Anda di halaman 1dari 0

13

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Teori Terkait
1. Konsep Karakteristik
a. Pengertian
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri
khusus atau mempunyai sifat khas sesuai dengan perwatakan tertentu.
Karakteristik adalah ciri khas seseorang dalam meyakini, bertindak
ataupun merasakan. Berbagai teori pemikiran dari karakteristik tumbuh
untuk menjelaskan berbagai kunci karakteristik manusia (Boeree, 2008,
426).
Karakteristik adalah ciri-ciri dari individu yang terdiri dari demografi
seperti jenis kelamin, umur serta status sosial seperti, tengkat pendidikan,
pekerjaan, ras, status ekonomi dan sebagainya. (Widianingrum, 1999).
Menurut Efendi, demografi berkaitan dengan struktur penduduk, umur,
jenis kelamin dan status ekonomi sedangkan data cultural mengangkat
tingkat pendidikan, pekerjaan, agama, adat istiadat, penghasilan dan
sebagainya.
Carl Jung adalah pemikir paling awal memperkenalkan suatu teori
karakteristik, dimana sebuah bawaan seseorang yang menentukan berbagai
karakteristik yang disebut temperamen. Hans Eysenck adalah ahli psikolog
pertama yang memberikan karakteristik sebagai sesuatu yang lebih
14
matematis. Ia membuat suatu perhitungan analisa faktor untuk menemukan
faktor apa dalam karakteristik yang sangat berpengaruh, analisis ini
disebut EPQ (Eysenck Personality Questionnaire).
b. Faktor-faktor dalam karakteristik
Akhirnya diberikanlah suatu pendapat baru mengenai adanya teori
faktor lima dalam karakteristik manusia (Boeree, 2008, 429), yaitu:
1) Karakteristik pertama adalah Introversi dan ekstraversi. Pengertian
yang sama dengan pendapat yang dikemukakan oleh Carl Jung dan
Hans Eysenck.
2) Karakteristik kedua adalah Stabilitas emosional. Seperti yang
dikemukakan oleh Hans Eysenck, nilai yang tinggi adalah orang
yang memiliki kestabilan emosi yang baik.
3) Karakteristik ketiga adalah mudah setuju. Nilai yang tinggi adalah
individu yang cenderung untuk bersahabat dan baik hati.
4) Karakteristik keempat adalah memiliki nurani. Nilai yang tinggi
adalah individu yang tertib selalu menyelesaikan pekerjaan serta
peduli terhadap segala hal.
5) Karakteristik kelima adalah keterbukaan akan pengalaman dan
budaya. Nilai yang tinggi adalah individu yang dapat memiliki
keterbukaan dalam menikmati hasil budaya, musik, kesenian serta
pendapat orang lain.
15
c. Pengertian Karakteristik Masyarakat
Masyarakat merupakan salah satu satuan sosial sistem sosial, atau
kesatuan hidup manusia. Istilah inggrisnya adalah society , sedangkan
masyarakat itu sendiri berasal dari bahasa Arab Syakara yang berarti ikut
serta atau partisipasi, kata Arab masyarakat berarti saling bergaul yang
istilah ilmiahnya berinteraksi.
Menurut (Selo Sumarjan, 1974) masyarakat adalah orang-orang yang
hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan . Sedangkan menurut
(Koentjaraningrat, 1994) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang
berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat
kontinyu dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
Menurut (Ralph Linton, 1968) masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama dan
mampu membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan mereka
menganggap sebagai satu kesatuan sosial. Ada beberapa komponen
masyarakat diantaranya :
1) Populasi dengan aspek-aspek genetik dan demografik
2) Kebudayaan sebagai produk dari aktivitas cipta rasa, karsa dan karya
manusia. Isi kebudayaan meliputi beberapa sistem nilai, yaitu sistem
peralatan (teknologi), ekonomi, organisasi, ilmu pengetahuan, kesenian,
dan kepercayaan sistem bahasa.
16
Terdapat unsur-unsur yang ada dalam suatu masyarakat yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Harus ada perkumpulan manusia dan harus banyak
2) Telah bertempat tinggal dalam waktu lama disuatu daerah tertentu,
3) Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur masyarakat
untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
d. Ciri-ciri yang dimiliki oleh masyarakat
1) Interaksi diantara sesama anggota masyarakat.
2) Menempati wilayah dengan batasan-batasan tertentu.
3) Saling tergantung satu dengan yang lainnya.
4) Memiliki adat istiadat tertentu / kebudayaan.
5) Memiliki identitas.
