Anda di halaman 1dari 26

GAMBARAN PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR POST EKTRASI

VAKUM DIWILAYAH KERJA RUMAH SAKIT UMUM


TAHUN 2009

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Mencapai Gelar


Ahli Madya Kebidanan

Oleh :
ERNI YULIANTI
0200060021

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RESPATI TASIKMALAYA
2009

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke Dzat Illahi Robbi yang atas perkenan
Rahmat dan Ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini yang berjudul Gambaran Penatalaksanaan Penanganan Bayi Baru Lahir Post Ektrasi
Vakum Diwilayah Kerja Rumah Sakit Umum Tahun 2009
Penulis menyadari Sepenuhnya bahwa tanpa bimbingan dari berbagai pihak
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini tidak akan terselesaikan dengan baik, sehingga dalam
kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar besarnya
kepada yang terhormat :
1.

dr. H.JH. Syahlan, SKM selaku Ketua STIKes


Respati Tasikmalaya

2. Widya Maya Ningrum, SST selaku Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan
STIKes Respati Tasikmalaya.
3. Teti Komalasari, S.SiT selaku

Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar

memberikan saran, arahan serta nasehatnya


4.

Ayahanda

beserta

ibunda

tercinta

yang

saya

banggakan yang selalu memberikan inspirasi dan dorongan yang tiada henti selama
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5.

Rekan-rekan mahasiswa Studi Diploma III Kebidanan


yang telah membantu dan memberikan support dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.

Penulis sudah berusaha dengan sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa


Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran demi mencapai hasil yang sempurna di kemudian hari.
Besar harapan penulis, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat
khususnya bagi penulis umumnya bagi pembaca semuanya.

Tasikmalaya, Maret 2009

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehidupan manusia dimulai sejak masa janin dalam rahim ibu, sejak itu manusia
kecil telah memasuki masa kehidupan tetapi dalam rahim ibu tidak hanya itu adalagi
permasalahan yang komplek itu salah satunya adalah masalah kesehatan ibu dan
bayinya hingga saat ini masih menjadi hal yang sangat memprihatinkan di Indonesia,
hal ini dapat dilihat dari angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang setiap
tahun meningkat (Wiknjosastro,2005 : 15).
Di Indonesia Angka Kematian Ibu (AKI) masih sangat tinggi bila dibandingkan
dengan negara-negara di kawasan Asia Tenggara serta di negara sesama anggota
Assosiation South of East Asian Nation (ASEAN). Hasil Survey Kesehatan Rumah

Tangga (SKRT) dan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI), Pada tahun 2003
dengan perkiraan AKI di Indonesia sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup. Demikian
pula Angka Kematian Bayi (AKB) masih berada pada kisaran 20 per 1000 kelahilan
hidup(Siswono,2003).
Tujuan akhir dari sistem pelayanan kesehatan ibu hamil adalah hasil persalinan
dengan bayi sehat dan ibu sehat. Adanya komunikasi yang baik antara daerah dan rumah
sakit rujukan diharapkan bisa memperpendek jalur rujukan dengan harapan penderita
yang dirujuk ke rumah sakit dapat ditolong dengan hasil yang baik. Untuk ini perlu
persiapan pengiriman penderita dengan baik dan penanganan yang baik pula dirumah
sakit rujukan.
Adanya bidan di pondok bersalin desa memungkinkan antenatal care yang baik
serta pengenalan dini ibu hamil. Dapat ditentukan secara tepat tingkat risiko dari
parturiente serta dibuat catatan dan laporan yang memadai sehingga dapat dilanjutkan
penatalaksanaan persalinan secara baik.
Tersedianya alat extraksi vakum di kamar bersalin setidaknya disertai dengan
pengetahuan yang cukup untuk diagnosis dan pelaksanaan pertolongan dengan
penatalaksanaan bayi yang baru dilahirkan dan disediakannya alat resusitasi dirumah
sakit tersebut. Penyebab dilakukannya tindakan ektrasi vakum karena persalinan lama
disebabkan karena ibu kelelahan dan upaya mengedan ibu sudah berkurang dan dapat
menyebabkan resiko pada bayi sehingga salah satu tindakan yang harus dilakukan oleh
seorang penolong persalinan adalah menolong persalinan dengan ektrasi vakum.( http://
www.ektraksi vakum.blogspot.com)
Pada indikasi yang tepat serta penggunaan alat yang benar, maka pertolongan
persalinan dengan extraksi vakum akan menghasilkan bayi degan skor-apgar yang tinggi
dan angka kesakitan dan kematian yang rendah. Demikian pula halnya penanganan bayi
baru lahir tidak terlalu sulit dan menjadi panjang karena nilai apgar skor yang tinggi jadi
tidak harus dilakukan resusitasi dan pemakaian antibiotik bisa ditekan serendah mungkin.
(Pujiarto P,2005:2).
Dalam menurunkan angka kesakitan pada bayi yang dilahirkan oleh ektrasi
vakum merupakan tugas dan tanggung jawab bidan, oleh karena itu bidan diharapkan
mampu memberikan pelayanan yang baik kepada seluruh pasiennya. Berdasarkan laporan

