Anda di halaman 1dari 26

TUGAS BOTANI TUMBUHAN TINGGI

Suku Arecaceae, Araceae, Commelinaceae, Poaceae, dan Bromeliaceae

Kelompok : Anggota :

V (Lima) Yudi Bintoro Julianto Mariana Mariana Ismi Rahmi Isnaniyah Zakiah Fitriani Marlina Restu Kiki Budiarti Corry noviananta

ACD 111 0010 ACD 111 0004 ACD 111 0015 ACD 111 0062 ACD 111 0063 ACD 111 0041 ACD 111 0027 ACD 111 0024 ACD 111 0016 ACD 111 0049 ACD 111 0052

UNIVERSITAS PALANGKARAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI 2013

A. Suku Arecaceae 1. Deskripsi Suku Arecaceae Suku (famili) Arecaceae atau suku pinang-pinangan (palem) adalah kelompok tumbuhan yang biasa disebut palma atau palem. Tumbuhan ini banyak dikenal dan mempunyai banyak jenis di Indonesia meskipun terkadang tidak sedikit yang bingung untuk membedakannya sehingga menyebutnya sebagai palem saja atau justru keliru dalam menyebutkan nama jenisnya. Secara umum suku Arecaceae mempunyai ciri-ciri: Family ini memiliki anggota pohon tertinggi dengan batang berpenampang silindris dengan buku- buku yang pendek, beruas-ruas dan tidak memiliki kambium sejati yang panjangnya dapat mencapai 6 meter Batangnya tumbuh tegak ke atas dan jarang bercabang Akarnya tumbuh dari pangkal batang dan berbentuk akar serabut Mempunyai daun terbesar Berdaun majemuk Tangkai daun memiliki pelepah daun yang membungkus batang. Bunganya majemuk berupa malar atau bulir yang bercabang cabang yang disebut spadix dan tersusun dalam karangan bunga (mayang) Benang sari biasanya 6 dalam 2 lingkaran Buahnya ditutupi lapisan luar yang relatif tebal (biasa disebut sabut) Biji buah relatif cair pada saat masih muda dan semakin mengeras ketika tua. Bakal buah diatas,biasanya dalam 1-3 ruang mempunyai satu bakal biji

2. Contoh Tumbuhan Suku Arecaceae Kelapa sawit Kelapa sawit (Elaeis) adalah tumbuhan industri penting penghasil minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). Perkebunannya menghasilkan keuntungan besar sehingga banyak hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit. Indonesia adalah penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur Sumatra, Jawa, dan Sulawesi. 1) Klasifikasi Ilmiah Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Arecidae Ordo: Arecales Famili: Arecaceae (suku pinang-pinangan) Genus: Elaeis Spesies: Elaeis guineensis Jacq.

2) Pemerian botani

African Oil Palm (Elaeis guineensis) Kelapa sawit berbentuk pohon. Tingginya dapat mencapai 24 meter. Akar serabut tanaman kelapa sawit mengarah ke bawah dan samping. Selain itu juga terdapat beberapa akar napas yang tumbuh mengarah ke samping atas untuk mendapatkan tambahan aerasi. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Daun berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya agak mirip dengan tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Batang tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun pelapah yang mengering akan terlepas sehingga penampilan menjadi mirip dengan kelapa. Bunga jantan dan betina terpisah namun berada pada satu pohon (monoecious diclin) dan memiliki waktu pematangan berbeda sehingga sangat jarang terjadi penyerbukan sendiri. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga betina terlihat lebih besar dan mekar. Tanaman sawit dengan tipe cangkang pisifera bersifat female steril sehingga sangat jarang menghasilkan tandan buah dan dalam produksi benih unggul digunakan sebagai tetua jantan. Buah sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelapah. Minyak dihasilkan oleh buah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas (FFA, free fatty acid) akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya. Buah terdiri dari tiga lapisan:

Eksoskarp, bagian kulit buah berwarna kemerahan dan licin. Mesoskarp, serabut buah

Endoskarp, cangkang pelindung inti

Inti sawit (kernel, yang sebetul]]nya adalah biji) merupakan endosperma dan embrio dengan kandungan minyak inti berkualitas tinggi. Kelapa sawit berkembang biak dengan cara generatif. Buah sawit matang pada kondisi tertentu embrionya akan berkecambah menghasilkan tunas (plumula) dan bakal akar (radikula). 3) Morfologi Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoecius dimana bunga jantan dan bunga betina terletak pada satu pohon. Bunga jantan dan bunga betina terletak pada masing-masing tandan bunganya dan terletak terpisah yang keluar dari ketiak pelepah. Tanaman ini menyerbuk sendiri dan dapat menyerbuk silang. Akar (Radix) Akar pertama muncul dari biji yang telah tumbuh (berkecambah) adalah radikula yang panjangnya dapat mencapai 15 cm, mampu bertahan sampai 6 bulan. Dari radikula ini akan muncul akar lainya yang bertugas menganbil air dan unsur hara lainya dari media tumbuh namun masih perlu dibantu dari cadangan makanan yang ada pada endosperem. Akar ini kemudian fungsinya diambil alih oleh primair (utama) yang keluar dari bagian bawah batang (bulb) beberapa bulan kemudian. Akar baru ini tumbuh 45 derajat ke bawah yang berguna untuk mengambil air dan makanan berhubung cadangan makanan pada endosperm biji telah habis ditandai dengan lepasnya biji. Dari akar primair ini akan tumbuh akar sekunder yang tumbuh horisontal dan dari sini tumbuh pula akar tertier dan kwartener yang berada dekat pada permukaan tanah. Akar tertier dan akar kwartener inilah yang paling aktif mengambil air dan hara lain dari dalam tanah. Pada tanaman dilapangan akar-akar tersebut berada 2 2,5 m dari pangkal pokok atau diluar piringan. Batang (Caulis) Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pangkal pelepah daun (frond base). Karena sebab tertentu dapat juga tumbuh bercabang meskipun sangat jarang sekali. Batang ini berbentuk silinder berdiameter 0,5 m pada tanaman dewasa. Bagian bawah umumnya lebih besar (gemuk) disebut bongkol batang atau bowl. Sampai umur tiga tahun batang belum terlihat karena masih terbungkus pelepah daun yang belum dipangkas atau ditunas. Tergantung dari varietas dan tipenya pertumbuhan meninggi berbeda-beda. Karena sifatnya yang phototropi dan heliotropi (menuju cahaya dan sinar matahari) maka pada keadaan yang terlindung, tumbuhnya akan lebih cepat diameter (tebal) batang akan lebih kecil. Daun (Folium) Daun (folium) keluar pada stadia bibit adalah berbentuk ianciolate, kemudian muncul bifurcate dan menyusul bentuk pinnate. Pada bibit yang berumur 5 bulan misalnya akan dijumpai 5 lanceolate, 4 bifurcate, dan 3 pinnate. Pada 12 bulan akan

