Anda di halaman 1dari 22

REKAYASA LINGKUNGAN

DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI


Menganalisis pH, Solid, Chloride dan Escherichia Coli Panthogenic Strain

TEKNIK SIPIL | UNIVERSITAS JENDRAL ACHMAD YANI

2411101023 | vany teresya 2411101036 | widia andriyanto 2411101039 | hesti nila puspita sukarna 2411101047 | santy eka 2411101048 | adven beri

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat yang telah diberikan-Nya, sehingga Makalah untuk tugas Rekayasa Lingkungan ini dapat diselesaikan. Makalah dengan judul Analisis Kandungan Zat pada Air di Teknik Sipil Unjani ini ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Sipil Strata Satu di Universitas Jenderal Achmad Yani. Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Lingkungan, Ibu Dr. Ir. Ariani Budi Safarina, MT yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini. Akhir kata, penulis menyadari bahwa mungkin masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat bermanfaat bagi penulis. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Penulis,

Cimahi, 4 Oktober 2013

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ................................................................................... DAFTAR ISI ............................................................................................... BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1.2. Rumusan Masalah .......................................................................... 1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 1.5. Hipotesis......................................................................................... BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 2.1. Penggunaan Air .............................................................................. 2.2. Standar air minum Indonesia ......................................................... 2.3. Standar air minum World Health Organization ............................ BAB III DATA ........................................................................................... BAB IV ANALISIS .................................................................................... BAB V KESIMPULAN DAN SARAN......................................................

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang WHO mencatat, sebanyak 1.500 kilometer kubik lebih air limbah

diproduksi dunia. Di negara-negara berkembang, lebih dari 80 persen air limbah tidak didaur ulang akibat belum memadainya regulasi dan minimnya sumber daya (resources). Sedangkan air limbah dapat dimanfaatkan untuk sumber energi dan keperluan irigasi. Diperkirakan 884 juta orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap air bersih. Sebagian besar dari mereka hidup di Afrika. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan urbanisasi, polusi kimia dan spesies invasif adalah faktor utama berkontribusi terhadap penurunan kualitas air. Akibatnya bagi lingkungan dan bagi umat manusia cukup besar. Hampir 1,5 juta anak meninggal setiap tahun akibat air yang tercemar. Dari data yang dipublikasikan WWMC (World Water Monitoring Day) yang dikumpulkan dari para partisipan menunjukkan bahwa air tawar di seluruh dunia mengalami perubahan keasaman. Pada tahun 2011 air tawar di kawasan Australia dan Oceania yang seharusnya memiliki pH 7 malah berada di bawah 6,8 yang berarti asam, sedangkan tahun 2012 justru memiliki pH lebih dari 7,6 yang berarti basa. Padahal tahun 2009 pH-nya masih 7 (normal) dan termasuk kawasan dengan kualitas air tawar terbaik. Sedangkan di kawasan lain cenderung basa sejak beberapa tahun terakhir. Negara Indonesia salah satu Negara yang berpotensi kaya akan daerah perairannya namun tidak terkait dengan hal tersebut, Indonesia memiliki kualitas air yang kurang terjaga dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh United States Agency for International Development (USAID) dalam laporannya (2007),

