Anda di halaman 1dari 3

MALIN KUNDANG Scenario oleh: fikreatif Para pemeran 1. Lusi : Saudara Malin Kundang/ Upik 2.

. Dedi : Pak Haji 3. Fikri : Jambrong 4. Destri : Ibu Malin Kundang 5. Akin : Malin Kundang 6. Inda : istri Malin Kundang 7. Diana : pengawal Alkisah, di sebuah masjid di daerah Solo, terdapatlah seorang haji yang tinggal di masjid itu. Beliau memiliki seorang murid yang bernama, Jambrong. Masjid ters ebut memiliki sebuah laboratorium yang dapat membawa imajinasi seseorang ke masa lalu atau masa datang. Laboratorium tersebut tertutup untuk umum dan hanya dike tahui oleh Pak Haji dan muridnya saja. Dan labortorium itu disebut lorong waktu. Pak haji seringkali mengajak muridnya untuk mencari pengalaman sambil belajar d i lorong waktu. Sore itu, Pak haji berniat akan mengajak muridnya, Jambrong untuk pergi jalan-ja lan di lorong waktu. Pak haji hendak mengajak muridnya pergi ke suatu zaman untu k belajar tentang sebuah kisah. Jambrong : (ketika sedang menyapu menyapa pak Haji yang hendak lewat) Assalamu alaikum Pak Haji, sedang apa Pak Haji? Lagi mencari uang ya, selalu lihat kebawah terus..? (sambil tersenyum mengejek) Pak Haji : (dengan muka dipasang marah, lalu diam sejenak) memang sudah berapa jar di sini, Mbrong? Bisa tidak kamu menghormati orang tua ? OK kalau begitu, ke lihatannya kamu ingin jalan-jalan ya. Mbrong, mari ikut saya ke lab! Jambrong : (dengan wajah memelas dan sedikit takut) ya pak Haji (Setelah sampai di lab. Lalu pak haji mengoperasikan komputer dan menyiapkan dir i bersama Jambrong yang dari tadi masih terlihat takut.) Pak Haji : sudah siap belum? Jambrong : Siap pak Haji Setting berubah ke masa zaman Malin Kundang {dalam situasi yang lain, ternyata Pak Haji dan Jambrong telah sampai di depan r umah seorang nenek tua (ibu Malin Kundang) tepat ketika anaknya(Upik) beranjak d ari rumah untuk mencari tahu tentang keberadaan kapal yang datang} Pak Haji : Assalamu alaikum wr wb Jambrong : Assalamu alakum wr wb Ibu Malin Kundang: wa alaikum salam wr wb. Ini siapa yaa? Pak haji ya? Jambrong : nenek, kami ini dari Solo ke sini, lapar sekali kami nenek, jadi kami k makan. (jawab Jambrong sambil tersenyum) Pak Haji : oh tidak nenek kami ini ingin bersilaturrahmi saja, mungkin boleh sa ini nenek. Nama saya Hussin dan ini murid saya Jambrong, Ibu Malin Kundang : ooo .. silakan duduk . Jambrong : Nenek itu di pantai ada apa, mengapa ramai sekali apa disana sedang b rta ya Nenek? Ibu Malin Kundang : saya tidak tahu saudara, ayo kita lihat.Katanya ada seorang s audagar yang sedang merapat di pelabuhan. Mungkin saudagar itu anak saya. Jambrong : memangnya Nenek mempunyai seorang anak yang jadi saudagar ya Nenek? Ibu Malin Kundang : tidak. Cuma dahulu saya mempunyai seorang anak namanya Malin Kundang yang pergi merantau ke kota. Jambrong : Malin Kundang , Nenek? Wah pasti dia anak durhaka itu nenek? (dengan Pak Haji : heh kamu bisa diam sebentar tidak menghormati nenek ini bercerita? edikit memeperlihatkan mimik marah) silakan teruskan Nek..! Ibu Malin Kundang : Katanya ia hendak ingin menjadi seorang saudagar dan dia belu m pulang hampir 10 tahun. Di samping itu saya juga sering bermimpi kalau anak sa ya itu sudah menjadi seorang saudagar yang kaya. Mungkin siapa tahu itu anak say a? Saya sudah rindu sekali.

