Anda di halaman 1dari 15

BAB II PEMBAHASAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK 1.

1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Investigasi Kelompok Investigasi kelompok mungkin merupakan model pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit untuk diterapkan. Model ini dikembangkan pertama kali oleh Herbert Thelan. Model pembelajaran Investigasi Kelompok merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktifitas siswa untuk mencari sendiri materi ( informasi ) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Metode ini melibatkan siswa sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Metode ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam ketrampilan proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode investigasi kelompok umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 hingga 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari, mengikuti investigasi mendalam terhadap berbagai subtopik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan menyajikan suatu laporan di depan kelas secara keseluruhan Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode Group Investigation Winaputra, 2001:75) , yaitu: terdapat tiga konsep utama (Udin S.

A. Penelitian atau inquiri adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. B. Pengetahuan atau knowledge adalah proses dinamika siswa memberikan

respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. C. Dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group adalah menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah: 1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok. Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja. Group Investigation sesuai untuk hasil studi yang berhubungan dengan hal- hal semacam penguasaan, analisis, dan mensistemasikan informasi sehubungan dengan upaya menyelesaikan masalah yang bersifat multi-aspek. Misalnya, Group Investigation akan sangat ideal untuk mengajari tentang pelajaran sejarah dan budaya dari sebuah negara atau tentang pelajaran biologi , tetapi tidak sesuai digunakan untuk mengajarkan pelajaran kemampuan pemetaan atau unsur- unsur tabel periodik. Secara umum, guru merancang sebuah topik yang cakupannya luas, selanjutnya membagi topik tersebut ke dalam subtopik. Para siswa mencari informasi dari berbagai sumber baik di dalam maupun di luar kelas. Sumber-sumber ( bermacam buku, institusi,orang ) memberikan gagasan, opini, data, ataupun solusi yang berkaitan dengan masalah yang sedang dipelajari. Para siswa selanjutnya mengevaluasi informasi yang dikontribusikan oleh tiap anggota kelompok supaya dapat menghasilkan karya kelompok.

2. Rencana Kooperatif. Yang terpenting dalam group investigation adalah perencanaan kooperatif siswa atas apa yang dituntut dari kelompok. Anggota kelompok mengambil bagian dalam merencanakan berbagai dimensi dan tuntutan dari hasil mereka. Kelompok menentukan apa yang mereka ingin investigasikan dengan upaya menyelesaikan masalah yang mereka hadapi, sumber apa yang mereka butuhkan, siapa yang akan melakukan, dan bagaimana akan menampilkan hasil mereka yang sudah selesai ke depan kelas. Kemampuan perencanaan kooperatif harus diperkenalkan secara bertahap ke dalam kelas dan dilatih dalam berbagai situasi sebelum kelas tersebut melaksanakan hasil investigasi secara menyeluruh. Para siswa dapat membantu rencana kegiatan jangka pendek yang hanya dilakukan untuk satu periode, atau bisa juga kegiatan jangka panjang. Kegiatan mulai dari memberi nama ikan mas sampai mengatur perjalanan atau membentuk kelompok. Kegiatan ini sangat sesuai untuk perencanaan kooperatif. 3. Peran Guru. Dalam kelas yang melaksanakan Group Investigation guru bertindak sebagai fasilitator. Guru berkeliling diantara kelompok-kelompok yang ada, untuk melihat bahwa mereka bisa mengelola tugasnya, dan membantu tiap kesulitan Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59). Yang terpenting adalah guru harus membuat model kemampuan komunikasi dan sosial yang diharapkan dari para siswa. Ada banyak kesempatan bagi guru untuk memikirkan berbagai variasi peran kepemimpinan, seperti dalam diskusi dengan seluruh kelas atau dengan kelompok-kelompok kecil. Dalam diskusi guru membuat model dari berbagai kemampuan : mendengarkan, membuat ungkapan, memberi reaksi yang tidak menghakimi, mendorong partisipasi, dan sebagainya. Sebagian aspek yang berhubungan dengan kurikulum mungkin saja tidak sesuai dengan group investigation. Subtopik yang dipilih oleh para siswa untuk