ada 5 lanceolate, 4 bifurcate dan 10 pinnate. Pangkal pelepah daun atau ptiole adalah bagian yang mendukung atau tempat duduknya daun dan terdiri atas rachis (basis folli), ujung daun (apex folii), lidi (nervatio folli), tepi daun (margo folli) dan daging daun (intervenum). Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8. lingkaran atau spiranya ada yang berputar kiri dan kanan tetapi kebanyakan berputar kanan. Pengenalan ini penting diketahui agar kita mengetahui letak daun ke-9, ke-17 dan lain-lain yang dipakai standar dalam mengukur pertumbuhan maupun pengambilan contoh daun dan pengamatan lainya. Produksi pelepah daun tergantung pda umur tanaman. Produksi pelepah daun pada tananman selama setahun dapat mencapai 20-30 kemudian akan berkurang sesuai umur menjadi 18-25 atau kurang. Panjang cabang daun diukur dari pangkalnya dapat mencapai 9 m pada tanaman dewasa sedang pada muda kurang dari angka tersebut. Panjang pelepah ini dapat bervariasi tergantung tipe varietasnya dan pengaruh kesuburan tanah. Pada tiap pelepah diisi oleh anak daun dikiri kanan rachis. Jumlah anak daun pada tiap sisi dapat mencapai 125-200. anak daun ditengah dapat mencapai panjang 1,2 m. Berat pelepah dapat mencapai 4.5 kg berat kering. Pada satu pohon dewasa dapat dijumpai 40-50 pelepah. Bunga (Flos) Tanaman kelapa sawit dilapangan mulai berbunga pada umur 12-14 bulan, tetapi baru ekonomis dipanen pada umur 2,5 tahun. Dari tiap ketiak pelepah daun akan keluar satu tandan bunga jantan tau betina. Sebagaian dari tandan ini akan gugur (aborsi) sebelum anthesis atau setelah anthsis. Pada tanaman muda sering juga dijumpai bunga abnormal seperti bunga banci (hermaprodit) yaitu tandan bunga memiliki 2 jenis kelamin, bunga addromorphic (androgynous) yaitu secara morfologi adalah bunga jantan tetapi pada sebagian spikletnya dijumpai pula bungan betina yang dapat membentuk buah sawit kecil. Juga akan sering dijumpai buah parthenocarpi yaitu kepala putik (stigma) yang tidak sempurna penyerbukaanya sehingga buah berbentuk layu dan gugur. Disamping itu akan juga terdapat buah yang bersayap atau mantled yaitu stamen rudimenter atau primordia yang berkembang menjadi carpel suplement. Persentase bunga abnormal ini sangat kecil yaitu kurang dari 1 bunga setiap pokok dan tidak semua pokok. Sex defrensiasi terjadi 17-25 bulan sebelum antehsis dan setelah anthesis membutuhkan waktu 5-6 bulan baru matang panen. Secara visual tandan bungan jantan atau betina baru dapat diketahui setelah muncul dari ketiak pelepah daun yaitu 7-8 bulan atau 1-2 tahun sebelum antehsis. Tandan bunga bitina dibungkus oleh seludung bunga yang akan pecah 15-30 hari sebelum antehsis. Sati tandan bunga betina memiliki 100-200 speklet dan setiap sepikelet memiliki 10-15 bunga betina. Bunga betina yang kecil inilah yang akan diserbuki oleh serbuk sari. Tidak semua bunga betina tersebut akan berhasil membentuk buah secara sempurna yang matang terutama dibagian dalam. Karena bunga jantan terdapat pada tandan bunga jantan yang terpisah dan tidak bersamaan anthesisnya dengan bunga betina maka tanaman dikatan menyerbuk silang secara alami penyerbukan dilakukan oleh serangga (enthomophili) dan oleh angin (anemophili).

Tandan bunga jantan (infloressensi) juga dibungkus oleh seludung bunga yang pecah jika anthesis seperti bunga betina. Tiap tandan bunga memiliki 100-250 spikelet yang panjangnya 10-20cm dan diameter 1-1,5 cm. Tiap spikelet berisi 500-1.500 bunga kecil yang akan menghasilkan tepung sari jutaan banyaknya. Tandan bunga yang sedang anthesis ini berbau tajam (khas). Tiap tandan bunga jantan akan menghasilkan serbuk sari sebanyak 40-60 gr. Perkembangan tandan bunga betina sejak anthesis sampai matang sebagai berikut: a) Daging buah (mesocarpium) Sampai tiga bulan setelah anthesis warnanya masih putih kehijauan menunjukan bahwa masih terdiri dari air, serat, klhorofil dan minyak belum terbentuk. Perubahan warna daging buah menjadi kuning kehijauan setelah tiga bulan menunjukan bahwa minyak telah terbentuk yaitu terbentukny karotin. b) Cangkang atau tempurung Sebulan setelah penyerbukan cangkang telah terbentuk meski masih sangat tipis dan lembut. Pengerasaan berlangsung terus dan pada umur 3 bulan sudah mengeras, warna berubah dari putih menjadi coklat muda. c) Inti (endocarpium atau necleus seminic) Pada umur 2 bulan terjadi perubahan dari berbentuk cairan menjadi agar-agar dan pada umur 3 bulan inti sudah berbentuk padatan yang agak keras. d) Lembaga atau embrio Sampai 3 bulan belum terlihat dengan mata. Selanjutnya akan tampak titik putih sepanjang 1,5 mm yang cepat bertambah besar. Pada umur 3 bulan telah mencapai 3 mm dan terbentuk bagian yang berwarna kuning dan putih. Buah (Fructus) Bunga betina yang telah dibuahi akan berkembang pada spikelet. Karena kondisi terjepit maka buah yang terletak dibagian dalam akan lebih kecil dan kurang sempurna bentuknya dibandingkan yang dibagian luar dan buah dalam. Berat satu buah yang sudah matang tergantung juga pada tipe induknya. Pada tipe tertentu buahnya rata-rata 13 gr dan pada tipe lainya ada yang mencapai 18-20 gr bahkan ada yang mencapai 30 gr dengan panjang buah 5 cm. Kematangan buah masih dibedakan yaitu matang morfologis dimana buah telah sempurna bentuknya serta kandungan minyaknya sudah optimal. Matang fisiologis adalah kematangan buah yang lebih lanjut yaitu telah siap untuk tumbuh dan berkembang, biasanya 1 bulan setelah matangan morfologis. Buah luar yang telah lepas dari tandan dan jatuh ke tanah dipakai untuk tanda atau kriteria kematangan tandan dalam pemanenan. Istilah yang digunakan adalah fraksi. Jika tandan yang dipanen belum memperlihatkan buah luar yang lepas (membrondol) maka dikatakan fraksi mentah. Apabila 12 25% buah luar sudah membrondol maka dikatakan matang dan sebagainya. 4) Syarat hidup Habitat aslinya adalah daerah semak belukar. Sawit dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis (15 LU - 15 LS). Tanaman ini tumbuh sempurna di ketinggian 0-500 m dari permukaan laut dengan kelembaban 80-90%. Sawit membutuhkan iklim dengan

curah hujan stabil, 2000-2500 mm setahun, yaitu daerah yang tidak tergenang air saat hujan dan tidak kekeringan saat kemarau. Pola curah hujan tahunan memengaruhi perilaku pembungaan dan produksi buah sawit. 5) Tipe kelapa sawit Kelapa sawit yang dibudidayakan terdiri dari dua jenis: E. guineensis dan E. oleifera. Jenis pertama yang terluas dibudidayakan orang. dari kedua species kelapa sawit ini memiliki keunggulan masing-masing. E. guineensis memiliki produksi yang sangat tinggi dan E. oleifera memiliki tinggi tanaman yang rendah. banyak orang sedang menyilangkan kedua species ini untuk mendapatkan species yang tinggi produksi dan gampang dipanen. E. oleifera sekarang mulai dibudidayakan pula untuk menambah keanekaragaman sumber daya genetik. Penangkar seringkali melihat tipe kelapa sawit berdasarkan ketebalan cangkang, yang terdiri dari

