Anda di halaman 1dari 26

Hysterosalpingografi(HSG)

OLEH:
Baskoro C. Pramudito 110 2006 056 Esya Larassita 110 2008 093

FERTILI TAS

kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilinya 1. DEFISIENSI MAYOR 2. DEFISISENSI MINOR
1. 2.

INFERTILITAS (KETIDAKSUBU RAN)

TERJADI AKIBAT

INFERTILITAS PRIMER INFERTILITAS SEKUNDER

Infertilitas dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain

Faktor laki laki (produksi sperma cacat, kesulitan inseminasi), 30 40 %.

Faktor ovulasi, 5 25 %.

Faktor tuba atau uterus, 15 25 %.

Faktor serviks / imunologik, 5 10 %. Tidak dapat dijelaskan setelah investigasi, 10 25 %.

INFERTILITAS WANITA

Infeksi yang dikenal dengan istilah TORCH, Kelainan fungsi reproduksi wanita Endometriosis

Banyak wanita yang masa suburnya tidak teratur Pengeluaran telur yang tidak teratur dipengaruhi hormon, terdapat perlengketan jaringan dalam rongga di sekitar indung telur atau di dalam tuba fallopi

INFERTILITAS PRIA

Kelainan genetik dan kerusakan pada testis Impotensi dan komplikasi atau efek samping suatu penyakit

Pada pria terjadi jumlah sperma yang sedikit dan sperma tidak dapat berlari Adanya sumbatan saluran sperma dan infeksi Adanya kerusakan organ tubuh bagian dalam akibat kecelakaan atau berolahraga

Anatomi Alat Reproduksi Wanita


Alat reproduksi wanita terbagi 2 : Genitalia Eksterna (vulva / pudenda ). Genitalia Interna

1. 2.

DEFINISI
HSG pemeriksaan X-ray dari tuba fallopii dan uterus dengan menggunakan kontras yang diinjeksikan melalui cervik uteri

mendiagnosa ada atau tidaknya sumbatan TUJUAN HSG juga dapat memberikan gambaran dari cavum uteri dan mendeteksi adanya abnormalitas uterus yang juga dapat menyebabkan infertilitas atau keguguran yang berulang.

BAHAN KONTRAS 1. Lipidol ultrafluid 2. Urografin 60 % 3. Meglumin diatrizoate 60 % atau sodium diatrizoate 10 % 4. Sodium diatrizoate 10 % INDIKASI HSG
Sterilitas primer maupun sekunder. Untuk menentukan apakah IUD (Intra Uterine Device) masih ada dalam cavum uteri. Pada perdarahan pervaginam sedikit Abortus habitualis dalam trimester II. Kelainan bawaan uterus atau adhesi bila kanalis servisis dan cavum uteri yang dapat menyebabkan abortus. Tumor maligna cavum uteri.

Untuk melihat patensi tuba

Gambar 3.1 Tuba falopii yang paten. Kontras yang dimasukan mengisi seluruh lumen tuba kemudian mengalir keluar ke kavum peritoneum.

Efek terapeutik untuk menimbulkan kehamilan Menemukan adanya abortus habitualis

Kelainan yang dapat ditemukan pada HSG


Kelainan Bawaan pada Uterus dan Tuba Falopii
Gagal dalam pembentukan Apabila satu duktus Mulleri tidak uterus Unikornis. Dalam hal ini, bentuknya normal , sedangkan uterus tanduk dan satu tuba. Biasanya juga ovarium dan satu ginjal.

terbentuk, terdapat vagina dan serviks hanya memiliki satu hanya memiliki satu

Gambar 3.2 Uterus unikornis dengan HSG

Gangguan

dalam mengadakan fusi Kegagalan untuk bersatu seluruhnya atau sebagian dari kedua duktus Mulleri merupakan kelompok kelainan yang paling sering dijumpai. Dapat dijumpai kelainan-kelainan sebagai berikut :
Uterus

terdiri atas 2 bagian yang simetris

1. Terdapat satu uterus, akan tetapi di dalamnya terdapat dua


ruangan yang dipisahkan oleh suatu sekat. Sekat ini memisahkan kavum uteri seluruhnya (uterus septus ) atau hanya sebagian ( uterus subseptus ).

Gambar 3.3 Uterus septus dengan HSG

2. Dari luar tampak dua hemiuterus masingmasing memiliki kavum uteri sendiri, atau 1 kavum uteri dibagi dalam 2 bagian.
a. Uterus bikornis bikollis ( uterus didelphys ).
Gambar 3.4 Uterus diselphys dengan USG

b. Uterus bikornis unikollis

Gambar 3.5 Uterus bikornis unikollis dengan HSG

C. Uterus Arkuatus
Gambar 3.6 Uterus arkuatus dengan HSG

Uterus terdiri atas 2 bagian yang tidak simetris

Satu duktus mulleri berkembang normal, akan tetapi yang lain mengalami kelambatan dalam pertumbuhannya. Dalam hal ini hemiuterus tumbuh normal,sedang yang lain rudimenter. Tanduk rudimenter umumnya tidak berhubungan dengan kavum uteri dari tanduk yang normal,dan endometriumnya tidak berfungsi

Mioma Uteri Mioma Uteri ialah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat( fibromioma = leiomioma = fibroid ). Menurut letaknya, mioma uteri dibagi menjadi 3 yaitu: 1) mioma submukosum 2) mioma intramural 3) mioma subserosum Perubahan sekunder : Atrofi Degenerasi hialin Degenerasi kistik Degenerasi membantu Degenerasi merah Degenerasi lemak

Gejala dan tanda Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekolog karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang dikeluhkan sangat tergantung kepada tempat sarang mioma ini berada Gejala tersebut,dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Perubahan abnormal 2. Rasa nyeri 3. Gejala dan tanda penekanan Infertilitas dan abortus Infertilitas dapat terjadi apabila sarang mioma menutup atau menekan pars interstitialis tuba, sedangkan mioma submukosum juga memudahkan terjadinya abortus oleh karena distorsi rongga uterus.