mereka teliti tidak hanya materi yang subyeknya dipelajari para siswa harus ditambahkan dengan pengajaran mengenai topik lainnya oleh guru, yang menurut guru tersebut memang penting. Guru dengan demikian dapat memperluas unit dengan memberikan pengajaran langsung kepada seluruh kelas, memberikan pengajaran yang terindividualisasi dalam pembelajaran, atau kombinasi dari metode tersebut. Pelajaran ini bisa diberikan sebelum, setelah, atau selama dalam masa kelas melaksanakan Group Investigation ( Cohen, 1986; Sharan dan Sharan, 1992 ). Misalnya, di dalam kelas yang sedang mempelajari tentang perang dunia 1 guru bisa saja menyampaikan pelajaran kepada kelas mengenai geografi dan sejarah Eropa beberapa saat sebelum perang terjadi dan kemudian memulai unit Group Invertigation di mana para siswa berfokus pada topik yang menurut mereka menarik. 1.2 Landasan Teori Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Santyasa mengungkapkan pembelajaran kooperatif tipe GI didasari oleh gagasan John dewey tentang pendidikan, bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai laboratorium untuk belajar tentang kehidupan di dunia nyata yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial dan antar pribadi. Menurut Winataputra (1992:39) model GI atau investigasi kelompok telah digunakan dalam berbagai situasi dan dalam berbagai bidang studi dan berbagai tingkat usia. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis. John Dewey terkenal dengan kelas demokrasi, mengemukakan bahwa sekolah seharusnya mencerminkan masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk pemecahan masalah yang ada dalam kehidupan nyata (masalah autentik). Dewey menganjurkan agar guru memberi dorongan kepada siswanya terlibat dalam proyek atau tugas-tugas berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalahnya. Menurut Depdiknas (2005:18) pada pembelajaran ini guru seyogyanya

mengarahkan, membantu para siswa menemukan informasi, dan berperan sebagai salah satu sumber belajar, yang mampu menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan

oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Menurut Winataputra (1992:63) sifat demokrasi dalam kooperatif tipe GI ditandai oleh keputusan-keputusan yang dikembangkan atau setidaknya diperkuat oleh pengalaman kelompok dalam konteks masalah yang menjadi titik sentral kegiatan belajar. Guru dan murid memiliki status yang sama dihadapan masalah yang dipecahkan dengan peranan yang berbeda. Jadi tanggung jawab utama guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kooperatif dan memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran serta membantu siswa mempersiapkan sarana pendukung. Sarana pendukung yang dipergunakan untuk melaksanakan model ini adalah segala sesuatu yang menyentuh kebutuhan para pelajar untuk dapat menggali berbagai informasi yang sesuai dan diperlukan untuk melakukan proses pemecahan masalah kelompok. Model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok ini dikembangkan oleh John Dewey dan Herbert A Thelen. Dewey menganjurkan agar dalam lingkungan belajar guru menciptakan lingkungan sosial yang dicirikan oleh lingkungan demokrasi dan proses ilmiah. Tanggung jawab utama para guru adalah memotivasi siswa untuk bekerja secara kolaboratif dan memikirkan masalah sosial yang berlangsung dalam pembelajaran. Di samping upaya pemecahan masalah di dalam kelompok kolaboratif, dari hari ke hari siswa belajar prinsip demokrasi melalui interaksi antar teman sebaya. Dalam konteks sosial, secara teoretik pembelajaran kolaboratif berfungsi sebagai laboratorium demokrasi bagi siswa untuk menjadi warga negara demokratis dengan berinteraksi seputar isu-isu bermanfaat melalui pembentukan visi tentang masyarakat yang baik (Antil et al., 1998). Gagasan Dewey tersebut selanjutnya dijadikan landasan oleh Herbert Thelan untuk mengembangkan prosedur yang lebih tepat dalam membantu siswa kerja kelompok. Gagasan-gagasan Dewey akhirnya diwujudkan dalam pendekatan