Dura, Pisifera, dan Tenera. Dura merupakan sawit yang buahnya memiliki cangkang tebal sehingga dianggap memperpendek umur mesin pengolah namun biasanya tandan buahnya besar-besar dan kandungan minyak per tandannya berkisar 18%. Pisifera buahnya tidak memiliki cangkang, sehingga tidak memiliki inti (kernel) yang menghasilkan minyak ekonomis dan bunga betinanya steril sehingga sangat jarang menghasilkan buah. Tenera adalah persilangan antara induk Dura dan jantan Pisifera. Jenis ini dianggap bibit unggul sebab melengkapi kekurangan masing-masing induk dengan sifat cangkang buah tipis namun bunga betinanya tetap fertil. Beberapa tenera unggul memiliki persentase daging per buahnya mencapai 90% dan kandungan minyak per tandannya dapat mencapai 28%. Untuk pembibitan massal, sekarang digunakan teknik kultur jaringan. 6) Hasil tanaman Minyak sawit digunakan sebagai bahan baku minyak makan, margarin, sabun, kosmetika, industri baja, kawat, radio, kulit dan industri farmasi. Minyak sawit dapat digunakan untuk begitu beragam peruntukannya karena keunggulan sifat yang dimilikinya yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, mempunyai daya melapis yang tinggi dan tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetik. Bagian yang paling populer untuk diolah dari kelapa sawit adalah buah. Bagian daging buah menghasilkan minyak kelapa sawit mentah yang diolah menjadi bahan baku minyak goreng dan berbagai jenis turunannya. Kelebihan minyak nabati dari sawit adalah harga yang murah, rendah kolesterol, dan memiliki kandungan karoten tinggi. Minyak sawit juga diolah menjadi bahan baku margarin. Minyak inti menjadi bahan baku minyak alkohol dan industri kosmetika. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak. Buahnya kecil, bila masak berwarna merah kehitaman. Daging buahnya padat. Daging dan kulit buahnya mengandung

minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng, sabun, dan lilin. Ampasnya dimanfaatkan untuk makanan ternak. Ampas yang disebut bungkil inti sawit itu digunakan sebagai salah satu bahan pembuatan makanan ayam. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar dan arang. Buah diproses dengan membuat lunak bagian daging buah dengan temperatur 90 C. Daging yang telah melunak dipaksa untuk berpisah dengan bagian inti dan cangkang dengan pressing pada mesin silinder berlubang. Daging inti dan cangkang dipisahkan dengan pemanasan dan teknik pressing. Setelah itu dialirkan ke dalam lumpur sehingga sisa cangkang akan turun ke bagian bawah lumpur. Sisa pengolahan buah sawit sangat potensial menjadi bahan campuran makanan ternak dan difermentasikan menjadi kompos. 7) Sejarah perkebunan kelapa sawit Kelapa sawit didatangkan ke Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Beberapa bijinya ditanam di Kebun Raya Bogor, sementara sisa benihnya ditanam di tepi-tepi jalan sebagai tanaman hias di Deli, Sumatera Utara pada tahun 1870-an. Pada saat yang bersamaan meningkatlah permintaan minyak nabati akibat Revolusi Industri pertengahan abad ke-19. Dari sini kemudian muncul ide membuat perkebunan kelapa sawit berdasarkan tumbuhan seleksi dari Bogor dan Deli, maka dikenallah jenis sawit "Deli Dura". Pada tahun 1911, kelapa sawit mulai diusahakan dan dibudidayakan secara komersial dengan perintisnya di Hindia Belanda adalah Adrien Hallet, seorang Belgia, yang lalu diikuti oleh K. Schadt. Perkebunan kelapa sawit pertama berlokasi di Pantai Timur Sumatera (Deli) dan Aceh. Luas areal perkebunan mencapai 5.123 ha. Pusat pemuliaan dan penangkaran kemudian didirikan di Marihat (terkenal sebagai AVROS), Sumatera Utara dan di Rantau Panjang, Kuala Selangor, Malaya pada 1911-1912. Di Malaya, perkebunan pertama dibuka pada tahun 1917 di Ladang Tenmaran, Kuala Selangor menggunakan benih dura Deli dari Rantau Panjang. Di Afrika Barat sendiri penanaman kelapa sawit besar-besaran baru dimulai tahun 1910. Hingga menjelang pendudukan Jepang, Hindia Belanda merupakan pemasok utama minyak sawit dunia. Semenjak pendudukan Jepang, produksi merosot hingga tinggal seperlima dari angka tahun 1940. Usaha peningkatan pada masa Republik dilakukan dengan program Bumil (buruh-militer) yang tidak berhasil meningkatkan hasil, dan pemasok utama kemudian diambil alih Malaya (lalu Malaysia). Baru semenjak era Orde Baru perluasan areal penanaman digalakkan, dipadukan dengan sistem PIR Perkebunan. Perluasan areal perkebunan kelapa sawit terus berlanjut akibat meningkatnya harga minyak bumi sehingga peran minyak nabati meningkat sebagai energi alternatif. Beberapa pohon kelapa sawit yang ditanam di Kebun Botani Bogor hingga sekarang masih hidup, dengan ketinggian sekitar 12m, dan merupakan kelapa sawit tertua di Asia Tenggara yang berasal dari Afrika.

B. Suku Araceae 1. Deskripsi Suku Araceae Araceae merupakan salah satu famili yang termasuk tumbuhan monokotil dan merupakan keluarga besar tanaman herba tahunan yang biasa tumbuh didaerah tropis dan subtropis. Ada sekitar 1500 spesies tanaman yang masuk kedalam keluarga Araceae. Secara umum suku Araceae mempunyai ciri-ciri: Araceae merupakan terna tahunan dengan getah yang cair atau seperti susu, pahit dalam tanah mempunyai rimpang yang memanjang seperti umbi. Batang tegak atau memanjat, jarang berkayu dan ada yang tumbuh sebagai sebagai tanaman epifit. Umumnya tidak banyak daun, kadang terbentuk setelah keluar bunga, daun tunggal atau majemuk tersusun sebagai rozet akat atau tersebar pada batang atau bersilang dalam dua baris. Helaian bangun jantung atau perisai, tombak atau panah dengan tangkai yang pada pangkal berubah menjadi upih daun yang seringkai tipis seperti selaput. Tangkai daun pada umumnya lembut panjang dengan rongga udara untuk memungkinkan tanaman beradaptasi dengan lingkungan air. Ciri khas dari suku Araceae adalah bunga majemuk bertipi tongkaol yang berseludang (spatha). Setiap bunga kecil, uni atau biseksual tetapi tumbuhan umumnya berumah satu. Pada bunga biseksual perhiasan bunga umumnya 4 6 atau tidak ada. Pada bunga uniseksual perhiasan bunga tereduksi. Buah umumnya buah baka. Berdasarkan tumbuhnya, keluarga Araceae ada dua jenis, yakni Araceae yang merambat seperti dari genus Monstera atau Syngonium, dan Araceae yang membentuk pohon, kedua jenis tersebut sebagian besar memiliki umbi atau akar rimpang dan memiliki bunga yang mirip. Araceae merupakan keluarga besar dari kelompok (sub divisi) tanaman berbunga atau berbiji tertutup (Angiospermae). Perawakan tumbuhan angiospermae dengan perakaran, batang dan perdaunnanya termasuk ke dalam generasi sporofit. Pada waktu berbunga tumbuhan ini menghasilkan mikrospora yang berkembang menjadi gametofit jantan dan megaspora yang berkembang menjadi gametofit betina. Beberapa jenis tumbuhan dari suku Araceae dapat berkembangbiak secara vegetatif maupun generatif dan juga dapat disilangkan karena sebagian besar jenis tumbuhan ini memiliki perbungaan yang disebut protogini yaitu putik lebih dulu masak dari pada benang sari. Habitat asli Araceae adalah lingkungan yang lembab dengan kondisi tanah gembur (humus) dan subur. Habitat asli ini juga didukung suhu lingkungan yang memadai dan air selalu tersedia, tetapi tidak membuat media tanamnya becek, beberapa jenis Araceae bisa tumbuh ditempat teduh dan beberapa jenis yang lain ditempat yang penuh cahaya. Araceae dapat hidup hampir disemua jenis tanah seperti tanah liat, berpasir, tanah alivial yang ketersediaan airnya memadai. Araceae dapat tumbuh baik pada pH antara 5 8.

