PENDAHULUAN
Kualitas bahan atau bahan makanan tidak terlepas dari berbagai pengaruh seperti kondisi dan lingkungan yang menjadikan layak atau tidak suatu makanan dikonsumsi. Iklim tropis Indonesia Curah hujan , Suhu , Kelembaban Pertumbuhan kapang
Sumber-sumber karbohidrat dan serealia Kapang (Aspergillus, Penicilin, Fuasarium, Rhizopus, Monilia).
Bahan pangan sumber protein tinggi seperti daging, susu, dan telur bakteri. Bahan pangan yang mengandung gula Khamir mempunyai sifat fermentative dan oksidatif
Kerusakan bahan pangan selama penyimpanan oleh mikroorganisme, yaitu : - Bahan pangan tidak layak dikonsumsi - Penurunan nilai gizi - Perubahan warna - Perubahan rasa dan bau - Adanya pembusukan
B.Kerusakan Mekanis Diakibatkan oleh benturan-benturan mekanis (memar) yang biasanya terjadi pada waktu permanen atau pengangkutan C.Kerusakan Fisik Contohnya : - Case Hardening (Pengeringan) - Chilling Injuries (Pendinginan) - Freezing Injuries - Freezing burn (Pembekuan)
D. Kerusakan fisiologis dan biologis Contohnya : pada daging yang membusuk disebabkan oleh proses autolisis, biasanya disebabkan oleh reaksi-reaksi metabolisme dan enzim-enzim dalam bahan pangan sehingga menyebabkan penurunan zat gizi yang ditandai dengan adanya pembusukan E. Kerusakan kimia Biasanya disebakan oleh panas yang tinggi sehingga mengakibatkan beberapa asam lemak rusak
Perubahan Karbohidrat - Hidrolisa pati enzim amylase - Kurangnya gula karena pernapasan - KH m.o asam + apek - Non enzim browning Perubahan Protein Nitrogen total sebagian besar tidak mengalami perubahan. Nitrogen dari protein sedikit menurun. Perubahan Lemak Enzim lipase dipercepat oleh suhu dan kadar air tinggi perubahan hidrolitik. Kerusakan hidrolitik lemak dipercepat jamur karena aktivitas lipolitiknya tinggi
b. Biji-bijian
Terjadi penurunan kandungan zat gizi bahan pangan yang diakibatkan oleh pertumbuhan jamur, serta metabolik yang beracun
- Buah jeruk pada suhu 10C selama 3-6 hari vitamin C yang lebih sedikit. - Buah jeruk pada suhu 21C selama 7 hari asam askorbat menyusut. - Wortel segar mengalami kenaikan riboflavin setelah disimpan dalam suhu dingin selama 3 bulan. - Kentang penyusutan asam askorbat pada suhu yang tinggi. - Karoten ubi jalar naik pada suhu penyimpanan 13C atau lebih tinggi.
Pasteurisasi pada suhu 180F per menit (68C) akan mengakibatkan penyusutan : - Kalsium sebanyak 9,75% - Fosfor sebanyak 9,53% - Riboflavin sebanyak 5,9% - Niacin sebanyak 10% - Thiamin sebanyak 2 3 % - Dan vitamin A, D, E, K
Suhu Rendah atau Pembekuan : - Pada daging terjadi penyusutan vitamin terutama thiamine dan riboflavin - Pada unggas terjadi penurunan nilai gizi terutama lemak dan terjadinya oksidasi pada lemak - Penyimpanan pada suhu rendah akan mempertahankan nilai gizi produk hewan segar - Dengan suhu pendinginan, karkas kehilangan berat hampir 2% kehilangan air - Ikan pendinginan memperlambat proses daging ikan menjadi lunak dan lembek, warna cerah dari kulit berubah menjadi kusam, cita rasa hilang
2.
Suhu dan lama penyimpanan - Menyebabkan vitamin C rusak atau susut pada bahan makanan - Berpengaruh pada denaturasi protein dan oksidasi lemak Sinar dan cahaya Sinar dan cahaya berpengaruh pada terdegradasi lemak dan beberapa vitamin
3.
4.
