Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan sekelompok manusia yang terdiri atas orang tua (ibu

dan ayah) dengan anak-anaknya (anak yang belum kawin). Keluarga sebagai lembaga pendidikan yang terdiri atas orang tua (ayah dan ibu) yang akan bertindak sebagai pendidik, dan anak-anak yang belum berkeluarga sebagai si terdidik (Salam, 2002:14). Jadi dalam kelompok ini, arus kehidupan di perkembangan anak adalah

kemudikan oleh orang tua, pertumbuhan serta tanggung jawab mereka.

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan informal yang mempengaruhi berbagai aspek perkembangan anak. Hal tersebut sesuai dengan isi Undang-

Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 menyebutkan Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Pasal 27 tentang pendidikan informal menyebutkan bahwa Kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. Keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak-anak. Keluarga dikatakan pendidik pertama karena keluarga merupakan dunia anak yang pertama, yang memberikan sumbangan fisik dan mental. Dalam

keluargalah anak mengenal dan mendapatkan pendidikan untuk pertama kalinya. Keluarga dikatakan pendidik utama karena pendidikan dari keluarga akan

menjadi dasar bagi perkembangan dan kehidupan anak dikemudian hari. Melalui 1

interaksi dalam keluarga, anak tidak hanya mengidentifikasikan dirinya dengan orang tuanya, melainkan juga mengidentifikasikan dirinya dengan kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya. Orang tua sebagai pendidik merupakan

peletak dasar kepribadian anak (Salam, 2002:14). Sehingga dapat dikatakan bentuk dan tempat pertama seorang anak mengenal dan mendapat pendidikan adalah di keluarga. Berbicara mengenai keluarga merupakan sesuatu yang kompleks, tergantung dari sisi mana kita memandang sebuah keluarga. Dilihat dari sudut pandang tempat tinggal; ada keluarga yang bertempat tinggal di desa, di kota, di kawasan elit dan lain-lainnya. Dari sudut pandang pekerjaan; ada keluarga

dengan pekerjaan orang tua sebagai buruh, petani, pegawai negeri, berdagang, pengusaha dan sebagainya. Dari sudut pandang ekonomi; ada keluarga kaya, keluarga sedang dan keluarga miskin. Kenyataan yang ada dan bermacam-

macam ini memungkinkan keanekaragaman suasana yang terjadi di dalam suatu keluarga. Berbeda-beda tingkat kesejahteraan, ketentraman maupun kesulitan yang dihadapi. Suatu keluarga pada umumnya menginginkan suasana yang penuh kebahagian dan menjadi keluarga yang harmonis. Namun, kebahagiaan, kesejahteran dan keharmonisan ataupun terjadinya suatu kemelut dalam rumah tangga tidak tergantung dari kemampuan ekonomi, jenis pekerjaan, tempat pengetahuan yang luas, kedudukan yang tinggi,

tinggal seseorang, wawasan

tetapi yang terutama adalah kebahagiaan jiwa seluruh anggota keluarga. Aspek lain yang ikut mendukung yaitu aspek pendidikan, kebudayaan, kemandirian

keluarga, dan mental spiritual serta nilai-nilai agama yang merupakan dasar untuk mencapai keluarga yang harmonis. Kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun di atas interaksi yang kondusif. Bentuk interaksi dalam keluarga meliputi interaksi antara suami dan istri, interaksi antara ayah, ibu dan anak, interaksi antara ayah dan anak, interaksi antara ibu dan anak dan interaksi antara anak dengan anak (Djamarah, 2004:49). Antar anggota keluarga saling membangun hubungan yang baik, saling mengerti dan bersedia melaksanakan kewajiban sesuai dengan tanggung jawabnya serta menghindarkan diri dari perbuatan yang tidak baik. Suasana seperti ini dapat menciptakan perasaan tenang dan nyaman untuk tinggal di rumah bagi seluruh anggota keluarga, terutama bagi anak. Dengan terciptanya keharmonisan keluarga maka dimungkinkan anak lebih bersemangat dan bergairah dalam kegiatan belajarnya, karena lingkungan keluarga merupakan salah satu faktor eksternal dalam keberhasilan proses belajar. Keluarga selain menjadi faktor eksternal dalam keberhasilan proses belajar, juga sebagai faktor pendorong atau pendukung bagi tumbuh kembangnya minat dalam diri anak. Minat adalah kecenderungan untuk merasa tertarik,

senang, dan memilih sesuatu, baik itu suatu kegiatan, benda, orang dan keadaan tertentu sehingga dengan minat tersebut seseorang terdorong untuk