2. Contoh Tumbuhan Suku Araceae Contoh jenis dari suku Araceae adalah Colocasia esculenta (talas),

Colocasia esculenta (talas)

1) Sejarah Singkat Talas merupakan tanaman pangan berupa herba menahun. Talas termasuk dalam suku talas-talasan (Araceae), berperawakan tegak, tingginya 1 cm atau lebih dan merupakan tanaman semusim atau sepanjang tahun. Talas mempunyai beberapa nama umum yaitu Taro, Old cocoyam, 'Dash(e)en' dan 'Eddo (e)'. Di beberapa negara dikenal dengan nama lain, seperti: Abalong (Philipina), Taioba (Brazil), Arvi (India), Keladi (Malaya), Satoimo (Japan), Tayoba (Spanyol) dan Yu-tao (China). Asal mula tanaman ini berasal dari daerah Asia Tenggara, menyebar ke China dalam abad pertama, ke Jepang, ke daerah Asia Tenggara lainnya dan ke beberapa pulau di Samudra Pasifik, terbawa oleh migrasi penduduk. Di Indonesia talas bisa di jumpai hampir di seluruh kepulauan dan tersebar dari tepi pantai sampai pegunungan di atas 1000 m dpl., baik liar maupun di tanam. 2) Klasifikasi Ilmiah Kingdom : Plantae Divisi : Angiosperms Kelas : Monocots Order : Alismatales Family : Araceae Subfamily : Aroideae Tribe : Colocasieae Genus : Colocasia Species : C. Esculenta (L.) Schott 3) Deskripsi Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal. Batang yang tesimpan dalam tanah pejal, menyilinder atau membulat, biasanya coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan tangkai panjang dan

4)

5)

6)

7)

besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan didukung oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil, tempatnya terpisah pada tongkol, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan organ steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji membundar telur. Distribusi/Penyebaran Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu meluas. Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah dimanfaatkan lebih dari 2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara. Talas tumbuh diseluruh Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah serta daerah Mindanao dan Bikol. Habitat Talas bertoleransi terhadap sistem pengelolaan dan lingkungan yang berkisaran luas. Bila tumbuh sebagai tanaman yang akan dipanen, pemanenan terbaik dicapai bila curah hujan 2000 mm/tahun atau lebih dan curah hujan tersebar secara merata. Talas juga tumbuh baik di tanah-tanah basah termasuk tanah-tanah sawah dengan irigasi yang teratur, tanah-tanah beririgasi, dan tanah di paya-paya yang miskin akan drainase.Suhu 25-30C dan kelembaban yang tinggi akan mendukung pertumbuhan talas.Talas dapat tumbuh mulai dari pantai sampai ketinggian 1800 m dpl. di Filipina; 1200 m dpl. di Malaysia dan 2700 m dpl. di Papua New Guinea, walaupun sangat lambat proses pemasakannnya pada ketinggian yang terakhir. Talas bertoleransi pada naungan dan seringkali tumbuh sebagai tanaman sela dengan tumbuhan pohon. Beberapa kultivar bertoleransi terhadap salinitas yang tinggi.Talas tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, tetapi pertanian yang bagus membutuhkan fertilitas yang tinggi. Di Malaysia, jenis tersebut bertoleransi terhadap pH tanah 4.2-7.5. Dalam perjalanan pendakian seringkali dijumpai pada lahan subur perlembahan baik terbuka atau ternaungi tumbuhan hutan. Sifat Fisik Talas Tanaman talas banyak mengandung asam perusai (asam biru atau HCN). Sistem perakaran serabut, liar dan pendek. Umbi dapat mencapai 4 kg atau lebih, berbentuk silinder atau bulat, berukuran 30 cm x 15 cm, berwarna coklat. Daunnya berbentuk perisai atau hati, lembaran daunnya 20-50 cm panjangnya, dengan tangkai mencapai 1 meter panjangnya, warna pelepah bermacam-macam. Perbungaannya terdiri atas tongkol, seludang dan tangkai (Anonim a, 2010). Kandungan Kimia Talas Talas mengandung banyak senyawa kimia yang dihasilkan dari metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin, minyak essensial, resin, gula dan asam-asam organik. Umbi talas mengandung pati yang mudah dicerna kira-kira sebanyak 18,2 %, sukrosa serta gula preduksinya 1,42 % dan karbohidrat sebesar 23,7 %. Sebelum mengolah talas menjadi beragam kudapan (olahan lain) dan jika salah mengolah talas bukan makanan yang dihasilkan bertambah enak tapi penderitaan yang bisa dipetik.

Yang pertama diperhatikan mengurangi kadar kalsium oksalat pada talas. Kalium oksalat dari persenyawaan garam antara ion kalsium dan ion oksalat. Ion ini sangat bermanfaat untuk proses metabolisme dan untuk pertahanan internal bagian talas. Namun untuk manusia senyawa ion bisa menimbulkan gatal-gatal dan iritasi pada kulit. 8) Perbanyakan Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil dari tanaman yang sehat, dihindari tanaman yang berakar atau umbi berakar dan yang terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama ditanam oleh petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang dicampur dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara tanaman kelapa, kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi, coklat, kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran kerapatan 4000-49 000 tanaman/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya 6000-36 000 untuk daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-tanah basah. Jarak penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak yang lebar dibutuhkan jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat membantu pengontrolan gulma dan erosi. 9) Manfaat Tumbuhan Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan pokok di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Nugini, yang berpengaruh secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya, talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas), tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan pada waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa

Kandungan gizi yang terdapat pada 100 gram umbi talas terdapat dalam tabel 1 sebagai berikut. Tabel 1. Kandungan gizi talas Kandungan gizi Energi (kal) Protein (g) Lemak (g) Hidrat arang total (g) Serat (g) Abu (g) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Karoten total Vitamin B1 (mg) Vitamin C (mg) Air (g) Bagian yang dimakan (%) Talas mentah 120 1,5 0,3 28,2 0,7 0,8 31 67 0,7 0 0,05 2 69,2 85 Talas rebus 108 1,4 0,4 25,0 0,9 0,8 47 67 0,7 0 0,06 4 72,4 100

C. Suku Commelinaceae 1. Deskripsi Suku Commelinaceae Suku Commeliniaceae merupakan familia yang memiliki ciri ciri sebagai berikut : Habitusnya berupa herba yang memanjat atau tegak. Batang sering membengkak pada nodus . Daun tunggal, letak tersebar, mempunyai pelepah , urat daun sejajar. Bunga umumnya dalam perbungaan simosa jarang tunggal atau dalam perbungaan spika atau panikula, sering mempunayi spata berupa daun. Setiap bunga biseksual. Simetri daun actinomorf atau zygomorf,kaliks 3 sepal , umumnya sepal , korolla 3 petal lepas, kadang-kadang bertaji atau bersatu dibawah, stamen 6, kadang-kadang ada yang tereduksi, menjadi staminodia, filamen sering berambut, ovarium superum, 3 karpel, 2-3 ruang, 1-beberapa ovula tiap ruang dan buah kapsula. Banyak genera massa trikoma multiseluler melekat pada filamen dan subset dari enam benang sari sering menunjukkan beberapa jenis modifikasi (staminodes). Distribusi suku ini terdapat di seluruh dunia, tapi kebanyakan tropis dan subtropis dengan keragaman memperluas ke daerah beriklim utara. Keluarga ini memiliki 5 marga dan 28 jenis di Texas .