2. Konsep Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Istilah motivasi (motivation) berasal dari perkataan bahasa latin, yakni
movere yang berarti menggerakkan (to move) (Winardi,2002). Motivasi
adalah aspek yang mempengaruhi tingkah laku yang mengarah pada suatu
tujuan disamping itu terlihat pula adanya hal yang mendorong seseorang
untuk betingkah laku mencapai keseimbangan dan dorongan ini timbul
karena adanya kebutuhan. Motivasi adalah suatu konsep yang kita
gunakan ketika kita muncul keinginan (initiate) dan menggerakkan atau
17
merubah perilaku. Semakin tinggi motivasi semakin tinggi intensitas
perilaku. Motivasi tumbuh dari adanya suatu sumber yang telah ada dalam
diri manusia berupa energi, namun energy itu harus dibangkitkan dan
diarahkan pada sasaran yang ingin dituju. (Asnawi, 2002). Motivasi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor ekstrinsik adalah sesuatu yang datang dari luar individu
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sedangkan faktor
intrinsik adalah sesuatu yang datang langsung dari dalam diri individu
sesuai dengan tingkat individu tersebut untuk mencapai suatu keinginan
sehingga menimbulkan suatu tingkah laku. Faktor intrinsik terdiri atas
umur, pengetahuan, dan pendidikan, sedangkan faktor ekstrinsik meliputi
lingkungan, fasilitas ekonomi, kesehatan. (Marquis, 2000). Meskipun para
ahli mendefinisikan dengan cara dan gaya yang berbeda namun esensinya
menuju kepada maksud yang sama, ialah motivasi merupakan suatu
kekuatan (power) atau tenaga (forces) atau daya (energy) atau suatu
keadaan yang kompleks (a complex state) dan kesiapsediaan (preparatory
set) dalam diri individu (organisme) untuk bergerak (to
move,motion,motive) kearah tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak
disadari (Makmun,1996).
18
b. Jenis - jenis Motivasi
Banyak teori tentang motivasi dan penemuan reset yang mencoba
menjelaskan hubungan antara perilaku dan hasilnya. Teori motivasi dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
1) Teori kepuasan (Content Theories), memusatkan perhatian pada
faktor-faktor dalam diri orang yang menggerakkan, mengarahkan,
mendukung dan menghentikan perilaku. Mereka mencoba untuk
menentukan kebutuhan khusus yang memotivasi orang.
2) Teori proses, teori ini menguraikan dan menganalisis bagaimana
perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung dan dihentikan. Kedua
kategori ini mempunyai arti penting bagi yang pekerjaannya
berhubungan dengan proses motivasi (Gibbons, 1999).
Secara umum, teori-teori tentang motivasi dapat dikelompokkan
berdasarkan sudut pandangnya, yaitu behavioral, cognitive,
psychoanalytic, humanistic, social learning, dan social cognition.
1) Teori-Teori Behavioral
Robert M. Yerkes dan J.D. Dodson, pada tahun 1908 menyampaikan
Optimal Arousal Theory atau teori tentang tingkat motivasi optimal, yang
menggambarkan hubungan empiris antara rangsangan (arousal) dan
kinerja (performance). Teori ini menyatakan bahwa kinerja meningkat
sesuai dengan rangsangan tetapi hanya sampai pada titik tertentu; ketika
tingkat rangsangan menjadi terlalu tinggi, kinerja justru menurun,
19
sehingga disimpulkan terdapat rangsangan optimal untuk suatu aktivitas
tertentu (Yerkes & Dodson, 1908).
2) Teori-Teori Cognitive
Pada tahun 1957 Leon Festinger mengajukan Cognitive Dissonance
Theory yang menyatakan jika terdapat ketidakcocokan antara dua
keyakinan, dua tindakan, atau antara keyakinan dan tindakan, maka kita
akan bereaksi untuk menyelesaikan konflik dan ketidakcocokan ini.
Implikasi dari hal ini adalah bahwa jika kita dapat menciptakan
ketidakcocokan dalam jumlah tertentu, ini akan menyebabkan seseorang
mengubah perilakunya, yang kemudian mengubah pola pikirnya, dan
selanjutnya mengubah lebih jauh perilakunya (Huitt, 2001).
Teori kedua yang termasuk dalam teori-teori cognitive adalah
Atribution Theory yang dikemukakan oleh Fritz Heider (1958), Harold
Kelley (1967, 1971), dan Bernard Weiner (1985, 1986). Teori ini
menyatakan bahwa setiap individu mencoba menjelaskan kesuksesan atau
kegagalan diri sendiri atau orang lain dengan cara menawarkan attribut-
atribut tertentu.
