Anda di halaman 1dari 1

SUARA MERDEKA - NASIONAL

http://www.suaramerdeka.com/harian/0409/23/nas13.htm

Kamis, 23 September 2004

NASIONAL

Pemilihan 15 Kepala Daerah Tunggu Revisi UU 22/1999


SURABAYA- Setelah pemilihan umum presiden (pilpres) putaran kedua, hingga akhir tahun 2005, di Jatim akan terjadi pergantian 15 kepala daerah (bupati/wali kota). Namun apakah pemilihan kepala daerah dilakukan secara langsung seperti pilpres atau menggunakan pola lainnya, tergantung pada hasil revisi UU No 22/1999 yang sedang diformulasikan pemerintah bersama DPR RI. "Dalam tempo dekat pemilihan kepala daerah seharusnya diadakan di Kabupaten Ngawi," kata Kepala Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbang) Jatim Agus Syamsuddin MSi di Surabaya, Rabu petang (22/9). Dia mengemukakan, pemilihan kepala daerah di Jatim tahun ini dan 2005 tergantung pada keputusan final dari DPR RI dan pemerintah atas revisi UU No 22/1999 tentang Pemerintahan di Daerah. Yang jelas dalam sisa tempo tiga bulan ini dan sepanjang tahun 2005 nanti, di Jatim akan terjadi pergantian 15 kepala daerah, antara lain Kabupaten Ngawi, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Jember, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Ponorogo, dan Kabupaten Kediri. Yang paling dekat adalah di Ngawi, yakni 15 Desember. "Kami belum tahu apakah pemilihan di 15 daerah itu dilakukan secara langsung sebagaimana pilpres atau dengan cara lainnya. Kelihatannya pemilihan tak lagi dilakukan DPRD masing-masing kabupaten/kota," katanya. Agus mengatakan, bila revisi UU No 22/1999 telah diputuskan tahun ini, UU tersebut tak otomatis bisa dioperasionalkan di lapangan secara efektif dan konsisten. Butuh 3-4 bulan untuk sosialisasi. Selain itu, pemerintah harus mempersiapkan instrumen hukum bersifat operasional untuk mengimplementasikan kebijakan itu. "Karena itu, di daerah yang bupati/wali kotanya habis masa jabatannya sebelum penerapan revisi UU No 22/1999, akan diangkat pejabat sementara bupati/wali kota." Bila nanti diputuskan pemilihan dilakukan secara langsung, KPUD di masing-masing kabupaten/kota punya pekerjaan lagi untuk menggelar pemilihan. Agus berpendapat, KPUD tak kesulitan menjalankan amanat UU tersebut, karena mereka berpengalaman menggelar tiga kali pemilu, yakni Pemilu Legislatif 5 April, Pilpres putaran pertama 5 Juli, dan Pilpres putaran kedua 20 September. "Yang pasti, jangan sampai terjadi kekosongan pimpinan di masing-masing daerah sebelum revisi UU No 22/1999 diputuskan DPR RI bersama pemerintah," kata Agus Syamsuddin. (G14-83t)
Berita Utama | Ekonomi | Internasional | Olahraga

1 of 2

11/17/2012 6:13 AM

Anda mungkin juga menyukai