Anda di halaman 1dari 52

CASE REPORT SCABIES

Disusun oleh:

Intan Nabila Al mansyuri Indah Dwi Rahmah Ressy Octriana Rita Resmiasih Siti Nuraini Urfiarani

(110.2006.129) (110.2008.329) (110.2008.207) (110.2008.304) (110.2008.244) (110.2008.258)

Pembimbing: dr. Hedi Hendrawan R, Sp.KK, M.Kes

IDENTITAS
Nama

: An. N Usia : 11 bulan Agama : Islam Jenis kelamin : perempuan Alamat : Lebak Wangi Kec.Soreang Kab.Bandung No. Rekam medis : 449052 Tanggal Periksa : 25 - 09 - 2013

KELUHAN UTAMA

Keluhan utama : Bruntus bruntus kemerahan pada lengan, kaki, perut, wajah dan kepala yang terasa gatal

ANAMNESA
Pasien datang ke poli kulit RSUD Soreang dengan keluhan terdapat bruntus bruntus kemerahan pada lengan, kaki, perut, wajah dan kepala yang terasa gatal sejak 1 bulan SMRS. Bruntus bruntus awalnya timbul pada kedua lengan bawah sebesar jarum pentul, namun karena sering digaruk bruntus bruntus menyebar ke seluruh tubuh termasuk wajah dan kepala yang terasa gatal terutama pada malam hari, sehingga pasien sulit tidur. Bruntus bruntus sering digaruk namun tidak menimbulkan luka.

Pasien sudah pernah mengobati penyakitnya ke puskesmas dua kali dan diberi salep gentamisin dan di klinik dokter umum satu kali dan diberi antibiotic dan salep namun ibu pasien tidak mengetahui nama obatnya namun keluhan tidak berkurang. Keluhan tidak disertai demam, sakit kepala, mual muntah.

Pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan ataupun cuaca. Menurut ibu pasien, tidak ada keluarga yang pernah tinggal dipesantren. Ibu pasien mengaku jarang mengganti seprei, sarung bantal dan selimut. Serta tidak pernah menjemur kasur. Riwayat memakai handuk bersama dan sabun mandi bersama-sama diakui ibu pasien. Pasien mandi 2x sehari dengan mengganti pakaian dan baju dalamnya 2x sehari dengan pakaian yang sudah dicuci tetapi tidak disetrika.

Pasien

tidak memiliki hewan peliharaan. Riwayat pasien pernah digigit serangga disangkal. Riwayat menemukan kutu atau bercak bercak pada pakaian / celana dalam disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu : ( -) Riwayat Penyakit Keluarga : Ibu, ayah, dan kakak pasien mengalami keluhan serupa.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Sakit Sedang Kesadaran : Compos mentis.

Tanda-tanda vital :
TD : N : 100 X/ mmt. R : 23 X/ mmt. S : 36 C.

Pemeriksaan Fisik
Kepala

: Normocephale, rambut hitam, distribusi merata, terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus) Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, alis mata hitam, tidak ada madarosis Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-), tidak ada kelainan kulit Mulut : Bibir tidak kering, caries dentis (-), faring hiperemis (-) Thoraks : Bentuk normal, pergerakan simetris, tidak terdapat kelainan kulit

Pemeriksaan Fisik
Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : Datar, supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus)

Pemeriksaan Fisik
Ekstremitas

tidak kulit (lihat

atas : Akral hangat, tidak ada edema, sianosis, terdapat kelainan status dermatologikus) bawah: Akral hangat, tidak ada tidak sianosis, terdapat (lihat status

Ekstremitas

edema, kelainan kulit dermatologikus)

Status Dermatologis
Distribusi

: Generalisata At Regio : Lengan tangan (interdigitalis manus dextra dan sinistra), Perut, Kedua kaki, Wajah, Kepala Lesi : Multipel, diskret, bentuk bulat, ukuran milier sampai lentikuler diameter 0,2 0,5 cm, menimbul, batas tegas, kering. Efloresensi : Papula eritema, kanalikuli sulit ditemukan

Resume
Seorang perempuan berusia 11 bulan datang ke poliklinik kulit dan kelamin RSUD Soreang dengan keluhan utama terdapat bruntus bruntus kemerahan pada lengan, kaki, perut, wajah dan kepala yang terasa gatal sejak 1 bulan SMRS. Bruntus bruntus awalnya timbul pada kedua lengan bawah sebesar jarum pentul, namun karena sering digaruk bruntus bruntus menyebar ke seluruh tubuh termasuk wajah dan kepala yang terasa gatal terutama pada malam hari, sehingga pasien sulit tidur.