menyebutkan, penelitian di berbagai kota di Indonesia menunjukkan hampir

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

100 persen sumber air minum kita tercemar oleh bakteri E Coli dan Coliform. Organisasi internasional seperti WHO, USAID, WWMC dan pemerintah Indonesia tidak hanya berdiam diri dan berpangku tangan dalam mengatasi masalah kualitas air yang semakin hari keadaan kualitasnya semakin memburuk. Telah dilakukan beberapa upaya seperti peringatan HAD (Hari Air Dunia), berbagai penyuluhan mengenai pentingnya menjaga kualitas air, dibuat peraturan perundang-undangan mengenai kualitas air dll. Dengan menyadari segala fakta-fakta yang ada maka dalam penelitian ini, peneliti mengambil judul ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan yang terpaparkan dari latar belakang, merumuskan masalah : 1. Zat apa yang terkandung atau yang telah menurunkan kualitas air sehingga air tidak layak konsumsi oleh masyarakat ? 2. Apa yang harus dilakukan dalam mengatasi masalah kualitas air? 1.3. Tujuan Penelitian Dilakukannya penelitian Analisa Kandungan Zat pada Air di Teknik Sipil UNJANI, penulis mempunyai beberapa tujuan yakni : 1. Membantu memberikan solusi dalam menanggulangi kualitas air yang buruk. 2. Membantu memberikan solusi dalam menjaga kualitas air agar tetap baik atau layak konsumsi. 3. Mengetahui zat zat yang terkandung sehingga mengakibatkan kualitas air tersebut buruk dan tidak layak konsumsi lagi. 1.4. Manfaat Penelitian Telah diketahui bahwa keadaan kualitas air yang dapat dikatakan telah tercemar oleh berbagai zat dan berbagai bakteri sehingga tidak layak penulis

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

konsumsi namun sebagian masyarakat tidak punya pilihan lain, sehingga walaupun kualitas air dikatakan buruk dan sudah tak layak konsumsi, masyarakat tetap mengkonsumsi air tersebut. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sedikit bermanfaat dalam menangani permasalahan air yang berkualitas buruk agar dapat ditanggulangi dan dapat dikonsumsi kembali oleh masyarakat. Sangatlah sedikit daerah dengan kualitas air yang memiliki kualias seratus persen bebas tercemar dari zat-zat kimia dan bebas tercemar dari bakteri-bakteri. Dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat bermanfaat dalam tetap menjaga tempat-tempat yang tidak terlalu tercemar dari zat-zat kimia atau bakteri-bakteri sehingga air yang ada dapat dikonsumi oleh masyarakat. 1.5. Hipotesis Jika sample air yang telah diuji memiliki kadar zat zat berbahaya dan bakteri bakteri yang berbahaya pula yang melebihi batas standar yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan Republic Indonesia, maka air tersebut tercemar dan tak layak konsumsi.

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.

Tinjauan Umum Air adalah senyawa penting bagi kehidupan makhluk hidup

disamping oksigen. Air juga merupakan senyawa kompleks yang mengandung mineral dan zat kimia di dalamnya. Rumus kimia dari air adalah H2O : satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat dengan kovalen pada satu atom oksigen. Air berbentuk tidak berwarna, tidak berasa serta tidak berbau pada keadaan standar, yakni pada tekanan 100 kpa ( 1 bar ) and temperatur 273, 15 k ( 0 c ). Zat kimia ini adalah satu pelarut yang mutlak, yang mempunyai kekuatan untuk melarutkan banyak zat kimia yang lain, layaknya garam-garam, gula, asam, lebih dari satu type gas serta banyak jenis molekul organik.

Gambar 2.1 struktur molekul, informasi dan sifat-sifat air (http://id.wikipedia.org/wiki/Air)

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

2.2.

Penggunaan Air Sunaryo, dkk (2005), menyatakan bahwa air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengolahan sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia. Pernyataan yang telah dikemukakan oleh Sunaryo, dkk

menyimpulkan bahwa air sangatlah penting bagi kehidupan manusia. Kualitas air sangat berkaitan dengan kesehatan masyarakat yang menkonsumsinya. Makadari itu haruslah air yang berkualitas baik atau memenuhi standar air minum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Lawrence Wilson, MD dalam artikelnya yang berjudul WATER FOR HEALTH AND LONGEVITY dan di publish-kan pada August 2013, The Center for Development. Menyatakan kaidah dalam minum air, berikut adalah kaidah kaidahnya : 1. Jenis air dan jumlah air yang diminum oleh seseorang secara teratur dan berkelanjutan sangat berpengaruh pada kesehatan dan untuk proses penyembuhan atau pengobatan dari suatu penyakit. 2. Mengkonsumsi kafein, gula (termasuk buah buahan dan jus) dan alcohol dalam jumlah banyak dan terus menerus dapat mengakibatkan keringnya tubuh seseorang karena hilangnya air dalam tubuh orang tersebut. 3. Kajian kajian yang dibahas dalam artikel WATER FOR HEALTH AND LONGEVITY didasarkan oleh pengalaman klisnis dari penulis. 4. Air bukan hanya sekedar minuman. Air adalah sejenis partikel energy yang setiap harinya dibutuhkan oleh seseorang dalam jumlah tertentu. Jika seseorang tidak

