Anda di halaman 1dari 28

dan kesuksesan ahli-ahli fisika komputasi mengkombinasikan antara solusi analitik, intuisi fisika dan kerja numerik dalam

meme'ahkan persoalan adalah sisi lain kemampuan interaksinya.

PENDAHULUAN

,lmu pengetahuan dan pemahaman adalah prasyarat agar implementasi Pada bab ini dibahas konsep fisika komputasi sebagai bagian integral sains komputasi numerik efektif . ,lmu pengetahuan bisa dipelajari dari analisa te ori dan modern, yang memadukan antara solusi analitik, intuisi fisika dan komputasi pemahaman bisa diperoleh dari pengalaman empiris, yaitu obser+asi dan eksperimen. numerik di dalam menjelaskan berbagai fenomena fisika. Dilengkapi dengan materi-alaupun dengan potensi utilitas terbaik terutama komputer, tanpa pemahaman materi dasar yang saling berkaitan sebagai pemahaman awal didalam mempelajari fundamental bagaimana piranti bekerja maka tidak ada gunanya. .ambar 1.1 fisika komputasi. menunjukkan proses penyelesaian kasus fisis dengan pendekatan empiris dan teori analisis se'ara komputasi numerik. A. SASARAN UMUM Sasaran umum dari perkuliahan ini adalah memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai konsep fisika komputasi, dan piranti-piranti dasar yang
Definisi kasus /isika diperlukan di dalam mempelajari fisika komputasi.

B. SASARAN KHUSUS

Model Setelah perkuliahan selesai dilaksanakan, mahasiswa diharapkan mampu: Matematika 0123, D404

1. Menjelaskan konsep fisika komputasi


piranti bantu : analitik dan solusi numerik . Menjelaskan pemodelan sistem fisis dengan solusi

!. Menjelaska n kedudukan komputer dan software numerik, grafik dll ". Menjelaskan pengertian dan fungsi algoritma, perangkat komputer
atau grafik

komputer, statistik, metode

flowchart dan pseudocode

5asil 6umerik #. Menyebutkan dan menganalisa sumber utama kesalahan komputasi dengan

$. Mengenali ! %tiga& ma'am kesalahan dasar dalam komputasi yaitu


,mplementasi truncation error , dan roundoff errors .

inherent ,

C. URAIAN MATERI .ambar 1.1 Proses penyelesaian masalah fisis dengan komputasi numerik (omputasi % computation & adalah bagian integral sains modern dengan kemampuan eksploitasi )kekuatan* komputer se'ara efektif di dalam akti+itas ilmuwan. Ditinjau dari aspek proses, komputasi adalah kegiatan mendapatkan Pemodelan sistem fisis bisa didefinisikan sebagai sebuah formula atau penyelesaian atau solusi atas persoalan yang dinyatakan dalam model matematis. persamaan yang menyatakan perilaku dari suatu fenomena fisika dalam bentuk Penggunaan sebuah komputer dalam pemodelan sistem fisika telah jauh berkembang pernyataan matematika. Pernyataan ini se'ara aktual bisa meliputi bentuk hubungan fisika-komputasi

1.1 Pemodelan Sistem Fisis : Analiti dan Kom!"tasi N"me#i

1 2

aljabar sederhana sampai persamaan diferensial yang begitu rumit. 5al yang harus dikerjakan antara lain dengan men'ermati lingkup persoalan, membuat kategori berdasarkan bidang kajian dan ilmu, melakukan pemilahan atas +ariabel serta parameter yang primer dan sekunder, serta menetapkan suatu model, yang dinilai 'ukup sederhana untuk analisis selanjutnya, tetapi sekaligus 'ukup realistis untuk menggambarkan keadaan dalam realitas. 7 engineering 8. 0iga aspek yang harus diperhatikan dalam pemodelan sistem suatu fenomena fisika adalah : 1. 5ukum-hukum alam yang berlaku . ,nformasi serta pengalaman di lapangan !. Sasaran akhir yang ingin di'apai Mengingat hukum-hukum alam umumnya diungkapkan dalam pernyataan yang bersifat pasti serta tidak mengandung keragu -raguan akan sebab dan akibatnya, maka model yang diperoleh bersifat deterministik . Model ini sering berupa pernyataan matematika yang dijabarkan dari a9as-a9as kekekalan energi, massa dan momentum. Sebaliknya, ketidaklengkapan informasi mengenai aspek-aspek tertentu dari realitas, atau tidak tersedianya rumusan yang memadai untuk menyatakan hukum alam yang berlaku sering mendorong pembentukan model yang bersifat deterministik . Model jenis ini sering dikembangkan dengan menggunakan konsep peluang atau probabilitas, namun tidak tertutup kemungkinan model itu semata- mata bersifat heuristik atau ad-hoc. 5ukum 6ewton ,, tentang gerak, dalam model atau pernyataan matematika sederhana dinyatakan
F

Great engineering is simple

non-

: ma
a

%1. 1& :
F m

4tau dituliskan menjadi

%1. & &, m :massa benda

Dimana F : besar gaya yang bekerja pada benda %6, atau kg m;dt %kg& dan a : per'epatan %m;dt &.

(arena bentuknya aljabar sederhana, solusi persamaan %1. 1& bisa didapat dengan mudah. Model yang lebih kompleks bisa ditinjau saat menentukan ke'epatan akhir benda jatuh bebas dekat permukaan bumi. <ontoh adalah penerjun payung fisika-komputasi

yang menggunakan parasut. Model kasus ini diturunkan dari pernyataan per'epatan sebagai perubahan ke'epatan pada selang waktu % dv/dt &
dv dt

: F %1.!&
m

.aya % F & terdiri dari dua gaya berlawanan, yaitu yang 'enderung kebawah karena tarikan gra+itasi FD dan gaya tarik keatas oleh resist ansi udara FU :
F

: F = F %1."& D U
FD = mg , dimana g :konstanta gra+itasi . resistansi udara bisa diformulasikan dengan FU = cv, dimana

jika gaya kebawah ditandai positif, maka dengan nilai pendekatan >,? m;dt

berma'am +ariasi. Pendekatan sederhana adalah diasumsikan bahwa gaya ini berbanding linier dengan ke'epatan, dan arahnya keatas, sehingga c: konstanta pembanding disebut koefisien tarik %kg;dt&. Dengan subtitusi %1."& dan formulasi menjadi
dv dt

F Ddan

FU , persamaan %1.!& berubah

mg

- cv
m

%1.#&

4tau disederhanakan menjadi


dv dt

: g-

c m

%1.$&

Persamaan %1.$& adalah persamaan diferensial, dimana solusi eksak untuk ke'epatan jatuh penerjun tidak bisa ditentukan dengan manipulasi aljabar sederhana. Selebihnya, teknik yang lebih lanjut pada kalkulus harus digunakan untuk menentukan solusi analitik ata u eksaknya. @ika keadaan awal penerjun diam % padat=0 & persamaan %1.$& menjadi
v %t & : gm c %1

v=0

- e -% c;

m& t

& %1.A&

Persamaan %1. A& dinamakan solusi analitik atau eksak karena se'ara eksak memenuhi persamaan diferensial biasa. Solusi komputasi numerik untuk kasus ini bisa diperoleh dengan memformulasikan kembali bentuk % dv/dt & pada persamaan %1.$& sebagai berikut :
dv dt v t

v% t

i =1

&

i=1

- v %t i & %1.?& - ti fisika-komputasi

Dimana

vdan

t : selisih dalam ke'epatan dan waktu dihitung pada inter+al


i

terbatas. +%ti &:ke'epatan pada waktu awal t waktu t i =1. <atatan bahwa d+;dt gambar 1. &.

