Anda di halaman 1dari 28

BABIV SITUASIUPAYAKESEHATAN Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu Upaya Kesehatan

Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan. Upaya Kesehatan Masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan sertamencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan masyarakat. Upaya Kesehatan Masyarakat meliputi upayaupaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan, pengamanan zat adiktif dan bahanberbahaya,sertapenanggulanganbencanadanbantuankemanusiaan. Upaya Kesehatan Perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk mmelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya Kesehatan Perorangan meliputi upayaupaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukanpadaperorangan. Situasi upaya kesehatan di Kabupaten Jombang yang telah dilakukan pada tahun 2011 dapatdisimakdalamuraiansebagaiberikut: A. PELAYANANKESEHATANDASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pelayanan kesehatan dasar yang diberikan dengan cepat dan tepat diharapkan dapat mengatasi berbagai masalah kesehatan masyarakat.Upayaupayapelayanankesehatanmasyarakatdiurakansebagaiberikut: 1. PelayananKesehatanIbudanAnak Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua fasilitas kesehatan mulai dari Posyandu hingga rumah sakit. Kesehatananakmeliputibayi,anakbalita,balitadanremaja. a. PelayananKesehatanIbuhamil(K1danK4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa kehamilannya sesuai standar pelayanan Kebidanan (SPK); sedangkan tenaga kesehatan yang berkompeten memberikan pelyanan pelayanan antenatal kepada bumil adalah dokter spesialis kebidanan, dokter, bidan, dan perawat. Ditetapkan pula bahwa frekuensi pelayanan pada ibu hamil (antenatal) adalah minimal 23

4 kali selama masa kehamilannya. Dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan adalah1kalipadatriwulanpertama,1kalipadatriwulankedua,dan2kalipadatriwulan ketiga. Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4. Cakupan pelayanan K1 di Kabupaten Jombang pada tahun 2011 adalah 22.085 ibu hamil (93,4%), sedangkan K4 adalah 20.679ibuhamil(87,5%).Tahun2010diketahuiK1sebesar21.735atau92%,sedangkan cakupan K4 adalah sebesar 20.352 atau 86%. Artinya terjadi peningkatan cakupan pelayanan K1 dan K4 pada tahun 2011, walaupun sedikit. Tetapi kesenjangan antara K1 dan K4 seharusnya dicari penyebabnya untuk dibuatkan penyelesaianya sehingga seluruhibuhamilmendapatpelayananparipurna. Gambar18 CakupanPemeriksaanK1&K4MenurutPuskesmas KabupatenJombangTahun2011

Sumber:Datatabel28ProfilKesehatanKab.Jombang

Berdasarkan gambar 18 dapat diketahui bahwa di setiap puskesmas cakupan K1 lebih banyak daripada K4. Adanya kesenjangan cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out K1K4. Penyebab kesenjangan K1K4 karena adanya mobilitas penduduk (perpindahan), kelahiran, perpindahan penduduk, dan ibu hamil yang belum waktunya kontrol (K2, K3). Jika kesenjangan K1K4 kecil menunjukkan hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama pelayanan antenatal, meneruskan hingga kunjungan keempat pada triwulan 3, sehingga kehamilan dapat terus dipantau oleh petugaskesehatandandiharapkansemuaibuhamilmelahirkanditenagakesehatan. Terdapat 14 puskesmas telah mencapai target SPM untuk cakupan pelayanan K4 (95%) yaitu Puskesmas Bareng, Mojoagung, Gambiran, Ploso, Cukir, Brambang, Jarakkulon, Tembelang, Japanan, Pulo Lor, Mayangan, Pulorejo, Sumobito, Peterongan,

24

Japanan. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2010 yang hanya terdapat 8 puskesmasdengancapaianK4sesuaitarget. b. PertolonganPersalinanolehTenagaKesehatandenganKompetensiKebidanan Periodepersalinanmerupakansalahsatuperiodeyangberkontribusibesarterhadap angkaKematianIbudiIndonesia.Pertolonganpersalinanolehtenagakesehatandengan kompetensikebidanan. Estafetpertolonganpersalinansudahdilakukansesuaidenganstandardankematian ibu sebagian besar di RSUD. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi kebidanan dipelayanan persalinanyangaman. Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Jombang tahun 2011 adalah 20.900 (96,3%). Angka ini telah mencapai target SPM Kabupaten Jombang yaitu sebesar 92%. Ada sebanyak 23 puskesmas memiliki angka cakupan pertolongan persalinan sesuai target dan bahkan lebih. Sedangkan tahun 2010 hanya ada 22 PuskesmasyangmemenuhitargetSPM. Gambar19 CakupanPertolonganpersalinanolehtenagaKesehatanMenurutPuskesmas KabupatenJombangTahun2011

(%)
Target SPM 2011 92%

Sumber:Datatabel28ProfilKesehatanKab.Jombang

Data cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten diperoleh dari semua fasilitas kesehatan yang ada, meliputi puskesmas, rumah sakit, polindes, bidan praktik swasta,rumahbersalin. Berikutinirekamancakupanpersalinanolehtenagakesehatantahun20072011. 25

Gambar20 PersentaseCakupanPertolonganPersalinanolehTenagaKesehatan DiKabupatenJombangTahun20072011

Sumber:ProfilKesehatanJombangTahun20072011

Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang handal dengan kompetensi kebidanan, Seksi Kesehatan Keluarga pada tahun 2011 telah melakukan berbagai pelatihan untuk tenaga bidan diantaranya adalah pelatihan APN (Asuhan Persalinan Normal), manajemen asfiksia bayi baru lahir, manajemen bayi dengan berat lahir rendah,pelatihankelasibuhamil. c. IbuHamilKomplikasiyangDitangani Komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi yang dimaksudmisalnyaketubanpecahdini,pendarahanmelaluijalanlahir,hipertensidalam kehamilan dengan atau tanpa edema (bengkak) pre tibial, ancaman persalinan prematur, infeksi berat dalam kehamilan, persalinan macet atau tidak maju, dan infeksi masanifas. Melalui pemeriksaan kehamilan secara rutin, dapat diketahui sejak dini apabila ada ibu hamil yang masuk dalam kategori resiko tinggi atau komplikasi dan memerlukan pelayanankesehatanrujukan. Jumlah ibu hamil risti atau komplikasi di Kabupaten Jombang tahun 2011 adalah 4.639 bumil 98,1% dari sasaran ibu hamil. Sedangkan maksimal jumlah ibu hamil resiko tinggi adalah 20% dari ibu hamil yang ada. Jika dibanding tahun 2010 ada 4.378 atau 93% ibu hamil resiko tinggi. Adanya kasus ibu hamil resiko tinggi ini perlu diiringi dengan peningkatan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan secara teraturdanpemenuhangiziselamakehamilan,sertapeningkatankompetensipetugas. 26