Faktor predisposisi :
Pasien

tidur satu kamar dengan kedua orang tua dan kakaknya Ibu pasien jarang mengganti seprei, sarung bantal dan selimut. Ibu pasien tidak pernah menjemur kasur. Pasien mengganti pakaian dan baju dalamnya 2x sehari dengan pakaian yang sudah dicuci tetapi tidak disetrika. Faktor presipitasi : Garukan pada kulit yang gatal.

Diagnosis Banding
Pediculosis

Corporis Purigo hebra Dermatitis

Diagnosis Kerja
Scabies

Usulan Pemeriksaan
Pemeriksaan

pita selopan dengan KOH 10

Penatalaksanaan
Umum : Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara penularannya Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan dan lingkungan tempat tinggal Mencuci selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan terakhir dengan menggunakan air panas Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin

Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena dapat menyebabkan luka dan resiko infeksi Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama

Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim yang dioleskan pada seluruh badan tidak boleh terkena air, jika terkena air harus diulang kembali. Krim dioleskan ke seluruh tubuh saat malam hari menjelang tidur dan didiamkan selama 8 jam hingga keesokan harinya. Obat digunakan 1 x seminggu dan dapat diulang seminggu kemudian.

Khusus : Topikal : Ascabs cream ( Permetrin cream 5 % ) dioleskan sekali ke seluruh tubuh dan Dibersihkan setelah 10 jam ( cream dioleskan dari mulai leher sampai ujung kaki) mingguan Elox cream ( mometasone furoate ) dan Noroid krem 10 gram harian

Sistemik : Dexclorpheniramine 2x 1/2Cth

Prognosis
Quo ad vitam Quo ad Fungtionam Quo ad sanationam : Ad bonam : Ad bonam : Dubia ad bonam

SCABIES
Definisi. Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varian hominis dan produknya. (Handoko, R, 2001).

Epidemiologi. Skabies ditemukan di semua negara dengan prevalensi yang bervariasi. Dibeberapa negara yang sedang berkembang prevalensi skabies sekitar 6 % 27 % populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak serta remaja. (Sungkar, S, 1995).

Etiologi

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthopoda, kelas Arachnida, ordo Ackarina, superfamili Sarcoptes. Tungau kecil, berbentuk oval, punggungnya cembung dan bagian perutnya rata. Tungau ini transient, berwarna putih kotor, dan tidak bermata. Ukuran yang betina berkisar antara 330 450 mikron x 250 350 mikron, sedangkan yang jantan lebih kecil, yakni 200 240 mikron x 150 200 mikron.

Bentuk dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2 pasang kaki di depan sebagai alat - alat untuk melekat dan 2 pasang kaki kedua pada betina berakhir dengan rambut, sedangkan pada yang jantan pasangan kaki ketiga berakhir dengan rambut dan keempat berakhir dengan alat perekat.

Siklus hidup

Setelah kopulasi (perkawinan) yang terjadi di atas kulit, tungau jantan mati, kadang-kadang masih dapat hidup dalam terowongan yang digali oleh tungau betina

Tungau betina yang telah terowongan dalam stratum kecepatan 2 - 3 milimeter meletakkan telurnya 2 atau 4 mencapai jumlah 40 atau 50.

dibuahi menggali korneum, dengan sehari dan sambil butir sehari sampai

Bentuk betina yang telah dibuahi ini dapat hidup sebulan lamanya.

Telurnya akan menetas dalam waktu 3-5 hari menjadi larva yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi dapat juga keluar Setelah 2 -3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2 bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasang kaki.

Seluruh siklus hidupnya mulai dari telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8 12 hari

Tungau betina akan mati setelah meninggalkan telur Sarcoptes scabiei betina dapat hidup diluar pada suhu kamar selama lebih kurang 7 14 hari. Yang diserang adalah bagian kulit yang tipis dan lembab, contohnya lipatan kulit pada orang dewasa Pada bayi, karena seluruh kulitnya masih tipis, maka seluruh badan dapat terserang

Patogenesis

Kelainan kulit dapat disebabkan tidak hanya oleh tungau skabies, tetapi juga oleh penderita sendiri akibat garukan. Bersalaman atau bergandengan sehingga terjadi kontak kulit yang kuat, menyebabkan kelainan kulit timbul pada pergelangan tangan. Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekret dan ekskret tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan setelah infestasi.