, dan +%t i =1&:ke'epatan setelah sekian t terbatas.%Bihat

v/ tadalah pendekatan karena

v(t v

i! "

(emiringan sesungguhnya dv/dt (emiringan pendekatan

v(t i

tt i
"

i!

.ambar 1. Penggunaan selisih hingga untuk pendekatan turunan pertama + terhadap t Persamaan %1.?& disubtitusikan ke %1.$& akan memberikan
v% t
i= 1

& - v %t &

i=1

-t i

:g-

c m

v %t & %1.>&
i

Dan bisa diubah menjadi


v %t
i =1

&

: v %t i & = g

c m

v % t & %t
i

i =1

- ti & %1.1C&

Danyak model matematika dari fenomena fisika yang lebih kompleks, yang tidak bisa diselesaikan se'ara analitik atau eksak, sehingga memerlukan teknik fisika matematika dari sekedar solusi aljabar sederhana. Dalam banyak kasus, alternatif satu-satunya adalah mengembangkan solusi numerik yang mendekati solusi eksak.

Conto$ 1.1
Seorang penerjun payung bermassa $?,1 kg melon'at dari ba lon udara yang diam. fisika-komputasi

0entukan ke'epatan sebelum melun'ur di tempat pendaratan dengan metode analitik dan komputasi numerik E %(oefisien tarik: 1 ,# kg;dt . Bebar langkah komputasi detik& Sol"si Analiti Masukkan parameter-parameter ke persamaan %1.A&
v %t & : >,? %$? ,1 & 1 ,# %1

- e- %1

, # ; $? ,1 & t

&

: #! ,!> %1 - e- C ,1?!##

.t

&

Dan ke'epatan v(t bisa dihitung. Sol"si N"me#i Pada perhitungan awal % ti =0&, ke'epatan penerjun adalah nol. Dengan memasukkan nilai parameter ke persamaan %1.1C& bisa dihitung ke'epatan pada
v

ti!" : detik :

: C = >,?

1 ,# $? ,1

%C &

: 1> ,$C m ; dt

Fntuk inter+al berikutnya %dari t: ke " s&, perhitungan diulang didapatkan:


v

: 1> ,$C = >,?

1 ,# $? ,1

%1> ,$C &

: ! ,CC m ; dt

Perhitungan berlanjut untuk inter+al-inter+al berikutnya . Perbandingan solusi analitik dan numerik disajikan dalam tabel dan diilustrasikan pada gambar 1. !. Solusi numerik yang diplot berdekatan dengan solusi analitik atau eksak, walaupun ada ketidak'o'okan. 5al ini menunjukkan bahwa metode numerik menangkap fitur dasar dari solusi eksak. Satu 'ara untuk meminimalkan ketidak'o'okan adalah menggunakan lebar langkah yang 'ukup ke'il. @ika diaplikasikan persamaan %1.1C& pada inter+al 1 detik akan menghasilkan error yang lebih ke'il, sehingga lintasannya berada pada solusi yang benar. Penggunaan lebar langkah yang semakin ke'il pada solusi numerik menggunakan perhitungan tangan tent u tidak praktis, tetapi dengan memanfaatkan komputer, perhitungan bilangan yang besarpun bisa diselesaikan dengan mudah.

t,dt

"

V,m/dt analitik numerik C,CC C,CC 1$, "C 1>, $C A, AA ! , CC fisika-komputasi

$ ? 1C 1 ?

!#, $" "1, 1C "", ?A "A, "> #!, !>

!>, ?# "", ? "A, >A ">, >$ #!, !>

v#m/dt $C #C "C !C C 1C C

(e'epatan akhir

t#dt C " $ ? 1C 1 .ambar 1. ! Perbandingan solusi analitik dan numerik untuk kasus penerjun payung Dari kasus sederhana ini, sebuah model dari kasus penerjun payung bisa dibuat se'ara akurat tanpa menyelesaikan persamaan diferensial se'ara eksak.

1.% Kom!"te# dan so&t'a#e


Metode numerik mengkombinasikan dua perangkat penting dalam implementasinya: matematika dan komputer. /isika komputasi memanfaatkan metode dan analisa numerik untuk menjelaskan fenomena fisika, yang disandarkan pada a9a9-a9as dan hukum- hukum fisika. Dengan perkembangan yang re+olusioner komputer P< saat ini, dari sisi ke'epatan eksekusi data dan kontrol, space memori yang semakin besar, dan harga yang semakin terjangkau, kehadiran komputer menjadi sangat essensial di dalam akti+itas saintis. Dukan hanya hardware yang bere+olusi se'ara dramatis, proses pertumbuha n software juga bertransformasi se'ara radikal beberapa tahun terakhir. Pemrograman komputasi numerik dalam skala besar pun sudah bukan hal yang merepotkan lagi, seperti yang terjadi pada dekade awal dengan kendala keterbatasan memori, dan eksekusi program yang amat lambat. Dalam melakukan kegiatan komputasi numerik, berarti berinteraksi dengan alat %komputer yang digunakan&, metode %implementasi analisa numerik dalam program yang dimiliki&, dan teori %sifat unik dari kasus yang dihadapi&. (omputer sebagai alat memiliki kemampuan: %1& dapat melakukan operasi penyimpanan karena ada memori, % & dapat melakukan operasi- operasi tertentu atas data yang disimpan di fisika-komputasi

memoriG %!& dapat menyajikan kembali isi memori dalam media display menurut format yang dikehenda ki. (etiga hal tersebut berkaitan erat dengan data -programinformasi. Program adalah deretan operasi yang sengaja ditulis untuk sebuah proses komputasi. Program adalah resep tentang bagaimana komputasi itu harus dilaksanakan. Sebagai sebuah fakta tentang obyek komputasi, program disimpan dalan memori komputer untuk dijalankan, yaitu membuat komputer melaksanakan tiap operasi yang terdapat dalam program, satu demi satu, dari operasi pertama, kedua dan seterusnya. 5impunan instruksi yang dimiliki atau dikena l oleh komputer itulah yang disebut sebagai bshasa komputer atau bahasa pemrograman komputer. @adi kehebatan komputer pada akhirnya hanya terletak dalam kemampuannya untuk membedakan apakah yang tersimpan dalam alamat atau address 4 dalam memori

adalah data untuk dioperasikan atau instruksi untuk dilaksanakan, dan hanya merupakan pen'erminan dari kemampuan manusia untuk mengkomunikasikan keinginannya dalam wujud program untuk dilaksanakan komputer. (etika kasus penerjun payung pada 'ontoh 1.1 dikerjakan se 'ara komputasi numerik, faktanya terjadi penerapan yang berulang dari sebuah fungsi eksplisit yang bersifat unik, yaitu nilai parameter t pada persamaan %1.1C& . Disinilah peran algoritma, yaitu istilah baku untuk proses komputasi berulang untuk meme'ahkan persoalan dalam dunia nyata yang rumusan matematikanya bersifat eksplisit. Deskripsi harfiah langkah demi langkahnya adalah salah satu jalan untuk mengekspresikan algoritma. .ambar 1. "%a& memperlihatkan algoritma untuk solusi dari kasus sederhana menjumla hkan bilangan. Fntuk representasi program yang complicated , bentuk ini tidak men'ukupi lagi. Fntuk itu, alternatif yang lebih 'erdas, digunakan flowchart dan pseudocode seperti pada gambar 1. "%b& dan 1. "%'&. /low'hart adalah +isual atau grafik representasi dari algortima, yang menggunakan deretan blok- blok dan panah, yang masing-masing menyatakan operasi atau langkah operasi. Sedangkan, lebih de kat pada pemrograman komputer. pseudocode adalah kode % code & yang menjembatani gap antara flow'hart dan kode komputer, dan format penulisannya

fisika-komputasi

Bangkah1: Mulai Perhitungan Bangkah : Masukkan nilai +ariabel pertama Bangkah!: Masukkan nilai +ariabel kedua Bangkah": @umlahkan kedua masukan +ariabel