Gambar21 PersentaseCakupanKomplikasiKebidananmenurutPuskesmas DiKabupatenJombangTahun2011

Sumber:DataTabel31LampiranProfilKesehatanJombangTahun2011 d. PelayananIbuNifas Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai stndar pada ibu nifas mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan ibu nifas minimal 3 kali, yaitu 6 jam setelah persalinan sampai3hari,kunjunganyangkeduadilakukandilakukandalamwaktuharike4sampai hari ke 28 setelah persalinan, kunjungan ke tiga dilakukan dalam waktu hari ke 29 sampaidenganharike42setelahpersalinan. Masa nifas adalah masa dimana organ reproduksi mulai mengalami pemulihan untuk kembali normal dan baru pulih betul setelah tiga bulan pasca persalinan. Kunjungannifasditujukanuntukmemperkecilresikokelainandankematianibu. Berdasarkan data pelaporan tahun 2011 cakupan pelayanan ibu nifas sebesar 20.973(96,6%)sedangkanseluruhibunifasyangadaadalah21.703orang. Pemberian kapsul vitamin A sangat penting bagi ibu nifas karena untuk mencegah infeksi pada masa nifas. Karena ibu nifas mengalami masa transisi antara masa bersalin denganmasakondisitubuhnormal(Masaantara). Berikut ini perbandingan antara pelayanan ibu nifas dengan pemberian Vitamin A padaibunifas.

27

Gambar22 PerbandinganCakupanPelayananIbuNifasdenganPemberianVitaminApadaIbuNifas DiKabupatenJombangTahun2011

Sumber:Datatabel28dan32ProfilKesehatanJombangTahun2011

Padagambar22diatasnampakbahwaratarataibunifasmendapatkapsulvitamin A seluruhnya atau hampir seluruhnya. Tetapi khusus di wilayah Puskesmas Cukir terjadi kondisi khusus dimana pemberian kapsul vitamin A lebih sedikit (830 bufas) dibanding bufasyangmendapatpelayanan(1.091bufas). e. PelayananKesehatanNeonatus Bayi hingga usia kurang dari satu bulan (028 hari) merupakan golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Pelayanan Kesehatan yang diberikan bagi bayi baru lahir antara lain melaukan persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan dan memberikan pelayanan kesehatan sesuai stndarpadakunjunganbayibarulahir. Berdasar Riskesdas tahun 2007,sebagian besar (78,5%) kematian neonatus terjadi pada minggu pertama kehidupan (06 hari). Mengingat besarnya resiko kematian pada minggu pertama ini , setiap bayi baru lahir harus mendapat pemeriksaan sesuai stndar lebih sering pada minggu pertama. Terkait hal tersebut, tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan dalam pelayanan bayi baru lahir (neonatus), yang semula 2 kali menjadi 3 kali. Sehingga jadwal Kunjungan Neonatus adalah pada waktu bayi usia 648 jam,37hari,danumur828hari. 28

Gambar23 CakupanKunjunganNeonatus(KN2)diKabupatenJombang Tahun20072011

Sumber:ProfilKesehatanJombang20072011

Secara keseluruhan cakupan KN lengkap di Kabupaten Jombang pada tahun 2011 adalah 95.9 % dari 21.488 bayi,; dan capaian ini menurun dibanding tahun 2010 yaitu 96,3%. Berikut ini diagram cakupan KN lengkap di wilayah kerja Puskesmas se Kabupaten Jombangtahun2011. Gambar24 CakupanKunjunganNeonatusLengkap(KN3)menurutPuskesmas diKabupatenJombangTahun2011

Sumber:Datatabel36ProfilKesehatanJombangTahun2011

Target SPM KN lengkap 2011 adalah 80%. Pada gambar 19 diatas Nampak bahwa sebagian besar Puskesmas telah mencapai target KN lengkap, kecuali 4 Puskesmas yang belum mencapai target SPM yaitu Puskesmas Jatiwates, Jabon, Plandaan, dan Tambakrejo. 29

f. PelayananKesehatanBayi Pelayanan Kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar oleh tenaga kesehatan (Dokter, Bidan, dan Perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu satu kali pada umur29 hari3 bulan, 1 kali pada umur 36 bulan, 1 kali pada umur 69 bulan, dan 1kalipadaumur911bulan. Pelayanan yang diberikan meliputi pemberian imunisasi dasar, Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi. Tujuan pelayanan ini adalah agar bayi mendapat pelayanan kesehatan dasar, diketahui sejak dini adanya kelainan atau penyakit, dan pemeliharaan kesehatan dan pencegahanpenyakit. Cakupan pelayanan kesehatan bayi pada tahun 2011 adalah sebanyak 21.049 bayi dari 21.488 bayi yang ada atau 98%. Angka ini telah mencapai target SPM yaitu 90%. Sedangkan Puskesmas yang telah mencapai target atau belum dapat dilihat dalam diagramberikutini. Gambar25 CakupanKunjunganBayiMenurutPuskesmas diKabupatenJombangTahun2011

Sumber:Datatabel37ProfilKesehatanJombangTahun2011

Terdapat 25 puskesmas yang di wilayah kerjanya memiliki cakupan kunjungan bayi sesuai atau melebihi target. Pencapaian tertinggi adalah Puskesmas Mayangan (127,8%), Cukir (123%) dan Jelakombo (113%). Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kunjungan bayi antara lain validasi data sasaran, pelatihan dan penerapan SDIDTK, pemenuhan kebutuhan sarana dan tenaga, koordinasi dengan RS dan swasta, serta kegiatan menumbuhkan peran serta masyarakat dalam memanfaatkanUKBMterutamaPosyandu.