2. Contoh Tumbuhan Suku Commelinaceae Pada familia Commelinaceae contoh jenisnya diwakili oleh tanaman Rhoeo dicolor

1) Klasifikasi ilmiah Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Commelinales Famili: Commelinaceae Genus: Rhoeo Spesies: Rhoeo discolor 2) Asal Usul Tanaman ini berasal dari Mexico dan Hindia Barat. Keindahan daunnya menarik minat sebagian orang untuk menjadikannya tanaman hias border di taman atau tanaman hias pot di ruang kanturan di ruang tamu. 3) Sosok Tanaman Tanaman berupa herba dengan tinggi pohon antara 40 60 cm. Batangnya pendek dan kasar serta tidak mempunyai percabangan. Daunnya merupakan daun tunggal , berbentuk lonjong, permukaan atas berwarna hijau dan permukaan bawah berwarna merah keunguan. Bunganya merupakan bunga majemuk, berbentuk mangkok, muncul di ketiak daun, terbungkus kelopak seperti kerang, mahkota bunga seperti segitiga, terdiri atas tiga lembaran berwarna putih. 4) Manfaat Selain sebagai tanaman hias dalam pot maupun sebagai pembatas atau border tanaman ternyata daun dan bunganya berguna sebagai antiradang, memelihara paru, mencairkan dahak, antibatuk, antidiare dan membersihkan darah. Cara pemakaian :

Untuk obat batuk, gunakan 115 gram daun segar nanas kerang, cuci dan rebus dengan 1 gelas air selama 15 menit. Setelah dingin lalu disaring. Hasil saringannyua kemudian diminum dua kali sama banyak dengan selang dua jam. Untuk pemekaian luar seperti karena jatuh terkilir atau terpukul yang menyebabkan memar, lumtkan sekitar 30 gram daun nanas kerang, kemudian balutkan pada bagian yang luka dan tutup dengan kain yang bersih. Untuk mengobati berak darah, gunakan 10 15 helai daun segar atau 20 50 kuntum bunga kering, tambah air dan gula enau secukupnya, lalu direbus, kemudian hasil saringannya diminum.

D. Suku Poaceae (Gramineae) 1. Deskripsi Suku Poaceae Tumbuhan berupa terna anual atau perennial, kadang-kadang berupa semak atau pohon yang tinggi. Batang yang posisi bermacam-macam ada yang tegak lurus, ada yang serong ke atas, ada yang berbaring atau merayap, kadang-kadang dengan rimpang di dalam tanah. Bentuk batang kebanyakan seperti silinder panjang, jelas berbuku-buku dan beruas-ruas, ruas-ruas rongga, bersekat pada buku-bukunya. Daun kebanyakan bangun pita, panjang, bertulang sejajar, tersusun sebagai roset akar atau berselin dalam dua baris pada batang, umumnya terdiri atas helaian, upih, dan lidah-lidah, jarang antara helaian dan upih terdapat tangkai. Bunga tersusun dalam bulir, yang terdiri dari dua glumae atau daun yang serupa sisik atau lebih dari dua, yang duduknya berseling dalam dua baris berhadapan. Sebuah atau dua glumae pada bulir bagian yang bawah tidak berisi bunga, lainnya berisi sebuah daun mahkota yang berbentuk sisik atau palea kerap kali dua badan penggelembung, sebuah benang sari atau lebih dan sebuah bakal buah. 2. Contoh Tumbuhan Suku Poaceae contoh dari suku poaceae yaitu tumbuhan alang-alang (ilalang). Alang-alang atau ilalang ialah sejenis rumput berdaun tajam, yang kerap menjadi gulma di lahan pertanian. Rumput ini juga dikenal dengan nama-nama daerah seperti alalang, halalang (Min.), lalang (Mly., Md., Bl.), eurih (Sd.), rih (Bat.), jih (Gayo), re (Sas., Sumbawa), rii, kii, ki (Flores), rie (Tanimbar), reya (Sulsel), eri, weri, weli (Ambon dan Seram), kusu-kusu (Menado, Ternate dan Tidore), nguusu (Halmahera), wusu, wutsu (Sumba) dan lain-lain. Nama ilmiahnya adalah Imperata cylindrica, dan ditempatkan dalam anak suku Panicoideae. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai bladygrass, cogongrass, speargrass, silver-spike atau secara umum disebut satintail, mengacu pada malai bunganya yang berambut putih halus. Orang Belanda menamainya snijgras, karena sisi daunnya yang tajam melukai.

Ilalang ( Imperata cylindrica ) 1) Klasifikasi ilmiah Ilalang Kingdom: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas: Commelinidae Ordo: Poales Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus: Imperata Spesies: Imperata cylindrica (L.) Beauv. 2) Deskripsi Terna rumput, berumur panjang (perenial), tumbuh berumpun, tinggi 30 - 180 cm. Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat, berwarna putih. Batang berbentuk silindris, diameter 2 - 3 mm, beruas-ruas. Daun warna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12 - 80 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas halus, permukaan bawah kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), bertangkai panjang, setiap bulir berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8 - 14 mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk biji jorong, panjang +/- 1 mm, berwarna cokelat tua. Perbanyaan vegetatif (akar rimpang) Akar Ilalang akarnya memiliki tunas yang merayap di dalam tanah, sistem perakarannya serabut. Pada setiap ujungnya terdapat kallyptra yang fungsinya untuk menembus tanah dan memperbanyak percabangan. Batang

Ilalang memiliki batang yang tingginya 0,2 1,5 m. Permukaan batang ilalang ini beruas ruas. Arah tumbuh batang ilalang ini ke atas (erectus). Daun Ilalang memiliki daun berbentuk garis lanset dengan pangkal yang menyempit. Panjangnya sekitar 12 80 cm. Tepi daunnya juga sangat kasar, pada pangkal berambut panjang dengan tulang daun tengah yang lebar dan pucat. Ilalang juga memiliki malai yang panjangnya 6 28 cm. Bunga Ilalang memiliki bunga yang jumlah benang sarinya pada umumnya 2 dengan kepala sari putih atau ungu. Tangkai putik 2 dengan kepala putik yang panjang berwarna ungu dan muncul dari ujung anak bulir. Pada bunga ilalang ini terdapat anak bulir yang panjangnya lebih kurang 4 mm, pucat atau keunguan. Buah Ilalang memiliki buah yang tidak begitu terlihat, tapi ketika masak buah ilalang berfungsi sebagai alat untuk melayang. Biji Ilalang memiliki biji berbentuk bulat, berwarna putih, sangat ringan, dan ukurannya sangat kecil. Biji ilalang memiliki bulu bulu dan keras.

3) Pemerian botanis Rumput menahun dengan tunas panjang dan bersisik, merayap di bawah tanah. Ujung (pucuk) tunas yang muncul di tanah runcing tajam, serupa ranjau duri. Batang pendek, menjulang naik ke atas tanah dan berbunga, sebagian kerapkali (merah) keunguan, kerapkali dengan karangan rambut di bawah buku. Tinggi 0,2 1,5 m, di tempat-tempat lain mungkin lebih. Helaian daun berbentuk garis (pita panjang) lanset berujung runcing, dengan pangkal yang menyempit dan berbentuk talang, panjang 12-80 cm, bertepi sangat kasar dan bergerigi tajam, berambut panjang di pangkalnya, dengan tulang daun yang lebar dan pucat di tengahnya. Karangan bunga dalam malai, 6-28 cm panjangnya, dengan anak bulir berambut panjang (putih) lk. 1 cm, sebagai alat melayang bulir buah bila masak. 4) Ekologi dan penyebaran Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Berlawanan dengan anggapan umum, alang-alang tidak suka tumbuh di tanah yang miskin, gersang atau berbatu-batu. Rumput ini senang dengan tanah-tanah yang cukup subur, banyak disinari matahari sampai agak teduh, dengan kondisi lembap atau kering. Di tanah-tanah yang becek atau terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang pun tak mau tumbuh. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas.