Degin

,nput a

,nput b

4dd a to b and store in '

Degin 4dder ,6PF0 a ,6PF0 b ':a=b P3,60 ' 16D 4dder

Bangkah#: (eluaran hasil Bangkah$: 4khir Perhitungan

2utput '

1nd

%a& 4lgoritma %b& /low'hart %'& Pseudo'ode

.ambar 1. " %a& 4lgoritma, %b& /low'hart, dan %'& Pseudo'ode untuk program penjumlahan sederhana Struktur flow'hart H tersusun berdasarkan pola urutan logika , dan untuk kasus yang kompleks tidak sesederhana seperti gambar 1. "%b&, karena memuat pola per'abangan logika. Detail flow'hart menggunakan ! struktur dasar operasi, yaitu accumulator dan counteruntuk menghitung rata-rata nilai kuis diperlihatkan pada gambar 1. #. Di dalamnya memiliki se$uence , selection , dan repetition . Stuktur logika se$uence &. Pada yang mengalir dari blok ke blok seperti ini disebut sekuensial % gambar 1. "%b& adalah 'ontoh sederhana aliran logika sekuensial.

0idak semua orang yang melakukan pemrograman komputer setuju flow'hart sebagai usaha

yang produktif. (enyataannya, programmer profesional tidak menganjurkan flow'hart. 4da tiga alasan utama kita masih mempelajarinya. Pertama, flow'hart masih digunakan untuk mengekspresikan dan meng-komunikasikan algoritma. (edua, jika tidak digunakan se'ara rutin, suatu saat flow'hart bisa digunakan dalam peren'anaan, menguraikan atau mengkomunikasikan logika program dengan program orang lain. 0erakhir, dan yang sangat penting adalah sebagai perangkat yang bagus dalam pendidikan.

fisika-komputasi

Mulai

@um:C 5it:C

D1.,6 6ilai 3erata @umlah : C 5itung : C

Masukkan 6ilai

6ilai I C Salah @ um:@um=6ilai 5it:5it=1

Denar

D2 ,6PF0 6ilai ,/ 6ilai I C 1J,0 @umlah : @umlah= Re!etition 6ilai 5itung : 5itung = 1 Se("en)e 16D D2 ,/ 5itung K C 0516 3erata : Sele)tion @umlah;5itung 1BS1 3erata : C 16D ,/ 16D 6ilai 3erata

5it K C

3erata:C

3erata:@um;5it

Selesai

.ambar 1. # /low'hart dan pseudo'ode dari kasus menghitung rata-rata nilai kuis Dua struktur yang lain adalah pilihan % selection & yaitu struktur logika

per'abangan, melalui satu dari dua pilihan, sesuai dengan jawaban atas sebuah pertanyaan. dan struktur terakhir, yang menjadi 'iri kekuatan program komputer yaitu pengulangan % repitition &, merupakan pengulangan proses urutan logika yang mewakili operasi tertentu. Pada buku ini, digunakan pseudocode , untuk mengimplementasikan setiap fisika-komputasi

10

deskripsi proses penyelesaian kasus fisika ke dalam bahasa program, dengan pertimbangan lebih mendekati format pemrograman komputer, sehingga lebih mudah dikembangkan ke program daripada flow'hart, disamping lebih mudah dimodifikasi dan di- share% Danyak bahasa pemrograman yang bisa digunakan saintis untuk menyelesaikan kasus- kasus fisika komputasi antara lain /ortranL 'eginners (llpurpose )*m+olic ,nformation -ode Formula &ranslation +ersi AA atau >>G <%Mui'k<, 0urbo<, <==, +isual< N +arian&G Dasi' L %Mui'kDasi', 0urboDasi', Mi'rosoftDasi', OisualDasi' N +arian&G dan Pas'al serta Delphi. Disa juga menggunakan software teknologi komputasi populer untuk saintis seperti M40B4D dari Math-orks,,n'., M405<4D dari MathSoft,,n'., Matemati'a# dari -olfram 3esear'h,,n'., ,MSB dengan ACC subprogram numerik dalam Math Bibrary- nya atau numeri'al method 0oolkit lainnya. Dahkan Mi'rosoft 1P'el, spreadsheet dari Mi'rosoft bisa digunakan karena dibangun dengan kapabilitas numerik dan Oisual Dasi' sebagai bahasa ma'ro- nya.

1.* S"m+e# Utama Kesala$an


4nalisis kesalahan di dalam hasil komputasi numerik adalah dasar perhitungan yang bija k, baik dilakukan se'ara manual ataupun dengan komputer. 5arga masukan jarang yang mempunyai harga pasti %eksak&, karena seringkali didasarkan pada per'obaan atau taksiran, dan proses komputasi numerik itu sendiri mempunyai berbagai ma'am kesalahan % dalam beberapa referensi berbeda digunakan istilah error , galat & . Fmumnya didefinisikan dua ma'am 'ara untuk menyatakan kesalahan suatu pengukuran atau perhitungan, yaitu kesalahan absolut % a+solute error & dan kesalahan relatif % relative error &. .esalahan a+solut dinyatakan dengan:
e/
QQ

adalah nilai se+enarn*a

dikurangi nilai pendekatan #

: / - / %1.11&

dan kesalahan relatif adalah kesalahan a+solut dibagi dengan nilai se+enarn*a :

QQ

Deberapa teks lain mungkin mendefinisikan konsisten .

/ , formula bebas mana yang dipilih, asal

fisika-komputasi

11

e :
r

/-/ /

%1.1 &

Conto$ 1.%
0injau suatu pengukuran panjang jembatan dan panjang paku keling masing-masing didapatkan >>>> dan > 'm. @ika nilai sebenarnya masing-masing 1C.CCC dan 1C 'm, hitung %a & kesalahan absolut % + & kesalahan relatif Sol"si (a (esalahan absolut:

e/ 0em+atan e/ paku

:1C.CCCL>>>>:1 'm : 1C L >: 1 'm

(+ (esalahan relatif:

er 0em+atan e/ paku
jauh lebih besar.

