Anda di halaman 1dari 50

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN / PROGRAM STUDI ILMU TANAH Jl. Ir.

Sutami No. 36A, Kentingan, Surakarta, Telp/Fax (0271) 632477

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN (GBPP)

Mata Kuliah

Penerapan Penginderaan Jauh Bidang Pertanian

Penerapan Penginderaan Jauh Bidang Pertanian

No Kode / SKS : TNH 622 / 1 - 1 Semester : VI (enam) Diskripsi Singkat


Pengertian penginderaan jauh; mengenal : foto udara dan citra non foto, unsur dan teknik interpretasi untuk bidang pertanian

Penerapan Penginderaan Jauh Bidang Pertanian

Tujuan Pembelajaran Umum

Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa tentang penginderaan jauh dan pemanfaatannya di bidang pertanian

Penerapan Penginderaan Jauh Bidang Pertanian

Dosen Pengampu

Ketua : Drs. Joko Winarno, M.Si Anggota : Ir. Noor Hadi, M.Si Rahayu, SP, MP

BATASAN DAN PENGERTIAN PENGINDERAAN J AUH Penginderaan jauh ialah ilmu dan seni memperoleh informasi tentang: obyek, daerah atau gejala dengan jalan menganalisis data menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap: obyek, daerah, atau gejala yang dikaji
(Lillesand dan Kiefer, 1979 dalam Sutanto, 1986: 2)

BATASAN DAN PENGERTIAN PENGINDERAAN JAUH

Penginderaan jauh yaitu berbagai teknik yang dikembangkan untuk memperoleh dan menganalisis informasi, tentang bumi, Informasi tersebut khusus berbentuk radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari permukaan bumi
(Lindren, 1985 dalam Sutanto, 1986: 3)

Ilmu dan Seni


Bagian Angkasa a) Sistem Sensor b) Sistem Wahana c) Sistem Telemetri Bagian Darat a) Sistem Penerima Data Di Bumi b) Sistem Penyimpanan dan Distribusi Data c) Sistem Penafsiran dan Pemakaian Data

Informasi
Informasi dalam penginderaan jauh terkait dengan

arti pentingnya obyek


yang tergambar pada: foto udara atau citra non foto Untuk kajian di bidang Pertanian

Obyek
Tiap obyek mempunyai sikap atau karakteristik tersendiri / tertentu dalam interaksinya terhadap tenaga Tiap obyek mempunyai karakteristik tersendiri dalam menerima, memantulkan, meneruskan dan memancarkan gelombang elektromagnetik yang sampai padanya Benda di permukaan bumi baik secara individual maupun kelompok yang dapat dibedakan berdasar: warna, bentuk, ukuran, tinggi, letak / situs dan pola

Hukum Stefan - Boltzman


Jumlah tenaga yang dipancarkan oleh setiap benda merupakan fungsi dari suhu permukaan obyek, Tenaga yang dipancarkan berbanding lurus terhadap suhu absolut benda itu, Di alam tidak dijumpai benda hitam sempurna atau pancaran tenaga sempurna, maka tenaga yang dipancarkan oleh benda juga bergantung pada daya pancarnya

Daerah
Daerah di permukaa bumi yang dibatasi oleh administrasi dan atau kenampakan fisik dan buatan manusia yang ditandai adanya perbedaan: Lokasi Jarak spasial Administrasi

Gejala
Adalah suatu kenampakan di permukaan bumi baik yang ditimbulkan adanya: kenampakan indivudual obyek maupun gabungan yang membentuk suatu pola tertentu. Dari pola tertentu tersebut mencerminkan karakteristik fisikal maupun nonfisikal yang mempunyai makna untuk suatu kajian dei permukaan bumi

DATA
Data dalam penginderaan jauh yaitu hasil rekaman obyek: obyek, daerah dan gejala di permukaan bumi dalam bentuk: Foto Udara Citra Non Foto (Citra Satelit) Data dijitatal

Analisis Data
Dalam Penginderaan jauh berarti: Suatu kegiatan interpretasi atau menafsir foto udara, citra non foto dan data dijital melalui proses: penalaran untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan menilai arti pentingnya obyek yang tergambar untuk kepentingan tertentu (di bidang Pertanian)

Alat
Alat yang dimaksud dalam batasan ini yaitu alat pengindera atau sensor yang pada umumnya diletakkan atau dipasang pada wahana (platform) yang berupa: pesawat terbang, satelit dan pesawat ruang angkasa lainnya

Tanpa Kontak Langsung Dengan Obyek Yang Dikaji Dalam penginderaan jauh berarti: Dalam rangka mengkaji: obyek, daerah dan gejala di permukaaan bumi dilakukan dengan cara menganalisis data Pekerjaan di lapang dimaksudkan untuk menyempurnakan hasil analisis data

Interpretasi Citra
Interpretasi Citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra non foto dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut

Citra Foto
Sensor : Kamera Detektor : Film Proses Perekaman : Fotografi/Kimiawi Mekanisme Perekaman: Serentak Spektrum Elegtromagnet: Tampak mata

Citra Non Foto


Sensor Detektor Proses perekaman Perekaman Spektrum : Non kamera / penyiaman : Pita magnetik : Elektonik : Parsial : Tampak mata dan mikro

Spektrum Elektromagnetik
Foto Ultraviolet Foto Ortokromatik Foto Pankromatik Foto Inframerah asli Foto Inframerah modifikasi
(Citra Foto)

Sumbu Kamera
Foto Udara Vertikal Foto Udara Condong Foto Udara sangat condong Foto Udara agak condong
(Citra Foto)

Sudut Liputan Kamera


Sudut Kecil ( x < 60 derajad) Sudut Normal ( 60 75) Sudut Lebar (75 100) Sudut Sangat Lebar (x > 100 derajad)
(Citra Foto)