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

mendapatkannya dalam julah tertentu setiap harinya maka akan berdampak negative pada kesehatan orang tersebut. 5. Air murni dihasilkan hanya oleh alam adalah jenis whole food. Air murni yang di proses oleh alam tidak hanya dapat menghilangkan racun dalam tubuh dan menjadi sumber cadangan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh tetapi air murni ini berdampak banyak dalam kesehatan tubuh. 6. Kebanyakan orang tidak cukup mengkonsumsi air murni. Anak anak membutuhkan kurang lebih 3 liter air murni dalam setiap harinya, dan sedikit pengecualian bagi seseorang dengan berat lebih dari 100 kilogram akan membutuhkan air lebih banyak dari 3 liter setiap harinya dan melakukan olah raga yang teratur. Untuk seseorang yang melakukan kerja berat dan dalam keadaan cuaca yan buruk membutuhkan air murni lebih dari 3 liter per harinya. Mendapatkan air murni pada zaman sekarang sangatlah sulit. Air minum juga berasal dari sumber air seperti sungai, danau atau dari dalam tanah, mata air atau dalam akuifer. Air diklasifikasikan dalam minuman keras dan minuman ringan. minuman keras adalah air yang mengandung calcium atau lime dalam jumlah yang banyak sedangkan minuman ringan berisikan jumlah calcium dan mineral yang terlarut dalam air tidak terlalu banyak. Air permukaan cenderung sebagai minuman yang sangat ringan, sedangkan air dalam tanah cenderung di klasifikasikan sebagai air keras karna dipengaruhi oleh berbagai macam hal. Tipe tipe air yang popular di masyarakat : a. Tap water (air ledeng, air sanyo) b. Well water (air sumur) c. Spring water (mata air) d. Distilled water (air suling) e. Reverse osmosis water f. Carbon filtration

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

g. Dan tipe yang dihasilkan dari berbagai macam perawatan dan penyaringan

2.3.

Panduan Standar Kualitas Air Minum Standar air minum saat ini dikenal beberapa jenis standar kualitas air

minum, baik bersifat nasional maupun internasional. Berikut merupakan Standar kualitas air minum bagi negara Indonesia terdapat Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dan beberapa panduan standar Internasional. 2.3.1 Standar Kualitas Air Minum Indonesia Indonesia mempunyai standar air minum yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 492 / MENKES / IV / 2010. Berikut adalah beberapa ulasan mengenai Standar Air Minum yang telah ditetapkan oleh pemerintah Republik Indonesia. (dapat dilihat dalam Lampiran A-1)

Gambar 2.2 Standar E.coli ( Permenkes 492 )

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

Gambar 2.3 Standar kekeruhan/solid ( Permenkes 492 )

Gambar 2.4 Standar pH dan Khlorida ( Permenkes 492 )

2.3.2

Standar Kualitas Air Minum WHO WHO atau World Health Organization mengeluarkan

peraturan mengenai acuan untuk kualitas air minum yang tertulis dalam buku yang berjudul Guidelines for Drinking-water Quality edisi ke empat. (dapat dilihat dalam Lampiran A-2) Berikut adalah beberapa ulasan mengenai isi dari buku Guidelines for Drinkingwater Quality.