1 1C .CCC

: C,CCC1 :C,C1R

: 1 : C ,1 :1CR
1C

kedua pengukuran memberikan kesalahan 1 'm, tetapi kesalahan relatif untuk paku Sebagai perbandingan, jika nilai sebenarnya C,CCCC$ dan nilai
L#

pendekatannya C,CCCC#, kesalahan absolutnya hanya 1C

, tapi kesalahan relatifnya

C, atau CR. Di lain pihak, bila nilai sebenarnya 1CC,#CC dan nilai pendekatan 1CC,CCC , kesalahan absolut #CC tetapi kesalahan relatifnya hanya C,CC# atau C,#R.
(alau diperhatikan disini

e/dan

er adalah kesalahan yang dinormalisasi

terhadap nilai sebenarnya. Padahal, se'ara aktual situasi seperti itu jarang didapatkan. Pada komputasi numerik, nilai sebenarnya akan diketahui hanya berkaitan dengan fungsi yang bisa diselesaikan se'ara analitik. Padahal banyak model matematika dari fenomena fisis yang tidak bisa diselesaikan se'ara analitik. Dalam situasi ini, yang benar-benar kita tahu adalah harga pe ndekatan dan taksiran kesalahan, atau suatu batasan ukuran maksimum dari kesalahan. <ontohnya, kita tahu salah satu akar negatif dari polinomial P " L>P ! L P = 1 CP L1!C berada diantara nilai L!,$CC1$ dan L!,$CC1!. Maka , dapat dikatakan bahwa akarnya adalah L fisika-komputasi

12

!,$CC1"# SC,CCCC1#. 5arga pendekatannya

: - !,$CC1"# , mengandung beberapa

kesalahan. Meskipun kita tidak mengetahui besarnya kesalahan tetapi kita tahu bahwa kesalahan ini tidak lebih dari 1,# P 1C
L#

. nilai pendekatan

4lternatif komputasi numerik adalah kesalahan dinormalisasi menggunakan estimasi nilai terbaik yang didapat terhadap nilai sebenarnya yaitu itu sendiri. 5al yang harus diingat, komputasi numerik menggunakan pendekatan iteratif untuk men'ari solusi komputasi. Pros esnya adalah berulang-ulang % repeatdl* &, atau se'ara iteratif untuk men'ari nilai pendekatan yang baik, lebih baik, dan paling baik, lebih lanjut terkait definisi nilai pendekatan sekarang adalah dibuat berdasar kan nilai pendekatan sebelumnya, sehingga formula %1.1 & menjadi
e

ra

e /

/ c

-/ p
/
c

%1.1!& e/ :kesalahan pendekatan,


/ :nilai
p

Dimana

era :kesalahan pendekatan relatif


c

pendekatan sebelumnya, / :nilai pendekata n sekarang. Seringkali ketika melakukan komputasi, kita tidak mempersoalkan tanda %positif atau nega tif& dari kesalahan, tetapi lebih tertarik apakah prosentase nilai absolut lebih rendah dari toleransi prosentase yang telah di-spesifikasi, komputasi akan diulang sampai
e
ra

e . Proses
s

I e %1.1"& s
e juga berkaitan erat dengan jumlah bilangan berarti
s

0oleransi kesalahan

dalam

pendekatan. (aitan ini bisa ditunjukkan %S'arborough, 1>$$& sebagai berikut : e


s

: %C ,# /1C

&R %1.1#&

Conto$ 1.*
Dalam matematika, fungsi seringkali dapat dinyatakan dalam deret takhingga. Dalam hal ini fungsi eksponensial bisa dihitung dengan
e/

:1 = / =

/ E

/! !E

= ... =

/n nE

%1.1$&

Sehingga semakin suku yang ditambahkan dalam deretan, pendekatan menjadi fisika-komputasi

13

semakin baik dan estimasi nilai kebenaran

e/ menjadi semakin baik juga . Persamaan deret

%1.1$& adalah perluasan deret 0aylor disekitar titik P:C yang disebut 1aclaurin TT . Mulai dengan suku paling awal, selanjutnya untuk memperkirakan nilai hitung prosentase kesalahan relatif %

e/ :1, jumla hkan dengan suku

e0#2 . Setiap kali menambahkan satu suku, er & dan kesalahan pendekatan
relatif % era &

masing- masing dengan persamaan %1.1 & dan %1.1!&. <atatan ba hwa nilai kebenaran eC,# :1,$"?A 1U 0ambahkan suku-suku sampai nilai kesalahan absolut dari estimasi pendekatan e kurang dari toleransi kesalahan ra Sol"si Pertama, gunakan persamaan %1.1#& untuk menentukan standar kesalahan yang ditentukan, tepatnya paling sedikit tiga bilangan berarti:
e
s

e sejumlah tiga bilangan berarti.


s

: %C ,# /1C

-!

&R

: C ,C# R
e kurang dari le+el ini.
ra

Balu kita akan tambahkan suku-suku dalam deret sampai

1stimasi pertama, sama dengan 1. 1stimasi kedua diberikan oleh penjumlahan kedua suku berikut: e/ untuk P:C,# # eC , #

:1 ,= / : 1 = C ,# : 1,
1,$"?A 1

(esalahan relatif % er & :

- 1,#

1,$"?A 1

1CC R

: > ,C R : !! ,! R

(esalahan pendekatan relatif % e ra & : (arena era lebih dari nilai


s

1 ,#

-1

1,#

1CC R

e , dilanjutkan dengan menjumlahkan suku berikutnya, e


ra

P ; E, dan diulang perhitungan kesalahannya. Proses berlanjut sampai (omputasi keseluruhan diringkas sebagai berikut:

Ie .
s

TT

deret Ma'laurin lainnya, diantaranya:

sin% / &

:/ -

/! !E /

/# #E

/A AE

= ...

'os% / &

:1 -

/ E

/" "E

/$ $E

= ... dan

ln% / = 1&

:/ -

/! !

/" "

= ...

fisika-komputasi

14

)uku 3asil e 1 1 1.# ! 1,$ # " 1,$"#?!!!!! # 1,$"?"!A#CC $ 1,$"?$>A>1A

%R&

era %R& !!,! A,$> 1, A C,1#? C,C1#? es : C,C#


dan

!>,! >,C 1,"" C,1A# C,C1A C,CC1"

Setelah suku keenam disertakan, kesalahan pendekatan dibawah R

komputasi dihentikan. Sebenarnya terlihat bahwa, dari jumlah tiga bilangan berarti, hasilnya tepat sampai suku kelima. 5al ini karena, untuk kasus ini, kedua persamaan

%1.1 & dan

%1.1!& kaku. 4rtinya, keduanya memastikan bahwa hasilnya sekurang-kurangnya sebaik spesifikasinya. Setelah memahami pengertian dasar diatas, selanjutnya akan dibahas tiga ma'am kesalahan dasar dalam komputasi numerik, yaitu: 1. kesalahan inherent . kesalahan pemendekan % truncation error &, dan !. kesalahan pembulatan % roundoff errors &. Dengan mengenali dan memahami masalah-masalah yang tidak bisa diabaikan dalam pemrograman komputasi numerik, proses penyelesaiannya menjadi tidak terasa sulit.

Kesala$an ,an- Tida Da!at Di!isa$ an .