RH (Kelembaban) RH tinggi menyebabkan dehidrasi umumnya pada buah-buahan dan sayur-sayuran Oksigen Oksigen dapat mempercepat kerusakan vitamin
3. Penyimpanan Steril Makanan yang Dikalengkan Secara Komersil Perubahan organoleptik dan zat gizi selama penyimpanan makanan yang dikalengkan dimana besarnya tergantung pada : - Suhu Penyimpanan - Sistem Penyimpanan - Sifat Produknya Perlakuan penyimpanan dapat dilakukan dengan beberapa cara :
A. Perlakuan Pendinginan - Pada bahan nabati penyusutan vitamin C sebanyak 17% dan 30% - Pada bahan hewani niacin mengalami penyusutan tetapi thiamine dan riboflavin meningkat B. Pembekuan - Pada bahan nabati susut vitamin C tidak berarti - Pada bahan hewani Contohnya pada daging babi susut vitamin B tidak berarti tetapi banyak mengalami susut pada thiamine, riboflavin, asam pantotenat, dan piridoksin serta sejumlah kecil niacin
C. Penyimpanan Beku - Pada bahan nabati mempengaruhi susut vitamin C - Pada bahan hewani susut vitamin B dari jaringan hewan selama penyimpanan beku D. Pencairan - Pada bahan nabati sebagian besar menyebabkan susut vitamin C - Pada bahan hewani susut thiamin dari jaringan hewan selama pencairan pembekuan
E. Seluruh Proses Pembekuan - Pada bahan nabati susut vitamin C pada beberapa buah dan sari buah - Pada bahan hewani susut vitamin dari jaringan hewan selama seluruh proses pembekuan
sekitar 17%
Es krim yang dibekukan dan disimpan 7 bulan pada -23C mengalami susut riboflavin 5%, karoten 13%, dan vitamin C 100%
2. Kehilangan viskositas dan kemampuan berbusa kembali pada bagian putih telur. 3. Peningkatan keasaman selama penyimpanan. 4. Perubahan warna, aroma, dan flavor yang tidak layak
Telur dalam bentuk tepung mempunyai umur simpan yang relatif cukup lama, walaupun dalam kondisi tropis. Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum dan selama penyimpanan adalah : 1. Tepung telur disimpan dalam kaleng bebas hama, dalam keadaan tertutup. Sebelum penutupan gas CO2 dan nitrogen dikeluarkan atau dihilangkan. 2. Kondisi ruangan penyimpanan harus bersih dan bebas aroma lain. 3. Suhu ruang penyimpanan sebaiknya < 10C.
Telur Beku
Penyimpanan telur beku pada suhu rendah mencegah pertumbuhan jasad renik yang hidup selama proses pembekuan dan mencegah kerusakan terhadap kualitas yang disebabkan oleh perlakuan panas. Suhu yang tepat untuk menyimpan telur beku adalah 0C hingga telur beku tersebut siap digunakan.
Usaha untuk memperpanjang masa simpan susu tidak terlepas dari pengawetan, yaitu mengolahnya menjadi produk olahan susu agar tahan lama dan memudahkan dalam penyimpanan. Kerusakan Susu Bubuk selama penyimpanan : - Susu bubuk lebih tahan terhadap semua bentuk kerusakan biologis tetapi masih memungkinkan terhadap adanya kerusakan kimia seperti oksidasi lemak dan reaksi browning enzimatik
Susu evaporasi dan susu kental manis disimpan dalam kondisi kaleng atau kotak tetap tertutup rapat. Khusus untuk susu evaporasi sebaiknya disimpan pada suhu rendah (cold storage). Susu bubuk disimpan pada kondisi kering dan tidak lembab. Apabila ditemukan pembentukan gumpalan atau pemadatan, merupakan indikasi kerusakan susu bubuk.
Kerusakan Ikan Kering Selama Penyimpanan : - Setelah ikan mengalami proses pengolahan, kandungan zat gizi menurun. Proses pengeringan ikan asin memungkinkan terjadinya oksidasi terhadap asam lemak pada ikan, yang dapat menghasilkan gugus aldehida. Gugus aldehida ini dapat bereaksi dengan asam amino, sehingga jumlahnya menurun. Jenis kerusakan ikan kering terdiri dari : - kerusakan karena jasad renik - serangan serangga dan gangguan tikus - penyimpangan warna pada jenis ikan berlemak
Masalah yang timbul umumnya berupa penggumpalan pada bagian-bagian tertentu akibat peningkatan kadar air.