mempelajarinya. Minat tidak serta merta muncul dalam diri anak, namun terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi, antara lain motivasi dan cita-cita, sikap terhadap suatu objek, keluarga, fasilitas dan teman pergaulan (Santoso dalam Wahyudi, 2002:18). Faktor pendukung minat belajar yang berbeda dari seorang

anak akan menunjukkan sikap yang berbeda dalam belajar. Apabila anak kurang berminat dalam belajar maka ia akan sulit menerima dan menguasai materi yang disampaikan dan tujuan prestasi belajar tidak tercapai secara optimal. Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan salah satu dari jenis lembaga pendidikan formal yang ada di negara kita. Sekolah Menengah Atas (SMA) mempunyai tujuan yaitu menciptakan atau menyiapkan peserta didik agar mempunyai kemampuan untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Perguruan Tinggi. Salah satu usaha yang digunakan untuk mewujudkan tujuan tersebut adalah meningkatkan prestasi belajar siswa baik yang bersifat akademik maupun non akademik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur yang utama untuk mengetahui keberhasilan belajar seseorang. Menurut Tuu (2004:75) Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Seorang yang hasil belajarnya tinggi dapat dikatakan bahwa ia telah berhasil dalam belajar bagitu pula sebaliknya. Prestasi yang dicapai oleh siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Slameto (2003:54) faktor yang mempengaruhi belajar antara lain faktor internal yang terdiri atas faktor jasmaniah, psikologis, kelelahan dan faktor eksternal yaitu faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan prosentase jam pelajaran yang lebih dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain. Ironisnya, matematika termasuk mata pelajaran yang tidak disukai. Banyak anak didik yang takut akan pelajaran matematika karena menurut

mereka matematika itu suatu pelajaran yang sulit untuk dipahami. Hal ini menjadikan siswa kurang berminat dan bersemangat dalam mempelajarinya. Prestasi siswa pun menjadi tidak tercapai secara optimal. Objek penelitian diambil siswa SMA karena usia mereka rata-rata antara 16-18 tahun. Pada usia tersebut anak digolongkan fase remaja madya. Pada masa tersebut perkembangan aspek sosial berkembang sangat pesat, begitu pula

perkembangan aspek kognitif atau intelektual yang mencapai puncaknya. Sedangkan dilihat dari kematangan emosinya remaja mulai mampu menahan diri untuk meluapkan emosinya, mulai mampu menganalisis situasi dengan kritis, dapat memberikan penilaian terhadap peristiwa atau perlakuan negatif yang

diterimanya dengan mempertimbangkan sisi benar atau tidaknya. Remaja juga mampu menunjukkan suasana hati yang lebih stabil dan mulai tenang (Hartinah, 2008:81). SMA N 5 Tegal dipilih sebagai tempat penelitian karena sebagian

besar orang tua dari siswa bekerja di luar kota yang memungkinkan sikap orang tua dalam mengasuh dan komunikasi diantara anak dengan orang tua tidak dapat berjalan dengan baik. Penerimaan anak pada keadaan keluarganya berbeda-beda satu dengan yang lainnya, begitu pula dengan keharmonisan keluarga yang terjalin di dalamnya Dari uraian di atas, maka dapat ditarik suatu pengertian bahwa untuk mencapai suatu minat dan prestasi belajar yang baik kemungkinan akan dipengaruhi oleh banyak faktor. Dalam hal ini salah satu faktor tersebut adalah keharmonisan keluarga. Untuk mengetahui apakah faktor itu benar-benar memiliki pengaruh terhadap minat dan prestasi belajar siswa, maka penulis

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang Pengaruh Persepsi Siswa pada Keharmonisan Keluarga terhadap Minat dan Prestasi Belajar Matematika (Suatu Penelitian pada Siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011).

B.

Identifikasi Masalah Prestasi belajar yang kurang optimal, bisa terlihat dari nilai yang rendah

karena siswa tidak bisa menguasai bahan pelajaran yang telah disampaikan oleh guru, sehingga siswa malas untuk belajar. Hal ini tidak dapat dibiarkan karena akan berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa, khususnya prestasi belajar mata pelajaran matematika. Oleh karena itu harus ada upaya untuk mengetahui faktorfaktor penyebabnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua kategori, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Menurut Sangalang dalam Tuu (2004:78) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar meliputi: kecerdasan, bakat, minat dan perhatian, motif, kesehatan, cara belajar, lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, sekolah, dan sarana pendukung belajar. Minat yang timbul dalam diri siswa pada mata pelajaran tertentu, juga akan berpengaruh terhadap proses belajar. Siswa yang memiliki minat tinggi pada pelajaran matematika cenderung akan memberikan perhatian lebih. Hal ini berbanding lurus dengan prestasi yang nantinya akan dicapai siswa tersebut. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya minat adalah faktor