30

g. PelayananKesehatanBalita Pelayanan Kesehatan anak balita adalah pelayanan kesehatan pada anak umur 1259 bulan sesuai standar meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun dan pemberian vitamin A 2 kali setahun(bulanfebruaridanAgustus). Pemantauan pertumbuhan dilakukan dengan penimbangan Berat Badan, pengukuran Tinggi Badan di Posyandu, Bidan Praktik Swasta atau Puskesmas. Pemantauan perkembangan dilakukan dengan SDIDTK oleh petugas kesehatan, pemberianVitaminAdilaksanakanolehpetugaskesehatandiPosyandu,Poskesdesatau Puskesmas. Pada tahun 2011 cakupan pelayanan kesehatan anak balita (1259 bulan) sebesar67,9%atau57.549dari84.752balitayangada. Gambar26 CakupanKunjunganAnakBalitadibandingbalitaDitimbangdanPemberianVitA2x SetahunMenurutPuskesmasdiKabupatenJombangTahun2011

Target SPM 90%

Sumber:Datatabel32,43,44ProfilKesehatanJombangTahun2011

Pada gambar 21 diatas terlihat polakegiatan pelayanan pada anak balita di tiap wilayah

kerja Puskesmas se Kabupaten Jombang. Balita yang ada yang mendapat pelayanan paripurna atau lengkap 4 kali setahun ternyata tidak selalu berbanding lurus dengan Penimbangan Berat Badan Balita maupun pemberian Vitamin A 2 kali setahun. Puskesmas yang nampak paripurna dalam pelayanan pada anak balita adalah Puskesmas Tembelang, Jatiwates, Mayangan dan Peterongan. Selebihnya terjadi kesenjangan terutama Puskesmas Sumobito nampak bahwa antara Kunjungan Balita atau balita yang diberi pelayanan kesehatan dengan Balita Ditimbang dan balita yang mendapat Vitamin A 2 x pada jumlah yang berbeda beda. Hal ini memiliki arti bahwa ada beberapa balita yang belum mendapat

31

pelayanankesehatanatauterdeteksitumbuhkembangnya.SelainPuskesmasSumobitoada pulaPuskesmasdalamkondisisemisalyaituPuskesmasTapen,danPuloLor. Sedangkan Puskesmas yang telah mencapai target kunjungan balita 90 % ada 4

Puskesmas yaitu Puskesmas Cukir (100%), Tembelang (112%), Jatiwates (129%), dan Mayangan(115%). 2. PelayananKesehatanAnakusiaSDdansederajat Berbagai data menunjukkan bahwa masalah kesehatan anak usia sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS). Oleh karena itu sangat perlu adanya penjaringan kesehatan terhadap siswaSDatauMIkelasI. Pelayanan kesehatan pada kelompok anak usia sekolah dasar dan sederajat dilakukan dengan pelaksanaan penjaringan kesesehatan (screening) siswa kelas 1 SD atau sederajat , danpelayanankesehatanataupemeriksaananaksekolahdasar/sederajat. Gambar27 CakupanPejaringanSiswaSDSederajatmenurutPuskesmas diKabupatenJombangTahun2011

Target SPM 100%

Sumber:DataTabel46ProfilKesehatan2011Kab.Jombang

Dari gambar di atas terlihat bahwa sebagian besar Puskesmas telah melaksanakan penjaringan kelas I SD/MI sesuai target SPM 100% bahkan lebih. Hanya ada 13 Puskesmas yangbelumdapatmencapaitarget.CapaianPenjaringankesehatanSiswaSD/MIkabupaten Jombang adalah 101%. Sedangkan Pelayanan Kesehatan siswa SD/MI secara keseluruhan kelasadalah30%. 32

3. PelayananKeluargaBerencana(KB) Menurut hasil penelitian usia subur seorang wanita adalah antara usia 1549 tahun. Olehkarenaituperluuntukmengaturjarakkehamilan,sehinggawanita/pasanganpadausia inilebihdiprioritaskanuntukmenggunakanalatkontrasepsiataumetodeKB. Jumlah pasangan usia subur (PUS) menurut hasil pengumpulan data pada tahun 2011 sebesar 245.250 sedangkan yang menjadi peserta KB aktif sebesar 182.956 orang atau 74,6%, dan peserta KB baru sebesar 23.447 orang (99%) (Tabel 35 Lampiran Profil KesehatanKabupatenJombangTahun2011). AdapunjeniskontrasepsiyangbanyakdigunakanakseptorbaikKBaktifmaupunKBbaru adalah suntik dan pilihan terendah adalah kondom, dengan proporsi persentase masing masingalatkontrasepsitersebutsebagaiberikut: Gambar28 ProporsiJenisKontrasepsiyangDigunakanolehPesertaKBaktif diKabupatenJombangTahun2011

Sumber:DataTabel34LampiranProfilKesehatanKabupatenJombangTahun2011

4. PelayananKesehatandanUsiaLanjut Dengan meningkatnya Usia Harapan Hidup, maka kesehatan lanjut usia juga perlu mendapatkan perhatian agar para lanjut usia dapat menjalani kehidupannya secara berkualitas baik fisik maupun mentalnya. Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan pada lansia, telah dilakukan pelatihan peningkatan kemampuan petugas dalam pelayanan lansia, pemenuhan sarana berupa posyandu lansia kit, pembinaan posyandu lansia serta karangwerdayangsudahada. Cakupan pelayanan kesehatan usia lanjut (>60 th) pada tahun 2011 di Kabupaten Jombang sebesar 84,22% dari seluruh jumlah usila yang dilaporkan yaitu sebanyak 46.247 orang yang terdaftar di posyandu usila. Adapun jumlah usila laki laki adalah 22.077 orang dan yang mendapatkan pelayanan kesehatan hanya separuhnya (59,6%) sedangkan jumlah usila perempuan adalah 24.170 orang dan seluruhnya mendapat pelayanan kesehatan 33

(106,7%). Cakupan pelayanan kesehatan terhadap usila ini meningkat dibandingkan tahun 2010yanghanyasebesar71,82%. Gambar29 CakupanPelayananUsiaLanjutmenurutJenisKelamin diKabupatenJombangTahun2011

Sumber:DataTabel48LampiranProfilKesehatanKabupatenJombangTahun2011

5. PelayananImunisasi Pelayanan imunisasi adalah bagian dari upaya pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Indikator untuk menilaikeberhasilanprogramimunisasiadalahangkaUCI(UniversalChildImmunization). Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) jika dikaitkan dengan batasan suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap penularan PD3I. Sejak 2003 indikator penghitungan UCI sudah mencakup semua jenis antigen, tidak terbatas pada antigen DPT3, Polio dan Campak saja. CakupanpelayananimunisasibayidiKabupatenJombangpadatahun2011adalah:BCG sebesar 105%, DPT 1HB 1 sebesar 104%, DPT 3HB 3 sebesar 102,7%, Polio 3 sebesar 97,7%,Campaksebesar98,6%. Sedangkan jumlah desa/kelurahan yang telah mencapai UCI pada tahun 2011 adalah 157desa/kelurahan(51,3%)dari306desa/kelurahanyangada.Biladibandingkandengan tahun2010desaUCIsebanyak195desa/kelurahanatau63.7%,jumlahdesaUCItahun2011 mengalami penurunan 38 desa. Hal ini disebabkan karena adanya kegiatan kampanye Campak dan Polio pada bulan September dan Oktober 2011. Angka capaian ini masih dibawahtargetNasionalyaitu85%,dantargetSPMDaerah100%. 34