Penyimpanan tepung ikan pada kadar air 12% dapat menimbulkan serangan jasad renik. Kadar lemak tepung ikan berkisar 10 12%. Kandungan lemak yang telah tinggi akan menyebabkan ketengikan, demikian juga nilai NH3. Semakin tinggi nilai NH3 maka semakin rendah mutunya.
Teknik Penyimpanan
Sebelum makanan kaleng disimpan, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap peti kemas sekunder yang rusak, keadaan kaleng, dan label. Penumpukan hendaknya tidak terlalu tinggi, jumlah peti untuk setiap penumpukan tidak lebih dari 500 buah. Bantalan kayu ditempatkan di bawah tumpukan. Pengawasan yang teratur pada penyimpanan ikan kaleng sangat diperlukan. Setidaknya pemeriksaan dilakukan setiap kurang dari 1 bulan. Tindakan segera perlu diambil jika kaleng bocor atau pecah dalam tumpukan.
Penyimpanan Daging
Beberapa cara pengawetan daging memudahkan penyimpanan, yaitu : untuk
1. Pendinginan
Pendinginan merupakan cara penyimpanan jangka pendek (sementara) sebelum daging diolah lebih lanjut.
0
2 4
92
88 75
2. Curing
- Jenis daging yang biasa disimpan secara curing adalah daging sapi dan daging babi. - Penggunaan nitrit dalam curing efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri Clostridium botulinum yang dapat menghasilkan racun perusak makanan. - Nitrat dalam curing mampu mengubah kondisi anaerob dan gula pada curing untuk menurunkan pH serta menghalangi pertumbuhan mikroorganisme (protein sparing action).
3. Pengasapan
Penyimpanan daging dalam bentuk diasap selain dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan dioksidasi lemak juga meningkatkan palabilitas.
4. Pengeringan
Kelemahannya adalah sifat asal bahan dapat berubah. Dendeng merupakan salah satu daging kering yang merupakan produk khas Indonesia.
5. Pengalengan
- Masa simpan daging yang dikalengkan tergantung pada waktu dan suhu sterilisasi, pH, curing, bentuk, dan ukuran kaleng, jumlah clostridium yang mungkin ada pada produk. - Pada daging kaleng biasanya jumlah bakteri mesophillic dan clostridia yang masih hidup hanya sedikit.
6. Pembekuan
Suhu yang baik untuk penyimpanan daging dalam keadaan beku adalah -12C sampai -24C, pembekuan cepat (quick freezing) dilakukan pada suhu -24C sampai -40C.
7. Irradiasi
Penyimpanan daging panggang maupun daging kering dapat dikombinasi dengan irradiasi dan sterilisasi. Metode penyimpanan ini dapat menggantikan metode pengalengan, pendinginan, dan pembekuan.
Perbandingan susut vitamin dalam sayuran pada suhu tetap-18oC dan 7oC
Nisbah % Susut pada suhu tetap -18OC selama X bulan terhadap % susut pada -18OC selam X-1 bulan ditambah 1 bulan pada suhu -7OC Produk
Waktu bulan (harga X) 3 Buncis Jenis Perancis 6 C 39:66 44:69 Karoten 20:37 53:57 Asam Folat 0:0 0:61 Niasin 0:0 0:0 Asam Pantotenat 51:68 16:16 B-2 0:0 9:0 B-1 0:0 0:12 B-6 0:0 12:22
12 3
Kapri Hijau
6
12
Susut vitamin B selama pemasakan daging sapi dan babi yang telah dibekukan
Produk
Kondisi penyimpanan beku menjelang pemasakan
Tak disimpan
6-10 bulan -18 oC Tak didsimpan 6 bulan -18 oC
Susut Vitamin B
B-1 (%) B-2 (%) Niasin (%) Asam Piridoksin pantotenat (%) (%)
Bistik (lemusir)
40
35 15 19
5
3 0 0
6
15 + 14
+2
15
14
+16
Pengaruh Pengukusan Pada Susut Vitamin Dari Sayuran Selama Penyimpanan Beku
Produk Buncis Tak dikukus Dikukus Tak dikukus Dikukus Lima bean Tak dikukus Dikukus Kapri hijau Tak dikukus Dikukus Tak dikukus Dikukus Tak dikukus Dikukus Bayam Tak dikukus Dikukus Tak dikukus Dikukus
1 Jika
Kondisi penyimpanan
9 bulan pada -19 OC 1 tahun pada -20 OC 6 - 24 bulan Pada -20 OC 6 - 24 bulan Pada -20 OC 9 bulan pada -19 OC 5 bulan pada -18 OC 9 bulan pada -19 OC 6 - 24 bulan Pada -20 OC
74 22
39 3
B B-10 C-50 40 14
D <D 54 24 E E F F-28
susut mutlak tidak ada, susut didasarkan pada selisih antara produk yang dikukus dan tidak dikukus. Misalnya, jika susut vitamin C pada produk tak dikukus adalah A, maka susut pada produk yang hampir sama jenisnya setelah penyusutan dapat dinyatakan berdasarkan A.
