Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS KARSINOMA PAROTIS

Oleh: Riska Ratwita Wibawa NIM. 082011101028

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2013

Anatomi Kelenjar Parotis


Kelenjar parotis merupakan kelenjar liur mayor yang tersusun dari sel asinus dan duktal. Sel asinus adalah struktur yang berfungsi untuk sekresi liur yang bersifat serous. Kelenjar parotis adalah kelenjar saliva yang terbesar yang berpasangan, berjumlah dua buah.

Beratnya rata-rata 25 gram dan berbentuk ireguler, berlobus, berwarna antara hijau dan kuning (yellow wish) Kelenjar parotis terletak dibawah meatus acustikus externus didalam suatu lekukan di belakang ramus mandibulae dan di depan musculus sternoicleidomastoideus.

Produksi kelenjar saliva disalurkan melalui duktus Stensen yang keluar dari sebelah anterior kelenjar parotis yaitu sekitar 1,5 cm dibawah zigoma. Duktus ini memiliki panjang sekitar 4-6 cm lalu berjalan ke anterior menyilang musculus masseter

Perdarahan kelenjar parotis berasal dari A. carotis externa, dimana arteri ini berjalan medial dari kelenjar parotis lalu kemudian mempercabangkan A. maxilaris dan A. temporalis superior. A. temporalis superior mempercabangkan A. transveralis yang berjalan diantara zigoma dan saluran parotis, kemudian memperdarahi kelenjar parotis, saluran parotis dan otot masseter.

Persarafan kelenjar parotis oleh saraf preganglionik yang berjalan pada cabang petrosus dari N glossopharyngeus dan bersinaps pada ganglion otikus.

DEFINISI
Karsinoma parotis adalah neoplasma maligna yang berasal dari sel epithelial yang terjadi di kelenjar liur yang terbesar yaitu parotis.

EPIDEMIOLOGI
Neoplasma kelenjar liur merupakan kasus yang jarang. Angka kejadian antara 3-6% dari semua neoplasma kepala dan leher. Neoplasma benigna biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun dan lebih sering terjadi pada wanita. Neoplasma maligna diatas 60 tahun dan tersebar merata pada wanita dan pria.

ETIOLOGI
Etiologi neoplasma pada kelenjar liur ini masih belum dapat dipastikan. Dicurigai adanya keterlibatan faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor-faktor predisposisinya antara lain : terapi radiasi, terhirup debu silica ataupun nitrosamine.

GEJALA KLINIS

Identitas Pasien
IDENTITAS PENDERITA Nama Umur Jenis Kelamin Alamat Agama Status Pendidikan Pekerjaan Tgl MRS

: Tn. M : 50 tahun : Laki-Laki : Gaplek Barat RT 1 /RW 1 Panti : Islam : Menikah : SMA : Wiraswasta : 26 September 2013

ANAMNESIS KELUHAN UTAMA Benjolan di pipi sebelah kiri RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG Pasien datang dengan keluhan benjolan di pipi sebelah kiri yang disadari sejak kurang lebih 5 tahun yang lalu. Benjolan awalnya hanya bentukan seperti benjolan kecil, yang semakin lama semakin membesar. Sebelumnya pasien pernah operasi 5 tahun yang lalu dengan keluhan yang sama dan ternyata benjolan tumbuh lagi. Pasien menyangkal adanya nyeri pada benjolan tersebut, pada benjolan tidak pernah bengkak, merah atau panas. Demam (-), mual (-), muntah (-), sulit menelan (-), penurunan nafsu makan (-), buang air besar normal, buang air kecil normal.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU Pasien mengatakan pernah mengalami gejala seperti ini sebelumnya. Benjolan di pipi sebelah kiri sebesar bakso 5 tahun yang lalu. Riwayat hipertensi (-) DM (-)
RIWAYAT PENGOBATAN Pasien pernah operasi benjolan di pipi sebelah kiri 5 tahun yang lalu. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA Keluarga pasien tidak pernah mengalami gejala yang sama dengan pasien.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Lemah Kesadaran : Compos Mentis Tanda Vital : TD: 130/80 N: 86x/menit T: 36,50C RR: 20x/menit Kepala-Leher : a/i/c/d = -/-/-/Thorax Cor Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS V MCL sinistra Perkusi : redup pada ICS IV PSL dextra dan ICS MCL sinistra Auskultasi : S1 dan S2 tunggal

Pulmo Inspeksi : simetris, tidak ada ketertinggalan gerak Palpasi : fremitus raba N/N Perkusi : sonor +/+ Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/Abdomen Inspeksi : Flat Auskultasi : Bising Usus normal Perkusi : Timpani Palpasi : Soepel Ekstremitas : hangat di keempat ekstremitas tidak oedem dikeempat ekstremitas

DIAGNOSIS
Karsinoma Parotis Residif Sinistra

TERAPI
Psikoterapi
Penjelasan tentang sakit yang dialami pasien kepada keluarga agar keluarga dapat memahami dan menerima keadaan pasien Motivasi keluarga untuk memberi dukungan kepada pasien Melatih kemandirian pasien agar dapat kembali melakukan fungsinya di masyarakat dan memperhatikan pergaulan sehari-harinya Mengawasi kepatuhan minum obat secara teratur dan rutin untuk kontrol

Farmakoterapi
Risperidone: 2 x 2 mg (cukup 2x 0,5 mg) Arkine: 2 x 2 mg

PROGNOSIS
Dubia ad bonam karena: Premorbid : memiliki kepribadian terbuka baik Perjalanan penyakit : akut baik Umur permulaan sakit : usia tua jelek Riwayat pengobatan : sudah mendapat pengobatan baik Faktor keturunan : (+) jelek Faktor pencetus : diketahui baik

TERIMAKASIH....

Anda mungkin juga menyukai