Gambar30 SebaranDesa/KelurahanUCIMenurutPuskesmas diKabupatenJombangTahun20102011

Sumber:DataTabel38LampiranProfilKesehatan2011Kab.Jombang

Jika kita perhatikan gambar 25 di atas terlihat bahwa diagram batang tahun 2011 lebih seringlebihrendahdaripadadiagrambatangtahun2010. Hanyaterdapat1(satu)puskesmasdenganpencapaianUCI100%padatahun2011yaitu Puskesmas Mayangan. Padahal tahun 2010 terdapat 6 Puskesmas dengan pencapaian UCI 100%. Upaya untuk peningkatan UCI desa adalah dengan melaksanakan pendataan sasaran bayi, Sweeping Imunisasi, dan Krosnotifikasi (pencocokan data) antar desa maupun Puskesmas. 6. PelayananKesehatanGigidanMulut Upaya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut seharusnya dilakukan sejak dini. Usia sekolah dasar merupakan saat tepat untuk dilakukan upaya kesehatan gigi dan mulut, karena pada usia tersebut merupakan awal tumbuh kembangnya gigi permanen. Kelompok usiainijugapalingberesikomengalamikerusakangigi. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut dilakukan dalam bentuk upaya promotif, preventif dan kuratif sederhana seperti pencabutan, pengobatan, penambalan tetap dan sementara. Untuk pelaksanaan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS) pada tahun 2011 di Kabupaten Jombang diketahui bahwa dari seluruh siswa SD/MI adalah 137.975 siswa hanya 37.466 siswa SD/MI yang diperiksa (27,2%), dari jumlah siswa yang diperiksa tadi ada sebanyak 10.067siswaperluperawatandan6.388siswa(63,5%)yangmendapatperawatan.

35

Sedangkandaritabel52(lampiran)diketahuibahwarasiotambaldengancabutadalah1 : 1,43. Artinya kasus pencabutan gigi sedikit lebih banyak dibandingkan kasus tambal/tumpatan. 7. PenyuluhanKesehatan Penyuluhan kesehatan adalah pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat sadar, mau dan mampumelakukankegiatanyangmenjadikanmasyarakatsehat. Padatahun2011telahdilakukan17.354kegiatanpenyuluhankelompok,dimana

7 diantaranya dilakukan oleh Dinas Kesehatan sedangkan selebihnya dilakukan oleh Puskesmas dan jajarannya. Sedangkan Penyuluhan massa dilakukan sebanyak 3.333 kali dan 290 diantaranya dilakukan oleh Dinas Kesehatan selebihnya dilakukan oleh Puskesmasdanjajaranya.Datainidapatdisimakdalamlampirantabel54. B. PELAYANANKESEHATANRUJUKANDANPENUNJANG 1. KesehatanRujukan Sebagian besar sarana pelayanan di Puskesmas disediakan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengunjung Puskesmas baik dengan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap (khusus Puskesmas Perawatan yang memiliki sarana rawat inap). Sedangkan Rumah sakit dengan berbagai kelengkapan sarana dan prasarana disiapkan sebagai sarana rujukan bagi Puskesmas untuk kasuskasus yang membutuhkan penanganan lebihlanjut.DisampingRumahsakitjugatetapmembukapelayananrawatjalan. Pada tahun 2011 jumlah masyarakat Jombang yang telah memanfaatkan Rumah Sakit untuk mendapat pelayanan rawat jalan sebanyak 271.149. Sedangkan pasien rawat inap yangadadirumahsakitsebanyak48.924pasien. Selain Rumah Sakit Puskesmas rawat inap juga telah melayani pasien untuk ditangani lebih khusus dan intensif. Jumlah pasien rawat inap di Puskesmas Perawatan adalah sebanyak 27.336 pasien sedangkan pelayanan rawat jalan oleh Puskesmas adalah sebanyak 777.326pasien. 36

Gambar31 KunjunganRawatJalandanRawatInapdiPuskesmasdanRumahSakit diKabupatenJombangTahun2011

Sumber:DataTabel58LampiranProfilKesehatan2011Kab.Jombang

Sedangkan tingkat pemanfaatan tempat tidur di Rumah Sakit (Bed Occupancy Rate / BOR), ratarata hari rawat seorang pasien atau Length of Stay (LOS), dan ratarata tempat tidur tidak dipakai antar dua episode pemakaian atau diistilahkan Turn Over interval (TOI) dapat dilihat pada lampiran tabel 60. Pada tahun 2011 ini angka BOR RSD Jombang sebesar 80,14%, sedangkan BOR rumah sakit se Kabupaten Jombang baik RSD maupun swasta adalah sebesar 52,5 %. Angka ini masih jauh dari angka BOR ideal yaitu 75% 85%. Masih rendahnya angka BOR rumah sakit se Jombang salah satunya dipengaruhi oleh faktor keberadaan rumah sakit swasta yang posisinya terpusat di Kota Jombang sehingga menjadi kendalabagimasyarakatyangberadadiwilayahterluarKab.Jombanguntukmemanfaatkan rumah sakit. Sedangkan capaian aLOSnya adalah 3,2 hari, artinya pasien yang dirawat di rumah sakit memerlukan 3,2 hari untuk mendapat perawatan sampai sembuh dan hal ini sudah memenuhi angka aLOS ideal yaitu 3 12 hari. Rata rata sebuah tempat tidur di rumah sakit tidak terisi (TOI) selama 2,9 hari, hal ini masih berada pada kondisi angka ideal TOIyaitu13hari. 2. UPTDPenunjang(KetersediaanObatdiGFK) Ketersediaan obat yangdimaksud disini adalahmeliputi persediaan obat, jumlah kebutuhan dan persentase ketersediaan obat generik. Persen ketersediaan obat dihitung menggunakan indikator obat panduan yang berisikan item obat obat yang sering digunakan, wajib tersedia untuk beberapa penyakit menular dan sangat dibutuhkanuntukpengobatansepuluhpenyakitdasarterbanyak.