Kelainan kulit menyerupai dermatitis dengan ditemukannya papul, vesikel, urtika dan lain-lain.
Dengan garukan dapat timbul erosi, ekskoriasi, krusta dan infeksi sekunder. Kelainan kulit dan gatal yang terjadi dapat lebih luas dari lokasi tungau

Cara Penularan

Kontak langsung dan melalui alat-alat seperti tempat tidur, handuk, dan pakaian. Hubungan seksual Kebersihan perseorangan dan lingkungan Penularan skabies terjadi ketika orang-orang tidur bersama di satu tempat tidur yang sama di lingkungan rumah tangga, sekolah-sekolah yang menyediakan fasilitas asrama dan pemondokan, serta fasiltas-fasilitas kesehatan yang dipakai oleh masyarakat luas.

Gejala Klinis

Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas. Penyakit ini menyerang manusia secara berkelompok, misalnya dalam sebuah keluarga biasanya seluruh anggota keluarga terkena infeksi.

Adanya terowongan (kunikulus) pada tempattempat predileksi yang berwarna putih atau keabuabuan, berbentuk garis lurus atau berkelok, rata-rata panjang 1 cm, pada ujung terowongan ini ditemukan papul atau vesikel. Jika timbul infeksi sekunder ruam kulitnya menjadi polimarf (pustule, ekskoriasi dan lain-lain). Tempat predileksinya biasanya merupakan tempat dengan stratum korneum yang tipis, yaitu sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian volar, siku bagian luar, lipat ketiak bagian depan, areola mammae (wanita), umbilicus, bokong, genitalia eksterna (pria) dan perut bagian bawah. Pada bayi dapat menyerang telapak tangan dan telapak kaki. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic. Dapat ditemukan satu atau lebih stadium hidup tungau ini.

Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda cardinal

Klasifikasi
1. Skabies pada orang bersih (scabies of cultivated) Bentuk ini ditandai dengan lesi berupa papul dan terowongan yang sedikit jumlahnya sehingga sangat sukar ditemukan. 2. Skabies incognito Bentuk ini timbul pada skabies yang diobati dengan kortikosteroid sehingga gejala dan tanda klinis membaik, tetapi tungau tetap ada dan penularan masih bisa terjadi.. 3. Skabies nodular Pada bentuk ini lesi berupa nodus coklat kemerahan yang gatal. Nodus biasanya terdapat di daerah tertutup, terutama pada genitalia laki-laki, inguinal dan aksila. Nodus ini timbul sebagai reaksi hipersensetivitas

4. Skabies yang ditularkan melalui hewan Di Amerika, sumber utama skabies adalah anjing. Kelainan ini berbeda dengan skabies manusia yaitu tidak terdapat terowongan, tidak menyerang sela jari dan genitalia eksterna. Lesi biasanya terdapat pada daerah dimana orang sering kontak/memeluk binatang kesayangannya yaitu paha, perut, dada dan lengan. 5. Skabies Norwegia Skabies Norwegia atau skabies krustosa ditandai oleh lesi yang luas dengan krusta, skuama generalisata dan hyperkeratosis yang tebal. Tempat predileksi biasanya kulit kepala yang berambut, telinga, bokong, siku, lutut, telapak tangan dan kaki yang dapat disertai distrofi kuku. Berbeda dengan skabies biasa, rasa gatal pada penderita skabies Norwegia tidak menonjol tetapi bentuk ini sangat menular karena jumlah tungau yang menginfestasi sangat banyak (ribuan).

6. Skabies pada bayi dan anak Lesi skabies pada anak dapat mengenai seluruh tubuh, termasuk seluruh kepala, leher, telapak tangan, telapak kaki, dan sering terjadi infeksi sekunder berupa impetigo, ektima sehingga terowongan jarang ditemukan. Pada bayi, lesi di muka 7. Skabies terbaring ditempat tidur (bed ridden).

Pembantu Diagnosis

Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan diletakkan diatas sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat dengan mikroskop cahaya. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar. Dengan membuat biopsi irisan. Caranya : lesi dijepit dengan 2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa dengan mikroskop cahaya. Dengan biopsi eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin.