kegiatan dan survey kesehatan bayi baru lahir post ektrasi vakum pada bulan januari
tahun 2009 di Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya ditemukan 8 kasus bayi yang
dilahirkan dengan menggunakan alat ektrasi vakum dan terdapat 2 (12,5%) kasus yang
berakhir dengan kesakitan bayi.
Upaya untuk mencegah masalah tersebut perawat bayi khususnya bidan dapat
melakukan asuhan pada bayi baru lahir yaitu meliputi berbagai cara seperti menilai
keadaan bayi, melakukan perawatan pada bayi dan mengatahui prosedur- prosedur
penanganan bayi baru lahir.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai Gambaran Penatalaksanaan Bayi Baru Lahir Post Ektrasi Vakum di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya tahun 2009.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis
merumuskan masalah Bagaimana Gambaran Penatalaksanaa Bayi Baru Lahir Post
Ektrasi Vakum di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya tahun 2009.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan bayi baru lahir post ektrasi vakum.
2. Tujuan khusus
a) Untuk mengetahui gambaran keadaan atau kondisi bayi baru lahir post ektraksi
vakum.
b) Untuk mengetahui gambaran dalam prosedur penanganan bayi baru lahir post
ektraksi vakum.
c) Untuk mengetahui gambaran perawatan bayi baru lahir post ektrasi vakum.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritiss

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan Ilmu Kebidanan


khususnya dalam penatalaksanaan bayi baru lahir post ektraksi vakum.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Ibu bersalin
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi mengenai
penatalaksanaan bayi baru lahir post ektraksi vakum.
b) Bagi petugas kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan
tenaga kesehatan mengenai penatalaksanaan bayi baru lahir post ektraksi
vakum sehingga dapat lebih memberikan gambaran penyuluhan tentang
prosedur prosedur penatalaksanaan bayi baru lahir post ektraksi vakum
kepada seluhur ibu bersalin.
c) Bagi instansi pendidikan
Bagi intitusi pendidikan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
masukan dan informasi mengenai gambaran penatalaksanaan bayi baru lahir
post ektraksi vakum sehingga memberi manfaat bagi lembaga pendidikan
dalam rangka pengembang ilmu kebidanan.

d) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan serta menjadi
pengalaman berharga khususnya dalam melakukan penelitian mengenai
penatalaksanaan pada bayi baru lahir post ektraksi vakum, sehingga dapat
dijadikan sebagai bekal dalam pengembangan profesi kebidanan.
E. Ruang lingkup Penelitian
a. Lingkup Masalah
Masalah dalam penelitian ini adalah gambaran penatalaksanaan bayi baru lahir
meliputi keadaan bayi baru lahir, prosedur penanganan bayi baru lahir, perawatan
pada bayi baru lahir post ektaksi vakum di Ruang perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya.

b. Lingkup Keilmuan
Keilmuan dalam penelitian ini termasuk asuhan kebidanan yang dititik beratkan
pada penatalaksanaan bayi baru lahir.
c. Lingkup sasaran
Sasaran dalam penelitian ini semua bayi baru lahir post ektraksi vakum di Rumah
Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya.
d. Lingkup Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tasikmalaya,
sedangkan waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan
Mei 2009.
e. Lingkup Metode
Jenis

penelitian

termasuk

kualitatif,

dengan metode

deskriptif dengan

menggunakan rancangan penelitian observational

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup dari dalam vagina ke dunia luar (Sarwono 2005: 181). Persalinan normal
atau partus spontan adalah bila bayi lahir dengan presentasi belakang kepala tanpa
memakai alat alat pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayinya
dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam.

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran


bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan disusul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu.
2.