Sampai taraf tertentu, kebakaran vegetasi dapat merangsang pertumbuhan alang-alang. Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh setelah kebakaran disukai oleh hewan-hewan pemakan rumput, sehingga lahan-lahan bekas terbakar semacam ini sering digunakan sebagai tempat untuk berburu. Alang-alang menyebar alami mulai dari India hingga ke Asia timur, Asia Tenggara, Mikronesia dan Australia. Kini alang-alang juga ditemukan di Asia utara, Eropa, Afrika, Amerika dan di beberapa kepulauan. Namun karena sifatnya yang invasif tersebut, di banyak tempat alang-alang sering dianggap sebagai gulma yang sangat merepotkan. 5) Jenis yang berkerabat Marga Imperata memiliki anggota sekitar 8 atau 9 spesies. Selain Imperata cylindrica, beberapa jenis yang lain misalnya:

Imperata brasiliensis - Brazilian bladygrass, Brazilian satintail Imperata brevifolia - California satintail Imperata conferta - plumegrass, kunay grass Imperata contracta guayanilla 6) Trivia Salah satu cara untuk membasmi alang-alang ialah dengan menanami lahan dengan jenis-jenis pohon yang ulet, cepat tumbuh, dan mempunyai tajuk yang relatif rapat untuk membentuk naungan yang cukup berat. Salah satu yang direkomendasikan adalah gamal (Gliricidia spp.). Konon, nama gamal memiliki kepanjangan ganyang mati alang-alang. 7) Kandungan Kimia Alang-alang Setelah dilakukan pengujian pada tumbuhan alang alang banyak ditemukan kandungan kimiawi yang berguna untuk tubuh kita. Kandungan itu antara lain: manitol, glukosa, sakharosa, malic acid, citric acid, coixol, anindom dan masih banyak lagi lainnya. Kandungan lain yang dimili diantaranya : Dalam rimpang alang-alang terkandung imperanene yang ternyata mempunyai efek menghambat agregasi trombosit (sel pembeku darah) sesuai hasil penelitian para ahli dari universitas di Jepang. Efek menghambat agregasi trombosit ini sama dengan efek yang ditimbulkan oleh asetosal (asam asetil salisilat) yang digunakan untuk mencegah pembekuan darah pada penderita infark jantung. Cylindol A yang terkandung di dalam rimpang alang-alang mempunyai efek menghambat enzim 5-lipoksigenase. Dengan terhambatnya 5-lipoksigenase maka pembentukan prostaglandin yang menimbulkan rasa sakit atau nyeri pada otot dapat terhalangi. Bahan lain yang terkandung, yaitu Cylendrene mempunyai aktivitas menghambat kontraksi pembuluh darah pada otot polos, sehingga sirkulasi darah tetap lancar. Graminone B menghambat penyempitan pembuluh darah aorta (pembuluh darah terbesar). Menurut bagian R&D Sidomuncul, kedua bahan terakhir ini dapat menimbulkan efek penurunan tekanan darah.

Dari hasil pengujian ternyata tumbuhan yang juga disebut ilalang ini mempunyai efek farmakologis atau dengan kata lain tumbuhan ini mempunyai sifat: anti piretik/menurunkan panas, hemostatik/menghentikan pendarahan, menghilangkan haus, diuretic/peluruh kemih dan masuk kedalam meridian paru-paru, lambung juga usus kecil. 8) Kegunaan Secara umum, alang-alang digunakan untuk melindungi lahan-lahan terbuka yang mudah tererosi. Kecepatan tumbuh, jalinan rimpang alang-alang di bawah tanah, serta tutupan daunnya yang rapat, memberikan manfaat perlindungan yang dibutuhkan itu. Di Bali dan Indonesia timur umumnya, daun alang-alang yang dikeringkan dan dikebat dalam berkas-berkas digunakan sebagai bahan atap rumah dan bangunan lainnya. Daun alang-alang juga kerap digunakan sebagai mulsa untuk melindungi tanah di lahan pertanian. Serat halus dari malai bunganya kadang-kadang digunakan sebagai pengganti kapuk, untuk mengisi alas tidur atau bantal. Rimpang dan akar alang-alang kerap digunakan sebagai bahan obat tradisional, untuk meluruhkan kencing (diuretika), mengobati demam dan lain-lain. Sejumlah kultivarnya diseleksi untuk dijadikan rumput hias di taman-taman. Di antaranya adalah kultivar Red Baron yang berdaun merah. Khasiat alang-alang : Bagian yang digunakan untuk obat medis adalah akarnya. Kenyataannya, akarnya dapat digunakan untuk menurunkan temperatur, melancarkan urin, menghentikan pendarahan, dan sebagai obat untuk pendarahan pada hidung, memuntahkan darah, gonorea (kencing nanah), hepatitis, infeksi ginjal. Cara mengolah alang-alang : Akar pohon alang-alang yang direbus dengan air secukupnya dan diminum setelah air rebusan sisa setengah serta dibiarkan menjadi dingin. Kalau diperlukan,boleh dicampur dengan sedikit gula merah (Gula Jawa) atau dengan sedikit madu. Menurut Profesor Hembing, ahli pengobatan tradisional dan akupunktur, alang-alang berkhasiat sebagai obat untuk berbagai gangguan kesehatan, seperti: batu ginjal, infeksi ginjal, kencing batu, batu empedu, buang air kecil tidak lancar atau terus-menerus, air kemih mengandung darah, prostat, keputihan, batuk rejan, batuk darah, mimisan, pendarahan pada wanita, demam, campak, radang hati, hepatitis, tekanan darah tinggi, urat saraf melemah, asma, radang paru-paru, jantung koroner, gangguan pencernaan, diare. Jika ingin dijadikan obat untuk berbagai penyakit anda bisa memprosesnya sendiri dengan mudah, seperti contoh dibawah ini: Alang Alang untuk obat Radang Ginjal Akut caranya: Ambil dan cuci sampai bersih 60-120 gram akar segar, lalu dipotong-potong seperlunya dan rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa hanya tinggal 1 gelas. Setelah itu diminum untuk 2 sampai 3 secara rutin. Alang Alang untuk obat Muntah Darah caranya: 30 60 gram akar segar dari alang alang dicuci bersih, lalu dipotong-potong seperlunya dan rebus dalam 3 gelas air sampai tersisa hanya tinggal 1 gelas. Dapat diminum setelah dingin.

Alang Alang untuk obat Kencing Nanah caranya: 300 gram akar segar dari alang alang dicuci bersih, dipotong-potong seperlunya, lalu direbus dalam 2.000cc air bersih sampai tersisa tinggal 1.200cc, tambahkan gula batu secukupnya. Setelah itu dibagi menjadi 3 kali minum sebagai teh. Selama sepuluh hari. Alang Alang untuk obat Mimisan caranya: akar segar dari alang alang dicuci bersih, lalu ditumbuk dan diperas airnya sampai terkumpul 100cc setelah itu langsung diminum. Atau bisa juga dengan cara: ambil 30 gram akar segar dari alang alang dicuci bersih, setelah itu direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa hanya tinggal 1 gelas dan dapat lansung diminum. Mengobati jantung koroner dengan menggunakan 100 gram akar alang-alang, 100 gram akar teratai, 25 gram jamur kuping hitam, 25 gram jamur hioko, dan 25 gram jamur putih kering dirbus dengan 800 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan arinya diminum. Untuk gangguan prostat, gunakan 60 gram akar alang-alang, 30 gram sambiloto, dan 30 gram meniran direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum. Mengobati tekanan darah tinggi: 100 gram akar alang-alang, 15 gram meniran, dan 15 gram kunyit direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 300 cc, saring dan diminum. Batu ginjal, ambil 60 gram akar alang-alang, 30 gram daun kejibeling, dan 30 gram rambut jagung direbus denan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan minum airnya. Mengatasi mimisan, gunakan 60 gram akar alang-alang segar dan 100 gram akar teratai direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 300 cc, airnya diminum. Batu empedu, gunakan 100 gram akar alang-alang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan minum airnya. Asma : dengan menggunakan 60 gram akar alang-alang dan 15 kuntum bunga kenop direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum. Kencing Batu, gunakan 100 gram akar alang-alang, 30 gram meniran, dan 30 gram daun kumis kucing direbus dengan 700 cc air hingga tersisa 200 cc, saring dan airnya diminum.