Aprikot
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi penyimpanan (C) % Retensi Bulan Asam Askorbat Karoten Niasin Riboflavin Tiamin
Buncis
10 18 27
10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27
12 12 12
24 24 24 12 12 12 24 24 24 12 12 12 24 24 24
92 90 85
88 81 74 100 98 95 86 83 78 -
94 97 93 90 95 91
83 81 80
86 86 86 101 100 99 99 97 100 -
72 69 62
62 57 42 95 91 88 75 75 70 -
92 86 78
82 80 67 88 82 74 87 76 66 -
Buncis
Lima Bean
Lima Bean
Wortel
Wortel
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi penyimpanan (C) % Retensi Bulan Asam Askorbat Karoten Niasin Riboflavin Tiamin
Jagung putih
10 18 27
10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27
12 12 12
24 24 24 12 12 12 24 24 24 12 12 12 24 24 24
98 92 86
90 88 78 98 94 89 92 89 81 95 91 75 94 82 57
85 87 84 69 72 87 -
82 85 88
84 86 88 89 89 91 91 90 96 -
84 80 78 71 68 61 -
97 85 78
94 89 71 90 86 74 89 76 60 99 100 93 99 94 84
Jagung putih
Jagung kuning
Jagung kuning
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi penyimpanan (C) % Retensi Bulan Asam Askorbat Karoten Niasin Riboflavin Tiamin
10 18 27
10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27
12 12 12
24 24 24 12 12 12 24 24 24 12 12 12 24 24 24
94 91 73
87 77 46 97 92 77 95 80 50 98 85 72 98 80 53
95 90 86 75 64 63
Sari jeruk
Persik
Persik
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi penyimpana n (C) % Retensi Bulan Asam Askorbat Karoten Niasin Riboflavi n Tiami n
Kapri Alaska
10 18 27
10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27
12 12 12
24 24 24 12 12 12 24 24 24 12 12 12 24 24 24
91 89 84
90 88 81 94 92 88 92 89 81 110 108 93 108 100 79
97 95 91
95 93 89 98 92 91 94 90 90 -
82 77 82
99 87 85 95 87 90 96 95 95 -
91 84 82
80 73 68 93 89 84 88 84 81 -
91 86 75
89 85 68 93 88 73 91 85 72 93 93 87 103 100 98
Kapri Alaska
Kapri manis
Kapri manis
Sari nanas
Sari nanas
Tabel Lanjutan
Produk Kondisi penyimpanan (C) % Retensi Bulan Asam Askorbat Karoten Niasin Riboflavin Tiamin
10 18 27
10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27 10 18 27
12 12 12
24 24 24 12 12 12 24 24 24 12 12 12 24 24 24
100 95 74
83 78 53 93 91 86 90 88 81
102 100 97 90 98 86 91 90 84 80 80 81
84 82 78 84 82 76 92 89 85 82 80 69
97 96 89
102 103 89 96 89 76 90 82 71
Bayam
Tabel Lanjutan
Produk Tomat Kondisi penyimpanan (C) 10 18 27 10 18 27 10 18 27 % Retensi Bulan 12 12 12 24 24 24 12 12 12 Asam Askorbat 95 94 82 89 87 70 100 97 86 Karoten 94 98 95 75 75 74 98 100 99 Niasin 91 93 93 88 88 85 99 99 99 Riboflavin 94 95 91 96 98 97 88 84 83 Tiamin 94 93 82 91 87 70 95 93 85
Tomat
Sari tomat
Sari tomat
10 18 27
24 24 24
102 92 74
94 97 98
92 91 90
92 94 94
103 94 77