Macam macam persalinan :


a. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri dan melalui jalan lahir.
b. Persalinan buatan adalah persalinan dibantu dengan tenaga

dari luar

misalnya ektrasi vakum atau dilakukannya operasi Sectio Caesar.


c. Persalinan Anjuran adalah persalinan terjadi bila bayi sudah cukup bulan atau
sudah cukup besar untuk hidup diluar tetapi tidak sedemikian besarnya
sehingga menimbulkan kesulitan dalam persalinan. Kadang kadang
persalinan tidak dimulai dengan sendirinya tetapi berlangsung setelah
pemecahan ketuban, pemberian pitocin atau prostaglandin.
3. Hal hal yang mempengaruhi jalannya persalinan secara umum :
Jalannya persalinan ditentukan oleh hasil dari adu kekuatan yang mendorong
anak keluar dan kekuatan yang memberi tahanan atau perlawanan terhadap
pengeluaran anak.
Kekuatan kekuatan yang mendorong anak keluar ialah :
1.

His adalah kekuatan his ditentukan oleh intensitas,


lamanya dan frekuensi kontraksi. Mungkin yang terpenting ialah intensitas
dari his.

2.

Kekuatan mengejan yang baru bekerja pada kala II

Kekuatan kekuatan tahanan ialah :


1. Tahanan Servix terhadap pendataran dan pembukaan
2. Tahanan dari tulang panggul
3. Tahanan dari dasar panggul
4 . Faktor faktor yang secara umum mempengaruhi prognosa persalinan ialah :
a. Paritas adalah servik yang pernah mengalami pembukaan sampai
pembukaan lengkap memberikan tahanan yang lebih kecil. Juga dasar
panggul seorang multipara tidak memberikan tahanan banyak terhadap
kemajuan anak.

b. Servix yang kaku adalah servik yang memberikan tahanan yang jauh lebih
besar dan dapat memperpanjang persalinan. Yang dinamakan servix yang
kaku ialah servik yang kerasnya seperti ujung hidung sedangkan yang
dinamakan servik yang lunak ialah yang konsistensinya seperti bibir.
Dalam persalinan dibagi 4 kala :
Kala I atau kala pembukaan
Proses membukanya servix sebagai akibat his dibagi dalam 2 fase:
1) Fase laten
Berlangsungnya selama 8 jam pembukaan terjadi sangat lambat
sampai mencapai ukuran diameter 3 cm.
2) Fase Aktif dibagi dalam 3 fase lagi yaitu:
a. Fase akselerasi dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung
sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi pembukaan menjadi lambat kembali dalam waktu 2
jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.
Kala II atau kala pengeluaran
Persalinan kala II ditegakan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap. Dimulai dari pembukaan lengkap
(10 cm) atau kepala janin sudah tampak divulva dengan diameter 5- 6 cm.
Gejala utama kala II adalah :
a. His semakin kuat dengan interval 2 sampai 3 menit dengan durasi 50
sampai 100 detik
b. Menjelang akhir kala I ketuban pecah yang ditandai dengan
pengeluaran cairan secara mendadak.
c. Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti keinginan
mengejan karena tertekannya fleksus Frankenhouser.
d. Kedua kekuatan, his dan mengejan mendorong kepala bayi sehingga
terjadi kepala membuka pintu
e. Lamanya kala II untuk primigravida 60 menit dan multigravida 30
menit

Apabila lamanya kala II untuk primigravida lebih dari 60 menit


dan untuk multi lebih dari 30 menit dinamakan persalinan kasep atau
persalinan lama. Persalinan lama adalah persalinan yang berjalan lebih
dari 24 jam untuk untuk primigravida dan atau 18 jam bagi multigravida
dan disertai komplikasi ibu maupun janin. Penyebab persalinan lama
adalah diantaranya kelainan panggul, kelainan kekuatan his dan mengejan
terjadi ketidakseimbangan sefalopelvik, pimpinan persalinan yang salah
dan primi tua primer dan sekunder.
Partus lama dapat menyebabkan kematian ibu. Pada janin akan
terjadi infeksi, cedera dan asfiksia yang dapat meningkatkan kematian
bayi. Angka kematian Partus Lama merupakan salah satu dari beberapa
penyebab kematian ibu dan bayi baru lahir. Partus Lama adalah persalinan
yang berlangsung lebih dari 18 jam yang dimulai dari tanda-tanda
persalinan.
Partus lama akan menyebabkan infeksi, kehabisan tenaga, dehidrasi pada
ibu, kadang dapat terjadi pendarahan post partum yang ibu di dunia
berdasarkan data WHO tahun 2006 didapatkan bahwa dalam setiap menit
seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait dengan
proses kehamilan dan persalinannya. Partus lama rata-rata di dunia
menyebabkan kematian ibu sebesar 8 % dan di Indonesia sebesar 9 %.
Dan apabila his tidak adekuat sedangkan disporposi dan obstruksi dapat
disingkirkan kemungkinan penyebab persalinan lama adalah inersia
uteri.dan akan menimbulkan kala II memanjang disebabkan karena ibu
kelelahan dan upaya mengedan ibu dapat menambah resiko pada bayi
karena mengurangi jumlah oksigen yang masuk keplasenta. Dianjurkan
mengedan secara spontan(mengedan dan menahan nafas lama tidak
dianjurkan). Jika kepala diantara 1/5 3/5 diatas simpisis pubis atau
bagian tulang kepala distasion 0 lakukan ektrasi vakum.
B. Persalinan dengan ektrasi vakum
1.