37

Pemakaian obat terbanyak selama tahun 2011 adalah Parasetamol tablet 500

mg, sedangkan obat yang tidak ada pemakaian adalah kloroquin tablet, multivitamin sirup, OAT katagori 2 dan 3, dan OAT kategori sisipan. Obat obat ini masih terdaftar dalam daftar ketersediaan obat, Prosentase tingkat kecukupan obat terbesar adalah tablet tambah darah (522%) dan terendah adalah OAT Kategori Anak, Salep 24, pyrantelPamoat125mgtabletmasingmasingadalah66,7%.Dataselengkapanyadapat dilihatdalamlampirantabel69. C. PEMBERANTASANPENYAKITMENULAR 1. PenyakitMenularLangsung a. PenyakitTBParu Jumlah penderita BTA (+) baru yang ditemukan pada tahun 2011 sebanyak 762 orang atau CDR sebesar 56,53%. Capaian ini masih dibawah target CDR yang ditetapkan yaitu 70%. Kondisi ini menunjukkan masih banyak penderita TB yang belumditemukan. Upaya untuk meningkatkan angka cakupan penemuan penderita baru BTA (+) pada tahun 2012 adalah menjalin kemitraan dengan LSM keagamaan (Aisyiah Cabang Jombang) dengan membentuk kader TB di 10 (sepuluh) kecamatan dan memperluas jangkauan ekspansi program DOTS ke UPK lain (RS Swasta dan BP SwastadiKabupatenJombang). Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB digunakan Angka Keberhasilan Pengobatan(SuccesRate=SR)yangmengindikasikanpersentasepasienTBparuBTA positif yang menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA positif yang tercatat. Tahun 2011diketahuiSRdiKabupatenJombangadalah89,78%. b. Kusta Untuk menilai kinerja petugas dalam penemuan kasus penyakit kusta dan untuk mengetahui tingkat penularan di masyarakat dapat dilihat melalui angka proporsi cacat tingkat II. Proporsi cacat tingkat II menunjukkan adanya keterlambatan dalam penemuan penderita, sedangkan proporsi anak menunjukkan masih adanya sumber penularandimasyarakat.penderitaanak(014tahun)4,59%dantingkatkecacatanII sebesar24,77%. Untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit kusta dilakukan melalui penemuan penderita secara aktif dan pasif, pengobatan dengan MDT, untuk

38

mencegah kecacatan dilakukan pemeriksaan POD (Prevention of Disability) setiap bulanselamamasapengobatandanrehabilitasimedis. c. PenyakitHIVAIDS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan penyakit HIV/AIDS disamping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini yang dilanjutkan dengankegiatankonseling. Upaya penemuan penderita secara aktif dilakukan dengan pemantauan pada kelompok beresiko Penderita Menular Seksual (PMS) seperti Wanita Penjaja Seks dilakukanolehtenagaManagerKasus(dariKPAdanGlobalFund)dengancaraturun langsung pemeriksaan pada kelompok beresiko di lapangan oleh Tim VCT (Volountary Conselling Testing) atau KTS (Konseling Testing Sukrela. Kegiatan ini biasa disebut dengan VCT mobile. Biasanya pemeriksaan dilakukan pada kelompok beresikotinggi(Lokalisasi,Lapas,dansebagainya). Upaya penanganan penyakit HIV/AIDS di Kabupaten Jombang dikomandani oleh KPAD(KomisiPenanggulanganAIDSdaerah)denganberanggotakanDinasKesehatan Dinas Sosial, Dinas Pendidikan, Kementerian Agama dan Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa. Dimana tiaptiap anggota menangani masalah HIV/AIDS sesuai dengan tupoksi masingmasing. Dalam hal pendanaan juga dijalin kerjasamadenganGlobalFund. Selain itu penemuan penderita HIV/AIDS juga didapatkan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor. Informasi dari UPT PMI kabupaten Jombang, dari 13.333 darah pendonor darah yang ada, diskreening HIV sebanyak 13.259 sampel darah. Penderita baru HIV banyak dari kalangan perempuan, sedangkan penderita baru AIDS banyak terjadi pada lakilaki. Sedangkan. Dan hasil screening menunjukkan29nyapositifHIV. d. Pneumonia Jumlah balita penderita pneumonia yang dilaporkan di Kabupaten Jombang tahun 2011 dari 24 puskesmas sebanyak 689 penderita yang keseluruhannya mendapat penanganan sesuai standar yang berlaku. Angka ini menurun drastis dibandingkan tahun 2010 dimana terdapat 1.099 kasus. Upaya pemberantasan penyakitinidifokuskanpadaupayapenemuandinidantatalaksanakasusyangcepat dantepatpadapenderita. 39

Gambar32 CakupanPenemuandanPenangananPneumoniaBalitamenurutPuskesmas KabupatenJombangTahun2011

Sumber:Tabel13ProfilKesehatan2011Kab.Jombang

2. PenyakitMenulardenganPerantaraBinatang a. PenyakitDemamBerdarahDengue Upaya pencegahan dan pemberantasan DBD dititikberatkan pada penggerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) dengan membentuk JumantiksertapengenalangejalaDBDdanpenanganannyadirumahtangga. 3. PenyakityangDapatDicegahdenganImunisasi a. PenyakitTetanusNeonatorum Penanganan kasus tetanus neonatorum memang tidak mudah tetapi juga bukannya tidak mungkin untuk dicegah. Yang terpenting adalah upaya pencegahannya melalui pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan imunisasiTTpadaibuhamil. Adapun upaya yang telah dilakukan adalah dengan peningkatan pertolongan persalinan oleh tanaga kesehatan dan pemberian imunisasi TT 5 dosis serta perawatantalipusatyanghigienis(cleanandsafedelivery). b. PenyakitCampak Upaya untuk menekan kasus campak adalah dengan memberikan imunisasi dasar lengkap pada saat bayi dan pemberian makanan dengan menu gizi seimbang (peningkatangizi). c. PenyakitDifteri

