Anda di halaman 1dari 17

KONDISI CAPAIAN MDGs. DAN KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN PEMKAB.

BANJARNEGARA
I. Letak Geografis dan Admisnitratif Wilayah Kabupaten Banjarnegara termasuk Wilayah Propinsi Jawa Tengah bagian barat, membujur dari barat ke timur. Secara astronomi, Kabupaten Banjarnegara terletak diantara 7 12' - 7 31' Lintang Selatan dan 109 29' - 109 45'50" Bujur Timur, dengan batas-batas : Sebelah Selatan : Wilayah Kabupaten Kebumen. Sebelah Barat : Wilayah Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banyumas. Sebelah Utara : Wilayah Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Batang. Sebelah Timur : Wilayah Kabupaten Wonosobo. Luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara adalah 106.970,997 ha atau 3,10 % dari luas seluruh Wilayah Propinsi Jawa Tengah, terdiri dari 20 kecamatan, secara rinci dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 1 LUAS WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA DIPERINCI PER KECAMATAN, TAHUN 2005
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. KECAMATAN Susukan Purwareja Klampok Mandiraja Purwanegara Bawang Banjarnegara Pagedongan Sigaluh Madukara Banjarmangu Wanadadi LUAS (HA) 5.265,67 2.186,67 5.261,58 7.386,53 5.520,64 2.624,20 8.055,24 3.955,95 4.820,15 4.635,61 2.827,41 PROSENTASE (%) 4,923 2,044 4,919 6,905 5,161 2,453 7,530 3,698 4.506 4,334 2,643

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

11

12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Rakit Punggelan Karangkobar Pagentan Pejawaran Batur Wanayasa Kalibening Pandanarum Jumlah

3.244,62 10.284,01 3.906,94 4.618,98 5.224,97 4.717,10 8.201,13 8.377,56 5.856,05 106.970,997

3,033 9,614 3,652 4,318 4,884 4,410 7,667 7.832 5,474 100,00

Secara administratif Kabupaten Banjarnegara terdiri dari 20 kecamatan , 266 desa dan 12 kelurahan. Lihat tabel. TABEL 2 PEMBAGIAN WILAYAH ADMINISTRASI KABUPATEN BANJARNEGARA
NO SUB WILAYAH PERTUMBUHAN Banjarnegara 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. 1. 2. 3. 4. KECAMATAN DESA KELURA HAN 1 9 JUM

1.

Bawang Sigaluh Banjarnegara Pagedongan Susukan Pwj. Klampok Mandiraja Purwanegara Rakit Punggelan Wanadadi Pandanarum Batur Wanayasa Pejawaran Kalibening

18 14 4 9 15 8 16 13 11 17 11 8 8 17 17 16

18 15 13 9 15 8 16 13 11 17 11 8 8 17 17 16

2.

Purwareja Klampok

3.

Wanadadi

4.

Batur

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

12

5.

Karangkobar

1. 2. 3. 4.

Karangkobar Banjarmangu Pagentan Madukara

13 17 16 18 266

2 12

13 17 16 20 278

JUMLAH Sumber Data : Kantor BPS Kab. Banjarnegara

Bentang alam. Berdasarkan bentuk tata alam dan penyebaran geografis, wilayah ini dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu : a. Bagian Utara merupakan daerah pegunungan dengan relief bergelombang dan curam, bagian ini meliputi kecamatan, yaitu: Kalibening, Pandanarum, Wanayasa, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara dan Banjarmangu. b. Bagian Tengah merupakan daerah yang relative datar, merupakan lembah sungai Serayu yang subur, bagian wilayah ini meliputi kecamatan: Banjarnegara (sebagian), Madukara, Bawang, Purwanegara, Mandiraja, Purwareja Klampok, sebagian Kecamatan Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu. c. Bagian Selatan merupakan daerah pegunungan yang berrelif curam, bagian ini meliputi kecamatan: Sigaluh, sebagian Kecamatan Banjarnegara, Pagedongan, Bawang, Mandiraja dan sebagian Kecamatan Susukan. Topografi. Topografi wilayah ini sebagian besar (65% lebih) berada di ketinggian antara 100 s/d 1000 meter dari permukaan laut. Secara rinci pembagian wilayah berdasarkan topografi, dapat dilihat pada tabel di bawah ini. a. Kurang dari 100 m dari permukaan air laut, meliputi luas 9,82 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Susukan dan Purwareja Klampok, Mandiraja, Purwanegara dan Bawang. b. Antara 100 - 500 m dari permukaan air laut, meliputi luas 37,04 % dari seluruh luas Wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Punggelan, Wanadadi, Rakit Madukara, sebagian Susukan, Mandiraja, Purwanegara, Bawang, Pagedongan, Banjarmangu dan Banjarnegara.
LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