3) Teori-Teori Psychoanalytic
Salah satu teori yang sangat terkenal dalam kelompok teori ini adalah
Psychoanalytic Theory (Psychosexual Theory) yang dikemukakan oleh
Freud (1856 - 1939) yang menyatakan bahwa semua tindakan atau
perilaku merupakan hasil dari naluri (instinct) biologis internal yang terdiri
dari dua kategori, yaitu hidup (sexual) dan mati (aggression). Erik Erikson
20
yang merupakan murid Freud yang menentang pendapat Freud,
menyatakan dalam Theory of Socioemotional Development (Psychosocial
Theory) bahwa yang paling mendorong perilaku manusia dan
pengembangan pribadi adalah interaksi sosial (Huitt, 1997).
4) Teori-Teori Humanistic
Teori yang sangat berpengaruh dalam teori humanistic ini adalah
Theory of Human Motivation yang dikembangkan oleh Abraham Maslow
(1954). Maslow mengemukakan gagasan hirarki kebutuhan manusia, yang
terbagi menjadi dua kelompok, yaitu deficiency needs dan growth needs.
Deficiency needs meliputi (dari urutan paling bawah) kebutuhan fisiologis,
kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki, dan
kebutuhan akan penghargaan. Dalam deficiency needs ini, kebutuhan yang
lebih bawah harus dipenuhi lebih dulu sebelum ke kebutuhan di level
berikutnya. Growth needs meliputi kebutuhan kognitif, kebutuhan estetik,
kebutuhan aktualisasi diri, dan kebutuhan self-transcendence.
5) Teori Maslow
Mendorong penelitian-penelitian lebih lanjut yang mencoba
mengembangkan sebuah teori tentang motivasi yang memasukkan semua
faktor yang mempengaruhi motivasi ke dalam satu model (Grand Theory
of Motivation), misalnya seperti yang diusulkan oleh Leonard, Beauvais,
dan Scholl (1995). Menurut model ini, terdapat 5 faktor yang merupakan
sumber motivasi, yaitu:
21
a) Instrumental motivation (reward dan punishment).
b) Intrinsic Process Motivation (kegembiraan, senang, kenikmatan)
c) Goal Internalization (nilai-nilai tujuan)
d) Internal Self-Concept yang didasarkan pada motivasi, dan
e) External Self-Concept yang didasarkan pada motivasi (Leonard,
et.al, 1995).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi sebagai upaya untuk menimbulkan rangsangan, dorongan
ataupun pembangkit tenaga pada seseoarang untuk berbuat sesuatu, dan
memenuhi kebutuhannya berdasarkan teori Abraham H. Maslaw teori
motivasi yang dikaitkan dengan kebutuhan manusia mempunyai lima
tingkat atau hirarki kebutuhan yaitu :
a). Kebutuhan fisiologi, seperti sandang, pangan, papan, perlindungan
fisik dan seksual, kebutuhan ini merupakan kebutuhan tingkat
terendah atau kebutuhan paling mendasar.
b). Kebutuhan rasa aman, yaitu kebutuhan akan perlindungan dari
ancaman pertantangan dan lingkungan hidup.
c). Kebutuhan untuk memiliki yaitu kebutuhan untuk diterima oleh
keluarga, dan kebutuhan untuk mencintai dan dicintai.
d). Kebutuhan akan harga diri yaitu kebutuhan akan dihormati dan
dihargai oleh orang lain.
e). Kebutuhan aktualisasi diri yaitu kebutuhan untuk menggunakan
kemampuan, skill dan potensi dengan mengemukakan ide-ide,
22
memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu. Terkait dengan
pengobatan tradisional orang yang berobat ke pengobatan tradisional
dapat memberikan penilaian dan kritik terhadap pengobatan alternatif
yang sudah mereka pilih.
6) Teori-Teori Social Learning
Social Learning Theory (1954) yang diajukan oleh Julian Rotter
menaruh perhatian pada apa yang dipilih seseorang ketika dihadapkan
pada sejumlah alternatif bagaimana akan bertindak. Untuk menjelaskan
pilihan, atau arah tindakan, Rotter mencoba menggabungkan dua
pendekatan utama dalam psikologi, yaitu pendekatan stimulus-response
atau reinforcement dan pendekatan cognitive atau field. Menurut Rotter,
motivasi merupakan fungsi dari expectation dan nilai reinforcement. Nilai
reinforcement merujuk pada tingkat preferensi terhadap reinforcement
tertentu (Berliner & Calfee, 1996). Terkait dengan pengobatan tradisional
orang termotivasi untuk melakukan pengobatan tradisional dikarenakan
pendapat masyarakat luas.
