Jurgen Habermas adalah seorang filsuf dan sosiolog dari Jerman. dari Mazhab Frankfurt.
[1] [1]
oleh para pendahulunya (Max Horkheimer, Theodor Adorno, dan Herbert Marcuse).
[1]
Teori
Kritis yang dipaparkan oleh para pendahulunya berakhir dengan kepesimisan atau kebuntuan. Akan tetapi, Teori Kritis tidak berhenti begitu saja, Jurgen Habermas telah
Sekitar waktu yang sama Habermas mempersiapkan Habilitations schift-nya. Karangan in diberi judul Strukturwandel der Oeffentlichkeit (Tranformasi struktural dari lingkup umum), suatu studi yang mempelajari sejauh mana demokrasi masih mungkin dalam masyarakat [2] modern. Fokus utama dari tulisan itu adalah tentang berfungsi tidaknya pendapat umum [2] dalam masyarakat modern. Pada kurun waktu yang sama, Habermas diundang menjadi [2] profesor filsafat Universitas Hiedelberg (1961-1964). Pada tahun 1964, ia kembali ke Universitas Frankfurt, karena diangkat menjadi profesor sosiologi dan filsafat mengantikan [2] Horkheimer. Pemikiran Marx yang Habermas sudah kenal sejak di Mazhab Frankfurt cukup memengaruhi [2] pemikiran dia secara utuh. Peranan ia sebagai seorang Marxis tampak ketika ia turut berperan [2] serta dalam gerakan mahasiswa Frankfurt. sekitar tahun 1960-1970an merupakan [2] periode demonstrasi gerakan mahsiswa kiri baru yang radikal yang se dang marak. Sebagai seorang pemikiri Marxis, ia cukup dikenal oleh gerakan mahsiswa tersebut, bahkan sempat menjadi ideolognya, walaupun keterlibatannya hanya sejauh sebagai pemikir [2] Marxis. Habermas sangat populer dikalangan kelompok yang bernama Sozialistischer [2] Deutsche Studentenbund (Kelompok Mahasiswa Sosialis Jerman).
[2]
Hubungan Jurgen Habermas dengan Mahasiswa dan Kritik terhadap Mahasiswa[sunting | sunting sumber]
Akan tetapi, kedekatan Jurgen Habermas dengan kelompok mahasiswa yang beraliran kiri [1][2] radikal tidak terlalu lama. Hal itu dikarenakan, aksi-aksi mahasiswa yang mulai melewati [1][2] ambang batas, yaitu dengan menggunakan tindak anarkis atau tindak kekerasan. Akibatnya, [1][2] Habermas mengkritik tindakan mahasiswa yang melampaui batas tersebut. Akan tetapi, akibat dari kritikan tersebut, Jurgen Habermas harus bernasib sama dengan Max Horkheimer [1][2] dan Theodor Adorno, yang terlibat konflik dengan mahasiswa.
Di dalam bukunya yang diterbitkan pada tahun 1969 yang berjudul Protestbewegung und [1][2] Hochschulreform (Gerakan opsisi dan pembahasan perguruan tinggi). Jurgen Habermas [1][2] mengkritik secara pedas aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh mahasiswa kiri. Bagi Habermas, aksi-aksi yang dilakukan oleh para mahasiswa kiri tersebut dikecam sebagai [1][2] revolusi palsu, bentuk-bentuk pemerasan yang diulang kembali, dan counterproductive.