13

c.

d.

Antara 500 - 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 28,74% dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, meliputi Kecamatan Sigaluh, sebagian Banjarnegara, Pagedongan dan Banjarmangu. Lebih dari 1.000 m dari permukaan air laut, meliputi luas 24,40% dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Pejawaran, Batur, Wanayasa, Kalibening, pandanarum, Karangkobar dan Pagentan.

Kemiringan.. Sebagian besar wilayah ini berkemingan antara 15-45%, yaitu 45,04%. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. a. Antara 0 15% meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Susukan, Purwareja Klampok, Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan, Bawang dan Rakit. b. Diatas 15 40% meliputi luas 45,04% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang meliputi Kecamatan Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan, Wanayasa dan Kalibening. c. Lebih dari 40% meliputi luas 30,35% dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur. Stratigrafi. Berdasarkan hasil survey nasional tentang geologi regional, daerah ini termasuk termasuk wilayah jalur fisiografi pegunungan Serayu Selatan. Stratigrafi daerah ini terdiri dari batuan yang tertua yaitu batuan molion (metamorf ) yang terdiri dari : Serkis Kristalin, Sabak, Serpil Hitam, Filit, Kwarsit, Batuan Batu Gampeng. Sedangkan batuan pratersier termudanya yaitu lempung serpihan dengan lensa-lensa batu gampeng orbitulina. Diatas batuan pratersier terdapat endapan batuan tertier yang terdiri dari sedimen eosen dan horison tufanapalon serta horison breksi. Batuan termudanya yaitu batuan sedimen kwarter yang terdiri dari breksi lembah dan endapatn resent. Formasi batuan. Berdasarkan hasil penyelidikan tahun 1974 oleh Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jogjakarta, diperoleh data formasi batuan sebagai berikut: (1) Batuan Grewake dan Lempung Hitam tersingkap di daerah Kalitengah sampai Merden, (2) Batuan
LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

14

Metasedimen tersingkap di Desa Kalitengah hingga daerah Kebutuh Duwur, dan (3) Batuan Filit dan Sekis yang singkapannya banyak ditemukan di lereng selatan pegunungan Serayu Selatan. Iklim. Iklim Kabupaten Banjarnegara dapat dikemukanan sebagai berikut:: suhu udara berkisar antara 20 C - 26 C (temperatur terdingin yaitu 3 C - 18 C), dengan kelembaban udara berkisar 80 % - 85 %. Curah hujan rata-rata tahunan adalah 3.202 mm, bulan basah lebih besar dari bulan kering. Tanah. Berdasarkan data dari Pusat Penelitian Tanah Tahun 1966 serta ditunjang oleh Peta Tanah skala 1 : 250.000, dapat diketahui jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Banjarnegara, yaitu sebagai berikut: a. Tanah ALLUVIAL dengan asosiasinya, berwarna kelabu coklat dan hitam, sifatnya beraneka ragam. Produktivitas tanah rendah hingga tinggi sesuai untuk pertanian. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Wanadadi, Batur, Karangkobar dan Purwareja Klampok. Jenis tanaman yang tumbuh pada tanah ini tergantung pada derajat keasaman ( PH ) tanah dari sedikit asam, netral sampai basa. Luas tanah ini meliputi 5,40 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. b. Tanah LATOSOL berasosiasi dengan ANDOSOL, sifatnya agak asam hingga netral, warnanya beraneka ragam yaitu kelabu, coklat, hitam coklat kemerah-merahan. Tingkat kesuburan tanah sedang sampai tinggi. Sesuai untuk usaha pertanian, kebun campuran, pertanian sayur-sayuran dan hutan. Jenis tanah ini terdapat di Kecamatan Susukan, Purwareja Klampok, Purwanegara, Wanadadi, Rakit, Bawang, Sigaluh, Madukara, Banjarnegara, Wanayasa, Pejawaran dan Pagentan. Luasnya meliputi 66,32 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. c. Tanah ANDOSOL dengan asosiasinya berwarna coklat, coklat kekuning-kuningan, bersifat netral sampai asam. Produktivitas tanah sedang hingga tinggi, cocok untuk tegalan, kebun campuran dan hutan. Terdapat di Kecamatan Kalibening, Wanayasa, Pejawaran dan Batur, meliputi luas 14,50 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara.