7) Teori Social Cognition
Tokoh dari Social Cognition Theory adalah Albert Bandura. Melalui
berbagai eksperimen Bandura dapat menunjukkan bahwa penerapan
konsekuensi tidak diperlukan agar pembelajaran terjadi. Pembelajaran
dapat terjadi melalui proses sederhana dengan mengamati aktivitas orang
lain. Bandura menyimpulkan penemuannya dalam pola 4 langkah yang
23
mengkombinasikan pandangan kognitif dan pandangan belajar operan,
yaitu
a) Attention, memperhatikan dari lingkungan,
b) Retention, mengingat apa yang pernah dilihat atau diperoleh,
c) Reproduction, melakukan sesuatu dengan cara meniru dari apa yang
dilihat,
d) Motivation, lingkungan memberikan konsekuensi yang mengubah
kemungkinan perilaku yang akan muncul lagi (reinforcement and
punishment) (Susan B. Bastable, 2002). Terkait dengan pengobatan
tradisional biasanya pengobatan dilakukan secara turun-temurun,
dengan memperhatikan yang dilakukan oleh orang tua maupun
leluhurnya.
c. Faktor faktor yang mempengaruhi Motivasi
1). Faktor intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang
misalnya suatu perasaan keberhasilan dalam hal melaksanakan tugas
tertentu, yang sngat menarik dan menantang merupakan bagian
integral dari tugas yang dihadapi, dan ditentukan oleh individu yang
melaksanakan tugas tersebut. Terkait dengan pengobatan tradisional
orang termotivasi untuk melakukan pengobatan tradisional karena
sudah terlalu lama menderita sakit, ingin cepat sembuh, ingin bebas
dari penderitaan sehingga mencari berbagai pengobatan alternatif
untuk mempercepat penyembuhan.
24
2). Faktor ekstrisik adalah motivasi yang berasal dari luar diri seseorang
(misalnya upah, atau gaji, promosi-promosi, pujian-pujian dan
sebagainya) tidak tergantung pada tugas yang dilaksanakan dan
mereka dikendalikan oleh pihak lain. Kedua faktor tersebut, baik
faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik muncul karena adanya
suatu rangsangan.(winardi, 2002).
Kita ketahui bahwa setiap pekerjaan dalam bidang apapun selain
membutuhkan kemampuan atau kecakapan pribadi, juga membutuhkan
motivasi yang cukup pada diri seseorang, sehingga pekerjaan yang
dilakukan dapat berhasil dengan sebaik-baiknya. Tanpa motivasi, orang
tidak akan dapat melakukan sesuatu. Bahkan ada sementara pendapat yang
mengatakan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik oleh orang
yang mempunyai motivasi yang tinggi dengan kecakapan yang sedang-
sedang saja, sedangkan orang yang mempunyai kecakapan tinggi tanpa
diimbangi dengan motivasi yang tinggi tidak akan dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya. (Elia Erna Nurdiani, 2002). Terkait
dengan pengobatan tradisional orang yang menderita penyakit tertentu
termotivasi dengan faktor ekstrinsik seperti iklan di media massa dan
pendapat masyarakat.
25
3. Konsep Pengobatan Alternatif
a. Definisi Pengobatan Alternatif
Secara sederhana pengobatan alternatif dapat dikatakan sebagai
pengobatan cara lain, yaitu pengobatan yang dilakukan diluar cara medis
atau ilmu kedokteran. Menurut pendapat Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) ada beraneka macam jenis pengobatan alternatif yang bisa
dibedakan lewat hal cara-caranya. Perbedaan ini dijelaskan sebagai terapi
yang berdasarkan cara-cara seperti terapi spiritual yang terkait hal gaib
atau terapi dengan tusukan jarum. Jenis terapi yang kedua berdasarkan
obat-obatan seperti jamu dan pengobatan herbal (Timmermans, 2001).
Pembagian ini sering dikenal sebagai jenis pengobatan yang berdasarkan
mantra-mantra dan jenis pengobatan lain yang berdasarkan alat-alat.
Pembagian ini juga digaris bawahi salah satu responden dukun. Dia
membedakan pengobatan yang cara dan pendidikannya bisa ditulis
seperti pengobatan Cina dengan pengobatan yang cara dan pendidikannya
tidak bisa ditulis, seperti terapi spiritual (Hozmanto, pc, 2004).
Di Indonesia sendiri istilah pengobatan alternatif sering ditukar dengan
istilah pengobatan tradisional. Pengertian dari pengobatan tradisional
sendiri adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara, obat, dan
pengobatannya yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun
temurun dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (gelenik)
26
atau campuran dari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan
untuk pengobatan berdasarkan pengalaman.