group-investigation untuk pembelajaran kolaboratif. Thelan menyatakan bahwa kelas hendaknya merupakan miniatur demokrasi yang bertujuan mengkaji masalah-masalah sosial antar pribadi (Arends, 1998).Thelan yang tertarik dengan dinamika kelompok mengembangkan bentuk group-investigation dengan langkah-langkah yang rinci. Kerja kelompok-kelompok kolaboratif yang dilukiskan oleh Dewey dan Thelan ini dapat memberikan dampak melampaui hasil-hasil belajar akademik. Proses-proses dan

tingkah laku kolaboratif merupakan bagian dari usaha keras manusia sebagai masyarakat demokratis. Dalam pendekatan group-investigation menurut Dewey dan Thelan tersebut, siswa dikelompokkan secara heterogen atas jenis kelamin dan kemampuan akademik. Siswa memilih sendiri topik yang akan dipelajari, dan kelompok merumuskan penyelidikan dan menyepakati pembagian kerja untuk menangani konsep-konsep penyelidikan telah dirumuskan. Guru berperan sebagai salah satu sumber belajar siswa. Hasil kerja kelompok dilaporkan sebagai bahan diskusi kelas. Dalam diskusi kelas ini diutamakan keterlibatan higher order thinking dari para siswa. Evaluasi kegiatan dilakukan melalui akumulasi upaya kerja individual selama penyelidikan dilakukan. Konsep penting dalam pendekatan group-investigative adalah: menghindarkan evaluasi menggunakan tes, mengutamakan learning by doing, membangun motivasi intrinsik, mengutamakan pilihan siswa, memperlakukan siswa sebagai orang bertanggung jawab, pertanyaanpertanyaan terbuka, mendorong rasa saling menghormati dan saling membantu membangun konsep diri yang positif.

1.3 Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok 1. Karakteristik metode investigasi kelompok Metode investigasi kelompok dirancang oleh Herbert Thalen dan metode pembelajaran kooperatif yang paling kompleks dan paling sulit diimplementasikan (Arends, 2008: 14). Kompleksitas dan sulitnya implementasi metode ini dikarenakan keterlibatan siswa dalam merencanakan topik-topik materi ajar maupun cara mempelajarinya melalui investigasi. Pada metode investigasi kelompok, guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok secara heterogen yang masing-masing beranggota 5 atau 6 orang siswa. Siswa memilih topik-topik tertentu untuk dipelajari, melakukan investigasi mendalam terhadap sub-subtopik yang dipilih kemudian menyiapkan dan mempresentasikan hasil belajar di kelas. 2. Sintaks metode investigasi kelompok

Sharan

dkk.

sebagaimana

pendapatnya

dikutip

Arends

(2008:

14)

mendeskripsikan 6 langkah metode investigasi kelompok sebagai berikut. Fase ke-1: pemilihan topik Siswa memilih sub-sub topik tertentu dalam bidang permasalahan umum yang biasanya dibahas oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan ke dalam kelompok-kelompok kecil yang beranggota 5 atau 6 orang. Fase ke-2: perencanaan kooperatif Siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan sub-sub topik yang telah dipilih. Fase ke-3: implementasi Siswa melaksanakan rencana yang diformulasikan pada fase ke-2. Fase ke-4: analisis dan sintesis Sisma menganalisis dan mensistesis informasi yang diperoleh pada kegiatan fase ke-3. Fase ke-5: presentasi hasil akhir Beberapa atau semua kelompok melakukan presentasi di kelas tentang topiktopik yang mereka pelajari di bawah koordinasi guru. Fase ke-6: evaluasi Siswa dan guru mengevaluasi kontribusi masing-masing kelompok terhadap kerja kelas secara keseluruhan. Evaluasi dapat dilakukan secara individual, kelompok, atau keduanya. 1.4 Langkah Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok Tahapan-tahapan kemajuan siswa di dalam pembelajaran yang

menggunakan metode Group Investigation untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-30): 1. Mengidentifikasi Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran- saran

Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik yang telah mereka pilih Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi pengaturan 2. Merencanakan Tugas yang akan Dipelajari Para siswa merencanakan bersama mengenai : a. Apa yang kita pelajari ? b. Bagaimana kita mempelajarinya ? c. Siapa melakukan apa ? ( pembagian tugas ) d. Untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini ? 3. Melaksanakan Investigasi Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha- usaha yang dilakukan kelompoknya Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensistesis semua gagasan 4. Menyiapkan Laporan Akhir Anggota kelompok menentukan pesan- pesan esensial dari proyek mereka Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan, dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka Wakilwakil kelompok membentuk sebuah penitia acara untuk

mengkoordinasikan rencana- rencana presentasi 5. Mempresentasikan Laporan Akhir Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas 6. Evaluasi Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalamanpengalaman mereka

Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigation : Tahap I Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok. Tahap II Merencanakan tugas. Kelompok akan membagi kepada seluruh anggota. sub topik Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki. Kelompok dibentuk

berdasarkan heterogenitas.

Kemudian

membuat perencanaan dari masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan

sumber apa yang akan dipakai. Tahap III Membuat penyelidikan. Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat

kesimpulan dan mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah kelompok.

Tahap IV Mempersiapkan tugas akhir. Tahap V Mempresentasikan tugas akhir. Tahap VI Evaluasi.

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas. Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.

1. Mengidentifikasi Topik dan Mengatur Murid ke dalam Kelompok- kelompok kecil Tahap ini secara khusus ditujukan untuk masalah pengaturan. Guru mempresentasikan serangkaian permasalahan. Misalnya; memahami geografi, ekonomi, dan lain- lain. Kemudian para siswa mengidentifikasi dan memilih berbagai macam subtopik untuk dipelajari, berdasarkan pada ketertarikan dan

latar belakang mereka. Tahap ini dimulai dengan perencanaan kooperatif yang melibatkan seluruh seluruh kelas, yang dapat di jabarkan sebagai berikut : Guru mempresentasikan sebuah permasalahan kepada seluruh kelas dan bertanya, apa yang ingin kalian ketahui tentang masalah ini?. Tiap siswa memberikan pertanyaan mengenai aspek- aspek dari masalah tersebut yang ingin mereka investigasi. Para siswa berkumpul dalam diskusi menuliskan semua gagasan dan kemudian melaporkannya kepada seluruh kelas. Diskusi singkat seluruh kelas akan menghasilkan daftar usulan bersama mengenai subtopik yang akan menjadi bahan investigasi Perencanaan dimulai dengan setiap siswa menuliskan usulannya, dan dilanjutkan dalam kelompok yang semakin besar, mulai dari kelompok yang beranggotakan dua orang sampai yang beranggotakan empat bahkan delapan siswa. Pada tiap tahap anggota kelompok membandingkan daftar mereka, menghilangkan usulan yang sama. Daftar akhir ini mewakili ketertarikan dari seluruh anggota.

2. Merencanakan Investigasi di dalam Kelompok Setelah mengikuti kelompok penelitian masing-masing, para siswa mengalihkan perhatian mereka kepada subtopik yang mereka pilih. Pada tahap ini anggota kelompok menentukan aspek dari subtopik masing-masing ( satu demi satu atau berpasangan ) akan mereka investigasi. Sebagai akibatnya, tiap kelompok harus merumuskan sebuah masalah yang dapat diteliti, memutuskan bagaimana melaksanakannya, dan menentukan sumber-sumber mana yang akan dibutuhkan untuk melakukan investigasi tersebut. 3. Membuat penyelidikan Dalam tahap ini tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah diformulasikan sebelumnya. Biasannya adalah tahap yang paling banyak makan waktu. Walaupun para siswa mungkin memang diberikan batas waktu pengerjaan,