Pak Haji : oo begitu ya Nenek. Ayo kita lihat mungkin dia memang anakmu (kemudian mereka menjumpai saudagar yang sedang merapat dipelabuhan itu) Ibu Malin Kundang : ah anakku, kamu telah pulang anakku ? darimana saja kamu sela ma ini anakku? Ibu rindu sekali. Sekarang kamu telah menjadi saudagar yang kaya ya. Malin Kundang : saya tidak punya seorang ibu yang tua seperti kamu ini. Kamu tahu saya ini adalah seorang yang kaya yang berasal dari daerah yang jauh. Jadi, kam u jangan mengaku menjadi ibu saya ya ! Saya jijik melihat kamu Pengawal : ya pangeran ini tidak mungkin memiliki ibu seperti kamu. saya telah m geran sejak lama jadi tidak mungkin pangeran pernah hidup di sini. Ibu pangeran itu berasal dari Belanda. Bukan begitu pangeran? Malin Kundang : ya kamu benar pengawalku Istri Malin Kundang : papa, coba dilihat dulu! Siapa tahu orang itu benar-benar i bumu? Sepertinya dia benar-benar mengganggapmu anaknya. Malin Kundang : tidak istriku tidak mungkin. masa kamu lebih percaya dengan orang tua jelek itu daripada saya yang keren ini. Kamu adalah istriku. Istri Malin Kundang : lalu bagaimana dengan kalung itu? Malin Kundang : kalung itu dahulu saya beli di pasar tiku dengan pengawal. Ya kha n pengawal? Pengawal : betul tuanku. Kalung ini memang benar dibeli di pasar senen ketika tu Istri Malin Kundang : betul? Kamu tidak bohong? Pengawal : tidak putri, saya tidak bohong. Benar, saya tidak bohong. Pak Haji : heh kamu pengawal, kamu benar tidak bohong? Pengawal : tidak Pak Haji . Ibu malin kundang: tega sekali kamu melakukan ini pada ibu. Ibu telah lama menun ggu kamu dan selalu mendoakanmu supaya berhasil. Kenapa kamu membalasnya dengan ini. Pak Haji : baiklah kalo begitu. Saya ingin menengakkan keadilan. Boleh apa tida dara? Semua : boleh pak Haji. Pak Haji : baiklah kalau begitu saya ingin bertanya dengan nenek ini dahulu. A di ciri-ciri anak nenek yang nenek ketahui untuk membuktikan kalau itu anak nene k? Ibu Malin Kundang : tahi lalat. Malin Kundang memilki tahi lalat di bahu tangan k anannya berwarna merah. Pak Haji : ok. Kalau benar orang ini memiliki tahi lalat berarti ia benar-benar api kalu bukan berarti anak ini bukan anak nenek. Setuju? Semua : setuju . Pak Haji : baik. Sekarang coba buka lengan baju kamu? Malin Kundang : baik. (lalu dibuka lenngannya dan benar ternyata orang tersebut me miliki tahi lalat berwarna merah. Berarti dia benar-benar anak nenek tersebut) Pak Haji : jadi kalau begitu sudah jelas semua bahwa kamu adalah anak nenek ini Malin Kundang : tidak mungkin. Ini pasti sihir yang kalian buat, saya tidak perca ya. Yang penting dia bukan ibu saya. Ayo pengawal kita segera kembali berlayar. Saya sudah tidak betah lagi tinggal disini. Pengawal : baik tuan. Malin Kundang : ayo istriku, kita kembali ! Istri Malin Kundang : tidak. Saya tidak mau memiliki suami yang durhaka kepada ib unya, saya akan tinggal disini bersama nenek ini. Malin Kundang : apa kamu bilang? kamu akan tinggal di sini? Baiklah aku akan perg i sendiri saja. Ayo pengawal ! Pengawal : baik tuan Ibu Malin Kundang : kalau kamu tidak mau mengakui aku sebagai ibumu, saya sumpah kamu menjadi batu Malin Kundang : terserah apa katamu! Jambrong : eit, tunggu dahulu. Hai Malin Kundang, kamu jangan pergi. Kamu nanti kalau tidak percaya lihat ini! Ini buku yang mencerikan tentang kamu. Bila kam u nanti pergi, dalam perjalanan kamu akan menemui rintangan yang besar, perahumu akan dihantam oleh ombak, disambar petir dan kamu akan menjadi patung. Ini buku nya. (sambil menunjukkan buku kisah Malin Kundang)