40

Upaya menekan kasus Diphteri dilakukan melalui imunisasi dasar pada bayi yaitu dengan vaksin DPTHB yang diberikan 3 kali yakni usia 2 bulan, 3 dan 4 bulan, pemberian imunisasi DT dan Td pada anak sekolah, serta memperhatikan rantai dinginpenyimpananvaksin. d. PenyakitAFP Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit polio dilakukan melalui imunisasi polio dan ditindaklanjuti dengan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus AFP pada kelompok umur < 15 tahun. Kegiatan surveilans epidemiologi ini dilakukan di Puskesmas dan Rumah sakit bertujuan untuk mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang di masyarakat melalui pemeriksaanspesimentinjapenderitaAFPyangditemukan. D. PERBAIKANGIZIMASYARAKAT 1. PenanggulanganGiziBuruk Untuk mengatasi masalah gizi terutama pada balita, sejak tahun 2009 telah dilakukan pencanangan Penanggulangan Gizi Buruk dengan tema BERTABUR BINTANG yang merupakan akronim dari Bersama Tanggulangi Balita Gizi Buruk melalui Bina Keluarga, Timbang Anak, Beri Gizi Seimbang. Dimana pencanangan tersebut diikuti langkah nyata dengan adanya Pusat Layanan Gizi yang dilengkapi dengan Rumah Pintar. PusatLayananGizimemberikanlayanankonsultasimasalahgizisecaragratis,sertatelah memilikiaksesdenganrumahsakitdalamrangkapenanganangiziburuk. Selain itu telah dilakukan pelatihan Penanganan Balita Gizi Buruk pada Petugas gizi Puskesmas, Bidan serta kader tentang Pelatihan Positife Deviance dan pembentukan taman pemulihan gizi di desa. Pada tahun 2010 terdapat 64 desa yang melaksanakan TamanPemulihanGizi.Sedangkanpadatahun2011jumlahTPGmeningkatmenjadi105 desa. Gambar33 SebaranKasusBalitaGiziBurukdiKabupatenJombangTahun2011
Kabuh Plandaan Ploso Jatiwates Kesamben Blimbing Kesamben Dukuh Klopo Megaluh Tembelang Sumobito Peterongan Pulolor Jogoloyo Jelakombo Gambiran Jabon Bandar Kedung Mulyo Mayangan Perak Jarak Kulon Mojoagung Plumbon Gambang Cukir Brambang Mojowarno Japanan Blimbing Gudo Kesamben Ngoro Pulorejo Bareng Wonosalam Keboan

Tapen

Sumber:DataProfilKesehatan2011Kab.Jombang

41

Upaya lain dalam menurunkan kasus gizi buruk adalah pembentukan Terapeutic Feeding Center (TFC) di dua puskesmas yaitu Mojoagung dan Tembelang. Melalui TFC, balita gizi buruk mendapatkan perawatan serta terapi asupan gizi selama waktu tertentu. Jumlah balita gizi buruk pada tahun 2011 tercatat 35 balita dan semuanya telahmendapatperawatan. 2. PemberianKapsulVitaminA Program pemberian Vitamin A adalah salah satu bentuk intervensi yang murah dan efektif dalam meningkatkan kelangsungan hidup anak. Program suplementasi Vitamin A yang rutin mencegah kebutaan pada anak dan mengurangi resiko morbiditas dan kematian jutaan anakanak di seluruh dunia. Indonesia adalah salah satu negara pertama yang mengembangkan program suplementasi Vitamin A nasional bagi anak usiaprasekolah. Gambar34 CakupanBayi,BalitadanIbuNifasMendapatVitaminA diKabupatenJombangTahun2011

Sumber:Datatabel32lampiranProfilKesehatan2011Kab.Jombang

Cakupan pemberian kapsul vitamin A 2 kali pada bulan Februari dan Agustus untuk anak balita pada tahun 2011 di Kabupaten Jombang adalah 82.580 dari 84.753 sasaran anak balita atau 97,44%. Target balita yang mendapat vitamin A 2 kali setahun adalah 91% untuk tahun 2011. Terdapat 25 puskesmas yang mencapai target cakupan balita mendapat vitamin A 2 kali setahun pada tahun 2011. Tahun 2010 hanya ada 20 Puskesmas yang dapat mencapai target. Tingginya cakupan pemberian vitamin A ini menandakan bahwa orang tua khususnya ibu telah menyadari pentingnya pemberian kapsul vitamin A uintuk balita mereka serta ketersediaan logistik yang sesuai dengan jumlahsasaran. 42

Gambar35 RekamanPemberianVitaminA2KaliSetahun diKabupatenJombangTahun20072011

Sumber:ProfilKesehatantahun20072011Kab.Jombang

3. PemberianTabletBesi(Fe) MenurutSurveiKonsumsiRumahTangga(SKRT)tahun2001diketahuibahwasecara nasional prevalensi Anemia Gizi masih tinggi, yaitu 26,4% pada wanita usia subur dan 40,1% pada ibu hamil. WUS dan ibu hamil merupakan kelompok yang perlu mendapatkan perhatian serius terkait resiko Anemia Gizi Besi. Mengingat dampak yang ditimbulkan antara lain perdarahan saat melahirkan dan bayi yang dilahirkan mempunyai berat badan lahir rendah. Salah satu upaya pencegahan adalah melalui pemberiantabletFe(zatbesi)yangdiberikanpadasaatpelayananantenatal. Pada tahun 2011, cakupan ibu hamil yang mendapatkan pemberian tablet besi Fe1 yaitu ibu hamil trimester I mendapat 30 tablet tambah darah adalah 21.595 (91,4%) bumil dan tablet Fe3 (ibu hamil hingga trimester III mendapat 90 tablet tambah darah) sebanyak 20.396 atau (86,3%). Cakupan pemberian tablet Fe 3 ini mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yang sebesar 82,87%. Tetapi pencapaian tersebut masih dibawah target SPM yaitu 90%. Karena itu petugas kesehatan tetap harus memberikan motivasi tentang pentingnya mengkonsumsi tablet besi dan memotivasi agar tablet besi tersebut benarbenar diminum oleh ibu hamil untuk mencegah terjadinyaanemiaibuhamil. 43

Gambar36 CakupanK4DibandingCakupanPemberianFe3BumilMenurutPuskesmas diKabupatenJombangTahun2011

Target SPM Fe 3 90%

Sumber:DataTabel28dan30LampiranProfilKesehatan2011

Pemberian tablet Fe selama kehamilan merupakan salah satu standar kualitas pelayanan antenatal (ANC). Sehingga ibu hamil yang tercatat sebagai cakupan dalam pemeriksaan K4, seharusnya juga tercatat dalam laporan pemberian Fe. Adanya keterpaduan pencatatan ini akan menghasilkan cakupan K4 dan cakupan pemberian Fe yangtidakberbedajauh. Terdapat 17 puskesmas memiliki cakupan K4 dan pemberian Fe yang sama, sedangkan17lainnyamasihterdapatkesenjangan. BerikutinirekamanlimatahunterakhircakupanpemberiantabletFe3diKabupaten Jombang. Gambar37 CakupanPemberianFe3IbuHamilmenurutPuskesmas diKabupatenJombangTahun20072011