(esalahan

Inherent Errors /

,nherent adalah kesalahan didalam besaran data, disebabkan oleh

ketidakpastian pengukuran, baik oleh kekeliruan langsung atau oleh harga pendekatan yang diperlukan untuk menyatakan suatu bilangan dengan jumlah digit tak terbatas, dimana tentunya tidak dapat dinyatakan se'ara tepat oleh jumlah digit yang tersedia. Suatu pengukuran fisis, seperti pengukuran jarak, tegangan atau periode waktu tidak bisa sangat eksak. Dila pengukuran diberikan dalam jumlah digit yang banyak, seperti bila tegangan $,"?!A#$> +olt, dapat kita pastikan paling sedikit beberapa digit bagian kanan tidak mempunyai arti, karena tegangan tidak terukur sampai dengan ketelitian itu. Pengukuran yang hanya diberikan dalam beberapa digit, seperti inter+al waktu ,! detik, dapat dipastikan ada kesalahan fisika-komputasi inherent

15

didalamnya. , karena hanya akan merupakan suatu kebetulan inter+al waktu tersebut benar-benar ,! detik.
VV

Dalam kasus sema'am ini dapat diketahui beberapa batasan SC,1 detik.

yang masuk akal, misalnya inter+al waktu adalah ,!

Dila data pengukuran fisis dinyatakan tanpa kualifikasi digit yang mempunyai arti % significant &, kadang- kadang dianggap data ini teliti untuk setengah angka dari digit terakhir. @adi bila jarak dinyatakan seba gai #,$! 'm dapat dimengerti bahwa bilangan tersebut tidak akan kurang dari #,$ # dan tidak akan lebih dari #,$!#. 0etapi perjanjian % konvensi & ini tidak selalu terlihat. 0anpa memandang jumlah digit yang digunakan untuk menyatakan suatu besaranHH , besaran ini dapat mengandung beberapa ma'am kesalahan langsung. (esalahan tersebut berkisar antara kekeliruan yang sederhana seperti kesalahan menyalin data atau kesalahan memba'a skala sampai dengan kesalahan 7'anggih8 % sophisticated & didasarkan pada ketidak-lengkapan pemahaman hukum-hukum fisika. Danyak bilangan yang tidak dapat dinyatakan se'ara tepat dalam sejumlah digit tertentu. Dila kita perlukan pdalam suatu perhitungan, kita dapat menuliskan

sebagai !,1". !,1"1#> $# atau !,1"1#> $#!#?>A>!. 5al ini juga terjadi pada bilangan pe'ahan dengan bilangan dasar tertentu yang tidak dapat ditampilkan se'ara tepat bila menggunakan bilangan dasar lainnya. Dilangan
1 1C

jelas dapat dituliskan

se'ara sederhana dalam desimal C,1. tetapi penulisannya dalam bilangan biner adalah C,CCC11CC11CC11CCU, suatu bilangan biner yang tidak berhenti- henti. @adi, menjumlahkan 1C bilangan yang masing-masing merupakan pendekatan biner dari bilangan desimal C,1 tidak akan memberikan dengan tepat angka 1,C. (eanehan seperti ini pasti dijumpai saat pertama kali bekerja dalam pemrograman dengan komputer biner.

Kesala$an Pemende an . Truncation Errors /


(esalahan inherent dia'u sebagai kesalahan dalam data, lalu data diolah oleh

komputer dengan menggunakan prosedur komputasi numerik. (edua jenis kesalahan


Pada kenyataannya, sering tidak ada artinya mengatakan hasil pengukuran yang 7tepat8 %eksak&G tidak ada definisi yang tepat dapat berlaku untuk hal ini HH 3umusan yang dinilai mendekati kebenaran, Desaran :8sifat melekat pada sebuah obyek atau benda %konkrit atau abstrak&, yaitu sifat yang terdapat dalam, atau yang tidak dapat dipisahkan dari obyek atau benda tersebut sehingga dapat difahami sebagai salah satu 'iri, atribut at au jatidiri obyek atau benda tersebut8.
VV

fisika-komputasi

16

lainnya, kesalahan pemendekan %

truncation & dan kesalahan pembulatan %

roundoff &,

adalah kesalahan yang mun'ul oleh prosedur komputasi numerik sendiri. Deret 0aylor tak terhingga, yang sering dikenal
sin /
! # A : / - / = / - / = ... %1.11&

!E

#E

AE

dapat digunakan untuk menghitung sinus dari suatu sudut P dalam radian. (ita tidak dapat menggunakan semua suku deret tersebut dalam perhitungan, karena deret berjumlah takhingga, maka kita harus putuskan setelah menghitung sejumlah suku tertentu, misal sampai P
A

atau P > . Suku yang diabaikan %yang jumlah sukunya tak

terbatas& memberikan kesalahan pada hasil perhitungan. (esalahan ini disebut kesalahan pemendekan , disebabkan oleh pemotongan dari proses matematika tak terhingga % infinite &. Danya k prosedur yang digunakan pada komputasi numerik adalah takhingga, sehingga kesalahan pemendekan ini merupakan bagian kesalahan utama. (ita akan meninjau formula matematika yang dipakai se'ara luas di metode numerik untuk menyatakan fungsi-fungsi dalam membuat pendekatan, yaitu deret 0aylor :
f% /
i =1

&

: f % / & = f X% / &% / = - / & = i i i 1 i =


f % ! & %/ &
i

f W %/ &
i

%/=
i

-/ & i - / &n =4 %1.1A& i n

!E

%/ =
i

- / &! =... = i

f%n& % / &
i

nE

%/

i= 1

<atatan bahwa persamaan %1.1A& adalah sebuah deret takhingga. Suku terakhir adalah dimasukkan untuk perhitungan penjumlahan semua suku dari n=1 sampai takhingga:
4

f% n

=1

&

% /&

%n

=1 &E

h n =1 %1.1?&

Dimana n berkonotasi untuk pendekatan pangkat-n dan berada diantara /i dan / i !" .

adalah sebuah nilai P

Dalam implementasi pada analisa numerik, sebagai 'ontoh kadang-kadang dilakukan pendekatan deret taylor orde kedua, sehingga rumusannya menjadi:
f% /
i =1

&

f % / & = f X %/ &% / =
i i

i 1

- / &= i

f W% / &
i

%/ =

i 1

- / & %1.1>& i

atau untuk pendekatan orde pertama diberikan oleh:


f % /i = &
1

f %/ i & = f X % /i &% / i =1

- / i & %1. C&


fisika-komputasi

17

Conto$ 1.0
.unakan deret 0aylor orde nol sampai keempat untuk melakukan pendekatan terhadap fungsi f % /& : - C,1 /" - C,1# /! - C,# / - C, # / =1, dari /i :C dengan h:1. 4rtinya, tebak nilai dari fungsi pada Sol"si Derkaitan dengan fungsi yang telah diketahui, kita dapat menghitung nilai f(/ antara C dan 1. 5asil %gambar 1.$& menunjukkan bahwa fungsi dimulai pada f%C&:1, dan selanjutnya kur+a melengkung turun sampai f%1&:C, . Sehingga, nilai sebenarnya yang kita 'oba tebak adalah C, . Pendekatan deret 0aylor dengan n:C adalah
f % /i
=1

/i!" :1

&

1, , sehingga seperti

dalam gambar 1.$, pendekatan orde nol adalah nol. Maka


e
/

truncation error adalah

: C, - 1, : - 1,C pada P:1.