Jenis Kamera
Foto Tunggal Foto Jamak Foto Multispektral Foto dengan kamera ganda (dual camera) Foto dengan lebih dari dua kamera
(Citra Foto)

Warna Yang Digunakan


Hitam Putih Berwarna Asli (true color) Berwarna Semu (false color)
(Citra Foto)

Sistem Wahana
Foto Udara Foto Satelit / Foto Orbital
(Citra Foto)

Spektrum Elektromagnetik
Citra Infra Merah Termal Citra Radar dan Gelombang Mikro
(Citra Non Foto)

Sensor
Citra Tunggal Citra Multispektral
(Citra Non Foto)

Wahana
Citra Dirgantara Citra Infra Merah Termal Citra Radar Citra MSS Citra Satelit / Citra Angkasa Luar NOAA SPOT
(Citra Non Foto)

Rona
Gelap terangnya kenampakan obyek pada foto udara yang disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik obyek
(unsur interpretasi)

Warna
Kenampakan obyek dipermukaan bumi yang tercermin adanya perbedaan warna yang sampai pada kamera, yang disebabkan oleh adanya perbedaan dan karakteristik obyek
(unsur interpretasi)

Bentuk
Kenampakan obyek pada foto udara yang dicerminkan adanya perbedaan: Bentuk obyek Ukuran obyek
(unsur interpretasi)

Ukuran
Atribut obyek pada permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya perbedaan: Ukuran Tinggi Kemiringan (lereng) Volume
(unsur interpretasi)

Tekstur
Frequensi perubahan rona atau warna pada Foto Udara atau Citra Non Foto Contoh: Tekstur kasar Tekstur Halus, dst
(unsur interpretasi)

Pola
Pola atau susunan keruangan obyek di permukaan bumi yang ditandai oleh adanya variasi : Bentuk Ukuran Terkstur Situs / letak keruangan
(unsur interpretasi)

Bayangan
Gelap atau terangnya suatu kenampakan obyek di permukaan bumi yang disebabkan adanya cahaya matahari yang tidak sampai pada permukaan bumi atau obyek lain di permukaan bumi karena tertutupi oleh obyek yang bersangkutan atau obyek lainnya
(unsur interpretasi)

Situs
Letak suatu obyek terhadap obyek lain di sekitarnya Letak obyek terhadap bentang darat
(unsur interpretasi)

Asosiasi
Keterkaitan suatu obyek dengan obyek lain di permukaan bumi
(unsur interpretasi)

Konvergensi Bukti
Tahapan pembuktian dalam identifikasi / interpretasi obyek secara pasti dan benar di permukaan bumi dengan metode analisis mengerucut (konvergen) didasarkan pada karakteristik : Bentuk Pola Ukuran Situs
(unsur interpretasi)

Data Acuan
Data acuan yaitu data yang bukan berasal dari citra penginderaan jauh, akan tetapi data tersebut diperlukan dalam interpretasi foto udara dan citra non foto Laporan penelitian terdahulu Data nomograf Peta Referensi lainnya

Kunci Interpretasi Citra


Kunci interpretasi yaitu potongan foto udara dan atau citra non foto yang telah diinterpretasi serta diyakinkan kebenarannya dan diberi keterangan seperlunya Jenis obyek Unsur interpretasi Lokasi atau daerah yang tergambar

Kunci Interpretasi Citra


A. Atas dasar lingkupnya Kunci individual Kunci subyek Kunci regional Kunci analog

Kunci Interpretasi Citra


B. Atas dasar lainnya Kunci langsung Kunci asosiatif

Penanganan Data
Menyusun citra sesuai dengan nomor seri Menyusun citra yang akan diintrepretasi Memberi sekat pada citra yang telah diinterpretasi Meletakkan citra sesuai dengan jalur terbang Meletakkan citra pembanding sebelah menyebelah

Pengamatan Stereoskopik
Dilakukan di bawah stereoskop cermin pada foto udara yang bertampalan : Pastikan nomor dan identitas foto udara Tentukan foto udara yang bertampalan Pastikan adanya paralaks Tentukan titik pusat dan titik pindahan Batasi lingkup pengamatan stereoskopis

Metode Pengkajian
Dimulai dari perujudan yang mudah diketahui ke perujudan baru yang lebih sukar diketahui Fishing expedition Logical search

Penerapan Konsep Multi


1. 2. 3. 4. 5. 6. Multi spektral Multi tingkat Multi temporal Multi arah Multi polarisasi Multi disiplin
(Estes,s 1985 dalam Sutanto, 1985)

Tahapan Interpretasi
Pencatatan data-data foto udara Penentuan titik pusat dan pindahan Penentuan lingkup liputan Identifikasi obyek Deliniasi obyek, daerah, gejala

Terapan Di Bidang Pertanian


Jenis Penggunaan Lahan Perubahan Penggunaan Lahan Perencanaan Penggunaan Lahan Survai Tanah dan Evaluasi Lahan Kesesuaian Lahan untuk jenis penggunaan lahan tertentu

Daftar Pustaka
Lillesand, T.M and R.W. Kiefer. 1979. Remote Sensing and Image Interpretation. John Wiley and Sons. New York. Paine, D. 1981. Aerial Photography and Image Interpretation for Resource Management. John Wiley and Sons. New York Sutanto. 1978. Fotogeografi. Fakultas Geografi Universitas Gadjah mada. Yogyakarta Sutanto. 1982. Pengetahuan Dasar Fotogrametri. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta Sutanto. 1986. Penginderaan Jauh. Gadjah Mada

LAMPIRAN
Foto Udara (Berwarna dan Hitam Putih) Foto Satelit (citra non foto)

Anda mungkin juga menyukai