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

15

d.

e.

f.

Tanah GROMUSOL asosiasinya dengan tanah mediteran, sifatnya agak netral, warna kelabu hingga hitam, merah kekuning-kuningan, merah hingga coklat. Produktivitasnya rendah sampai sedang, cocok dipergunakan untuk usaha-usaha persawahan dan tegalan. Meliputi Kecamatan Purwonegoro, Mandiraja, Punggelan dan Banjarnegara. Luas 11,72 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. Tanah ORGONOSOL, yaitu tanah yang bersifat asam, berwarna hitam. Terdiri dari sisa-sisa rumput/tumbuhan yang membusuk. Terdapat disekitar telaga di Kecamatan Batur, luasnya meliputi 0,50 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Banjarnegara. Tanah LITOSOL, tanah yang beraneka sifat dan warnanya. Jenis tanah ini kurang baik untuk usaha pertanian, terdapat di Kecamatan Banjarnegara dan Kecamatan Punggelan. Meliputi luas wilayah 1,56 % dari seluruh wilayah Kabupaten Banjarnegara.

Hutan. Di daerah ini ada 3 jenis hutan, yaitu hutan lindung 724,10 ha (0,68%). , hutan produksi 17.326,200ha (16,20%), dan hutan Skala Alam 106,40 ha (0,0001%). Secara keseluruhan luas hutan 18.156,70 ha (16,97% dari luas wilayah). Tingkat pelayanan di bidang ekonomi Pelayanan di bidang ekonomi yang telah diselenggarakan meliputi : a. Pembangunan sarana dan prasarana meliputi pasar dan kios. b. Pembangunan sarana dan prasrana pengairan c. Pembangunan sarana dan prasarana arus lalu lintas ekonomi d. Pembinaan industri kecil dan UKM. Kecukupan pangan Kecukupan pangan dapat diketahui dari tingkat kecukupan pangan tiap penduduk dari pangan yang diproduksi di daerah ini. .Apabila tingkat kecukupan pangan penduduk berada di atas`standar, maka dapat dikatakan tingkat kecukupan pangan adalah surplus dan sebaliknya. Penyediaan nilai kalori beras (NKB) sejak tahun 2001 telah melampaui nilai standar nasional (180 kg/kapita/tahun), yaitu 299,92 kg/kapita/tahun (2005). Ini berarti Kabupaten Banjarnegara adalah surplus di bidang pangan , terutama karbohidrat.

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

16

Penyediaan protein hewani pada tahun 2001 adalah 2,23 gram/kapita/hari meningkat menjadi 5,45 gram/kapita/hari pada tahun 2005. Untuk konsumsi ikan segar meningkat dari 4,05 kg (2001) menjadi 6,9 kg (2005). Komoditas unggulan dan andalan Di Kabupaten Banjarnegara ada beberapa komoditas yang selama ini telah berkembang yang pantas menjadi komoditas unggulan, meliputi: a. Pertanian : kentang, salak dan teh b. Industri : keramik, c. Pariwisata: obyek wisata Dataran Tingi Dieng. Disamping itu juga terhadap komoditas andalan meliputi : - Komoditas tanaman pangan :padi,palawija (jagung dan ketela pohon), buah-buahan (durian) - Komoditas Perkebunan :kelapa, kayu (albasia), tanaman rempah-rempah. - Komoditas Perikanan :ikan gurami dan lele - Komoditas Peternakan :sapi dan kambing.