Sumber:ProfilKesehatantahun20072011Kab.Jombang

44

Dari gambar di atas nampak bahwa terjadi tren naik pada pelayanan pemberian tablettambahdarahbagiibuhamil.Danpuncaknyaterjadipadatahun2011. 4. PemberianASIEksklusifpadabayi06bulan Air susu ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi. ASI diketahui mengandung

zat gizi yang paling sesuai kualitas dan kuantitasnya untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi. Sejak lahir bayi hanya diberi ASI saja sampai usia 6 bulan yang disebutASIEksklusif.SelanjutnyapemberianASIditeruskansampaiberusia2tahun. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan pemberian ASI

di Indonesia saat ini memprihatinkan. Angka persentase bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sampai dengan 6 bulan hanya 15,3 persen. Sedangkan data laporan cakupan ASI Eksklusif di Kabupaten Jombang cenderung menurun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 capaiannya 65% dan tahun 2010 menurun menjadi 53%, dan tahun 2011 meningkatmenjadi79,4%sedangkantargetNasional80%. Gambar38 RekamanCakupanASIEkskluif(%) diKabupatenJombangTahun20072011

Sumber:ProfilKesehatantahun20072011Kab.Jombang

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jombang untuk

meningkatkan cakupan ASI Eksklusif. Adanya Peraturan Bupati yang mengatur tentang Pemberian ASI bagi Ibu Pekerja dan telah dilakukannya Sosialisai ASI di perusahaan perusahaanyangmemperkerjakanwanitadiKabupatenJombang. 3. KEJADIANLUARBIASA(KLB) Yang dimaksud KLB adalah terjadinya peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan. Berdasarkan laporan yang ada, tahun 2011 terdapat 28 KLB di 25 wilayah kerja puskesmas. Semuanya ditangani dalam waktu kurang dari 24 jam (100%). Kasus KLB dipilah menurut jenis KLB maka KLB dengan penderita terbanyak adalah DBD dengan 71 penderita. Kejadian luar biasa lainnya adalah 45

Diphteri, AFP, dan Keracunan Makanan. Akan tetapi KLB ini hanyalah KLB supect. Jumlah penderita secara keseluruhan adalah 89 orang. Informasi KLB lebih lengkap berada di lampiranprofiltabelke50dan51. 4. PELAYANANKEFARMASIANDANALATKESEHATAN Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan (Puskesmas

dan jajarannya) maka pelayanan kefarmasian dan alat /perbekalan kesehatan di layani oleh UPTD GFK (Gudang Farmasi Kabupaten). Dengan mekanisme distribusi adalah setiap bulan dilakukan pengiriman obat dan perbekalan kesehatan, jika dari jumlah yang dikirim terjadi kekuranganstocsebelumakhirbulanmakapihakPuskesmasdapatmengambillagikeGFK. Sedangkan untuk kebutuhan program imunisasi, pemenuhan kebutuhan vaksin di

Puskesmas dipenuhi oleh seksi Surveilans Episdeiologi dan Kesehatan Khusus Dinas KesehatanKabupatenJombang. E. PELAYANANKESEHATANDALAMSITUASIBENCANA Untuk penanganan bencana atau wabah secara cepat maka Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang menyediakan layanan sms melalui kontak person yang dibagiakan dalambentukstikeruntukditempeldiBalaiDesa,KantorKecamatan,PuskesmasPembantu (Pustu),danPolindes. SelainpelayanankesehatandiKabupatenJombangjugaberkoordinasidenganoperasi Keselamatan Jalan Raya terutama saat menjelang Hari Raya Iedul Fitri, Natal dan Tahun Baru. F. PELAYANANKESEHATANBAGIMASYARAKATMISKIN Diketahui jumlah peserta JPKM tahun 2011 adalah 412.285 (34,3%) dari jumlah

penduduk dengan proporsi 5,5% berasal dari Askes PNS; 2,1% dari Jamsostek, 21,2% dari Jamkesmas/Askeskin,dan4,8%dariJamkesdaserta0,7%berasaldariSPM. Artinya penduduk Kabupaten Jombang yang terlindungi JPKM adalah 34,3%. Angka ini

masihmenunjukkansebagianbesarmasyarakatmasihterbiasadengansistempembayaran langsunguntukmasalahkesehatan. Dalam upaya meningkatkan akses masyarakat miskin untuk memperoleh pelayanan kesehatan, pemerintah telah memiliki program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi warga miskin yang dikenal dengan Jamkesmas dan Jamkesda. Warga miskin yang tidak tercakupdalamJamkesmasdanJamkesda,difasilitasiolehpemerintahdaerahmelaluiSurat PernyataanMiskin(SPM)yangberlakuselama3bulan.

46

Hasilrekapitulasidatadaripuskesmas,jumlahpendudukmiskinyangdicakupJaminan

Pemeliharaan Kesehatan sebesar 320.367 jiwa atau 26,67% dari seluruh jumlah penduduk di Kabupaten Jombang. Adapun rinciannya adalah Jamkesmas 255.130 jiwa, Jamkesda 57.291 jiwa dan Surat Pernyataan Miskin (SPM) 7.946 jiwa. Sebanyak 154.060 jiwa (58,6%) masyarakat miskin dengan Kartu Jaminan ASKESKIN/Jamkesmas memanfaatkan pelayanan kesehatanrawatjalandipuskesmaspadatahun2011danyangmendapatpelayananrawat inap di Puskesmas sebanyak 5.295 (2,1%). Sedangkan maskin yang mendapat pelayanan rawat jalan di rumah sakit kabupaten sebanyak 11.085 jiwa (4,2%) dan mendapat layanan rawatinap4.740jiwa(1,9%) G. KEADAANPERILAKUMASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat, digunakan indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yangterdiridari10indikator. 1. RumahTanggaSehat Pada tahun 2011 ini telah dilakukansurvei Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

padai tatanan Rumah Tangga Sehat terhadap 36.159 rumah tangga di 21 wilayah kerja puskesmas dan menunjukkan hasil survei PHBS bahwa 15.789 rumah tangga (43,6%) yang telah berperilaku hidup bersih dan sehat. Pencapaian 2011 terlihat lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2010 (44,9%), dan jumlah rumah tangga yang disurvei tahun 2010 lebih sedikit daripada tahun 2011 (hanya 36.003 rumah tangga), Perbedaan tipis antara hasil survey PHBS tatanan Rumah Tangga Sehat tahun 2011 dengan tahun 2010 dikarenakan pemilihan tempat survey (dusun/desa) yang berbeda antara tahun 2011 dengan tahun 2010, disamping perbedaan jumlah rumah tangga yang disurvey antara tahun 2011 dengan tahun 2010. Target SPM tahun 2011 rumah tangga ber PHBS adalah 60%, sedangkan target tahun 2010 adalah 55%. Baik tahun 2010 maupun 2011 kabupatenJombangbelummencapaitargetrumahtanggasehat. Diperlukan intervensi dari berbagai pihak terkait baik lintas program, lintas sektor,