Diagnosis
Diagnosis scabies ditegakkan atas dasar : Ada terowongan yang sedikit meninggi, berbentuk garis lurus atau berkelok-kelok, panjangnya beberapa millimeter sampai 1 cm dan pada ujungnya tampak vesikula, papula atau pustula.

Tempat predileksi yang khas adalah sela jari, pergelangan tangan bagian volar, siku, lipat ketiak bagian depan, areola mammae, sekitar umbilicus, abdomen bagian bawah, genitalia eksterna pria. Pada oaring dewasa jarang terdapat di muka dan kepala, kecuali pada penderita imunosupresif, sedangkan pada bayi, lesi dapat terjadi di seluruh permukaan kulit. Penyembuhan cepat setelah pemberian obat anti skabies topical yang efektif. Adanya gatal hebat pada malam hari. Bila lebih dari satu anggota keluarga menderita gatal, harus dicurigai adanya skabies. Gatal pada malam hari disebabkan oleh temperature tubuh menjadi lebih tinggi sehingga aktivitas kutu meningkat.

Diferensial Diagnosis
1. Prurigo, biasanya berupa papul-papul yang gatal, predileksi pada bagian ekstensor ekstremitas.

2. Gigitan serangga, biasanya jelas timbul sesudah ada gigitan, efloresensinya urtikaria papuler. 3. Folikulitis, nyeri berupa pustule dikelilingi daerah yang eritem. miliar

Penatalaksanaan

Permetrin Merupakan obat pilihan untuk saat ini , tingkat keamanannya cukup tinggi, mudah pemakaiannya dan tidak mengiritasi kulit. Dapat digunakan di kepala dan leher anak usia kurang dari 2 tahun. Penggunaannya dengan cara dioleskan ditempat lesi lebih kurang 8 jam kemudian dicuci bersih Malation Malation 0,5 % dengan daasar air digunakan selama 24 jam. Pemberian berikutnya diberikan beberapa hari kemudian Emulsi Benzil-benzoas (20-25 %). Efektif terhadap semua stadium, diberikan setiap malam selama 3 hari. Sering terjadi iritasi dan kadang-

Sulfur Dalam bentuk parafin lunak, sulfur 10 % secara umum aman dan efektif digunakan. Dalam konsentrasi 2,5 % dapat digunakan pada bayi. Obat ini digunakan pada malam hari selama 3 malam Monosulfiran Tersedia dalam bentuk lotion 25 %, yang sebelum digunakan harus ditambah 2 3 bagian dari air dan digunakan selam 2 3 hari Gama Benzena Heksa Klorida (gameksan) Kadarnya 1 % dalam krim atau losio, termasuk obat pilihan karena efektif terhadap semua stadium, mudah digunakan dan jarang terjadi iritasi. Tidak dianjurkan pada anak di bawah 6 tahun dan wanita hamil karena toksik terhadap susunan saraf pusat. Pemberian cukup sekali, kecuali jika masih ada gejala ulangi seminggu kemudian Krotamiton 10 % dalam krim atau losio, merupakan obat pilihan. Mempunyai 2 efek sebagai antiskabies dan antigatal

Prognosis

Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi, penyakit ini dapat di berantas dan memberikan prognosis yang baik.

Kesimpulan

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei var. hominis dan produknya. Penularannya dengan 2 cara kontak langsung dan kontak tak langsung. Pada penyakit skabies ditemukan 4 tanda cardinal yaitu pruritus nocturna, menyerang manusia secara berkelompok, adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi yang berwarna putih atau keabu-abuan dan menemukan tungau.

Wujud kelainan kulit pada penyakit skabies yaitu ditemukannya papul, vesikel, erosi, ekskoriasi, krusta dan lain-lain.

PEMBAHASAN
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinik, dan pemeriksaan yang dilakukan. Dari anamnesis didapatkan bruntus bruntus kemerahan yang gatal timbul pada sela kedua lengan, kaki, perut, wajah dan kepala. Pasien dapat didiagnosis menderita penyakit skabies, dimana hal ini sesuai dengan teori yang ada bahwa dengan ditemukannya 2 dari tanda 4 tanda kardinal skabies maka diagnosis klinis dapat ditegakkan. Diagnosis ditegakkan jika ditemukan 2 dari 4 tanda kardinal. Dimana tanda kardinal yang ditemukan adalah pruritus nokturna, adanya orang di sekitar pasien yang mengalami keluhan yang sama .