10

tetapi jumlah pasti dari sesi yang mereka perlukan untuk menyelesaikan investigasi mereka tidak selalu dapat dipastikan jumlahnya. Guru harus mengupayakan berbagai cara untuk mengupayakan berbagai cara untuk memungkinkan sebuah proyek kelompok berjalan tanpa terganggu sampai investigasi selesai. Selama tahap ini para siswa, satu demi satu atau secara berpasangan, mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulankesimpulan, dan mengaplikasikan pengetahuan baru yang menjadi bagian untuk menciptakan sebuah resolusi atas masalah yang diteliti kelompok. Tiap siswa menginvestigasi aspek proyek kelompok yang paling menarik minat mereka, dan dalam melakukannya memberi kontribusi satu bagian yang diperlukan untuk menciptakan sebuah keseluruhan kelompok. Ketika individu atau pasangan telah menyelesaikan tugas kelompok, maka kelompok tersebut akan berkumpul kembali dan para anggotanya saling membagi pengetahuan mereka. Kelompok boleh memilih salah satu anggota untuk mencatat kesimpulan mereka, atau tiap anggota boleh mempresentasikan sebuah rangkuman tertulis dari penemuam mereka. 4. Menyiapkan Laporan Akhir Tahap ini merupakan transisi dari tahap pengumpulan data dan klarifikasi ke tahap di mana kelompok yang ada melaporakan hasil investigasi mereka kepada seluruh kelas. Pada tahap kesimpulan dari investigasi guru meminta tiap kelompok untuk menunjuk satu wakil sebagai perwakilan kelompok. Panitia akan mendengarkan rencana kelompok masing- masing. Panitia akan mencatat semua permintaan penyediaan materi, mengkoordinasikan jadwal waktu, dan memastikan bahwa gagasan presentasi yang akan dilakukan cukup realitas dan menarik. Guru melanjutkan dengan mengambil peran sebagai penasihat, membantu panitia apabila diperlukan dalam memastikan bahwa tiap rencana kelompok memungkinkan tiap anggota untuk terlibat. Sebagian kelompok menentukan sifat dari laporan akhir mereka ketika mereka mulai melakukan tugasnya. 5. Mempresentasikan Laporan Akhir Sekarang masingmasing kelompok mempersiapkan diri untuk

mempresentasikan laporan akhir mereka ke depan kelas. Pada tahap ini, mereka berkumpul kembali kepada posisi kelas sebagai satu keseluruhan.

11

Para siswa yang akan melakukan presentasi harus mengisi peran yang baru mereka bagi. Mereka harus mampu mengatasi bukan hanya tuntutan dari tugas merekatetapi juga harus mampu mengatasi masalah-masalah organisasional yang berkaitan dengan koordinasi seluruh pekerjaan dan perencanaan, serta

membawakan presentasi. Pedoman berikut telah terbukti dapat membantu para siswa untuk presentasi ke depan kelas : o o o o o o o o Bicara dengan ringkas dan jelas ketika memberi pembukaan kepada kelas, tetapi sampaikan pelajaran sedikit mungkin Gunakan papan tulis untuk mengilustrasikan konsep-konsep Gunakan peralatan audio visual, seperti overhead projector Lakukan debat formal di hadapan kelas jika memang perlu Pikirkan mengenai persiapan tempat belajar dimana teman sekelas dapat menampilkan tugas- tugas yang telah dipersiapkan oleh kelompok Pertimbangkan untuk menampilkan beberapa tugas, atau mensimulasi kejadian- kejadian tertentu Pertimbangankan program-program kuis sebagai sebuah cara untuk menarik perhatian pendengar Pertimbangan untuk menampilkan gambar, lukisan, atau foto untuk menghidupkan presentasi Laporan hasil akhir menghasilkan sebuah pengalaman dimana upaya mengejar kemampuan intelektual dengan sebuah pengalaman emosional mendalam. Semua anggota kelas dapat berpartisipasi lebih dari satu banyak presentasi, dengan menampilkan tugas mereka atau menjawab pertanyaan, presentasi tersebut bukan sekedar masalah latihan peran untuk tampil dan membacakan tulisan. 6. Evaluasi Pencapaian Dalam group investigation para guru harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi siswa mengenai subyek yang dipelajari. Bagaimana mereka menginvestigasi aspek- aspek tertentu dari subjek, bagaimana mereka mengaplikasiakan pengetahuan mereka terhadap solusi dari masalah- masalah baru, bagaimana mereka mengaplikasikan pengetahuan mereka terhadap solusi dari masalahmasalah baru, bagaimana mereka menggunkan kesinpulan dari apa yang mereka pelajari dalam mendiskusikan pertanyaan yang membutuhkan analisis dan penilaian, dan bagaimana mereka sampai pada kesimpulan dan serangkaiaian data.

