Anda di halaman 1dari 3

Resensi buku Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung

Judul buku Penulis Pengantar Penerbit Tebal Talangsari 1989, Kesaksian Korban Pelanggaran HAM Peristiwa Lampung !adilasari "umrotin K# Lembaga #tudi Pers dan Pembangunan dan #i$ado, Maret %&&' i( ) 1%* +alaman

Talangsari 1989. Kejadian itu sudah berlalu 18 tahun lalu. Meski begitu, bagi sebagian orang peristiwa itu mungkin tidak mungkin terlupakan. Bahkan, sebagaimana dituturkan dalam buku ini, masih ada keluarga korban yang luput dari kematian dalam penyerbuan aparat ke Talangsari 7 ebruari 1989. !da sebagian pula yang masih berjuang terus menggugat kasus ini tetap dibuka dan para para pelanggar hak asasi manusia "#!M$ mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya.%ebagian lain lagi, boleh jadi mulai lupa atau lebih tepatnya berusaha melupakan kenangan pahit itu. Betapa tidak, Komite %malam men&atat '() nama tewas dalam peritiwa ini. *umlah tewas sebenarnya, diperkirakan tidak kurang dari +,, orang. %aat ini, se&ara umum, ada dua kelompok kasus Talangsari- islah dan non.islah. Bagi yang mendukung islah barangkali kasus ini barangkali sudah selesai. Tidak ada yang perlu dipersoalkan, apa lagi diungkit.ungkit. /engan islah, mereka saling memaa0kan, bahkan melupakan. 1amun ada pihak yang menghendaki agar kasus Talangsari dibuka kembali. Korban yang menolak islah beralasan, bila perdamaian dilakukan sebelum sebelum proses hukum, tidak akan jelas siapa pihak yang salah dan benar. Mereka khawatir akan masuk dalam stigma 2slam 3K2 dan 3K2. adilasari, penulis buku ini berupaya membongkar kembali 4sejarah hitam kemanusiaan5 dengan semangat mengungkap kebenaran. %udut pandang yang digunakannya pun &ukup tepat.Kesaksian korban pelanggaran #!M 3eristiwa 6ampung. #ampir semua tokoh penting di balik peristiwa ini diwawan&arainya tanpa adanya yang beropini. Kemudian dengan teknik reportase, buku ini ditulis dengan gaya bertutur,khas majalah Tempo. /an, memang selain wawan&ara langsung dengan pelaku dan saksi,