Pengobatan tradisional (batra) adalah seseorang yang diakui dan
dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai orang yang mampu melakukan
pengobatan secara tradisional. Tetapi pengobatan ilmiah modern memiliki
banyak kekuatan, termasuk lebih dipilih karena didasari bukti. (Fishman,
2000) mengemukakan bahwa kelemahan utama pengobatan ilmiah adalah
kurangnya penghargaan terhadap keragaman budaya dalam menentukan
keampuhan layanan kesehatan (hlm.31). Tim interdisipliner yang terdiri
atas peneliti dari Kanada dan Thailan yang meneliti etika perawatan
kesehatan lintas budaya melaporkan bahwa biomedis barat juga sebuah
budaya, tidak ada yang salah dengan budaya biomedis ini dan biomedis
itu sendiri, selama tidak menganggap dirinya sebagai Tuhan-melihat
dirinya sebagai satu-satunya perwujudan kebenaran yang mutlak(ilmu
pengobatan modern) sehingga semua budaya harus tunduk padanya tanpa
terkecuali (Coward & Ratanakul, 2007)
Ada beberapa tanaman yang dijadikan obat-obatan herbal dalam
pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional, seperti :
1) Mahkota Dewa
2) Mengkudu
3) Kunir Putih
4) Temulawak
5) Kencur
27
6) Sambiloto
7) Jinten Hitam
8) Kumis Kucing
9) Jahe
10) Gingseng
Dalam hal ini tidak ada pendidikan formal untuk kebanyakan
pengobatan alternatif, khusunya pengobatan yang pakai cara-cara. Ini
tergantung pada faktor keahlian dan apakah pengobatan ini bisa ditulis
atau tidaknya. Pada umumnya pengobatan yang bersifat obat-obat Cina
seperti jamu dan pengobatan herbal, bisa ditulis. Malahan pelajaran atau
pendidikan pengobatan yang terkait hal ghaib hanya bisa berlatih orang
yang mempunyai keahlian khusus untuk menjadi dukun. Keahlian ini tidak
terdapat melalui pendidikan formal tetapi lewat keturunun saja atau bakat
dari Tuhan (Timmermans, 2001). Karena itu bukan setiap orang bisa
memilih berlatih pengobatan alternatif yang terkait hal ghaib. Memang,
ada kecenderungan mencelakakan orang lain bila diggunakan oleh
seseoang yang tak bertanggung jawab (Posmo untitled, 2004).
Di Jawa, seorang yang ahli pengobatan alternatif biasanya dinamakan
dukun (Bakker, 1993:41). Peran dukun bermacam-macam dan tidak
hanya khusus pengobatan. Kekuatan-kekuatan dimiliki dukun bisa dipakai
untuk tujuan-tujuan seperti santet, meramalkan dan mempercantikan
(Harvey, 2003:9).
28
b. Jenis-Jenis Pengobatan Alternatif
1) Aromaterapi
Orang Mesir kuno menggunaakan aroma terapi sebagai untuk
meredakan nyeri, dan pada abad ke-19, daun rosemary dibakar
dirumah sakit untuk pengasapan. Sekarang ahli aromaterapi
menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil kesehatan
yang positif termasuk perbaikan alam persaan, edema, jerawat,
alergi, memar dan stress.
2) Terapi Pikiran Tubuh
Pada terapi pikiran tubuh, individu berfokus pada penyejajaran atau
penciptaan keseimbangan proses mental guna menimbulkan
penyembuhan. Advokat terapi ini perlu menghindari
mempromosikan gagasan fikiran menyembuhkan melalui kendali
kesadaran. Pokus terapi pikiran tubuh adalah menciptakan
keseimbangan pikiran, emosi, atau pernafasan tersebut. Karena
individu adalah satu kesatuan yang utuh hal ini dapat membantu
memulihkan kedamaian dan keseimbangan.
3) Terapi Sentuhan
Penyembuhan terapi melalui sentuhan berasal dari peradaban awal.
Salah satu dokumen tertulis yang paling awal mengenai topik ini
berasal dari Asia 5.000 tahun yang lalu. Hippocrates menulis tentang
pengaruh pijat terapi dan manipulasi saat peradaban Yunani sedang
dalam masa jayanya. Meskipun sebagian besar budaya telah
29
mengembangkan beberapa tipe terapi sentuhan, sikap terhadap
sentuhan sangat bervariasi antara budaya. Sentuhan dapat
menstimulasi produksi kimiawi yang meningkatkan penyembuhan
oleh sistem imun atau limbik.
4) Terapi Transpersonal
Terapi transpersonal adalah terapi yang menimbulkan penyembuhan
antara individu.
a) Sentuhan Terapeutik Non kontak
Sentuhan terapueutik non kontak adalah proses ketika praktisi
percaya mereka dapat mengirimkan energi ke seseorang yang sakit
atau cedera, guna menimbulkan proses penyembuhan. Energi ini
dihasilkan dari sentuhan, tetapi tidak sama dengan menempelkan
tanganyang dikaitkan dengan pilosofi agama.