Malin Kundang : aku tidak percaya pada buku ini. Ini pasti buku bajakan (lalu pergilah Malin Kundang bersama dengan pengawalnya. Sementara istrinya memi lih tinggal dengan ibu Malin Kundang.) istri Malin Kundang : maukah ibu menerima aku sebagai anakmu? Ibu Malin Kundang : baik. Kamu memang anak yang baik tak seperti anakku. (di laut. Malin Kundang bersama pengawalnya berlayar menuju ke suatu tempat. Dan saat itu langit mulai tertutup oleh awan hitam yang tebal, lalu diikuti dengan hujan deras dan petir serta badai yang menyambar dengan suara yang menggelegar. Seluruh isi perahu pun kalut dan bingung. Belum pernah mereka mendapat badai sed emiakian besarnya.) Pengawal : tuan, tuan bertaubat saja. Ini mungkin azab atas kedurhakaan tuan! Malin Kundang : diam kamu. ayo cepat kendalikan kapal ini. Jangan banyak bicara! Pengawal : saya takut kalau nanti saya juga ikut menjadi batu tuan. Malin Kundang : kamu jangan percaya dengan mereka! Pengawal : coba renungkan dahulu tuan. Bila tuan nanti menjadi batu, berarti tuan ak panasan. Tuan akan selamanya lapar dan tuan akan selamanya di neraka. Ayo tuan b ertaubatlah. Malin Kundang : baik tapi bagaimana caranya. Apakah ini belum terlambat? Pengawal : coba saja istighfar tuan (lalu pada keesokan harinya di Pantai banyak dijumpai kayu-kayu dan mayat-mayat yang mengapung serta banyak sekali harta karun yang berserakan dimana-mana. Dan terdapatlah sesosok manusia tetapi setengah dewa, eh maksudnya patung. Orang itu terlihat kepayahan karena tidak bisa berjalan dengan baik karena sebagian tubuh nya telah menjadi patung dan tidak bisa digerakkan. Sambil tertatih-tatih ia ber usaha berjalan menuju rumah nenek yang dihinanya kemaren. Dengan ditemani pengaw alnya ,yang ternyata masih selamat dari musibah kapal, Malin Kundang ditemani ke rumah ibunya. Ia hendak meminta maaf) Malin Kundang : assalamu alaikum wr wb Semua : wa alaikum salam wr wb Malin Kundang : ibu, saya minta maafibu. Saya salah, maafkan saya ibu. Saya mengak u saya yang salah. Maafkan saya ibu, supaya saya bebas dari sumpah ini dan selan jutnya saya akan berbakti kepada ibu. Jambrong : saya bilang juga apa? Saya sudah katakan kalau kamu nekad, kamu akan betul kan? Kalau sudah begini terus mau apa lagi? Ibu Malin Kundang : baiklah, kalau begitu ibu maafkan, dengan syarat kamu harus b erbakti kepada ibu, adik, istri dan seluruh penduduk pulau ini. Selain itu kamu harus bersedia membangun pulau ini menjadi pulau yang maju. Apa kamu bersedia? Malin Kundang : ya ibu. (seketika itu juga Malin Kundang terbebas dari kutukan ibunya kemudian ia bersuj ud dibawah ibunya, adiknya, dan istrinya seraya memohon maaf)

Anda mungkin juga menyukai