Pengertian ektrasi vakum

Ektrasi vakum adalah merupakan tindakan obstetric yang bertujuan


untuk mempercepat kala pengeluaran dengan sinergi tenaga mengedan ibu dan
ektrasi pada bayi. Oleh karena itu kerjasama dan kemampuan ibu untuk
mengekpresikan bayinya merupakan factor yang sangat penting dalam
menghasilkan akumulasi tenaga dorongan dengan tarikan kearah yang sama.
Tarikan pada kulit kepala bayi dilakukan dengan membuat cengkraman
yang dihasilkan dari aplikasi tekanan negative (vakum). Mangkuk logam atau
silastik akan memegang kulit kepala bayi yang menjadi kaput artifisial.
Mangkuk dihubungkan dengan tuas penarik yang dipegang oleh penolong
persalinan melalui seutai rantai. Ada 3 gaya yang bekerja pada prosedur ini
yaitu tekanan intrauterine( oleh kontraksi ), tekanan ekpresi eksternal ( tenaga
mengedan ) dan gaya tarik ( ektrasi vakum).
Ekstraksi vakum adalah tindakan untuk melahirkan bayi dengan berat badan
500 g atau lebih dengan memakai alat ekstraksi vakum.
2. Indikasi
Kala II lama dengan presentasi kepala belakang / verteks
3. Kontra Indikasi
a. Mal presentasi ( dahi, puncak kepala, muka, bokong )
b. Panggul sempit ( disporposi kepala panggul )
4. Syarat Khusus
a. Presentasi kepala
b. Cukup bulan atau tidak prematur
c. Tidak ada kesempitan panggul
d. Anak hidup dan tidak ada gawat janin
e. Penurunan H III / III + ( Puskesmas H IV / dasar panggul )
f. Kontaksi baik
g. Ibu koperatif dan masih mampu untuk mengedan
5. Tujuan persalinan dengan extraksi vakum diantaranya :
a. Mengetahui karakteristik parturiente: umur, paritas dan riwayat
yang lalu.

persalinan

b. Mengetahui indikasi pertolongan dengan extraksi vakum serta hasil akhir


pertolongan tersebut.
c. Mengetahui adanya hubungan antara faktor-faktor didalam masalah
pertolongan dengan ekstraksi vakum
Prinsip kerja alat ektraksi vakum adalah dengan memberikan tekanan
penggunaan alat ektraksi vakum pada persalinan buatan hanya untuk tenaga
tambahan bukan berarti menggantikan tenaga mengejan pada ibu, kekuatan
dan teknik tarikan dalam menarik kepala bayi inilah yang menjadi faktor
resiko terjadi komplikasi terutama untuk bayi.
6. Tindakan ini dianggap gagal, bila:
a. Tiga kali lepas kop dari kepala.
b. jam dilakukan tindakan tidak berhasil
c. Terdapat distress pada bayi selama dilakukan tindakan.
Kala II dimulai sejak pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi.
Penanganan bayi baru lahir adalah asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan
yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran. Sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukan usaha pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan.
Kegagalan ekstraksi vakum terjadi pada satu kasus kepala sudah berhasil
dilahirkan terjadi kesulitan melahirkan bahu. Ini merupakan kesalahan estimasi
berat badan janin yang terjadi pada primigravida dengan partus lama. Bayi
meninggal sebelum bahu berhasil dilahirkan. Pada kasus-kasus yang ditolong
dengan ekstraksi vakum sulit dilacak, apakah pernah melakukan pemeriksaan
antenatal secara baik atau tidak, karena baik di dalam surat rujukan maupun
dalam status tidak disebutkan secara khusus.
Penyebab terjadinya kelemahan pada anggota gerak atas/ lengan kanan
bayi ibu tersebut kemungkinan akibat adanya cedera pleksus brakialis kanan.
Dimana pleksus brakialis ini yang mempersarafi otot-otot lengan atas tersebut.
Pleksus brakialis ini sering cedera akibat proses persalinan yang lama dan
beresiko seperti bayi letak sungsang dan terdapatnya lilitan tali pusat pada leher
bayi sehingga menyebabkan terhambatnya proses persalinan secara normal dan

