Anda di halaman 1dari 9

Proposal Kewirausahaan (PKM)

Pengembangan usaha telur asin


aneka aroma
Posted on 8 Juni 2011
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA KEWIRAUSAHAAN (PKMK)
A. Judul Program
Usaha Telur Asin dengan Aneka Aroma 920, Alamat : Gesing
RT01/RW02, Gesing, Kismantoro, wonogiri.
B. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini begitu banyak pengangguran yang melanda di Negara kita
Indonesia. Adanya pengangguran ini disebabkan karena kurangnya
lapangan pekerjaan yang telah tersedia yang seharusnya mempu
menampuung jasa mereka dan juga karena adanya keterbatasan
ekonomi pada rakyat kecil untuk bersekolah hingga ke jenjang
pendidikan perguruan tinggi yang mana mampu menjamin masa
depan mereka memperoleh pekerjaan dan kehidupan yang layak.
Walaupun begitu, pada kenyataannya tidak semua lulusan perguruan
tinggi mendapat pekerjaan dan tidak semua rakyat kecil mengalami
pengangguran. Hal ini tergantunng oleh kepiawaian, kerja keras, dan
kegigihan individu dalam memunculkan ide peluang usaha baru,
menciptakan kreatifitas baru serta mampu melaksanakannya hingga
terbentuk suatu jenis lapangan pekerjaan yang baru yang mampu
memmbantu mengurangi sedikit demi sedikit pengangguran di daerah
sekitarnya. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus mampu
membaca dan menciptakan peluang usaha sendiri dan tidak terpaku
pada satu jenis pekerjaan saja. Suatu usaha baru tidaklah harus
memerlukan modal yang besar, yang diperlukan adalah keuletan,
kreatifitas, SDM sebagai pelaksananya serta mampu melihat dan
memanfaatkan suatu komoditas yang ada di lingkungan sekitarnya.
Maka dari itu saya mengajukan proposal tentang usaha pembuatan
Telur Asin dengan Aneka Aroma 920. Hal ini dikarenakan di
Kismantoro, Wonogiri masih sangat jarang ditemui produsen telur asin,
apalagi yang menggunakan aneka aroma seperti aroma jahe, bawang,
buah-buahan, dan lain-lain. Untuk mencukupi kebutuhan telur asin
biasa tanpa aroma di wonogiri-pun harus mendatangkan dari daerah
lain yakni dari Ponorogo dan Sukoharjo dan daerah lainya karena
keterbatasan produksi di daerah wonogiri..Cara pembuatannya yang
relatif mudah, peralatan yang digunakan cukup simpel dan hasil
produksi tidak begitu mahal serta potensi usahanya yang sangat tinggi
mendorong saya untuk menekuni usaha ini. Diharapkan dapat diterima
konsumen di wonogiri pada khususnya sehingga dapat memberikan
hasil yang maksimal.

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang diuraikan di atas dapat diambil
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah hasil produksi Telur Asin dengan aneka aroma diminati oleh
masyarakat?
2. Bagaimana rasa dan kualitas dari hasil produksi Telur Asin aneka
aroma 920 tersebut?
3. Bagaimana cara pemasaran produksinya?
4. Apakah dengan usaha tersebut dapat membantu perekonomian
keluarga?
D. Tujuan Program
Melatih mahasiswa untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan
sehingga diharapkan mampu berkreasi dan mengamalkan bentuk
kreasi di kehidupan sosial.
Membantu membuka jenis lapangan pekerjaan baru yang diharapkan
mampu meningkatkan taraf perekonomian individu yang terkait.
E. Luaran yang Diharapkan
Adapun luaran yang diharapkan dari adanya program ini yaitu selain
meningkatkan perekonomian/penghasilan bagi diri sendiri dan keluarga
juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara
mengurangi pengangguran, diharapkan pula usaha ini berkembang
secara maksimal sehingga dapat menghasilkan laba/keuntungan yang
maksimal pula.
F. Kegunaan Program
Usaha pembuatan produk Telur Asin dengan aneka aroma ini
mempunyai manfaat untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi
individu-individu di wilayah tersebut sehingga mengurangi jumlah
angka pengangguran. Selain itu dapat meningkatkan jumlah
pendapatan di masyarakat. Usaha ini juga mampu mengurangi angka
kemiskinan serta dapat mengoptimalkan produk (telur) yang semula
hanya diolah secara tradional bisa lebih bermanfaat dan berdaya guna.
GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa
yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah
diperoleh dan harganya pun relatif murah. Telur dapat dimanfaatkan
sebagai lauk, bahan pencampur berbagai makanan, tepung telur, obat,
dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein 13 %, lemak 12 %, serta
vitamin, dan mineral. Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian
kuningnya. Bagian ini mengandung asam amino esensial yang
dibutuhkan serta mineral seperti: besi, fosfor, kalsium, dan vitamin B
kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada
kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar (60 %) dari
seluruh bulatan telur hanya mengandung 5 jenis protein dan sedikit
karbohidrat. Telur mempunyai kelemahan yaitu memiliki sifat mudah
rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan akibat
serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur. Oleh sebab itu usaha

pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas telur.


Telur akan lebih bermanfaat bila direbus setengah matang dari pada
direbus matang atau dimakan mentah. Telur yang digoreng kering juga
kurang baik, karena protein telur mengalami denaturasi/rusak, berarti
mutu protein akan menurun. Kualitas telur itu sendiri ditentukan oleh :
1) kualitas bagian dalam (kekentalan putih dan kuning telur, posisi
kuning telur, dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau
kuning telur).
2) kualitas bagian luar (bentuk dan warna kulit, permukaan telur,
keutuhan, dan kebersihan kulit telur). Umumnya telur akan mengalami
kerusakan setelah disimpan lebih dari 2 minggu di ruang terbuka.
Kerusakkan tersebut meliputi kerusakan yang nampak dari luar dan
kerusakan yang baru dapat diketahui setelah telur itu pecah.
Kerusakan pertama berupa kerusakan alami (pecah, retak). Kerusakan
lain adalah akibat udara dalam isi telur keluar sehingga derajat
keasaman naik. Sebab lain adalah karena keluarnya uap air dari dalam
telur yang membuat berat telur turun serta putih telur encer sehingga
kesegaran telur merosot. Kerusakan telur dapat pula disebabkan oleh
masuknya mikroba ke dalam telur, yang terjadi ketika telur masih
berada dalam tubuh induknya. Kerusakan telur terutama disebabkan
oleh kotoran yang menempel pada kulit telur. Cara mengatasi dengan
pencucian telur sebenarnya hanya akan mempercepat kerusakan. Jadi
pada umumnya telur yang kotor akan lebih awet daripada yang telah
dicuci. Penurunan mutu telur sangat dipengaruhi oleh suhu
penyimpanan dan kelembaban ruangpenyimpanan. Prinsip
pengawetan telur adalah untuk Mencegah masuknya bakteri
pembusuk ke dalam telur dan juga untuk mencegah keluarnya air dari
dalam telur.
Beberapa proses pengawetan telur utuh yang diawetkan bersama
kulitnya antara lain :
1) proses pendinginan;
2) proses pembungkusan kering;
3) proses pelapisan dengan minyak;
4) proses pencelupan dalam berbagai cairan.
Untuk menjaga kesegaran dan mutu isi telur, diperlukan teknik
penanganan yang tepat, agar nilai gizi telur tetap baik serta tidak
berubah rasa, bau, warna, dan isinya. Telur asin adalah telur utuh yang
diawetkan dengan adonan yang dibubuhi garam. Ada 3 cara
pembuatan telur asin yaitu :
1) Telur asin dengan adonan garam berbentuk padat atau kering;
2) Telur asin dengan adonan garam ditambah ekstrak daun teh;
3) Telur asin dengan adonan garam, dan kemudian direndam dalam
ekstrak atau cairan teh.
Keuntungan dari telur yang diasinkan adalah telur yang diasinkan
bersifat stabil, dapat disimpan tanpa mengalami proses perusakan dan
dengan pengasinan rasa amis telur akan berkurang tidak berbau

busuk, serta rasanya lebih enak.