E. Suku Bromeliaceae 1. Deskripsi Suku Bromeliaceae Tanaman nenas berupa herba tahunan, tinggi antara 90-100 cm, sebaran daun seluas 130-150 cm. Pada pangkal batang di bawah tanah tumbuh tunas-tunas samping hingga membentuk rumpun, dan dapat berlangsung terus walaupun sudah berbuah. Bila kondisi ini terus berlangsung, tanaman tersebut dapat hidup hingga 50 tahun. Untuk tujuan komersial, panen hanya dilakukan pada buah pertama, sedangkan anakannya hanya digunakan untuk bibit. Sesudah panen buah pertama, tanaman kemudian dibongkar dan ditanami kembali. Panjang batang nenas 20-25 cm , dengan diameter bagian bawah lebih kecil (23,5 cm) dari diameter bagian atas (5,5-6,5) dan ruas batang pendek. Batang berfungsi

sebagai tempat penyimpanan bahan makanan sebelum diangkut ke buah. Selain itu batang berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah, sehingga secata visual batang tersebuttidak nampak karena tertutup oleh dan di sekelilingnya. Daun nenas berurat sejajar dari pangkal sampai ujung dan berserabut, tebal, panjangnya antara 38-80 cm dan pada pinggirnya tumbuh duri tajam ke arah ujung daun. Ada pula jenis nenas yang tidak berduri.Daun nenas banyak dan tumbuh menggeerombol pada batang, filotaksis 5/13. Bunga nenas bersifat inflorescens, tumbuh dari titik tumbuh batang (pusat kanopi) tanaman. Bunga tersebut muncul sekitar 450 hari sesudah tanam, namun beberapa jenis dapat berbunga lebih awal, tergantung dari kultivae, iklim dan asal bahan tanam yang digunakan. Kumpulan kuntum bunga dengan adanya proses penyerbukan akan menghasilkan buah majemuk dari 100-200 anak buah. Buah-buah kecil tersebut akan bergabung menjadi satu dan dihubungkan dengan batang tengah yang disebut hati, sehingga penampakannya seolah-olah hanya satu buah berbentuk bulat dengan bagian ujungnya seperti kerucut. Tanaman nenas mempunyai tepung sari ataupun indung embrio fertile, namun inkompatibel sendiri, dan kebanyakan kultivar adalah adalah kompatibel silang dan menghasilkan biji partenokarpi bila disilangkan. Jumlah biji bila disilangkan dapat mencapai 2000-3000 butir per buah. Biji nenas berukuran kecil, panjang 3-4 mm, lebar 1-2 mm, berwarna coklat, kasar dan liat. Biji dapat digunakan untuk bahan perbanyakan secara generatif namun terbatas pada skala penelitian. Semua tunas yang tumbuh dari dalam tanah atau tunas anakan (ratone), yang tumbuh pada batang (sucker) dan tunas yang tumbuh di atas buah atau mahkota dapat digunakan sebagai bibit. 2. Contoh Tumbuhan Suku Bromeliaceae

1. Sejarah Tanaman Nanas berasal dari Amerika Selatan, tepatnya di Brasil. Tanaman ini telah dibudidayakan penduduk pribumi disana sejak lama. Kemudian pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, masuk ke Indonesia pada abad ke-15, (1599).

2. Klasifikasi Dalam klasifikasi atau sistematika tumbuhan (taksonomi), nanas termasuk dalam famili bromiliaceae. Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A. Fritzmuelleri, A. Adapun secara lengkap, klasifikasi tanaman Nanas adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan) Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Kelas : Angiospermae (berbiji tertutup) Ordo : Farinosae (Bromeliales) Famili : Bromiliaceae Genus : Ananas Species : Ananas comosus (L) Merr. 3. Morfologi Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya bersifat tahunan (perennial). Tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, batang, bunga, buah dan tunas-tunas. Akar nanas dapat dibedakan menjadi akar tanah dan akar samping, dengan sistem perakaran yang terbatas Akar-akar melekat pada pangkal batang dan termasuk berakar serabut (monocotyledonae). Kedalaman perakaran pada media tumbuh yang baik tidak lebih dari 50 cm, sedangkan di tanah biasa jarang mencapai kedalaman 30 cm . a) Batang tanaman nanas berukuran cukup panjang 20-25 cm atau lebih, tebal dengan diameter 2,0 -3,5 cm, beruas-ruas (buku-buku) pendek. Batang sebagai tempat melekat akar, daun bunga, tunas dan buah, sehingga secara visual batang tersebut tidak nampak karena disekelilingnya tertutup oleh daun. Tangkai bunga atau buah merupakan perpanjangan batang . b) Daun nanas panjang, liat dan tidak mempunyai tulang daun utama. Pada daunnya ada yang tumbuh dari duri tajam dan ada yang tidak berduri. Tetapi ada pula yang durinya hanya ada di ujung daun. Duri nanas tersusun rapi menuju ke satu arah menghadap ujung daun . c) Daun nanas tumbuh memanjang sekitar 130-150 cm, lebar antara 3-5 cm atau lebih, permukaan daun sebelah atas halus mengkilap berwarna hijau tua atau merah tua bergaris atau coklat kemerah-merahan. Sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna keputih-putihan atau keperak-perakan. Jumlah daun tiap batang tanaman sangat bervariasi antara 70-80 helai yang tata letaknya seperti spiral, yaitu mengelilingi batang mulai dari bawah sampai ke atas arah kanan dan kiri . d) Nanas mempunyai rangkaian bunga majemuk pada ujung batangnya. Bunga bersifat hermaprodit dan berjumlah antara 100-200, masing-masing berkedudukan di ketiak daun pelindung. Jumlah bunga membuka setiap hari, berjumlah sekitar 5-10 kuntum. Pertumbuhan bunga dimulai dari bagian dasar menuju bagian atas memakan waktu 10-20 hari. Waktu dari menanam sampai terbentuk bunga sekitar 6-16 bulan. Pada umumnya pada sebuah tanaman atau sebuah tangkai buah hanya tumbuh satu buah saja. Akan tetapi, karena pengaruh