Dasar sentuhan terapeutik adalah konsep bahwa manusia
merupakan medan energi, yang dikenal sebagai medan manusia,
dan bahwa energi tersebut dapat disalurkan dengan sengaja dari
satu orang ke orang lain.
b) Doa perantara
Doa perantara adalah doa yang ditujukan untuk kepentingan
orang lain. Orang yang berdoa disebut sebagai perantara. Penelitian
menunjukkan bukti yang tidak meyakinkan mengenai dampak doa
perantara terhadap kesejahteraan orang lain. Dalam tinjauan
terhadap 59 uji kontrol acak yang meneliti keampuhan terapi
30
alternatif, dua studi utama yang dilakukan seksama menunjukkan
manfaat signifikan doa perantara pada pasien penderita jatung
(Abbot, 2000). Namun studi berskala besar lalin pada 799 pasien
jantung tidak menunjukkan adanya efek positif (Aviles et al, 2001).
Jelasnya, perlu lebih banyak dilakukan penelitian, meskipun
intervensi, seperti berdoa yang tidak memiliki efek merugikan
sebaiknya tidak disembunyikan sehingga menghalangi temuan
tersebut.
c) Terapi Pengobatan Alternatif
Minat terhadap Compeimentary and Alternatife Medicine
(CAM) semakin meningkat, karena masyarakat menuntut lebih
banyak pilihan dan lebih bertanggung jawab terhadap kesehatan
diri mereka sendiri. Banyak orang memilih CAM sebagai terapi
pertama mereka untuk masalah, seperti nyeri punggung; sedangkan
yang lain memilih CAM saat kebutuhan perawatan kesehatan
mereka belum terpenuhi melalui pengobatan tradisional. Beberapa
dokter memberikan terapi CAM sebagai bagian dari praktik
mereka, tetapi pasien sebaiknya menyadari bahwa dokter yang
menyertakan CAM dalam praktik mereka tidak sepenuhnya
berkualifikasi untuk melakukannya.
1) Akupuntur Dan Pengobatan Oriental
Pengobatan Cina tradisional (traditional chinese medicine,
TCM) telah berkembang selama ribuan tahun dan mempunyai
31
sejarah yang panjang diseluruh Asia. TCM berdasar pada sistem
canggih yang memadukan teori kedokterand dan filosofis serta
riwayat pengalaman dan tradisi yang didokumentasikan secara
empiris.teori dan praktik TCM telah berkembang secara berbeda
disepanjang Asia dan Eropa, tetapi hal ini konsisten dengan dasar
fikiran dan filosofis yang melandasi bahwa kesehatan dan
lingkungan saling terkait.
Pengobatan Cina tradisional didasarkan pada premi bahwa
energi vital tubuh atau qi (dibaca chee) mengalir melalui alur atau
meridian dan dapat diakses dan dimanipulasi melalui titik
anatomis tertentu disepanjang permukaan tubuh. Penyakit
digambarkan sebagai ketidakseimbangan atau gangguan pada
aliran qi. Fokus terapi akupuntur adalah memulihkan
keseimbangan dan membebaskan aliran qi dalam upaya
membantu tubuh menyembuhkan diri. Hal ini dapat dilakukan
dengan menusukkan jarum halus dan steril ke dalam titik tertentu
disepanjang meridian, diberbagai area tubuh. Ketika jarum
ditusukkan, jarum dapat dipanaskan distimulasi dengan aliran
listrik ringan, atau dimanipulasi secara manual. Kadang kala
herbal moxa dibakar diatas listrik akupuntur tertentu untuk
memfasilitasi aliran qi. Akupuntur diperkenalkan di Amerika
Serikat pada tahun 1970-an setelah kunjungan persiden Nixon
yang bersejarah dan sangat menarik perhatian berkunjung ke
32
Cina. Penelitian menunjukkan bahwa akupuntur efektif dalam
meredakan nyeri pascaoperatif dan mual akibat kehamilan dan
kemoterapi (Acupunture, 1997).
2) Kiropraktik
Kiropraktik berasal dari bahasa Yunani yang berarti
dilakukan dengan tangan mencangkup penyesuaian tulang
belakang dan sendi (Cassileth,1998) dan berlandaskan pada
asumsi bahwa mempertahankan kesejajaran tulang belakang dan
sendi memfasilitasi aliran energi diseluruh tubuh. Ahli kiropraktik
memerhatikan pemeliharaan sistem pengaturan mandiri tubuh dan
berfokus membantu tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri.