Di samping itu dengan melihat berbagai prestasi yang diperoleh dari berbagai perlombaan yang diadakan baik tingkat nasional maupun daerah, maka ada beberapa komoditas yang perlu tindak lanjut pengembangannya antara lain: perikanan (termasuk ikan hias), ketahanan pangan, dan ternak domba. Sosial Budaya Daerah Dalam subbab ini akan disajikan beberapa indikator sosial budaya yang meliputi : kependudukan, Indek Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan, pendidikan, kesejahteraan sosial, agama, pemuda dan olah raga, kebudayaan dan kebijakan-kebijakan pengembangannya Kependudukan Jumlah penduduk Kabupaten Banjarnegara pada akhir tahun 2006 tercatat sebanyak 903.059 jiwa, yang terdiri atas 451.270 laki-laki dan 451.789 perempuan. Laju pertumbuhan penduduk rata-rata 0,67%/tahun.

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

17

Jumlah angkatan kerja tercatat 421.761 orang atau 47,02% terhadap jumlah penduduk. Angka Ketergantungan pada tahun 2005 adalah 64. Ini berarti setiap 100 jiwa penduduk usia produktif menanggung penduduk tidak produktif sebesar 64 penduduk usia non produktif. Dari sejumlah angkatan kerja yang ada, terdistribusi pada berbagai lapangan kerja, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3 Struktur Penduduk Menurut Lapangan Usaha di Kabupaten Banjarnegara
NO LAPANGAN USAHA UTAMA JUMLAH %

1. 2 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Pertanian Pertambangan & Penggalian Industri Listrik, Gas & Air Minum Konstruksi Perdagangan Transportasi & Komunikasi Keuangan Jasa JUMLAH

212.579 2.849 43.348 1.348 38.477 71.188 15.440 2.244 34.288 421.761

50,40 0,67 10,28 0,32 9,12 16,88 3,66 0,53 8,13 100

Indek Pembangunan Manusia (IPM) Indek Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indek komposit yang terdiri dari elemen-elemen kesehatan, pendidikan dan ekonomi (daya beli). Elemen kesehatan ditentukan oleh indikator angka harapan hidup (AHH). Elemen pendidikan ditentukan oleh indikator angka melek huruf (AMH) dan rata-rata lama sekolah (RLS). Elemen ekonomi ditentuan oleh daya beli rakyat. Data dari BPS, IPM di Kabupaten Banjarnegara tahun 2005 sebesar 67,3. Besaran IPM didukung oleh: elemen AHH : 68,2 tahun, AMH: 85,0, RLS 5,8 tahun dan Daya Beli Rakyat: Rp. 620.800,- perkapita pertahun.

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

18

Pada tahun yang sama IPM rata-rata Provinsi adalah 69,8 yang didukung oleh AHH 70,6 tahun; AMH 87,4; RLS 6,6 tahun dan Daya beli Rp. 621.400 perkapita pertahun. Kesehatan Beberapa indikator pembangunan di bidang kesehatan dapat dilaporkan sebagai berikut: (1) Angka Kematian Bayi (AKB) 11,9 (2) Angka Harapan Hidup 68,40 tahun, (3) Angka kematian ibu melahirkan 106 (4) Kondisi anak dengan katagori gizi buruk 0,4% cakupan desa UCI sebesar 100%. (5) Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Pembantu 35 buah (6) Jumlah Rumah Sakit/Balai Pengobatan yang sejenis 4 buah, (7) Jumlah Rumah Bersalin 139, (8) Jumlah Posyandu 1.580 (9) Jumlah tenaga medis 11.370, (10) Jumlah dukun bayi/persalinan 3.546 atau tiap desa tersedia 13 tenaga dukun bayi. Pendidikan Beberapa indikator penting untuk mengetahui intensitas pembangunan din bidang pendidikan antara lain, ialah angka partisipasi sekolah (baik kasar maupun murni) pada berbagai level sekolah, rasio guru- murid, rasio murid-kelas dan penurunan jumlah penduduk yang buta huruf. a. Angka Partisipasi Kasar/Murni SD/MI: 103,62% /93,67% b. Angka Partisipasi Kasar /Murni SMP/MTs: 89,61% /79,61% c. Angka Partisipasi Kasar/Murni SLTA/MA: 39,53%/34,57% d. Ratio guru murid untuk TK dan sederajatnya: 30 e. Ratio guru murid untuk SD dan sederajatnya 23 f. Ratio guru murid untuk SLTP dan sederajatnya: 19 g. Ratio guru murid untuk SLTA dan sederajatnya: 17 h. Jumlah TK dan sederajatnya 251 unit i. Jumlah SD dan sederajatnya 866 unit j. Jumlah SMP dan sederajatnya 98 unit k. Jumlah SLTA dan sederajatnya 36 unit l. Jumlah PT dan sederajatnya 2 unit