majalah Tempo dan juga #arian 6ampung 3ost menjadi rujukan utama penulisan buku ini. Kebetulan, saat penggarapan buku ini, penulisnya yang sekarang jurnalis Metro T7 adalah koresponden Tempo 1ews 8oom di 6ampung. 3erjalanan buku yang aslinya adalah skripsi adilasari untuk merampungkan studinya di akultas 2lmu %osial dan 2lmu 3olitik " 2%23$ 9ni:ersitas 6ampung "1999$ ini, &ukup panjang. %etelah dilakukan riset ulang dan menambah data. data dan 0akta. 0akta lain, naskah buku ini ; seperti diakui penulisnya ; selesai sejak tahun ',,1. Tapi, berbagai kendala menghadang. 3enerbitan sebagai buku baru terealisasi tahun ',,7. %ebenarnya, meskipun buku tentang Talangsari telah beberapa kali ditulis dan diterbitkan beberapa penulis, tetap saja kehadiran buku ini sangat ditunggu.tunggu. Berbeda dengan buku.buku lain yang &enderung mengelaborasi kasus ini berdasarkan kepentingan "politik dan ekonomi$ dari salah satu pihak "kelompok$, buku ini agaknya tidak ingin terlibat dalam kepentingan para pihak itu./ua kelompok yang berbeda pendapat, yaitu pihak yang menuntut agar kasus Talangsari diproses se&ara hukum dan pihak yang menuntut agar kasus ini ditutup saja terakomodasi se&ara baik dalam buku ini. %e&ara runtut, penulis buku menyajikan 0akta dan merekonstruksi peristiwa kasus Talangsari. /ibuka dengan wa&ana kekinian, soal &erita "kasus Talangsari$ yang hendak dilupakan,kisah yang menyisakan luka. lash ba&k pada pratragedi, yaitu sebuah pengajian yang ramai dan penggabungan dengan kelompok *akarta. Kemudian penulis men&oba menggambarkan tokoh.tokoh di balik peristiwa Talangsari, baik yang masih hidup maupun yang tewas dalam tragedi ini. Mereka antara lain, <arsidi, *ayus, Muhammad 9tsman, %udarsono, 1urhidayat, !hmad au=i 2sman, dan !le>. 3ada bab ), penulis menggambarkan bagaimana akti:itas jemaah <arsidi, kehidupan di sekitar pondok pongajian sebelum, saat, dan sesudah penyerbuan aparat keamanan, eksklusi:isme jemaah, berbagai ajaran keagaaman yang dinilai agak 4aneh5, dan bagaimana kemudian ajaran ini mulai berbenturan lingkungan, terutama aparat pemerintahan dan keamanam dari tingkat terbawah desa, ke&amatan, kebupaten hingga pro:insi. Kematian Komandan 8ayon Militer "/anramil$ <ay *epara Kapten %utiman, ) ebruari 1989lah yang kemudian memi&u 4serangan 0ajar5 aparat keamanan sehari kemudian. Tragedi 7 ebruari 1989 "bab 8$. Bab.bab berikutnya penulis mengisahkan pas&a penyerangan aparat, penguburan dan penangkapan jemaah "dan mereka yang disangka jemaah$ !nwar <arsidi di berbagai tempat, dan proses persidangan *emaah Talangsari. 3ada bagian akhir buku kembali lagi pada kondisi tentang islah dan penyelesaian se&ara hukum, serta analisis tentang pelanggaran #!M yang telah terjadi dalam kasus Talangsari. *enis.jenis #!M yang dilanggar aparat negara dalam kasus Talangsari yang dikemukakan dalam buku ini, antara lain penghilangan nyawa manusia, anak.anak tidak

dilindungi, penangkapan dan penahanan tanpa sebab yang jelas, penyiksaan dalam tahanan., penahanan tanpa proses hukum, peradilan tidak independent, pengekangan hak berserikat dan berkumpul, pengekangan hak mengeluarkan pendapat, tidak bebas beragama dan keper&ayaan, pengekangan arus in0ormasi, perampasan hak milik, ditolak bekerja, pemerintah tidak bertanggung jawab atas #!M, dan pembedaan perlakuan hukum terhadap warga 1egara. Buku lalu ditutup dengan sebuah &erita tentang bagaimana sebaiknya kasus Talangsari diselesaikan se&ara beradilan dan memenuhi rasa kemanusiaan. %ebuah buku yang bisa menjadi a&uan bagi siapa saja dari untuk mengetahui apa sesungguhnya yang telah terjadi. 3aling tidak buku ini bisa menjadi alat untuk meluruskan sesuatu yang agak bengkok selama ini-Tragedi Talangsari.Kuatnya model. model di masa ?rde Baru,membuat sebuah sejarah "peristiwa$ selalu dipaksa 4dibengkokkan5 untuk kepentingan penguasa. /an, buku ini men&oba menjelaskan se&ara gamblang dan apa adanya. Mirip sebuah roman tragedi@ Kekurangan buku ini terletak dari &eritaAkejadian.kejadian yang &ukup menyedihkan untuk diba&a oleh semua kalangan./an juga buku ini terlalu mengkambing hitamkan seseorang"kelompok$ padahal belum tentu itu kesalahan sepenuhnya yg harus ditanggung oleh seseorang"kelompok$ tersebut.

Anda mungkin juga menyukai