Pada n:1, turunan pertama harus die+aluasi dulu pada P:C,

f X %C &

: - C ," %C ,C &! - C ,"# %C ,C & - 1,C %C ,C & - C , # : - C , # , sehingga pendekatan


1

orde pertama didapatkan: f % /i = & 1, - C , # h sehingga f%1&:C,>#. (onsekuensinya, pende katan mulai me nangkap fungsi lintasan lengkung berupa garis lurus menurun. 5asil ini memberikan reduksi pada truncation error : e / : C , - C ,># : - C ,A# . Fntuk n: , turunan kedua dihitung pada P:C, memberikan:
f W%C &

: - 1, %C ,C & - C ,> %C ,C & - 1,C : - 1,C


=1

selanjutnya, f % /i

&

1,

- C , # h - C ,# h .
f(" :C,"#. 0erlihat bahwa penambahan turunan kedua,

Subtitusi h:1, memberikan

menyebabkan kelengkungan kur+a semakin baik dan trun'ation error berkurang jauh menjadi: e / : C , - C ,"# : - C , # .

fisika-komputasi

18

f(/

f(/i orde

nol orde pertama

f(/ i! " f(/


f %/ i &
=1

"#0

f % / i & =f X % /i &% /i =1

- /i &

orde kedua 2#0


f %/ &
i =1

f %/ & = f X%/ &%/=


i i

i 1

- /i & = f W%/i &%/i =1 - /i &


E

f %/

eksak 0 /
i

i=1

&

=0 / h

i!"

="

.ambar 1.$. Pendeka tan f % / & : - C ,1 / " - C ,1# /! - C ,# / - C , # / =1, pada / :1 dengan ekspansi deret 0aylor orde nol, orde pertama, dan orde kedua. Penambahan suku deret akan memberikan nilai pendekatan yang semakin baik. (etika turunan ketiga dan keempat dimasukkan, didapatkan hasil yang sama persis dengan persamaan soal, sebagai berikut:
f% /
i =1

&

1,

- C , # h - C ,# h - C ,1# h! - C ,1 h"
f %# & % / & #E h#

dimana suku sisa: 4 n :

:C

karena turunan kelima dari polinomial orde empat adalah nol. (onsekuensinya, deret 0aylor sampai turunan keempat menghasilkan perkiraan eksak pada
f %1 & 1,

/i!" :1:

- C , # %1& - C ,# %1 & - C ,1# %1 &! - C,1 %1 &" : C ,

Se'ara umum, deret 0aylor orde ke -n, akan memberikan nilai eksak polinomial orde ke -n. Fntuk fungsi kontinu dan bisa dideferensialkan lainnya, seperti eksponensial dan sinusoidal, sejumlah suku terbatas tidak akan memberikan perkiraan nilai eksak. Penulisan %1.1?& dalam bab- bab selanjutnya, dituliskan sebagai , 4 : 5 % h n =1 & , dimana truncation error adalah pada orde n proporsional dengan lebar langkah h pangkat (n!" % fisika-komputasi hn!" , dan kesalahan akan

19

Kesala$an Pem+"latan . roundoff errors /


Dalam notasi desimal, setiap bilangan real dinyatakan ole h barisan berhingga atau takhingga angka desimal. Fntuk komputasi mesin bilangan harus digantikan oleh sejumlah angka berhingga. (omputer memiliki dua 'ara untuk menyatakan bilangan, yakni bilangan titik tetap atau bilangan bulat % kambang atau titik mengambang % fi/ point & dan bilangan titik floating point &QQQ . Dalam sistem titik tetap,

bilangan dinyatakan dalam sejumlah tetap posisi desimal, misalnya $ !#?G 1!G 1CCC. Sistem bilangan ini pemakaiannya tidak praktis dalam pekerjaan ilmiah karena keterbatasan rentang. Perhitungan ilmiah dalam terapan sains dan rekayasa biasanya dilakukan dalam aritmetika floating point . Suatu bilangan floating point dari n angka dalam dasar
/

Ymempunyai bentuk

: S%. d d ... d & + + e , dimana %. d d ... d & + adalah suatu pe'ahan L +yang disebut 1 n 1 n
floating d" 60# atau d =d8 =7=d n =0.

mantissa, dan e adalah suatu bilangan bulat yang disebut eksponen. Dilangan pointsema'am itu dikatakan ternormalisasi dalam hal
"

<ontohnya bilangan C,$ !?P1C ! G C,1A1"P1C L1! G LC, P1C 1 , dapat dituliskan sebagai: C,$ !?1C!G C,1A1"1L1! dan LC, 1C1. ,mplementasi komputer bentuk
/

: S%. d d ... d & + + e menetapkan pembatasan pada banyaknya yang digunakan 1 n


(omputer sekarang dominan pada + :! , walaupun teknologi terbaru

dalam mantissa dan bahwa rentang eksponen yang mungkin juga terbatas.

memiliki + :$", sedangkan komputer -komputer lama memiliki + : ,?,1C atau 1$ dan pada kebanyakan kalkulator meja atau kalkulator saku memiliki + :1C. Pada + :!

berarti komputer menggunakan ! bit %angka biner& untuk menyatakan bilangan real presisi-tunggal memakai ? bit untuk eksponen dan " bit untuk mantissa. @adi nilai mutlak bilangan real berada dalam rentang C, >!?A!$1L!? sampai C,1AC1"1 1=!> %yakni
! L1 ?

sampai

1 A

& dengan enam angka desimal presisi numerik %yakni

:1, P1CLA &.

QQQ

beberapa literatur indonesia seperti dasar-dasar metode numerik, 6yoman Susila ,0D, menyebut titik kambang, terjemah 1lementary 6umeri' 4nalysis, <onteLde Door oleh Mursaid, 1rlangga menyebut titik mengambang, disini dipakai istilah baku-nya floating point

fisika-komputasi

20

(omputer yang menggunakan "? bit untuk menyatakan bilangan-bilangan real presisi tunggal mungkin memakai ? bit untuk eksponen dan "C bit untuk mantissa. (omputer in i dapat menyatakan bilangan real yang nilai mutlaknya berada dalam rentang C, >!?A!#?AA11 L!> sampai C,1AC1"11?!"$1=!>, degan 11 angka desimal presisi numerik %yakni tertentu ke dalam suatu bilangan
L >

:1,?P1CL1 &.

4da dua jalan yang ditempuh untuk menterjemahkan suatu bilangan nyata P floating point fl(/ yang tersusun dari sejumlah n rounding & dan pemenggalan % chopping &. floating point ternormalisasi yang angka L + , yaitu dengan jalan pembulatan %

Pada pembulatan, fl(/ dipilih sebagai bilangan

terdekat dengan PG suatu aturan khusus, seperti pembulatan simetris %pembulatan menjadi angka genap& digunakan dalam hal terjadinya persamaan angka %tie&. Pada pemenggalan, fl(/ dipilih sebagai bilangan terdekat antara P dan C. @ika misalnya, digunakan bilangan-bilangan angka, maka: floating point desimal dari dua floating point ternormalisasi yang

: fl % &
!

%C ,$A &1C C %C ,$$ &1C C


!

di+ulatkan % rounded & dipenggal % chopped & di+ulatkan % rounded & dipenggal % chopped &

fl

- %C ,?" &1C %- & ?!? :

- %C ,?! &1C !