diperlukan tindakan manipulatif untuk membantu mengeluarkan kepala bayi


tersebut. Jika tindakan manipulatif ini tidak dilakukan secara hati-hati dan bukan
oleh tenaga ahlinya sering akan menyebabkan cedera pada pleksus brakialis ini.
Kala III atau Kala Uri
Dimulai dari lahirnya bayi sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih
dari 30 menit. Manajemen aktif kala III persalinan mempercepat kelahiran
plasenta dan dapat mencegah atau mengurangi perdarahan post partum.
Kala IV atau setelah lahirnya plasenta
Dimulainya dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
Tujuan asuhan persalinan ialah memberikan asuhan yang memadai selama
persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman.
Selama kala IV petugas kesehatan harus memantau ibu setiap 15 menit sekali jam
pertama setelah persalinan dan 30 menit .
C. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir
Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah bayi lahir yaitu
untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine
selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas
dan mendeteksi adanya penyimpangan.

1. Pengkajian segera bayi baru lahir


a.

Penilain awal
Nilai kondisi / keadaan bayi :

Apakah bayi menangis kuat atau bernafas tanpa kesulitan ?

Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas ?

Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat atau biru ?

Prosedur penilaian APGAR :

Pastikan pencahayaan baik

Catat waktu kelahiran nilai APGAR pada 1 menit pertama dengan cepat

Lakukan tindakan dengan cepat dan tepat sesuai dengan hasil dengan
hasilny

Ulangi pada menit kelima

Ulangi pada menit kesepuluh

Dokumentasikan hasil dan lakukan tindakan yang sesuai

Penilaian setiap variabel dinilai 0, 1, 2 dan nilai tertinggi adalah 10

Nilai 7 10 menunjukan bahwa bayi dalam keadaan baik

Nilai 4 6 menunjukan bayi mengalami depresi sedang sedang

Nilai 0 3 menunjukan bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan


resusitasi segera sampai ventilasi

2.

Asuhan segera bayi baru lahir


Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama
setelah kelahiran. Sebagian besar bayi baru lahir akan menunjukan usaha
pernafasan spontan dengan sedikit bantuan atau gangguan. Dan diantaranya:
a. Membersihkan jalan nafas
b. Melakukan perawatan tali pusat
c. Mempertahankan suhu tubuh

3.

Asuhan bayi baru lahir 1 24 jam pertama kelahiran


Aspek aspek penting dari asuhan segera bayi baru lahir yaitu:
a. Jagalah agar bayi tetap kering dan hangat
b. Usahakan bayi adanya kontak antara kulit bayi dan kulit ibunya sesegera
mungkin.

Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik sebagai
berikut :
1.

Peredaran darah melalui plasenta digantikan oleh aktifnya


fungsi paru untuk bernafas (pertukaran oksigen dengan karbondioksida)

2.

Saluran cerna berfungsi untuk menyerap makanan

3.

Ginjal berfungsi untuk mengeluarkan bahan yang tidak


terpakai lagi oleh tubuh untuk mempertahankan homeostasis kimia darah

4.