Diagnosis Penderita mengeluh rasa berat dan benjolan di perut bawah. Pemeriksaan bimanual akan mengungkapkan tumor padat uterus,yang terletak di garis tengah atau agak ke samping, dengan permukaan yang berbenjol dan bertangkai ( subserosum. Pengobatan 1. Observasi 2. Hormonal 3. Miomektomi 4. Histerektomi
Gambar 3.7 Mioma submukosa. HSG menunjukan adanya defek submukosa dengan pembesaran tuba sebelah kanan

Adanya mioma di dalam kavum uteri dapat menyebabkan gangguan dalam reproduksi termasuk infertilitas,kematian janin dan kelahiran sebelum waktunya.

Gambar 3.8 HSG menunjukan uterus dengan mioma uteri yang menekan kavum uteri.

Polip Endometrium Polip ini jarang ditemukan. Pertumbuhannya banyak dan dapat menyebabkan perdarahan. Polip ini ada yang bertangkai dan ada pula yang tidak. Gejala: Pada wanita yang terkena polip ini biasanya mengalami: Metroragia atau perdarahan di antara siklus (di luar siklus) Perdarahan post coitus Perdarahan bercak Menoragi Perdarahan post menopause

Pemeriksaan: Pemeriksaannya terdiri dari makro dan mikro. Makro: nilai permukaan, bentuk, diameter. Mikro: stroma endoserviks dan kelenjar Penatalaksanaan: Polip dapat ditangani dengan menggunakan forceps yang digunakan untuk mengangkat polip tersebut. Gambaran Radiologis:
Gambar 3.9 Polip endometrium HSG menunjukkan adanyaFilling defect pada kavum uteri.

Khoriokarsinoma

Khoriokarsinoma adalah jenis tumor yang jarang ditemui.Biasanya pada wanita < 35 tahun. Etiologi bisa karena kehamilan dalam jarak interval pendek, malnutrisi dengan defisiensi protein. Menyerupai kelainan ginekologik seperti abortus atau perdarahan disfungsional. Pada kuret diagnostic,akan ditemukan sel khoriokarsinoma. Ciri khasnya yaitu tumor mensekresi HCG yang dapat dideteksi dalam air kemih wanita.Pengukuran HCG penting untuk penetapan diagnosis,dan pemantauan selama pengobatan

Sepsis pelvik aktif

Penyakit ginjal yang berat dan jantung

Kepekaan terhadap media kontras

Kontraindikasi HSG

Recent dilatation dan kuratase

Kehamilan

Seminggu sebelum dan seminggu sesudah mens

KOMPLIKASI HSG

1. NYERI 2. INTRAVASASI VENA 3. PERBURUKANINFEKSI PANGGUUL

Prosedur Pelaksanaan Sebelum pemeriksaan dilaksanaan, tanyakan apakah pasien mempunyai riwayat : Alergi terhadap bahan X-ray, obat obatan atau makanan. Asma Sedang dalam terapi Kelainan perdarahan Jika pasien mempunyai infeksi pelvis, sebaiknya diberikan antibiotik sebelum tes dilakukan

Prosedur :

Pasien diminta berbaring pada meja pemeriksaan Kemudian ahli radiology atau ginekolog akan memasukkan speculum kedalam vagina. Pemeriksa memasukkan kateter ke dalam kavum uteri dengan bantuan klem. Kemudian dipertahankan tempatnya dengan menyuntikkan 2 ml air. Setelah speculum vagina dilepaskan,media kontras disuntikkan ke dalam kavum uteri secukupnya dengan pengawasan fluoroskopi. Untuk mendapatkan gambaran segmen bawah uterusdan kanalis servikalis, balon dikempeskan sebentar sambil menyuntikkan media kontras. Kontras akan mengisi uterus dan tuba fallopii dan akhirnya akan tumpah memenuhi cavum pelvis disekeliling uterus dan tuba. Beberapa foto akan diambil selama pemeriksaan berlangsung. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan menggunakan fluoroskopi.

Gambar 3.11 Kateter HSG

Gambar 3.10 Prosedur HSG

Gambar 3.13 Schultzes instrument

Gambar 3.12 Balon kateter

Efek Samping Hal-hal yang mungkin timbul setelah pemeriksaan HSG antara lain : Bercak darah pervaginal selama beberapa hari Nyeri atau rasa kram yang moderat mungkin dapat timbul beberapa jam setelah beberapa jam post pemeriksaan Demam atau nyeri yang persisten dapat merupakan indikasi berkembangnya infeksi. Gejala-gejala ini sebaiknya dilaporkan kepada dokter jika menetap lebih dari beberapa jam. Pemakain semprot, sanggama, atau tampon vagina sebaiknya ditunda hingga 48 jam setelah prosedur.

Anda mungkin juga menyukai