LSM, swasta dan tokoh masyarakat untuk berperan dalam membudayakan perilaku hidupbersihdansehatdimasyarakat. 2. ASIEksklusif ASI Ekslusif adalah pemberian ASI saja pada bayi mulai lahir sampai bayi berusia 6

bulan tanpa diberi makanan lain selain ASI. Berdasarkan laporan profil 2011 diketahui cakupan ASI Eksklusif sebesar 43% dari 21.488 sasaran bayi usia 012 bulan. Tetapi jika 47

jumlah bayi dengan ASI Eksklusif dibandingkan dengan jumlah bayi yang seharusnya mendapat program ASI Eksklusif yaitu usia 06 bulan dimanan jumlahnya 11.633 bayi makacapaianASIEksklusifkabupatenJombangadalah79,4%. Banyak faktor yang mempengaruhi cakupan ASI Eksklusif antara lain faktor

ibu,faktor budaya dan faktor lain yang tidak mendukung ASI Eksklusif. Karena itu dibutuhkanlangkahlangkahefektifuntukmeningkatkanpemberianASIEksklusif. H. KEADAANLINGKUNGAN Dalam Sistem Kesehatan Nasional disebutkan bahwa derajat kesehatan merupakan

hasilinteraksidariempatfaktor,yaitufaktorlingkungan,perilaku,pelayanankesehatandan faktor bawaan. Dari keempat faktor tersebut, faktor lingkungan merupakan faktor yang palingberpengaruhdibandingkandenganketigafaktorlainnya. Tujuan MDGs poin 7 adalah menjamin kelestarian lingkungan hidup, sedangkan target pada poin 7C adalah menurunkan hingga setengahnya proporsi rumah tangga tanpa akses berkelanjutan terhadap air minum layak dan sanitasi dasar hingga tahun 2015. Indikator yang digunakan adalah proporsi rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minumlayakdansanitasidasar,baikdiperkotaanmaupunpedesaan. 1. RumahSehat Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan,

yaitu bangunan yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatanhunianrumahyangsesuaidanlantairumahtidakterbuatdaritanah. Gambar39 CakupanRumahSehatmenurutPuskesmas diKabupatenJombangTahun2011

Sumber:DataTabel62LampiranProfilKesehatanKabupatenJombangTahun2011

48

Dari 307.605 rumah yang ada, pada tahun 2011 telah dilakukan pemeriksaan

terhadap 143.060 rumah (22,89%) dan jumlah rumah sehat secara kumulatif adalah 111.834 rumah (67.6%). Persentase rumah sehat tahun 2011 ini meningkat dibandingkan tahun 2010 yang terdapat 87.316 (28,1%) rumah sehat. Tidak semua rumahdapatdiperiksaolehkarenamasalahklasik,yaituketerbatasantenagadanbiaya. Sedangkan pesentase rumah sehat tertinggi terdapat di wilayah kerja Puskesmas

Brambang(92,7%),PuskesmasJelakombo(87,7%),danPuskesmasJabon(80,3%). 2. KepemilikanJambanSehat Kepemilikan sarana sanitasi dasar yang dimiliki oleh keluarga meliputi persediaan

air bersih (PAB), jamban, tempat sampah, dan Sarana Pengelolaan Air Limbah (SPAL). Dari 364.375 KK yang ada, tidak semuanya bisa diperiksa karena keterbatasan sumber dayayangada. Terkait masalah jamban, salah satu terobosan dalam program Kesehatan

Lingkungan adalah adanya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Ada 5 pilaruntukmewujudkanSTBMsalahsatunyaadalahtidakbuangairbesarsembarangan atau lebih dikenal dengan istilah ODF (Open Defecation Free). Sebagai hasilnya banyak masyarakatyangmembangunjambansehatdenganmengadakanarisanjamban. Dari jumlah KK yang ada tersebut dilakukan pemeriksaan terhadap 55.412 (15,2%)

dan hasil pemeriksaan diketahui bahwa 252.688 KK memiliki jamban dan dari sekian jambantersebutyangmemilikijambansehatsebanyak209.595(82,9%). 3. TempatUmumdanPengelolaMakanan(TUPM) Tempat Umum dan Pengelola Makanan (TUPM) yang dibina kesehatan

lingkungannya meliputi hotel, RestoranMakanan, Pasar, dan TUPM lainnya. Jumlah TUPMyangadadiKabupatenJombangtahun2011adalah616buah,yangdiperiksa537 buah dan yang memenuhi syarat atau yang sehat adalah sebesar 440 (81,94%) TUPM. Sedangkan target SPM tahun 2011 TUPM yang memenuhi syarat sebesar 80%. Ini berartibahwacapaiankegiatansudahmencapaitarget. 4. SaranaAirBersih Sesuai dengan PP nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum, istilah air bersih atau sarana air bersih disebut/dikonotasikan sebagaiAirMinum.SehinggasaranaairbersihsepertiPDAM,sistemjaringanperpipaan,

49

sumur gali, sumur pompa, PMA dll disebut sebagai Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM),sebagaimanadisebutkanpadaBabIIPasal5. Berbagai upaya dilakukan agar akses masyarakat terhadap air bersih meningkat,

salah satunya melalui pendekatan partisipatori yang mendorong masyarakat berperan aktifdalampembangunanperpipaanairbersih. AksesairbersihyangdigunakanmasyarakatdiKabupatenJombangberasaldariair

ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali, penampuangan air hujan dan lainnya. Dari laporan profil diketahui, sebagian besar masyarakat Kabupaten Jombang menggunakan airbersihberasaldarisumurgali(72,8%). Sedangkan cakupan keluarga dengan akses air bersih pada tahun 2011 adalah

6,61%, angka ini masih belum mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Diperlukan upayapercepatanagarpresentasependudukdenganaksesairbersihmeningkat. Gambar40 ProporsiAksesAirBersihDiKabupatenJombangTahun2011

Sumber:Tabel64LampiranProfilKesehatanKabupatenJombangTahun2011

50

Anda mungkin juga menyukai