Cara Menyimpan Telur Asin
Secara umum, telur asin (baik yang masih mentah maupun yang sudah
direbus) mempunyai daya awet yang tinggi, sehingga dapat disimpan
dalam suhu kamar. Walaupun demikian, akan lebih baik jika
penyimpanan telur asin dilakukan pada suhu 12-15 derajat C dan
kelembaban udara 70-80%. Telur dapat disimpan di dalam lemari es.
Untuk mencegah kerusakan, memperlambat hilangnya kelembaban,
dan mencegah terserapnya bau tajam dari makanan, saat menyimpan
di lemari es sebaiknya telur asin dibungkus dengan wadah karton. Lalu
hadapkan bagian tumpul ke atas.
PROSES PRODUKSI
Adapun tahap-tahap pengolahan telur asin beraroma adalah sebagai
berikut :
1) Syarat telur itik yang baik untuk di buat menjadi telur asin.
- Telur itik tidak cacat atau retak
- Telur masih segar (1-4 hari)
- Bentuk telur oval
- Besar telur rata
- Warna kulit hijau muda
- Telur itik umbaran (bukan kletekan atau yang diternakkan di kandang)
2) Bahan-bahan (untuk sekali proses produksi)
- Telur itik 300 butir
- Garam yodium 3 kg
- Serbuk batu bata 3kg ( 15 keping batu bata )
- Abu sekam 3kg
- Bawang putih 3 rumpun ( kg untuk aroma bawang)
- Jahe 1ons (untuk yang aroma jahe)
-Cabe Kg (untuk aroma cabe)
- Sunlight 1 bungkus
- Ampelas halus 1 lembar
- Kayu bakar 1 pikul
- Air secukupnya
3) Alat-alat yang diperlukan
- Ember plastik 2 buah
- Panci atau kuali tanah
- Pisau
- Pawon batu
- Blender
- Stempel+tinta untuk merek
4) Proses Pembuatan
a. Telur itik direndam di air selama 5 menit, kemudian digosok dengan
ampelas halus secara perlahan gunanya agar permukaan telur poriporinya terbuka. Setelah itu cuci dengan air sabun, kemudian dicuci
kembali baru ditiriskan.
b. Buat adonannya terlebih dahulu.

Cara-caranya:
1. Bahan adonan (serbuk batu bata) dicampur dengan garam sesuai
takaran yang telah ditentukan. Takaran ini bisa disesuaikan dengan
selera si pembuat atau juga bisa sesuai denan pengalaman yang
sudah pernah dilakukan sebelumnya.
2. Untuk yang beraneka aroma, semua bahan (jahe/cabe/bawang)
diblender hingga halus, lalu ditambahkan ke campuran adonan tadi.
3. Aduk semua bahan hingga menjadi adonan yang tercampur merata.
4. Kemudian tambahkan air sedikit demi sedikit sambil diaduk menjadi
adonan yang kental agar dapat melekat pada kulit telur. Untuk
mendapatkan tingkat kekentalan yang tepat, adonan dapat dicoba
untuk ditempelkan pada kulit telur. Apabila adonan tersebut dapat
melekat dengan baik dan mudah, bararti tingkat kekentalannya telah
tepat. Dalam pembuatan setiap adonan, kadar air yang dibutuhkan
disesuaikan dengan tingkat kekeringan media. Makin tinggi tingkat
kekeringannya, maka makin banyak pula air yang diperlukan.
Kebutuhan air dinyatakan cukup apabila adonan sudah dapat
menempel pada kulit telur. Adonan yang mendapat air dalam jumlah
yang kurang ataupun berlebihan, akan mengakibatkan adonan tidak
dapat menempel pada kulit telur.
c. Tempel-tempelkan adonan ke telur, Setelah adonan menempel pada
kulit telur, guling-gulingkan telur pada abu sekam. Ini bertujuan supaya
adonan semakin menempel pada kulit telur.
d. Peram dalam wadah selama 10-15 hari (setelah 15 hari telur akan
mengandung minyak). Semakin lama disimpan kadar garam dalam
telur akan semakin tinggi sehingga telur akan semakin awet tetapi
rasanya akan semakin asin. Usahakan agar telur tidak pecah, simpan
di tempat yang bersih dan terbuka. Dengan cara pemeraman ini,
sebagian sebagian kecil (5%-10%) dari garam akan terserap kedalam
telur. Oleh karena itu, bila adonan pembalut akan dipergunakan lagi,
maka perlu ditambahkan garam pada adonan tersebut sebanyak 5%10% dari total berat garam semua.
e. Setelah diras pemeraman cukup waktunya (+/- 10-15 hari ). segera
bongkar adonan pembalut pada telur. Agar tidak merusak telur pada
saat pengbongkaran, adonan pembalut sebaiknya tambahkan sedikit
air hingga adonan yang kering menjadi sedikit basah dan gembur.
Dengan demikian, adonan dapat dibongkar dengan lebih mudah dan
aman. Setelah itu, pisahkan telur yang baik dan telur yang kurang baik
atau kulitnya retak atau memperlihatkan tanda-tanda kebusukan.
f. Telur yang telah diperam selama 15 hari dicuci bersih dengan air
sabun, kemudian ditiriskan sebentar, lalu di masak dalam panci
dengan kadar air dalam panci secukupnya/ukuran telunjuk ke telur
yang paling atas. Telur dalam panci direbus dengan api kecil dan
jangan ditutup, jika airnya telah panas maka api sedikit demi sedikit
dibesarkan hingga mendidih. Lama rebusan kurang lebih 45menit agar
telur asin tahan hinnga 10 hari (tidak bau). Telur yang sudah masak

kemudian ditiriskan kembali.