Pada pemeriksaan dermatologis didapatkan lesi regioner pada region abdomen, ekstremitas atas dan bawah, fasialis. Lesi multiple, diskret, bilateral, batas tegas, bentuk bulat, ukuran miliar sampai lentikuler diameter 0,2 0,5 cm, menimbul dari permukaan kulit, kering. Efloresensi papul eritematosa. Hal ini sesuai untuk diagnosis skabies, dimana di dalam teori dikatakan bahwa predileksi terjadinya pada daerah dengan stratum korneum yang tipis, namun karena pada anakanak lapisan stratum korneum tubuhnya sebagian besar masih tipis maka penyebarannya dapat bersifat atipikal. Selain itu pada pasien ini didapatkan effloresensi berupa papula, bentuk bulat, berbatas tegas, penyebaran diskrit dan multiple.

Pada kasus ini dipikirkan diagnosis banding yaitu prurigo hebra yaitu penyakit kulit kronis dimulai sejak bayi atau anak, sering terdapat pada anak dengan tingkat social ekonomi dan hygiene rendah. Penyebab pasti belum diketahui, diduga sebagai penyakit herediter, akibat kepekaan kulit terhadap gigitan serangga. Tanda khasnya adalah adanya papul-papul miliar tidak berwarna, berbentuk kubah, sangat gatal. Tempat predileksinya di ekstremitas bagian ekstensor dan simetris. Diagnosis ini dapat disingkirkan karena pasien baru mengalami keluhan 1 bulan yang lalu dan tidak peka tehadap gigitan nyamuk.

Sedangkan pada pedikulosis korporis kelainan kulitnya berupa papul milier disertai bekas garukan yang menyeluruh pada tubuh pasien. Pada dermatitis, meskipun memberikan kelainan kulit yang hampir sama namun pada dermatitis tidak akan ditemukan kanalikuli.

Penatalaksanaan

pada kasus skabies dapat dilakukan baik dengan non- medikamentosa dan medikamentosa. Penatalaksanaan non medikamentosa yaitu dengan memberikan edukasi seperti rajin melakukan pengobatan dan seluruh keluarga harus diobati, menjaga kebersihan pasien dan keluarga, seluruh pakaian di rumah di cuci dengan menggunakan air hangat, kasur, bantal, dan benda-benda lain yang tidak bisa di cuci dapat di jemur, kontrol seminggu lagi untuk melihat hasil terapi dan perkembangan penyakit .

Pada pasien ini penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan memberikan obat secara topikal dan sistemik. Obat topikal yang diberikan adalah Permetrin 5 % krim dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari selama 10 jam, satu kali dalam seminggu. Pada teori yang telah dikemukakan bahwa obat topikal yang paling baik diberikan pada anak-anak berupa permetrin 5 % mengingat efektif pada semua stadium skabies dan toksisitasnya yang rendah. Serta penggunannya yang mudah dan dapat diperoleh dengan midah di apotek

Selain itu untuk mengurangi gatal yang dialami pasien terutama pada malam hari juga diberikan obat antihistamin yaitu Dexclorpheniramine 2x Cth.

Prognosis

dari skabies yang diderita pasien pada umumnya baik bila diobati dengan benar dan juga menghindari faktor pencetus dan predisposisi, demikian juga sebaliknya. Selain itu perlu juga dilakukan pengobatan kepada keluarga pasien yang mengalami keluhan yang sama. Bila dalam perjalanannya skabies tidak diobati dengan baik dan adekuat maka Sarcoptes scabiei akan tetap hidup dalam tubuh manusia karena manusia merupakan host definitive dari Sarcoptes scabiei.

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda Adhi . Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Ed. 5. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta : 2007. Bag./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin.Atlas Penyakit Kulit dan Kelamin. FK. Unair/RSU Dr. Soetomo. Surabaya : 2007. Lab/SMF. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Pedoman Diagnosis dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana/RSUP Sanglah. Denpasar : 2000. Sularsito Sri Adi , Soebaryo Retno Widowati, Kuswadji . Dermatologi Praktis . Ed. 1. PERDOSKI. 1989. Wiederkehr, M., Schwart, R. A. 2006. Scabies. Available at: http://www.emedicine.com/DERM/topic471.htm. Stone, S.P, scabies and pedikulosis, in: Freedberg, et al. Fitzpatricks Dermatology In General Medicine 6th edition. Volume 1. McGraw-Hill Professional. 2003

Anda mungkin juga menyukai