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

19

Kesejahteraan sosial Banyaknya pengundang masalah sosial menurut jenisnya adalah sebagai berikut : - Pengemis,gelandangan dan orang terlantar (PGOT) = 6.870 orang - Tuna susila = 48 orang - Tuna netra = 948 orang - Bisu tuli = 1264 orang - Yatim piatu dan anak terlantar = 6211 orang - Orang Jompo = 4745 orang - Keluarga praesjahtera = 95.357 KK - Keluarga sejahtera I = 68.907 KK - Keluarga sejahtera II = 47.930 KK - Keluarga sejahtera III = 26.744 KK - Keluarga sejahtera III+= 7.052 KK Agama Struktur penduduk berdasarkan pemeluk agama, sebagian besar penduduk adalah pemeluk agama Islam. Data selengkapnya dapat dilihat dibawah ini. a. Islam : 912.093 b. Katolik : 3.319 c. Protesten : 2.346 d. Hindu : 90 e. Budha : 562 f. Lain-lain : 75 Prasarana keagamaan meliputi: masjid 1483 buah, langgar/ musola 3074 buah, gereja 24 buah dan vihara/ pura 7 buah. Dimana Kerukunan umat beragama di daerah ini cukup mantap . Pemuda dan olah raga Dari struktur penduduk tampak bahwa penduduk di daerah ini didominasi oleh pemuda. Oleh karena itu, pembinaan, penyediaan fasiltas untuk pengembangan kreativitas dan olah raga dan pengendalian menjadi agenda utama dalam pengembangan pemuda. Berkat pembinaan dan semangat para pemuda, maka di Kabupaten Banjarnegara telah banyak prestasi-prestasi kepemudaan yang telah
LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

20

diperoleh baik tingkat daerah, nasional bahkan internasional. Prestasi internasional, seperti (1) Chris John , juara dunia tinju versi IBF, (2) Lutfan Budi Santoso, peraih medali emas pencaksilat pada SEA GAMES XXII di Vietnamjuara , dan (3) Sugiri Sasono peraih medali perunggu untuk cabang tinju di SEA GAMES XXXIII di Vietnam. Prestasi di tingkat nasional meliputi: mengarang, sastra, olahraga , karya tulis, Indonesian Tour Sciense Foundation . Prestasi di tingkat darah (provinsi) meliputi: K3 dalam jambore Bhakti Husada, majalah dinding, karya ilmiah remaja, beberapa cabang olah raga, karang taruna berprestasi, pidato bahasa Inggris, mocopat, dll. Fasilitas atau prasarana yang tersediakan untuk kegiatan kepemudaan dan olah raga serta kesenian , meliputi: a. Stadion dan lapangan olah raga b. Lapangan tenis c. Lapangan bulu tangkis d. Kolam renang e. Pencak silat f. Arena Tinju g. Gedung olah raga h. Gedung kesenian, dll. Kebudayaan Kegiatan kebudayaan yang telah dilakukan di daerah ini meliputi pengembangan dan pelestarian. Secara rinci krgiatan yang telah dilakukan adalah sebagai berikut: Kegiatan seni budaya kuda lumping, karawitan, pedalangan ,dll.