g. setelah semua proses berakhir, telur asin siap untuk dikonsumsi
atau dijual kepada konsumen.
Catatan:
1) Proses penambahan jahe, bawang , cabe, atau bahan-bahan lain
hanya untuk menambah aroma telur asin saat dimakan saja,
sedangkan rasa masih tetap sama dengan yang tidak dikasih
tambahan bahan ini.
2) Asin tidaknya telur asin dan keawetannya, sangat tergantung pada
kadar
garam yang diberikan. Semakin tinggi kadar garam, akan semakin
awet telur yang diasinkan, tetapi rasanya akan semakin asin.
3) Telur asin yang baik, akan terlihat jika sudah dibelah. Tandanya,
kuningnya berada di tengah, minyaknya hanya di bagian pinggir atau
masir, rasa dan aromanya enak.
4) Telur asin matang tahan selama 2-3 minggu, sedangkan
pembubuhan
larutan teh dalam adonan pengasin dapat meningkatkan ketahanan
telur asin
sampai 6 minggu.
Aspek pasar dan persaingan
Tingginya minat masyarakat terhadap produk telur asin terbukti
dengan meningkatnya konsumsi telur asin belakangan ini. Hal ini
dikarenakan masyarakat yang merupakan calon konsumen menyukai
lauk-pauk yang gurih, murah, dan bergizi. Telur asin telah ada sejak
lama, namun dikembangkan kembali dengan variasi produk dengan
menambahkan aneka aroma, menjadikan prospek usaha ini tergolong
cerah. Bentuk pasar yang dipilih adalah pasar persaingan sempurna
yang langsung kepada konsumen dari berbagai dari berbagai daerah
dan tingkat ekonomi.
Segmentasi dan target pemasaran
Target utama dari pemasaran produk ini adalah rumah/warung makan
serta konsumen lain yang berasal dari berbagai tingkat ekonomi.
Dengan kebijakan harga yang tidak terlalu mahal diharapkan produk ini
mampu menarik perhatian konsumen dari berbagai kalangan.
Manajemen Pemasaran
Analisis yang digunakan dalam manajemen pemasaran produk ini,
mengacu pada bauran pemasaran (marketing mix) atau 4P agar target
pemasaran yang di inginkan dapat tercapai, yaitu:
1. Kebijakan produk (product)
a. Mutu
Telur asin aneka aroma 920 dibuat dengan cara alami namun
bermutu tinggi, lebih tahan lama, dan rasa lebih nikmat karena sudah
ditambahkan berbagai bahan beraroma tajam didalamnya.
Pengendalian terhadap kualitas mutu dilakukan setiap melakukan
kegiatan produksi yakni dengan memperhatikan bahan baku adonan

sebelum proses produksi supaya mutunya lebih terjaga lagi.