3) Pengobatan Herbal
Herbal telah digunakan sejak zaman purbakala untuk
mencegah dan mengobati penyakit. Herbal adalah tanaman yang
dinilai bermanfaat karena sifat obat, rasa, dan aromanya. Namun
tidak semua herba, meskipun alami aman untuk dicerna, sebagian
herba dikonsumsi tanpa reaksi yang merugikan saat diminum
dalam jumlah kecil.
Pengobatan herbal adalah segala jenis tumbuhan dan seluruh
bagian-bagiannya yang mengandung satu atau lebih bahan aktif
yang dapat dipakai sebagai obat. Misalnya mengkudu hutan
(Morinda citrifolia) yang mengandung Morindin, bahan aktif anti
kanker, Pegagan (centela Asiatica) yang mengandung
33
Asiaticoside yang berguna untuk masalah kulit dan meningkatkan
IQ (Redaksi Ova Publisher, 2010, 7).
Pengobatan herbal adalah penggunaan seluruh atau beberapa
bagian tanaman untuk mengobati berbagai macam penyakit dan
mempertahankan kesehatan. Penggunaan tanaman sebagai obat
sudah dikenal sejak ribuan tahun lalu. Walaupun sering
dikategorikan sebagai pelengkap atau alternatif di negara barat,
obat herbal tetap obat yang paling banyak digunakan diseluruh
dunia (Rianti Amelia, 2010, 12).
Herbal dapat dijual ke pabrik berupa tanaman utuh, bagian
tanaman, potongan, atau serbuk. Satu-satunya cara pasti untuk
benar-benar mengetahui kemurnian dan konsentrasi produk
tertentu adalah melakukan prosedur asai. Namun pabrik pembuat
herbal tidak memiliki banyak dana untuk melakukan asai yang
kemungkinan mahal karena tidak ada tekanan dari pemerintah
untuk kendali mutu.
Gaya hidup sehat adalah promotor utama kesehatan yang baik,
dan pengobatan konvensional dapat menjadi terapi yang baik
untuk banyak masalah, terapi herbal tertentu dapat dijadikan
pilihan untuk manajemen sehat dan sakit.
4) Homeopati
Sampai akhir abad ke-18, pengobatan konvensional ala Barat
dicirikan dengan praktis seperti pengaliran darah (menggunakan
34
lintah) dan pemakaian pencahar berbahan dasar raksa yang
bersifat toksik. Dari tahun 1790 sampai 1810, seorang dokter dan
ahli kimia berkebangsaan Jerman, Samuel Hahneman, melakukan
serangkaian eksperimen dan menyimpulkan bahwa zat
pengobatan menghasilkan serangkaian gejala serupa pada orang
yang sehat (Micozzi, 2000). Observasi yang ia lakukan
mengarahkan ia untuk menyusun teori homeopati, istilah yang
berasal dari kata Yunani homoios (yang berarti serupa) dan
pathos (yang berarti penderitaan). Menurut teori homeopati, zat
pengobatan yang benar untuk serangkaian gejala tertentu adalah
zat yang secara alami menghasilkan gejala tersebut pada orang
sehat, umumnya disebut sebagai like cures like
Biasanya obat-obatan homeopati terdiri atas tumbuhan,
hewan, atau zat mineral yang diencerkan dalam air atau alkohol
dan dikocok dengan keras.
5) Naturopati
Pengobatan naturopati berkemabang di Eropa selama abad ke
18 dan abad ke 19 dan tumbuh subur di Amerika Serikat dari
pertengahan abad ke 10 sampai tahun 1930-an saat pengobatan
konvensional menggantikan pengobatan ini. Namun, ahli
neuropati menghindari obat-obatan farmasi dan mendasarkan
praktiknya pada enam prinsip yaitu:
35
a. Kekuatan alam untuk penyembuhan.
b. Mengobati seseorang secara utuh.
c. Mengutamakan keamanan.
d. Mengidentifikasi dan mengobati penyebab.
e. Pencegahan.
f. Dokter sebagai guru.
B. Penelitian Terkait
1. Penelitian Ester Walcott (2004), Seni pengobatan alternatif pengetahuan
dan persepsi.