4turan pembulatan yang kita kenal adalah membuang angka desimal yang ke %k=1& dan sesudahnya, jika : Za[ Dilangan yang dibuang lebih ke'il dari setengah satuan dalam posisi ke-k, biarkan angka desimal ke -k tidak diubah % 9em+ulatan ke +awah &. Pembulatan 1, $! sampai angka dibelakang koma, memberikan 1, $ Zb[ Dilangan yang dibuang lebih besar dari setengah satuan dalam posisi ke -k, tambahkan satu pada angka desimal ke-k % 9em+ulatan ke atas &. Pembulatan 1, $! sampai 1 angka dibelakang koma, memberikan 1,! Z'[ Dilangan tersebut tepat setengah satuan, bulatkan ke angka desimal genap yang terdekat. Pembulatan !,"# dan !,## ke 1 angka dibelakang koma masing -masing memberikan !," dan !,$. 4turan bagian terakhir dimaksudkan untuk menjamin bahwa dalam fisika-komputasi

21

pembuangan tepat setengah desimal, pembulatan ke atas dan ke bawah se'ara ratarata berlangsung hampir sama seringnya. @ika kita membulatkan 1, #!# sampai !, ,1 angka dibelakang koma, diperoleh 1, #"G 1, #G dan 1,! tetapi jika 1, # dibulatkan sampai satu angka dibelakang koma, tanpa informasi lebih jauh akan memberikan 1, . Pemenggalan tidak direkomendasikan karena memperkenalkan kesalahan yang bersistem dan dapat lebih besar daripada kesalahan pembulatan. Meskipun demikian, agak mengejutkan bahwa banyak komputer memakai pemenggalanE (ebanyakan komputer yang memakai pembulatan selalu membulatkan ke atas dalam item Z'[, karena se'ara teknis ini lebih mudah direalisasikan. Pembulatan dapat menghan'urkan suatu komputasi se'ara lengkap, walaupun komputasinya ke'il. Fmumnya, pembulatan semakin berbahaya dengan semakin banyaknya operasi hitungan yang harus dilakukan % mungkin beberapa juta&. (arenanya adalah penting untuk menganalisis program komputasi untuk menaksir kesalahan pembulatan yang diharapkan dan menemukan penyusunan komputasi yang mengakibatkan pengaruh kesalahan pembulatan seke'il mungkin. Sejumlah kesalahan pe mbulatan yang serius terjadi pada saat: 1. Menjumlahkan % atau mengurangkan& bilangan yang sangat ke'il dengan bilangan yang 'ukup besar, misalnya 1 !,# dengan C,CCCCC"!. . Mengurangkan satu bilangan dengan bilangan yang lain, yang besarnya hampir sama, misalnya !,1"1#> $#! dengan !,1"1#>#A!". Dalam proses komputasi, berkurangnya ke'ermatan dari jawaban terhitung akhir, seperti pada kasus kesalahan pembulatan dapat menyelinap masuk pada saat yang tidak diperkirakan.

Conto$ 1.1
@umlahkan bilangan yang 'ukup ke'il C,CC1C dengan bilangan yang besar "CCC menggunakan komputer hipotetik dengan " digit mantissa dan 1 digit eksponen. 4pakah terjadi kesalahan\ Sol"si Dilangan yang 'ukup ke'il dimodifikasi sehingga eksponennya 'o'ok dengan bilangan yang besar, C,"CCC .1C
"

fisika-komputasi

22

C,CCCCCC1 .1C" " C,"CCCCC1 .1C lalu dipenggal % chopped & menjadi C,"CCC .1C
"

oleh komputer hipotetik. Pada

komputasi telah terjadi kesalahan, karena setelah penjumlahan, memebrikan hasil yang sama dengan bilangan yang besar.

Conto$ 1.2
Bakukan test program menggunakan Mui'k< atau Dasi' pada komputer ,DM P< penjumlahan bilangan 1 dan C,CCCC1 yang diulang sebanyak 1C.CCC kali dan hitunglah besar kesalahan relatifnya E Sol"si Program dibuat untuk menghitung bilangan 1 = C,CCCC1= C,CCCC1 = C,CCCC1 =U , dengan C,CCCC1 sebanyak 1C.CCC kali Program dalam < ;QPenjumlahan dengan Presisi 0unggal sum]singl.' Q; ^in'lude Istdio.hK main %& _ float P, jum : 1.CG int i : CG for %i :1G iI: 1CCCCG i==& _ jum : jum = C.CCCC1G ` printf%7an@um : Rfan8, jum&G ` 5asil dari program pada ,DM P< adalah @um : 1.1CC1!$ (esalahan relatif hasil komputasi adalah
1,1

- 1,1CC1!$
1,1

: - C ,CCC1 " atau - C ,C1 " R

Conto$ 1.3
Dandingkan hasil perhitungan f%#CC& dan g%#CC& dengan me nggunakan enam angka fisika-komputasi

23

dan pembulatan, /ungsi-fungsinya adalah: f % /dan & :/ Sol"si Fntuk fungsi pertama, f%P& pada P:#CC memberikan
f %#CC &

% /&=1 -

g% / &

/ /

=1 = /

: #CC

% #C1 &
#CC

#CC

: #CC %

,!?!C

,!$CA &

: #CC %C ,C ! & : 11 ,1#CC

Fntuk fungsi kedua, g%P& pada P:#CC memberikan


g%#CC &

#C1 = #CC

#CC ,!?!C

,!$CA

#CC "" ,A"!A

:11 ,1A"?

fungsi kedua g%P&, se'ara aljabar eki+alen f%P&, dan terlihat bahwa jawaban g%#CC&:11,1A"? melibatkan kesalahan lebih ke'il daripada f%P& dan sama seperti yang diperoleh dengan membulatkan jawaban sebenarnya 11,1A"A##!CCA"A1>?U sampai enam angka. eki+alensi f%P& dan g%P& ditunjukkan pada persamaan berikut:
f %/&

& =%1 & :/%/ -

% /&

=1 = / / : / =1 = /
/

Z[ =
/

- / / =1 = /
1

/ / =1

= /

: g %/&

1fek dari pembulatan% round off & bisa diminimalisir dengan merubah algoritma komputasi walaupun hal ini harus dipikirkan dan diren'anakan kasus demi kasus. Deberapa strategi yang digunakan termasuk: b Menggunakan presisi ganda % b Melakukan pengelompokan % b 1kspansi 0aylor % Dou+le precision :1c-racken; & Grouping &

&a*lor e/pansions &

b Merubah definisi +ariabel-+ariabel b Menuliskan kembali persamaan untuk menghindari pengurangan Strategi penggunaan presisi ganda % dou+le precision & dan pengelompokan

% grouping & dapat diterapkan pada 'ontoh 1.$. Dengan mengubah +ariabel dari presisi tunggal ke presisi ganda dan di-inisialisasi pada 1, seperti pada list program dibawah, memberikan hasil yang lebih baik. ;QPenjumlahan dengan Presisi .anda ^in'lude Istdio.hK sum]dbl.' Q; fisika-komputasi

