 16 80 1 4 72 445

Nilai (X) 8 7 6 5 4 2. Rumus

fX2 1.024 25.921 28.224 6.400 16 61.585

fX 2 SD = N fX M = N 3. Jawab : fX 2 SD = N 61.585 = 72 fX M = = 445 72 N 445 fX

fX N

b.

UJI U MANN-WHITNEY

2. > DUA KELOMPOK


X-M SD

Z =

a. ANAVA b. ANAKOVA

B.
= 28,59

UJI KECOCOKAN (2 KELOMPOK)


1. UJI CHI KUADRAT 2. UJI KOLMOGOROV 3. UJI KOLMOGOROV SMIROV
a. SAMPEL KECIL b. SAMPEL BESAR
35

= 6,18 N 72 Misal : Untuk Adul termasuk 4 orang anak yang dapat nilai 8, maka Z-score nya adalah : XM 8 6,18 Z = = = 0,06 SD 28,59

34

Anda mungkin juga menyukai