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

10

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

11

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

Gambar 2.5 Standar E.Coli (Guidelines for Drinking-water Quality, WHO )

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

12

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

13

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

Gambar 2.6 Standar kekeruhan/solid (Guidelines for Drinking-water Quality, WHO )

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

14

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

Gambar 2.7 Standar pH (Guidelines for Drinking-water Quality, WHO )

Gambar 2.8 Standar Chloride (Guidelines for Drinking-water Quality, WHO )

2.3.3

Standar Kualitas Air Minum EPA Tidak hanya Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan

World Health Organization (WHO) yang mepunyai standar kualitas air minum. United State (AS) atau negeri Paman Sam ini juga

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

15

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

mempunyai organisasi yang membuat peraturan mengenai standar air minum untuk negaranya. Organisasi yang membuat standar tersebut adalah U.S. Environmental Protection Agency (disingkat EPA atau USEPA) atau Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat. Standar air minum di susun dalam Hand Book yang berjudul Water Quality Standards Handbook. Berikut adalah beberapa pembahasan mengenai Water Quality Standards Handbook.

* document C, dapat dilihat dalam lampiran dapat dilihat dalam Lampiran A-3

Gambar 2.5 Standar pH dan Solid (U.S. Environmental Protection Agency, Water Quality Standards Handbook )

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

16

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

**
* document C, dapat dilihat dalam lampiran dapat dilihat dalam Lampiran A-4

Gambar 2.6 Standar E.Coli (U.S. Environmental Protection Agency, Water Quality Standards Handbook )

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

17

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

Gambar 2.7 Standar Chloride (U.S. Environmental Protection Agency, Water Quality Standards Handbook )

2.4.

Pencemaran Air Pencemaran adalah perubahan sifat fisika, kimia dan biologi yang

tidak dikehendaki ada udara, tanah dan air. Perubahan tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia atau organisme lainya, proses-proses industri, tempat tinggal dan peninggalan-peninggalan, atau dapat merusak sumber bahan mentah. Pencemaran terjadi apabila terdapat gangguan dalam daur materi yaitu apabila laju produksi suatu zat melebihi laju pembuangan atau penggunaan zat tersebut.

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

18

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

2.4.1

Pencemaran Fisika Kekeruhan atau Solid adalah pencemaran air minum yang termasuk pencemaran fisik dan tidak langsung berhubungan dengan kesehatan manusia

2.4.2

Pencemaran Kimia Chloride atau Chlorida dan pH adalah salah satu zat kimia yang mencemari air minum, Chloride ini termasuk dalam parameter kimiawi yang tidak langsung berhubungan dengan kesehatan manusia, seperti halnya kekeruhan

2.4.3

Pencemaran Biologi Escherichia Coli Panthogenic Strain atau sering disingkat dengan nama E.Coli merupakan bakteria yang mencemari air minum, E.Coli ini termasuk dalam parameter mikrobiologi yang langsung berhubungan dengan kesehatan manusia.

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

19

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

BAB III DATA

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

20

ANALISIS KANDUNGAN ZAT PADA AIR DI TEKNIK SIPIL UNJANI

BAB IV ANALISIS
Analisis dilakukan dengan membandingkan hasil dari beberapa sample air dari tempat yang berbeda. Sample air yang pertama berasal dari sumur yang berlokasi di padalarang, sample yang kedua didapat dari lokasi pegunungan dan sample air yang ketiga berasal dari kran air minum Institut Teknologi Bandung. Parameter yang dianalisis ialah parameter mikrobilogi yaitu Escherichia Coli Panthogenic Strain, parameter kimiawi yaitu Chloride dan pH dan parameter fisik yaitu kekeruhan atau solid. Dari berbagai sample air yang berbeda akan di analisis dan di bandingkan dengan standar air Indonesia yakni yang di tetapkan oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Nomor 492 / MENKES / IV / 2010, World Health Organization (WHO) dalam Guidelines for Drinking-water Quality dan U.S.

Environmental Protection Agency (EPA) dalam Water Quality Standards Handbook.

Sample ke1 Air sumur E.Coli Chloride pH Solid 2 Air pegunungan 3 Air ITB

Standar Air Minum Permenkes 492 0 250 mg/l 6.5-8.5 5 NTU 250 mg/l 6.5-8.5 3 NTU WHO EPA 0 230 mg/l

REKAYASA LINGKUNGAN | DR. ARIANI BUDI SAFARINA, IR., MT.

21

Anda mungkin juga menyukai