keluarga. Sekiranya hubungan dalam keluarga dapat berjalan lancar maka akan tercipta keluarga yang harmonis. Kondisi yang baik itu cenderung memberikan stimulus dan respon yang baik dari anak sehingga minat dan prestasinya menjadi baik. Masalah yang timbul adalah tidak semua keadaan keluarga siswa di SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011 tergolong keluarga yang harmonis, minat dan prestasi yang diraih setiap siswa pun beragam. Masalah yang dapat diidentifikasikan dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat pengaruh persepsi siswa pada keharmonisan keluarga terhadap minat dan prestasi belajar matematika pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011? Apakah terdapat pengaruh minat terhadap prestasi belajar matematika pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011? Apakah terdapat pengaruh secara tidak

langsung persepsi siswa pada keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar matematika melalui minat belajar pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun

Pelajaran 2010/2011? Jika terdapat pengaruh, berapa besar pengaruh tersebut?

C.

Batasan Masalah Keharmonisan keluarga merupakan sesuatu yang kompleks. Dalam

penelitian ini penulis membatasi permasalahan keharmonisan hanya pada keharmonisan hubungan antara anak dengan orang tua yang dipandang dari persepsi anak, yang mencakup beberapa indikator yaitu sikap orang tua dalam mendidik dan komunikasi antara orang tua dengan anak.

D.

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut: 1) Berapa besar pengaruh persepsi siswa pada keharmonisan terhadap minat belajar matematika pada siswa Tahun Pelajaran 2010/2011? 2) Berapa besar pengaruh persepsi siswa pada keharmonisan keluarga keluarga

SMA Negeri 5 Tegal

terhadap prestasi belajar matematika pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011? 3) Berapa besar pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar matematika pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011? 4) Berapa besar pengaruh persepsi siswa pada keharmonisan keluarga

terhadap prestasi belajar matematika secara tidak langsung melalui minat belajar pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011?

E.

Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui besar pengaruh persepsi siswa pada keharmonisan keluarga terhadap minat belajar matematika pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011. 2) Untuk mengetahui besar pengaruh persepsi siswa pada keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar matematika pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011.

3) Untuk mengetahui besar pengaruh minat belajar terhadap prestasi belajar matematika pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011 4) Untuk mengetahui besar pengaruh persepsi siswa pada keharmonisan keluarga terhadap prestasi belajar matematika secara tidak langsung

melalui minat belajar pada siswa SMA Negeri 5 Tegal Tahun Pelajaran 2010/2011

F.

Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dan diharapkan dari hasil penelitian ini

adalah: 1. Manfaat secara teoritis Secara teoritis, manfaat yang dapat diambil : a) Bagi Peneliti, dapat memberikan pengalaman baru atas pengetahuan dan penerapan ilmu yang dimiliki. b) Bagi Pembaca, sebagai wahana tambahan referensi dan bahan kajian dalam menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang pendidikan. c) Bagi Peneliti Lain, dapat memberikan informasi dan pengetahuan serta bahan pertimbangan dan masukan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.

2. Manfaat secara praktis Secara praktis, manfaat yang dapat diambil :

10

a) Bagi Guru, dapat menambah pengetahuan dan motivasi untuk meningkatkan perhatian kepada siswa, baik dalam aspek minat maupun keadaan psikologis siswa agar prestasi belajar siswa dapat tercapai

secara optimal. b) Bagi Sekolah, menjadi bahan referensi untuk meningkatkan kualitas dan pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan siswa di SMA Negeri 5 Tegal dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

G.

Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika skripsi terdiri atas lima bab, yaitu sebagai berikut :

1.

Bagian awal Bagian ini memuat halaman judul, persetujuan, pengesahan, pernyataan, motto dan persembahan, abstrak, abstract, prakata, daftar isi, daftar tabel, serta daftar lainnya.

2.

Bagian isi Bagian ini terdiri atas beberapa bab, yaitu : Bab I : PENDAHULUAN Dalam bab ini berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

11

Bab II

: LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Dalam bab ini menjelaskan tentang keharmonisan keluarga, minat, prestasi belajar matematika, kerangka berpikir dan hipotesis.

Bab III : METODE PENELITIAN Dalam bab ini menguraikan tentang waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel, variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis instrumen dan metode analisis data. Bab IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini menguraikan hasil penelitian, deskriptif responden dan variabel penelitian, analisis faktor konfirmatori, analisis SEM, pengujian hipotesis dan keterbatasan penelitian. Bab V : PENUTUP Penutup berisi kesimpulan dan saran. 3. Bagian akhir Berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

Anda mungkin juga menyukai