Hati berfungsi untuk menetralisasi dan mengekresi bahan


racun yang tidak diperlukan badan

5. Sistem imunologik berfungsi untuk mencegah infeksi


6. Sistem kardiovaskular serta endokrin bayi menyesuaikan diri dengan perubahan
fungsi organ tersebut diatas.
Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau
kegagalan penyesuaian biokimia dan faal yang disebabkan oleh prematuritas,
kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan.
Segera setelah melahirkan badan bayi badan dengan persalinan ektrasi vakum :
a. Sambil secara cepat menilai pernapasan letakan bayi dengan handuk diatas
perut ibu
b. Dengan kain bersih dan kering bersihkan atau lap darah atau lendir dari wajah
bayi untuk mencegah jalan udaranya terhalang.
c. Klem dan potong tali pusat dengan dua buah klem pada titik kira kira 2 3
cm.dari pangkal pusat dan potong dengan gunting tali pusat yang tajam.
Kemudian ikat tali pusat dengan benang tali pusat.
d. Jagalah bayi agar tetap hangat, gantilah handuk atau kain basah dengan kain
yang kering dan bungkus dengan kain yang hangat.
e. Perawatan mata dengan tetes mata tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk mencegah
penyakit mata karena penyakit menular seksual
f. Semua bayi baru lahir normal atau dengan persalinan buatan perlu diberi
vitamin k peroral 1 mg per hari selama 3 hari. Dan bayi dengan resiko tinggi
diberi vitamin k parenteral dengan dosis 0,5 1 mg per I.M.
g. Untuk perawatan bayi baru lahir dengan ektrasi vakum harus sangat hati hati
apabila menggendongnya karena biasanya kepalanya suka terdapat caput
artificial dan biasanya di obati salep dan sembuh kurang lebih 2 sampai 3 hari.
h. Bayi baru lahir post ektrasi vakum biasanya diberikan suntikan antibiotika per
IM untuk mencegah terjadinya infeksi karena ketuban pecah sudah terlalu
lama.

i. Terbanyak adalah perawatan selama 4 dan 5 hari. Waktu untuk perawatan ini
digunakan untuk memperbaiki kondisi bayi dengan memberikan antibiotik
dan melatih bayi untuk minum atau menete.
3. Pemantauan 2 jam pertama meliputi :

Kemampuan menghisap ( kuat atau lemah )

Bayi tampak aktif atau lunglai

Bayi kemerahan atau biru

4. Sebelum penolong meninggalkan ibu harus melakukan pemeriksaan dan


penilaian ada tidaknya masalah kesehatan terutama pada :

Bayi kecil masa kehamilan atau KB

Gangguan pernafasan

Hipotermi

Infeksi

Trauma lahir setelah persalinan post vakum

5. Jika tidak ada masalah dalam pemantauan 2 jam pertama bayi baru lahir
lanjutkan :
a. Lakukan pengamatan pernafasan, warna dan aktifitasnya
b. Pertahankan suhu tubuh bayi
c. Lakukan pemeriksaan fisik
d. Pemberian vitamin K
e. Indentifikasi BBL
Pada saat bayi dirawat bersama ibu jelaskan pada orang tua cara merawat bayi
meliputi :
a. Pemberian Nutrisi
b. Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
c. Mencegah infeksi
6. Mengajarkan tanda tanda bahaya bayi pada orang tua
a. Pernafasan sulit atau > 60 kali / menit
b. Suhu > 38 C atau lebih
c. Warna kulit Biru atau pucat

d. Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek,


sering warna hijau tua, ada lendir darah
e. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan bau busuk
f. Tidak berkemih dalam 3 hari atau 3 kali 24 jam
g. Menggigil, tangis yang tidak biasa, rewel, lemas, terlalu banyak tidur,
lunglai dan kejang.
B.

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan

sebagai metode, untuk menggorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori


ilmiah, penemuan- penemuan keterampilan dalam rangkaian atau tahapan yang logis
untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien ( Varney,1997).
Penatalaksanaan kebidanan terdiri beberapa langkah yang berurutan yang
dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi, langkah
tersebut membutuhkan kerangka yang lengkap bisa diaplikasikan dalam situasi sekali
jam kedua setelah persalinan.

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep

Berdasarkan uraian latar belakang dan tinjauan pustaka diatas , maka penulis
membuat kerangka konsep yang berjudul Gambaran Penatalaksanaan Bayi Baru
Lahir Post Ektrasi Vakum di Ruang Perawatan Rumah Sakit Umum
Daerah( RSUD) Tasikmalaya tahun 2009 adalah sebagai berikut:

Keadaan bayi baru lahir post ektrasi


vakum
Prosedur penanganan: bayi
lahir
tidakbaru
diteliti
Perawatan bayi baru lahir post ektrasi
vakum

Penatalaksanaan
Bayi baru lahir
post ektrasi vakum

Gambar 3.1 Kerangka Konsep


Gambaran Penatalaksanaan Pada Bayi Baru Lahir Post Ektrasi Vakum
Di RSUD Tasikmalaya 2009

B. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional Penatalaksanaan bayi baru lahir post ektraksi vakum di
Rumah Sakit Umum Daerah Tasikmalaya 2009