12

Evaluasi semacam ini paling baik dilakukan melalui sebuah pandangan kumulatif dari hasil kerja individual selama seluruh proyek investigasi. Group investigation membuka kesempatan evaluasi secara konstan dan lebih besar terhadap siswa, baik oleh teman atau gurumereka, daripada dalam kelas tradisional dengan pengajaran kepada seluruh kelas. Gagasan para murid, tingkat pemahaman subjek, dan investasi kerja semuanya sangat jelas terlihat dalam pendekatan ini. Dalam kelas tradisional, banyak siswa tidak pernah tahu samapai saatnya tes akhir. Dalam kelas group investigation, guru harus mampu membentuk evaluasi siswa yang dapat diandalkan yang didasarkan pada percakapan dan observasiyang sering dilakukan terhadap aktivitas akademik siswa. Apabila memang menginginkan dilakukan tes, tes tersebut harus

mempertimbangkan perbedaan tingkat atau tipe pembelajaran. Tes yang secara eksklusif berfokus pada pengumpulan dan penghapalan informasi cenderung tidak dapat merefleksikan pembelajaran yang sebetulnya sedang berlangsung.

Pengalaman efektif para murid selama masa belajar mereka juga harus dievauasi, termasuk tingkat motivasi dan keterlibatan mereka. Umpan balik dari para murid sendiri harus mampu memperlihatkan bagaimana perasaan mereka mengenai topik yang bersangkutan dan mengenai pekerjaan yang telah mereka lakukan.

13

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan Model investigasi kelompok merupakan model pembelajaran kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip pembelajaran demokrasi. Model group investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran akan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan dan guru akan mengetahui kemungkinan gagasan siswa yang salah sehingga guru dapat memperbaiki kesalahannya. Model pembelajran kooperatif tipe investigasi kelompok ini dikembangkan oleh John Dewey yang selanjutnya dikembangankan oleh Herbert Thalen Model Investigation Kelompok merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok. Model investigasi kelompok dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. 3.2 Saran Dalam makalah ini, kami selaku penyusun memiliki beberapa saran diantaranya adalah sebagai berikut : Sebagai calon pendidik, kita harus bisa memilih strategi dan pendekatan pembelajaran yang tepat bagi peserta didik agar pembelajaran dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Model investigasi kelompok ini dapat diterapkan dalam pembelajaran di SD

14

DAFTAR PUSTAKA

Ibrahim H,Muslimin. 2005. Pembelajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Unesa University Press. Slavin E, Robert. 2008. Cooperative Learning. London: Allymand Bacon. Trianto. 2007. Model model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta : Prestasi pustaka publiser. Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta : Prestasi Pustaka Publisser. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatiftipe.html http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2009/06/20/pembelajaran-kooperatif-metodegroup-investigation/ http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2009/03/model-pembelajaran-kooperatiftipe_01.html http://ipotes.wordpress.com/2008/04/28/pembelajaran-kooperatif-tipe-groupinvestigation-gi/

15

Anda mungkin juga menyukai