Anda di halaman 1dari 4

Clarissa Geralno Yuda Putri Bahasa Indonesia 8 13 September 2013

Geralno 1

Tempat Wisata yang Disia-siakan

Apa yang tampaknya seperti tempat yang biasa saja mungkin saja sesuatu yang bisa membuat kita terkejut dan bangga atas negara kita. Tempat wisata di Sumatera Utara sangat banyak dan indah seperti Brastagi, Istana Maimun dan Pulau Nias, namun tidak terjaga dengan baik. Brastagi yang dingin dan banyak tertanam pohon sekarang menjadi panas dengan pohon yang ditebang dan digantikan oleh rumah-rumah. Istana Maimun yang ramai dan mewah menjadi Istana kosong yang menjual oleh-oleh. Orang-orang yang melakukan tradisi yang menarik pendatang di Pulau Nias juga berkurang. Brastagi terkenal dengan markisa manisnya yang dijadikan sirop dan dijual ke Medan. Ini adalah tujuan orang-orang Medan yang beristirahat yang terdekat. Perjalanan dari Medan ke Brastagi mencapai 1-2 jam saja. Dulu di Brastagi, ada banyak sayur yang ditanam dan diimpor karena kualitas yang mengagumkan. Pohon Biwa dan pohon jeruk menghias jalan di Brastagi. Semacam tanaman raspberry yang ditemukan di samping selokan-selokan juga menghias pemandangan. Namun sekarang, Pohon Biwa dan tanaman raspberry sudah sulit untuk ditemukan, dan kualitas jeruk memburuk sejak terkena penyakit tanaman. Kualitas sayuran juga memburuk, membuat tanaman sayuran lebih sedikit dari dulu. Dulu Brastagi mempuyai udara sangat dingin dengan panas yang dihalangi oleh pohon pohon, juga lingkungan yang bersih. Sekarang, Brastagi jadi panas akibat pohon yang ditebangi dan digantikan dengan rumah-rumah. Hal ini membuat udara semakin panas. Akibat

pohon ditebangi, tanah longsor pun semakin sering datang. Saat pohon masih banyak, tanah longsor tidak sering terjadi karena pohon melindungi kita dari tanah longsor tersebut. Orang-orang di Brastagi pun dulu lebih ramah sesama lain, tetapi saat ini waraga setempat pun tidak lagi seramah dulu. Orang-orang mulai menjadi lebih dingin kepada orang-orang disekitarnya. Ini adalah hal buruk bagi lingkungan di Brastagi yang semestinya menjadi tempat wisata yang indah ini. Istana Maimun adalah tempat Wisata yang berada di kota Medan. Istana Maimun pernah jadi tempat tinggal 12 Sultan Deli. Di Istana Maimun juga terdapat Meriam punting yang menurut legenda adalah jelmaan adik putri hijau. Istana ini dibangun oleh arsitek berasal Italia. Dulu, istana ini penuh dengan pengunjung yang ingin melihat indahnya istana Maimun. Namun karena isinya juga beerkurang, pengunjung pun tidak ramai lagi dan saat ini Istana Maimun menjadi tempat wisata yang sepi. Karpet mewah yang dulu di lantai istana pun sudah tidak ada. Hal-hal yang tersisa di Istana Maimun adalah Singgahsana Raja, tempat duduk raja yang diperbarui dengan ditambahi lampu-lampu disekitarnya. Kamar raja yang semestinya mempunyai peran penting dalam istana ini dijadikan etalase oleh-oleh. Hal ini tidak baik untuk dilakukan karena kamar raja penting untuk dilihat. Kamar raja tidak boleh dijadikan etalase oleh-oleh karena pengunjung jadi tida bisa melihat kamar yang semestinya. Barang-barang di istana diangkut, tidak lagi ditempatkan dalam istana. Mestinya, barang-barang yang penting seperti kamar raja, beberapa kursi yang terlihat mewah ditetapkan untuk ditinggal dalam istana, tetapi malah dikosongkan. Hal ini tidak baik untuk sebuah tempat wisata. Pulau Nias adalah tempat Wisata di Sumatera Utara juga. Tempat ini terkenal untuk tradisi melompat batu, Tari Perang, dan Omo Hada, rumah tradisional dari Pulau Nias, dan juga tempat yang sangat cocok untuk melakukan kegiatan air surfing.

Kesalahan yang warga Pulau nias buat adalah mereka tidak lagi melanjutkan tradisi seperti dulu. Yang mestinya banyak orang melompati batu sesuai tradisi, sekarang berkurang. Tari Perang juga tidak seramai itu lagi. Omo Hada yang unik pun di bongkar oleh mereka. Omo Hada mempunyai beberapa macam dari berapa bagian Pulau Nias. Ada Omo Hada dari Nias Utara, Nias Tengah dan Nias Selatan. Omo Hada dari Nias Utara mempunyai dengah berbentuk Lingkaran atau oval, Nias Tengah mempunyai denah segi empat, sementara omo Hada dari Nias Selatan memunyai denah berbentuk persegi. Hal ini pantas untuk dibanggakan orang Nias dan pantas untuk di lihat oleh turis turis yang datang. Kesalahannya adalah bahwa mereka tidak harus merobohkan bangunan itu. Mereka tidak pantas untuk merobohkan bangunan itu karena bangunan itulah yang penting dari pulau itu. Sekarang jumlah Omo Hada pun berkurang. Maka karena hal ini kita harus menjaga tempat-tempat wisata alam yang indah ini dengan baik. Kita harus berterima kasih atas kekayaan alam dan keindahan alam di tanah air kita dan kita tidak boleh menyia-nyiakannya. Maka untuk berterima kasih kita harus memperliahtkan bahwa kita bisa menjaga tempat-tempat tersebut bersama supaya generasi setelah kita pun akan terus menjaganya. Kita harus melestarikan tempat ini supaya tidak punah.

Refrensi Gea, Yafaowoloo. Rumah ADat Tradisional Nias, Akankah Tinggal Sejarah? Kompasiana. 13 November 2012. 13 September 2013. < http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/13/rumah-adat-tradisionalnias-akankah-tinggal-sejarah-508651.html> Hatriani, Risa Alda. Istana Maimun, Kecantikan Berbalut Mistis. Detiktravel. 20 May 2013. 13 September 2013. < http://travel.detik.com/readfoto/2013/05/20/102800/2068913/1026/ 4/istana-maimun-kecantikan-berbalut-mistis#menu_stop> Tan, Tessina. Personal Interview. 13 September 2013 Ulihape. Istana Maimun, Tak Selayaknya Istana. Kompasiana. 10 Januari 2012. 13 September 2013. < http://wisata.kompasiana.com/jalanjalan/2012/01/10/istana-maimun-tak-selayaknya-istana-426342.html>

Anda mungkin juga menyukai