Prasarana dan Sarana Daerah Prasarana dan sarana daerah dalam hal ini meliputi: prasarana jalan, sarana angkutan, prasarana pengairan, dan prasarana komunikasi. Prasarana jalan. Jalan di daerah ini terdiri dari jalan dengan kondisi sebagai berikut: a. Jalan negara , panjang 57,673 km dengan kondisi baik sepanjang 12,470 km dan kondisi sedang 45,203 km.
LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

21

b. Jalan provinsi, panjang 84,49 km dengan kondisi baik sepanjang 25,200 km, kondisi sedang 59,290 km. c. Jalan kabupaten , panjang 834,690 km dengan kondisi baik sepanjang 602,740 km, kondisi sedang 48,660 km , kondisi rusak 100,750 km dan kondisi rusak berat 82,540 km. Sarana angkutan. Operasi angkutan yang ada hingga kini telah menjangkau hampir sampai kepelosok desa. Di masa mendatang diharapkan jalur-jalur trayek akan bertambah, sehingga mempercepat pemerataan pembangunan. Prasarana pengairan. Jaringan pengairan yang ada terdiri dari pengairan teknis dan non teknis dengan kondisi sebagai berikut: a. Jaringan Irigasi Primer sepanjang 131,142 m b. Jaringan Irigasi Sekunder sepanjang 311.174 m c. Jaringan Irigasi pedesaan. Ini tersebar diseluruh Kecamatan. Komunikasi. Komunikasi pada saat ini merupakan kebutuhan pokok. Dari data yang ada, tercatat di daerah ini telah terlayani telepon manual 6361 SST, sedangkan yang lain menggunakan telepon seluler (nir kabel). Pemerintahan Umum Di bidang pemerintahan indikator-indikator yang perlu dicermati adalah keragaman dan kualitas pelayanan baik yang diselenggarakan oleh daerah/ kabupaten , kecamatan maupun oleh pemerintah desa. Pelayanan yang diselenggarakan oleh kabupaten meliputi: catatan sipil, perijinan , pemadam kebakaran, ketentraman & ketertiban umum, PDAM , Perbankan, Sosial dan sebagainya. Pelayanan yang diselenggarakan di tingkat kecamatan dan desa meliputi:administrasi pembangunan dan admistrasi kemasyarakatan. Badan usaha yang telah dibentuk adalah PDAM, BPR, BPR BKK, Perusda Percetakan dan Perusda Pertambangan. Prasarana pemerintahan yang ada secara umum masih layak dan dapat difungsikan, terutama dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat.

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

22

II. VISI DAN MISI A. VISI Visi dalam hal ini adalah visi pemerintah daerah, yaitu visi Kepala Daerah. Visi pemerintah daerah pada dasarnya merupakan gambaran masa depan yang akan diwujudkan oleh pemerintah daerah dalam periode 2006-2011. Fungsi visi pemerintah daerah, terutama sebagai arah bagi perjalanan pemerintah daerah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Visi bukan mimpi dan bukan slogan, tetapi visi harus dapat diwujudkan dan dapat dirasakan ketercapaiannya. Berdasarkan uraian pada Bab II, Gambaran Umum Kondisi Daerah, dapat disimpulkan bahwa di Kabupaten Banjarnegara masih dijumpai masalah-masalah yang masih perlu ditangani dengan sungguh-sungguh, pada periode 2006-2011, yaitu: ekonomi rakyat, pendidikan, kesehatan, infrastruktur, lingkungan, kemiskinan, pengangguran, dan pemerintahan. Dengan kata lain kesejahteraan rakyat masih perlu ditingkatkan pada masa depan. Secara awam kunci kesejahteraan adalah: kenyang, sehat , pinter , nyaman dan moralitas. Ini merupakan mandat daerah, yaitu sesuatu yang harus dilaksanakan atau direalisasi dan akan memberi warna kuat terhadap visi yang akan dirumuskan. Berdasarkan masalah, potensi dan harapan masa depan, maka Pemerintah Kabupaten Banjarnegara dalam periode pemerintahan 20062011 menetapkan visi sebagai berikut:

Banjarnegara yang Mandiri, Berkualitas, Sejahtera, Bermartabat, Iman dan Taqwa berdasarkan Pancasila
Dari visi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Kabupaten Banjarnegara sebagai daerah otonom dan telah mendapatkan penyerahan urusan pemerintahan, mempunyai kewajiban dan kewenangan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan dalam mewujudkan tujaun daerah, yaitu masyarakat yang sejahtera. Dalam periode 20062011 Kepala Daerah beserta perangkat daerah dan stakeholders mempunyai komitmen untuk mewujudkan Banjarnegara yang Mandiri,
LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

23

Berkualitas, Sejahtera, Bermartabat, Iman dan Taqwa berdasarkan Pancasila B. MISI Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah sebagaimana rumusan di muka, maka dirumuskan misi (beban yang harus dilaksanakan) sebagai berikut: a. Menyelenggarakan pemerintahan yang efisien, efektif dan bersih (bebas KKN) dengan mengutamakan masyarakat b. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan c. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kemitraan dalam pelaksanaan pembangunan d. Meningkatkan kualitas dan kecerdasan sumberdaya manusia dalam pembangunan yang berkelanjutan e. Memulihkan dan meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dari keterpurukan ekonomi nasional f. Menciptakan rasa aman dan tentram dalam suasana kehidupan yang demokratis dan agamis Dari misi tersebut di atas, maka ketercapain misi Kepala Daerah dapat dindikasikan sebagai berikut: a. Terselenggaranya tugas-2 pemerintah secara efektif b. Tersusunnya program -program pembangunan yang efektif c. Penggunaan dana yang makin terarah dan efisiensi yang besar d. Terlaksananya pengawasan yang efektif e. Meningkatnya jumlah dan keragaman sumber-sumber pendanaan daerah f. Meningkatnya investasi di sektor produktif baik yang dilakukan oleh pemerintah, swasta maupun masyarakat. g. Meningkatnya kemandirian masyarakat , terutama dalam bidang pendanaan pembangunan. h. Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan i. Meningkatnya kemampuan masyarakat mengakses ke sumbersumber daya, termasuk informasi. j. Meningkatnya usaha kemitraan yang dilakukan oleh masyarakat k. Meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat
LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

24

l. m. n. o. p. q. r.

Meningkatnya taraf kesehatan masyarakat Meningkatnya daya beli masyarakat Meningkatnya IPM Meningkatnya PDRB Meningkatnya pertumbahan ekonomi Berkembangnya produktiivitas sektor-sektor riil Menurunnya angka gangguan (bencana alam dan masyarakat )

konflik dalam

III. PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN YANG BERPIHAK PADA KAUM MISKIN

Berdasarkan Perda Kab. Banjarnegara No. 7 Tahun 2007 tentang RPJMD Kabupaten Banjarnegara, mengamanatkan pengentasan

kemiskinan sebagai prioritas yang harus dilaksanakan. Pada tahun 2007 ini juga telah dilaksanakan berbagai program/ kegiatan pengentasan kemiskinan yang dilaksanakan oleh Dinas/Instansi dengan anggaran sebesar Rp. 45.215.795.400,- . Program Kegiatannya antara lain bidang perekonomian & pertanian Rp. 6.525.000.000,-, bidang pendidikan Rp. 1.341.400.000,-, Bidang kesehatan Rp. 767.645.4000,-,Bidang kesos Rp. 6.385.000.000,-, bidang pemberdayaan masyarakat Rp. 27.000.000.000,dan Bidang Infrastruktur Rp. 3.196.750.000,-. Program/kegiatan tersebut yang sasarannya adalah untuk

pengentasan kaum miskin dengan memberikan bantuan/modal dan berbagai kegiatan ketrampilan , namun pada kenyataannya masih banyak kendala pada tingkat pelaksanaan. Mulai dari penetapan sasaran atau penerima manfaat yang kurang tepat, sampai pada proses monitoring dan evaluasi yang belum berjalan efektif. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Banjarnegara bekerjasama dengan Program Pro Poor Planning and Budgetting Bappenas-ADB telah melaksanakan pelatihan/workshop/lokakarya bagi para Kasubag

