Anda di halaman 1dari 1

www.obormedia.

com

Bacaan I
Mazmur
: Hak 9:6-15
: 21:2-7; R:2a
Rabu, 19 Agustus 2009
St. Yohanes Eudes; St. Ludovikus;
Bacaan Injil : Mat 20:1-16 Ezekhiel Moreno; Guerikus Abas

dapun hal Kerajaan Surga sama terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.

“A seperti seorang tuan rumah yang


pagi-pagi benar keluar mencari
pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
Maka datanglah mereka yang mulai bekerja
kira-kira pukul lima dan mereka menerima
masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah
Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mereka yang masuk terdahulu, sangkanya
mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh akan mendapat lebih banyak, tetapi mereka
mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul pun menerima masing-masing satu dinar
sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya juga. Ketika mereka menerimanya, mereka
ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya:
Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja
ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan satu jam dan engkau menyamakan mereka
kuberikan kepadamu. Dan mereka pun pergi. dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat
Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang dan menanggung panas terik matahari. Tetapi
ia keluar pula dan melakukan sama seperti tuan itu menjawab seorang dari mereka:
tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap
lagi dan mendapati orang-orang lain pula, engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar
lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku
menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mau memberikan kepada orang yang masuk
mereka kepadanya: Karena tidak ada orang terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah
mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi aku bebas mempergunakan milikku menurut
jugalah kamu ke kebun anggurku. Ketika hari kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau,
malam tuan itu berkata kepada mandurnya: karena aku murah hati? Demikianlah orang
Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan
upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk yang terdahulu akan menjadi yang terakhir.”

Renungan
K adang kita tidak rela melihat keberhasilan orang lain. Toko laris, katanya, karena memelihara
jin. Tetangga berhasil, kita bersungut-sungut. Ada yang kaya kita katakan karena korupsi.
Ada yang cantik kita katakan pasti pakai susuk. Ada yang berhasil kita anggap itu karena hasil
menipu. Demikianlah orang-orang yang hatinya diisi iri dan dengki. Mereka selalu mengomel dan
bersungut-sungut kalau melihat keberhasilan orang lain.
Mampukah kita ikut bergembira melihat orang lain sukses? Apakah kita juga ikut berusaha agar
semakin banyak orang sejahtera hidupnya? Apakah menjadi beriman termasuk berjuang untuk
keberhasilan sesama dalam berbagai aspeknya? Atau sekalipun kita beriman, hati kita masih diisi
iri dan dengki melihat keberhasilan orang lain?
Tuhan, ajarilah aku untuk menyingkirkan rasa iri dan dengki dari hatiku. Berilah
aku juga kegembiraan dengan melihat keberhasilan sesama. Amin.

www.obormedia.com

Anda mungkin juga menyukai