Tabel pengaruh pengukusan pada susut vitamin dari sayuran selama penyimpanan beku
Susut zat gizi selama 12 bulan pada - 18C Produk B1 (%) B2 (%) Niasin (%) B6 (%) Vitamin K Asam Folat (%) Asam pantotenat (%) Karoten (%) Fe (%) Mineral lain1 (%)
Buncis
0 32
0 45
0 26
0 21 0
53
0 23
18
Lima Bean
Brokoli Kubis Kapri hijau Bayam
1P,
6 0 0 16 08 0 08 7 0 0 42 0 29
04
20
Mg, Ca, K, Na
Tabel Retensi Vitamin B Kompleks Pada Telur Selama Penyimpanan Pada Suhu 0C
Vitamin g/g g/telur %Retensi g/g g/telur %Retensi g/g g/telur %Retensi g/g g/telur %Retensi g/g g/telur %Retensi g/g g/telur %Retensi g/g g/telur %Retensi Lama Penyimpanan (Bulan) 0 3,49 170 0,66 31,3 12,5 608 10,76 225 94 4,59 2,52 124 7,5 252 3 3,32 163 96 0,60 28,0 92 11,7 570 94 11,63 244 108 93 4,59 100 2,06 99 80 255 101 Telur segar : 33,6 g Usia 12 bulan : 28,9 g Penyimpanan 7 bulan 6 2,93 146 86 0,54 27,8 82 11,7 578 95 10,36 220 96 80 3,84 84 1,78 83 67 - 260 103 12 3,07 147 87 0,67 32,1 102 11,8 560 92 10,42 228 97 74 3,37 74 1,34 60 48 8,7 251 100
Riboflavin
Niasin
Asam Pantotenat
Biotin
Asam Folat
Vitamin B6
Kolin
Tabel Kehilangan Rata-rata Vitamin Dalam Beras Selama Penyimpanan Pada Suhu Ruang Selama 2 Tahun
Jenis Beras Tiamin (%) Riboflavin (%) Niasin (%)
Beras yang mengandung sekam ; dikenal juga dengan padi Beras yang kandungan sekamnya sudah dihilangkan Beras ..
Tabel Kehilangan Asam Askorbat Pada Beberapa Jenis Sayuran yang Dilakukan Pada Beberapa Kondisi Penyimpanan
Komoditas Asparagus Kondisi Penyimpanan 24 hari pada 66-78F 24 hari pada 35F 24 hari pada 70F 1 minggu pada 32F 1 minggu pada 70F 96 hari pada suhu ruang 24 hari pada suhu ruang 96 hari pada suhu ruang 24 hari pada 46-50F 24 hari pada 66-78F Kehilangan (%) 40 3 20 50 70 80 20 30 10 10-30
Brokoli
24 hari pada suhu ruang 96 hari pada suhu ruang 24 hari pada 46-50F 96 hari pada 46-50F
50 80 10-30 25-40
Lanjutan
Komoditas Bit, Swiss Kondisi Penyimpanan 24 hari pada suhu ruang 96 hari pada suhu ruang 24 hari pada 46-50F 96 hari pada 46-50F Kehilangan (%) 35 85 30 70
Jagung
0
67 16 39 5 72 19
Lanjutan
Komoditas Bayam Kondisi Penyimpanan 24 hari pada suhu ruang 192 hari pada suhu ruang 72 hari pada 72-79F 72 hari pada 34-37F 48 hari pada suhu ruang 48 hari pada 32F 24 hari pada 41F 72 hari pada 70-72F 24 hari pada 70F 48 hari pada 70F 24 hari pada 66-78F Kehilangan (%) 34-48 95 50 0 78 Diabaikan 19 50-90 43 47 29
Asparagus
Brokoli
78
Kapri Hijau
14
Buncis
22
4 8 12
35 25 15
95 90 75
Lanjutan
Sayuran Asam Askorbat Sebelum Penyimpanan (mg/100 g) Waktu Penyimpanan (Bulan) % Retensi 10F 0F -20F
Lima Beans
21
4 8 12 4 8 12
80 72 47 70 30 20
92 95 74 95 55 50
96 98 86 100 80 80
Bunga Kol
78
Kacang Polong
Bayam
17
4 8 12
4 8 12
75 58 21
45 15 10
100 95 89
85 50 45
100 100 98
100 85 90
31