Perencanaan di Dinas/Instansi agar mampu membuat perencanaan yang

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

25

berpihak pada kaum miskin. Disamping itu kita juga melakukan koordinasi dan fasilitasi ke anggota DPRD agar mampu memahami Program Pro Poor, sehingga pada saat proses penyusunan dan penetapan anggaran juga berpihak pada kaum miskin. Hasil dari kegiatan ini adalah KUA dan PPAS tahun 2008 sudah lebih mempertajam untuk pro poor.

IV. Penyusunan Dokumen Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kab. Banjarnegara. Program/Kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan sudah

berjalan dari tahun ke tahun, namun hasilnya belum memuaskan. Hal ini antara lain disebabkan perencanaan dan penganggaran pada

sasaran/penerima manfaat kegiatan belum fokus pada kaum miskin. Sehingga masih dimungkinkan masyarakat yang tidak dalam kondisi miskinpun bisa menerima program/kegiatan tersebut. Disamping itu basic data yang dipakai pemerintah dari pendataan penerima BLT yang dilaksanakan BPS ternyata masih menyisakan banyak persoalan, karena ditemui banyak ketidak validan dengan kondisi riil di masyarakat. Oleh karena itu pemerintah kabupaten Banjarnegara dalam rangka menggali akar penyebab kemiskinan di Kab. Banjarnegara melaksanakan suatu Kajian Kemiskinan Partisipatif dengan melibatkan komunitas kaum miskin. Kajian ini dilaksanakan dengan membagi wilayah Kab.

Banjarnegara dengan 5 tipologi. Dari kegiatan ini maka ditemukan bahwa penyebab kemiskinan di masyarakat antara lain : a. Budaya di masyarakat yang cenderung boros (contoh : hajatan, tradisi-tradisi yang memberatkan masyarakat); b. Sumber Daya Manusia yang masih rendah. Rata-rata penduduk miskin hanya berpendidikan SD ke bawah. c. Lapangan kerja yang monoton hanya pada sektor pertanian dan tidak punya ketrampilan tambahan. d. Mental manusia itu sendiri.

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

26

Dari hasil kajian ini muncul harapan/rekomendasi dari masyarakat miskin agar mampu mengubah nasib dan memutuskan rantai

kemiskinan, yaitu antara lain dengan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin atau pendidikan murah bagi masyarakat. Disamping itu juga bantuan modal untuk usaha diluar pertanian, bantuan saprodi dan pendampingan bagi setiap program bantuan. Tahapan berikut untuk penyusunan dokumen strategi

penanggulangan kemiskinan adalah dengan mereview Kebijakan yang telah dilaksanakan pemerintah. Review ini melibatkan Dinas /Instansi dan stake holder. Dari review kebijakan ditemukan bahwa memang perlu pembenahan-pembenahan program bantuan modal ke masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi. Demikian pula untuk bisa menyelenggarakan pendidikan yang murah perlu dikaji lagi tentang biaya operasional penyelenggaraan pendidikan ditiap jenjang. Sehingga akan diketahui standar biaya pendidikan. Disamping itu juga perlu dikaji lagi peraturan tentang

RAPBS. Peran Dinas Pendidikan di Kabupaten maupun Kecamatan menjadi penting sebagai pengendali agar biaya yang dikenakan ditiap sekolah menjadi lebih rasional.

Dari beberapa alternatif strategi yang ditemukan, maka akan ditetapkan Strategi Penanggulangan Kemiskinan Kab. Banjarnegara , yang sekarang ini masih pada tahap akhir penyelesaian. Namun komitmen Eksekutif dan Legislatif bahwa mulai APBD 2008 akan lebih mendukung kegiatan pro poor.
-----------------------------***************____________________

LOKNAS PRO POOR 11-13 DES07

II

27

Anda mungkin juga menyukai