b. Merek
Pemberian nama merek dilakukan agar konsumen mudah mengingat
produk yang dihasilkan. Merek 920 ini dibuat secara tidak sengaja,
dan hanya asal sebut saja karena keceplosan dalam bicara. Walaupun
pemberian namanya hanya asal, tetapi nilai jual dari merek tersebut
lumayan bagus, karena simpel dan mudah diingat oleh konsumen.
c. Tampilan
Tampilan telur yang besarnya sama rata dan juga bersih bila dilihat
bisa menarik pembeli akan bentuk tersebut.yang menganalogikan
kesan higienis dari produk itu hingga bisa lebih meyakinkan konsumen
untuk membeli.
2. Kebijakan harga (price)
Kebijakan harga dari produk keripik 920 ini adalah sebesar Rp. 2.500
tiap butir. Hal ini sudah mempertimbangkan biaya produksi dan laba
yang diinginkan.
3. Pemasaran
Pemasaran produk ini akan dilakukan di daerah Wonogiri dan
sekitarnya. Pendistribusian produk ini akan dilakukan dengan 3 jalur
yaitu: dijual langsung kepada konsumen, melalui pengecer, dan
distributor.
4. Promosi
Promosi telur asin beraroma 920 akan dilakukan dengan beberapa
media, antara lain;
a. Leaflet
Leaflet dibagikan kepada calon yang berada di sekitar tempat produksi.
Isi leaflet akan menjelaskan keunggulan dari telur asin beraroma 920
sehingga diharapkan calon konsumen akan tertarik.
b. Kemasan/stempel pada kuit telur
Stempel akan dibuat semenarik mungkin dan berisi kalimat iklan yang
menarik sehingga dapat pula berfungsi sebagai media promosi.
c. Manusia
Manusia merupakan media yang efektif untuk mengenalkan suatu
produk. Dengan perantara orang baik melalui cerita ataupun ajakan,
diharapkan konsumen akan lebih tertarik dan membeli telur asin
beraroma 920.
Analisis / Estimasi Biaya
1 Pengadaan bahan baku untuk sekali proses produksi
a. Telur itik 300 butir
b. Garam yodium 3 kg
c. Serbuk batu bata 3kg ( 15 keping bata)
d. Abu sekam 3kg
e. Bawang putih 3 rumpun ( kg untuk aroma bawang)
f. Jahe 1ons (untuk yang aroma jahe)
g. Cabe Kg (untuk aroma cabe)
h. Sunlight 1 bungkus

i. Ampelas halus 1 lembar


j. Kayu bakar 1 pikul
k. Tenaga kerja 300butir@ Rp 1.350
3kg @ Rp 1.400
15 keping @ Rp 650
3 kg @ Rp 1500
kg @ Rp 18.000
0,1 kg @ Rp 20.000
kg @ Rp 15.000
1 buah @ Rp 1.000
1 buah @ Rp 8.000
1 pikul @ Rp 17.500
2 Orang @ Rp 27.500 Rp 405.000
Rp 4.200
Rp 9.750
Rp 4.500
Rp. 4.500
Rp 2.000
Rp 7.500
Rp 1.000
Rp 8.000
Rp 17.500
Rp 55.000
Jumlah Rp 518.950
2 Peralatan penunjang (sebagai modal awal)
a. Ember plastik 2 buah
b. Panci besar
c. Pisau
d. Tungku dari batu
e. Blender
f. Stempel untuk merek+tinta
2 buah @ Rp 10.000
1 buah @ Rp 150.000
1 buah @ Rp 10.000
1 buah @ Rp 75.000
1 buah @ Rp 215.000
1 buah @ Rp 20.000 Rp 20.000
Rp 150.000
Rp 10.000
Rp 75.000
Rp 125.000
Rp 20.000
Jumlah Rp 490.000
Total Pengeluaran Total pemasukan dari penjualan telur asin beraroma
Laba 1x proses produksi
Rp 518.950 (Modal untuk 1x proses produksi)

Rp 490.000 (Belanja modal awal) Laba dari penjualan telur asin


aneka aroma adalah 300 x Rp 2.150 Rp 645.000- Rp 518.950
Rp 1.008.950 Rp 645.000 Rp 126.050
Keterangan:
Modal awal bisa tertutupi laba setelah 4x proses produksi.
Dalam satu bulan, proses produksi bisa dilakukan 15x (2 hari sekali
memproduksi telur asin) atau tergantung juga dari si pemilik usaha
pemilik usaha.
Laba bersih dalam satu bulan (misal produksi dilakukan 15x dalam
satuu bulan) diperkirakan:
= 15 kali produksi X laba bersih tiap proses produksi
= 15 X Rp 126.050
= Rp 1.897.750,LAMPIRAN:
Diagram Alur Pembuatan Telur Asin
Perbandingan Komposisi Nilai Gizi Yang Terkandung Dalam
Telur.
Komposisi Satuan Telur ayam Telur bebek
(itik) Telur bebek (asin)
Kalori kal 162 189 195
Protein g 12,8 13,1 13,6
Lemak g 11,5 14,3 13,6
Hidrat arang g 0,7 0,8 1,4
Kalsium mg 54 56 120
Fosfor mg 180 175 157
Besi mg 2,7 2,8 1,8
Vitamin A S.I. 900 1230 841
Vitamin B1 Mg 0.10 0,18 0,28
Air g 74 70,8 66,5

Anda mungkin juga menyukai