Variabel

Definisi Operasional

Kategori

Keadaan

Suatu situasi aktivitas bayi Ya

bayi baru

baru lahir normal atau Tidak

lahir

tidak

normal

Skala
Alat
Ukur
Ukur
Nominal Format

Cara
Ukur
observasi

Observasi

yang

membutuhkan identifikasi
masalah kesehatan pada
bayi baru lahir.
Perawatan
pada

Asuhan yang dilakukan Ya

Nominal Format

bayi pada bayi baru lahir sejak Tidak

baru lahir

observasi

observasi

satu jam pertama setelah


persalinan
dalam

sampai

keadaan

bayi
yang

normal sampai pulang dari


tempat perawatan.
Prosedur

Tahapan - tahapan dalam Ya

penanganan

penanganan segera bayi Tidak

bayi
lahir

Nominal Format

baru baru lahir yang dilakukan


oleh

petugas

sehingga

kesehatan

mendapatkan

hasil yang diharapkan.

BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

observasi

observasi

Jenis penelitian ini termasuk jenis kualitatif dengan metode deskriptif


yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk
membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif
(Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggunakan pendekatan survei artinya
mengumpulkan data, informasi atau keterangan tentang suatu hal secara meluas
juga bermaksud menentukan kesamaan status dengan cara membandingkanya
dengan standar yang sudah dipilih atau ditentukan. Data dikumpulkan dalam
waktu bersamaan dengan metode ini diharapkan dapat mengetahui gambaran
penatalaksanaan bayi baru lahir post ektraksi vakum di Rumah Sakit Umum
Daerah Tasikmalaya periode April Mei 2009.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang hendak dikenai
generalisasi hasil penelitian ( Badriah, 2006:80). Populasi dalam penelitian ini
adalah dilakukan dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada
atau tersedia.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi ( Notoatmodjo, 2002: 79).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel secara aksidental ini dilakukan
dengan mengambil kasus atau responden yang kebetulan ada atau tersedia
artinya sampel penelitian ini adalah kasus yang ada saat itu di Rumah Sakit
Umum Daerah Tasikmalaya.( Notoatmodjo, 2005: 89)
C. Variabel Penelitian

Penelitian ini hanya merupakan penelitian deskriptif sehingga variabel


dalam penelitian hanya menggunakan satu variabel yaitu tentang gambaran
penatalaksanaan bayi baru lahir post ektrasi vakum dengan menilai :
1. Keadaan bayi baru lahir
2. Perawatan pada bayi baru lahir
3. Prosedur penanganan bayi baru lahir
D. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Mei
2009. sedangkan tempat penelitian dilukukan di Rumah Sakit Umum Daerah
Tasikmalaya. Pemilihan tempat penelitian ini didasarkan berbagai pertimbangan
peneliti yaitu pertimbangan waktu penelitian dan biaya. Kedua untuk pengambilan
populasi dan sampel sudah mencukupi jumlah persyaratan penelitian .
E. Prosedur Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data primer dan
data sekunder dengan prosedur pengumpulan data sebagai berikut.:
1.

Data primer
Pengambilan data primer diperoleh melalui format kuesioner dan dikumpulkan
dengan cara yang diperoleh langsung dari responden dengan menggunakan
format kuesioner yang telah disediakan.

2. Data sekunder
Pengambilan data sekunder diperoleh dari laporan data catatan Rumah Sakit
mengenai data cakupan bayi lahir dengan ektraksi vakum.

F. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini berupa format kuesioner yang diberikan
kepada seluruh responden dengan total pertanyaan sebanyak 20 pertanyaan dengan
sifat pertanyaan tertutup dibuat sendiri oleh penulis yang diambil dari teori yang

ada. Jumlah pertanyaan mengenai keadaan bayi baru lahir adalah 5 pertanyaan,
mengenai prosedur penanganan BBL sebanyak 10 pertanyaan dan mengenai
perawatan BBL sebanyak 5 pertanyaan untuk setiap pertanyaan nilai 1 untuk
jawaban YA dan nilai 0 untuk jawaban TIDAK . Dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara validitas dan reliabilitas. Validitas adalah suatu indeks yang
menunjukan alat ukur itu benar benar mengukur apa yang diukur. Dan reliabilitas
adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan ( Notoatmodjo 2005: 129).
G. Pengolahan Data
Data yang telah ada diolah dan dianalisis dengan melalui tahap:
a.