lingkungan dapat pula membentuk lebih dari satu buah pada satu tangkai yang disebut multiple fruit ( buah ganda). Pada ujung buah biasanya tumbuh tunas mahkota tunggal, tetapi ada pula tunas yang tumbuh lebih dari satu yang biasa disebut multiple crown (mahkota ganda). 4. Manfaat a) Kandungan Bromelin Pada Tanaman Nanas Bromelin merupakan salah satu jenis enzim protease sulfhidril yang mampu menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil yaitu asam amino. Bromelin ini berbentuk serbuk amori dengan warna putih bening sampai kekuning-kuningan, berbau khas, larut sebagian dalam: Aseton, Eter, dan CHCL3, stabil pada pH: 3,0 5,5. Suhu optimum enzim bromelin adalah 50C- 80C. Enzim ini terdapat pada tangkai, kulit, daun, buah, maupun batang tanaman nanas dalam jumlah yang berbeda. Dilaporkan bahwa kandungan enzim bromelin lebih banyak terdapat pada batang yang selama ini kurang dimanfaatkan. Distribusi bromelin pada batang nanas tidak merata dan tergantung pada umur tanaman. Kandungan bromelin pada jaringan yang umurnya belum tua terutama yang bergetah sangat sedikit sekali bahkan kadang-kadang tidak ada sama sekali. Sedangkan bagian tengah batang mengandung bromelin lebih banyak dibandingkan dengan bagian tepinya Berdasarkan hasil penelitian Muniarti (2006) buah nanas yang masih hijau atau belum matang ternyata mengandung bromelin lebih sedikit dibanding buah nanas segar yang sudah matang. Penelitian yang lain menunjukkan buah yang matang karena diperam memiliki kandungan yang lebih sedikit dibandingkan buah yang masih hijau. Buah nanas mengandung enzim bromelin, enzim tersebut terdapat pada hati, kulit, dan tangkai nanas. Kandungan enzim bromelin pada bagian-bagian buah bervariasi, kandungan bromelin pada masing-masing bagian buah dapat dilihat pada tabel berikut ; Kandungan Bromelain dalam Buah Nanas (Murniati, 2006) Bagian Buah 1. Buah Utuh Masak 2. Daging Buah Masak 3. Kulit Buah 4. Tangkai Buah 5. Buah Utuh Matang 6. Daging Buah Mentah Jumlah Bromelin (%) 1. 0,060-0,080 2. 0,080-0,125 3. 0,050-0,075 4. 0.040-0,060 5. 0,040-0,060 6. 0,050-0,070

b) Manfaat Enzim Bromelin pada Tanaman Nanas Protein bromelain memiliki potensi yang sama dengan papain yang ditemukan pada pepaya yang dapat mencerna protein sebesar 1000 kali beratnya, sehingga nanas bermanfaat sebagai penghancur lemak. Dalam bidang industri

pangan maupun nonpangan seperti industri daging kalengan, minuman bir dan lain-lain. Selain itu Bromelain dapat dimanfaatkan sebagai masker kecantikan, memperbaiki produk daging kornet, waktu dan memperbaiki pemanggagan roti, pembungkus sosis. Berikut bebrapa manfaat enzim bromelain ; Mencerna protein di dalam makanan dan menyiapkannya agar mudah untuk diserap oleh tubuh. Membantu proses penyembuhan luka dan mengurangi pembengkakan atau peradangan di dalam tubuh. Membantu melarutkan pembentukan mukus dan juga mempercepat pembuangan lemak melalui ginjal Bromelain juga memiliki asam sitrat dan malat yang penting dan diperlukan untuk memperbaiki proses pembuangan lemak dan mangan, dan menjadi komponen penting enzim tertentu yang diperlukan dalam metabolisme protein dan karbohidrat. Enzim bromelain membantu membersihkan tubuh dan mengimbangi kadar keasaman dalam darah. Nanas menaikan kadarbasa darah dan membantu meringankan penyakit edema dengan cara mengurangi air berlebih di dalam tubuh c) Manfaat Lain dari Nanas Selain enzim bromelain diatas, dalam tanaman maupun buah nanas tedapat dekstrosa, laevulosa, manit, sakarosa, asam organik, ergosterol peroksida, asam ananasat, asam sitrat dan gula.Secara garis besarnya, selain manfaat bromelain yang tersebut diatas, nanas memunyai manfaat lain yang bisa digunakan oleh manusia, antara lain ; mengobati batuk, demam, haid tidak teratur, membangkitkan nafsu makan, mulas, obat cacing, radang tenggorokan, sembelit, amandel, sakit kuning, kaplan dan ketombe. Dapat menghambat pertumbuhan sel tumor dalam jaringan karena mengandung enzim peroksidase yang mempunyai keunggulan sebagai komponen anti tumor. Nanas mengandung citric dan malic acid yang memberi rasa manis dan asam pada buahnya. Asam ini membuat nanas menjadi bahan makanan yang digunakan secara luas untuk membuat masakan asam manis. Kandungan serat dan kalium dalam buah nanas dapat digunakan untuk mengobati obat sembelit dan gangguan pada saluran air kencing. Minum segelas sari nanas segar dicampur dengan sedikit lada dan garam berkhasiat untuk menyembuhkan mual-mual di pagi hari, pengeluaran empedu berlebihan, selesma (flu), wasir dan kurang darah. Penyakit kulit seperti gatalgatal, eksim dan kudis juga dapat diobati dengan diolesi sari buah nanas. Nanas juga mengandung serat yang berguna untuk membantu proses pencernaan. Menurunkan kolesterol dalam darah dan mengurangi resiko diabetes dan penyakit jantung.

Serat dari 150 gram nanas setara dengan separuh dari jeruk. selain itu kandungan vitamin dan mineral menjadikan nanas sumber yang bagus untuk vitamin C dan berbagai macam vitamin lainnya. Asam chlorogen, yaitu antioksidan yang banyak terdapat di buah-buahan juga dapat ditemukan pada nanas. Asam ini memblokir formasi dari nitrosamine, zat yang dapat menyebabkan kanker. Nitrosamine terbentuk ketika daging olahan yang diberi pengawet dipanaskan pada suhu tinggi. zat valine dan leucine yang terdapat di dalam nanas juga dibutuhkan oleh tubuh kita untuk pertumbuhan dan memperbaiki jaringan otot. Zat ini juga termasuk salah satu zat esensial yang diperlukan untuk mempertahankan kadar energi tubuh kita. Adapun kandungan gizi dari nanas menurut BPPHP adalah sebagai berikut ; No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Kandungan gizi Kalori Protein Lemak Karbohidrat Fosfor Zat Besi Vitamin A Vitamin B1 Vitamin C Air Bagian dapat dimakan Jumlah 52,00 kal 0,40 g 0,20 g 16,00 g 11,00 mg 0,30 mg 130,00 SI 0,08 mg 24,00 mg 85,30 g 53,00

DAFTAR PUSTAKA http://3gggue.blogspot.com/2012/05/makalah-commelinidae.html http://dedisaputra85.blogspot.com/2012/12/pemanfaatan-araceae-sebagai-tanaman.html http://dnabio71liliopsida.blogspot.com/2009/07/liliopsida-subkelas-commelinidae.html http://erilbiologi2008.blogspot.com/2011/03/makalah-palma.html http://haeryn.wordpress.com/2012/05/30/makalah-botani-tingkat-tinggi-monokotil/ http://id.wikipedia.org/wiki/Araceae http://id.wikipedia.org/wiki/Bromeliaceae http://jamu.biologi.ub.ac.id/?page_id=99 http://megabohari.blogspot.com/2011/12/identifikasi-jenis-jenis-poaceae-di.html http://mirzafaishall.wordpress.com http://www.anneahira.com/tumbuhan-monokotil.html Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. http://id.wikipedia.org/wiki/Alang-alang http://cuttiamardi.blogspot.com/2012/02/herbarium-gulma.html http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/08/26/74/ http://www.plantamor.com/index.php?plant=705 http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa_sawit http://www.plantamor.com/index.php?plant=1083 http://pondokibu.com/ternyata-alang-alang-mengandung-banyak-manfaat.html http://mutiaragaluh.wordpress.com/2009/08/27/sejuta-manfaat-ilalang/ http://hkti.org/morfologi-kelapa-sawit.html http://rocky16amelungi.wordpress.com/2009/09/14/vi-manfaat-nanas/#more-116 http://floranegeriku.blogspot.com/2011/06/talas-colocasia-esculenta-l-schott.html

Anda mungkin juga menyukai