Melalui daftar pertanyaan, studi lapangan masyarakat umum terhadap
pengobatan alternatif. Ada banyak faktor yang harus diamati pasien waktu
memillih jenis pengobatan. Bisa dipahami bahwa faktor ekonomi dan
kepercayaan serta kebudayaan menjadi faktor-faktor yang paling
berpengaruh. Di antara jenis-jenis pengobatan alternatif, pengobatan yang
berdasarkan tumbuh-tumbuhan lebih mudah diterima. Hubungan di antara
pengobatan alternatif dengan pengobatan modern tidak dianggap sebagai
hubungan yang bersaing. Pengobatan kedua-duanya saling dipakai
masyarakat untuk penyakit tertentu. Ada pendapat umum bahwa
pengobatan alternatif bisa menyediakan sifat kepada pengobatan modern
dan sebaliknya. Kalau hubungan ini di antara kedua-duanya masih terus
bisa berdampingan lalu tidak ada alasan mengapa pengobatan ini tidak
dibutuhkan di masa depan. Akan tetapi, keadaan pengobatan pada masa
36
depan sangat tergantung pada kaum muda sekarang dan bagaimana
kepercayaan terhadap pengobatan alternatif, mistik dipengaruhi hal
modernisasi.
2. Peneliti Muhtadi (2004) sosialisasi dan pemanfaatan pengobatan alternatif
(herbal, akupuntur & akupresur) dalam penanganan penyakit di perum
pensiunan AURI Panasan Baru, desa Ngesrep, kecamatan Ngemplak,
Boyolali.
Tercatat sebagai pasien sebanyak 42 orang dan sebanyak 55 orang
mengikuti kegiatan penyuluhan kesehatan. Pengobatan alternatif oleh ahli
akupuntur dan akupresur, serta pemberian obat herbal (ekstrak) bantuan
dari PJ. Industri Jamu Borobudur Semarang. Tema penyuluhan kesehatan
adalah; Pemanfaatan Terapi Alternatif dalam Penanganan masalah
Kesehatan Pada kegiatan pengobatan alternatif diikuti 42 pasien. Jumlah
pasien laki-laki lebih banyak daripada pasien wanita, Umur 40 tahun
keatas merupakan jumlah terbanyak pasien yang mengikuti kegiatan
pengobatan dan penyuluhan ini. Hal ini karena keluhan dan penyakit mulai
rentan menyerang kelompok umur 40 tahun keatas ini, disamping tingkat
kebutuhan dan pengetahuan dari kelompok umur ini, secara umum lebih
baik dibandingkan dengan kelompok umur yang lain. Pada pelaksanaan
pengobatan, penyakit yang paling banyak dikeluhkan dari pasien adalah
hipertensi, diabetes dan hiperkolesterol. Dapat dimungkinkan karena pola
hidup yang tidak benar, seperti tidak melakukan olahraga, banyak
mengkonsumsi makanan yang berlemak dan juga kurang mengkonsumsi
37
makanan yang berserat. Kecenderungan kembali ke alam membuat
masyarakat antusias untuk mengikuti penyuluhan tentang terapi alternatif
dan pemanfaatan obat herbal dalam pengobatan. Kegiatan pengobatan
alternatif; akupuntur & akupresur, mendapatkan tanggapan yang sangat
positif dari pasien. Beberapa pasien merasakan hasil pengobatan yang
signifikan yang sebelumnya tidak dirasakan dengan pengobatan obat
kimia. Kegiatan penyuluhan dan pengobatan alternatif langsung perlu
lebih disosialisasikan untuk wilayah dan sasaran yang luas.
C. Kerangka Teori
Kerangka teori yang digunakan pada penelitian ini adalah hasil dari
modifikasi dari teori Green (1980). Green menyatakan bahwa sebelum
tercetusnya sebuah perilaku, terdapat 3 faktor yang mempengaruhi terjadinya
perilaku kesehatan. Faktor predisposisi yaitu factor internal dalam diri
manusia seperti adanya niat, pengetahuan, sikap dan persepsi. Faktor
pemungkin (enabling Faktor) adalah factor dukungan lingkungan fisik sekitar
perilaku. Faktor pendorong adalah berhubungan dengan penyediaan factor
kesehatan.
Kerangka teori menjelaskan bahwa factor predisposisi meliputi
karakteritik individu (umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan),
pengetahuan dan perilaku. Faktor pemungkin meliputi ketersediaan pelayanan
kesehatan, keterjangkauan sarana kesehatan. Faktor Penguat meliputi sikap
dan perilaku petugas kesehatan.
38
Bagan 2.1
Kerangka Teori
Keterangan :
Faktor Predisposisi
-Umur
-Jenis Kelamin
-Pendidikan
-Pekerjaan
Motivasi Untuk Berobat
Herbal
Faktor Penguat
- Sikap dan perilaku
petugas kesehatan
- Dukungan keluarga
- Kebijakan pemerintah
Faktor Pemungkin
- Ketersediaan pelayanan
kesehatan
- Keterjangkauan sarana
kesehatan
- Keterpaparan media
- Pendidikan Kesehatan
-
: Variabel diteliti
: Variabel tidak diteliti

Anda mungkin juga menyukai