24

main %& _ double P, jum : 1.CG int i : CG for %i :1G i I: 1CCCCG i==& _ jum : jum = C.CCCC1G ` printf%7an@um : Rfan8, jum&G ` 5asil pada +ersi ini @um:1.1CCCCCCCCCC sedangkan strategi grouping , membantu menghitung jumlah sekian bilangan ke'il, untuk mengurangi kesalahan pembulatan. ;QPenjumlahan dengan Grouping sum]grup.' Q; ^in'lude Istdio.hK main %& _ float P, grup]total, jum : 1G int i, k : CG for %i :1G i I: 1CCG i==& _ grup]total : CG for %k:1G k I: 1CCG k==& _ grup]total : grup]total = C.CCCC1G ` jum : jum = grup]totalG ` printf%7an@um : R1!.?e an8, jum&G ` 5asil pada +ersi ini @um:1.1CCCC"$A Pada program terlihat, setiap 1CC bilangan ke'il dikumpulkan, baru total kelompok dihitung, selanjutnya total kelompok-kelompok diakumulasi. Pada kedua strategi pendekatan yang ditunjukkan, akurasi meningkat se'ara signifikan, walaupun pada dou+le precision lebih baik diba nding grouping . Strategi ekspansi 0aylor % &a*lor e/pansions &, merubah definisi +ariabel+ariabel dan menuliskan kembali persamaan untuk menghindari pengurangan, dapat fisika-komputasi

25

difahami dari analisa kasus penilaian fungsi,

f % /& : 1 - 'os / dalam aritmetika $-

angka desimal dan masalah men'ari akar dari persamaan kuadrat C a/ = +/ = c : Pada kasus penilaian fungsi, angka -angka signifikan jika dihitung f % /& : 1 - 'os / memiliki potensi kehilangan f(/ dengan men'ari 'os P lebih dahulu, 1 untuk P

kemudian mengurangkan nilai yang diperoleh dengan 1, karena 'os P

yang mendekati nol. (arena tidak bisa menghitung 'os P sampai lebih dari $ angka, sehingga kesalahan dalam nilai yang dihasilkan dari hitungan bisa lebih besar dari f(/ untuk P mendekati nol. Fntuk menghitung nilai rumus lain untuk f(/ .
f % /&

f(/ dekat nol sampai kira-kira $

angka signifikan dengan menggunakan aritmetika $ angka, maka harus digunakan

: 1 - 'os / :

- 'os / sin / : %1. 1& 1 = 'os / 1 = 'os /

yang dapat di'ari nilainya dengan sangat 'ermat untuk P yang ke'il, atau juga dapat digunakan ekspansi 0aylor untuk f(/ # yakni:
f % /&

/ E

/" "E

/$ $E

=... : 1C - $ ,
/

%1. &

yang menunjukkan, misalnya untuk sedikit enam angka signifikan.

sesuai dengan f(/ sampai paling

3umus kuadratik untuk menentukan akar-akar persamaan kuadrat se'ara aljabar diberikan:
/

- + S + - " ac
a

%1. !&

Diandaikan bahwa b - "a' KC dimana bKC, maka akar pada nilai mutlak terbesar , adalah: /1 :

- + = + - " ac
a

%1. "&
/

Misalny a diambil persamaan : persamaan %1. "& dan aritmetika desimal, dapat dihitung:

= 111 ,11 / = 1, 1 1 : C dengan menggunakan

floating point pemenggalan sampai lima angka

fisika-komputasi

26

b b
+ /

: 1 .!"# L "a' : 1 .!"C

- " ac :111,C> : - + = + - " ac


a

: - C ,C1CCC

padahal dalam kenyataannya P 1 :LC,C1C>1C sebagai akar yang tepat. 5ilangnya angka -angka signifikan pada kasus ini bisa dihindari dengan menggunakan rumus lain untuk menghitung akar yang mutlak ke'il, yakni:
/

- c
+ = + - " ac

%1. #&

yang akan memberikan hasil P 1 :LC,C1C>1C yang 'ermat sampai lima angka. D. S4AL5 S4AL %1.1& Za[. Flangi pada 'ontoh 1.1 5itung ke'epatan parasut dengan metode komputasi numerik untuk t:1 detik, dengan lebar langkah 1 dan C,# detik. Duatlah pernyataan berkaitan dengan kesalahan perhitungan berdasarkan hasil. Zb[. Dibanding hubungan linear pada persamaan
F
u

: - cv , untuk gaya tarik

keatas pada kasus parasut, se'ara aktual adalah nonlinear dan lebih baik dinyatakan oleh hubungan kuadrat,
F
u

: - cX v . Dengan menggunakan
c< .

hubungan ini, hitung ulang pada 'ontoh 1.1 dengan keadaan awal dan nilai parameter yang sama. .unakan nilai C, ! kg;m untuk %1. & @umlah bahan radioaktif yang berada di dalam reaktor tertutup diukur dalam konsentrasi c%be'Muerel;liter atau DM;B&. Baju peluruhan bahan: k:konstanta dengan satuan hari L1 , dengan hubungan: dc : - kc .dt Dengan komputasi numerik selesaikan persamaan ini dari t:C sampai 1 hari, dengan k:C,1 hari
L1

- kc dimana

. .unakan lebar langkah

t:C,1. (onsentrasi bahan pada

radioaktif pada t:C adalah 1C DM;B. %1.!& Dilangan-bilangan berikut ini diberikan pada komputer desimal dengan mantissa ternormalisasi empat angka a. C,"# ! .1C" b. C, 11# .1C
L!

'. C, #?! .1C

fisika-komputasi

27

Bakukan operasi berikut dan tunjukkan kesalahannya dari hasil hitungan, dengan asumsi pembulatan simetris: Zi[. a = b = ' Zii[. a L b Ziii[. a.b;' %1."& 4ndaikan P%P&:%%P
!

L!P &=!P& L1 dan c%P&:%%PL!& P = !& P L 1, gunakan

pembulatan ! angka untuk menghitung pendekatan pada P: ,1>. Dandingkan dengan nilai sebenarnya P% ,1>&: c% ,1>& : 1,$?#1#> %1.#& <arilah akar yang terke'il dari persamaan berikut: / = C,"CC .1C C / = C,? .1C -" : C dengan menggunakan rumus %1. "& dan %1. #&. (erjakan dalam aritmetika floating point dengan menggunakan mantissa " tempat desimal.

E. DAFTAR PUSTAKA Dartee, 0.<., Digital -omputer Fundamentals , M'.raw-5ill, 1>?1 <hapra, S.<., and <anale, 3.P., 1>>? 5annula, 3., -omputing and 9rogramming , 5oughton Mifflin, 1>A" (ing, @.0., ,ntroduction to =umerical -omputation , M'.raw-5ill, 1>?" (oonin, S.1., -omputational 9h*sics , 4ddison--esley ,n', 1>?$ Mathews, @.5., =umerical 1ethods for 1athematics# )cience and >ngineering , , -iley, Prenti'e -5all ,n'., 1>> M'<ra'ken, D. D., -omputing for >ngineers and )cientists with Fortran ?? 1>?" Morris,@.B., -omputational 1ethods in >lementar* =umerical (nal*sis dakowit9, S., and /. S9idaro+s9ky, Ma'millan, 1>?$ , -iley, 1>?! , 6akamura, S., (pplied =umerical 1ethods in - , Prenti'e-5all ,n'. 1>>! (n ,ntroduction to =umerical -omputa tions =umerical 1ethods for >ngineers , M'.raw-5ill,

fisika-komputasi

28

Anda mungkin juga menyukai