Editing Data, yaitu menyeleksi data yang telah didapat dari hasil observasi
dan wawancara untuk mendapatkan data yang akurat.

b. Tabulating yaitu melakukan pegolahan data berdasarkan hasil observasi agar


dapat disusun dan ditata untuk disajikan serta dianalisis.
c.

Coding data, yaitu melakukan pengodean data agar tidak terjadi kekeliruan
dalam melakukan tabulasi data.

d. Entry Data yaitu memasukan data kedalam computer.


H. Rancangan Penyajian Data
Data dikumpulkan dan kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisa
dalam bentuk narasi.

FORMAT KUESIONER

GAMBARAN PENATALAKSANAAN BAYI BARU LAHIR POST EKTRAKSI


VAKUM DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ( RSUD) TASIK MALAYA
PERIODE APRIL MEI 2009
I. Identitas Responden
Nomor Responden

Nama responden

II. PETUNJUK PENGISIAN


Bacalah pertanyaan dengan seksama, Beri tanda check list ( ) pada kotak
yang telah disediakan disetiap pertanyaan. Jawaban yang dipilih hanya satu untuk
setiap pertanyaan.
III. PERTANYAAN

No.

Pertanyaan

I.
1.

Keadaan bayi baru lahir


Apakah anda memantau tangisan bayi segera
setelah lahir?
Apakah anda memantau pergerakan bayi, aktif atau
lemas?
Apakah anda memantau warna kulit bayi segera
setelah lahir?
Apakah anda melakukan prosedur penilaian BBL?
Apakah anda menilai pernafasan pada bayi segera
setelah lahir?
Prosedur penanganan bayi baru lahir
Apakah anda melakukan pengkajian pada setiap
bayi baru lahir ?
Apakah anda melakukan asuhan segera pada bayi
baru lahir?
Apakah anda melakukan Asuhan 1 -24 jam pada
BBL?
Apakah anda Mengeringkan tubuh bayi dengan
segera dan membungkus dengan kain ?
Apakah anda melakukan penghisapan jalan nafas
pada bayi baru lahir?

2.
3.
4.
5.
II.
1.
2.
3.
4.
5.

Jawaban
Ya
Tidak

6.
7.
8.
9.
10.
III.
1.
2.
3.
4.
5.

Apakah anda memotong dan mengikat tali pusat


pada bayi segera setelah bayi lahir?
Apakah anda Menilai APGAR SKOR pada bayi
baru lahir?
Apakah anda segera memberikan identitas pada
bayi baru lahir?
Apakah anda segera melakukan pengukuran suhu
tubuh bayi, pernafasan dan denyut nadi?
Apakah anda memandikan atau membersihkan
badan bayi kalau suhu sudah stabil atau kira kira
4 6 jam setelah melahirkan?
Perawatan pada bayi baru lahir
Apakah anda melakukan perawatan tali pusat setiap
hari pada bayi baru lahir post EV?
Apakah anda memantau setiap hari luka bekas alat
vakum pada kepala bayi?
Apakah anda melakukan rawat gabung pada ibu
dan bayi post EV ?
Apakah anda memberikan asupan nutrisi (susu
formula) pada BBL post ektraksi vakum?
Apakah anda memberikan obat antibiotika pada
Bayi post EV sesuai kebutuhan bayi?

DAFTAR PUSTAKA
Blog. 2009. Persalinan dengan Ektraksi Vakum dari
vakum.blogspot.com. Diakses tanggal 16 februari 2009

http: // www.ektraksi

Fadilah, S. 2009. Asuhan Pada Bayi Baru Lahir dari http: // www. Asuhan pada bayi
baru lahir.blog spot.com.
Johnson dan Taylor.2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Cetakan I. EGC. Jakarta
Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan dan Ilmu penyakit Kandungan untuk
Pendidikan Bidan. Kedokteran EGC. Jakarta
Mansjoer, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid Pertama. Media Aesculapius,
FKUI. Jakarta.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri fisiologi dan Obstetri Patologi jilid I. Jakarta.
EGC
Notoatmodjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta
Pohan, I. 2004. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan jilid 2 kesaint blanc Bekasi.hal
99
Rosita, A. 2007 . Diktat : Asuhan pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak. STIKes Respati
Tasikmalaya
Saifudin AB 2005. Buku Paduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta. Hal 181.
Sulistyoningsih, H. 2008. Diktat: Metodologi Penelitian. STIKes Respati Tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai