Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Permasalahan-permasalahan yang semakin kompleks dari waktu ke waktu menuntut manusia untuk selalu berkembang dan mencari pemecahan dari permasalahan tersebut. Hal ini mendorong semakin berkembang pula ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat membantu manusia dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahannya. Salah satu disiplin ilmu tersebut adalah matematika, dimana dalam matematika terdapat suatu kajian tentang pemodelan yang sedikit banyak dapat membantu manusia untuk menyelesaikan masalahnya. Persamaan differensial merupakan dasar penting untuk menyelesaikan masalah matematika dan fisika. Banyak hukum-hukum fisika dan teknologi yang dapat dinyatakan secara matematik terutama dalam bentuk persamaan differensial. Sebagai contoh penerapan matematika pada ilmu fisika seperti mengetahui persamaan gerak pada mekanika klasik dan mengetahui besarnya muatan pada pengisian kapasitor, dalam hal ini kita akan menemukan penggunaan persamaan diferensial yang digunakan untuk menggambarkan fenomena fisis yang berkaitan dengan masalah-masalah tersebut. Masalah-masalah tersebut dalam kenyataannya sulit untuk dipecahkan dengan cara analitik biasa, sehingga metode numerik/komputasi perlu diterapkan untuk

menyelesaikannya.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah Bagaimana menentukan solusi persamaan potensial listrik yang berhubungan dengan medan listrik muatan menggunakan metode Runge-Kutta orde 4? 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah dalam penulisan makalah ini adalah pencarian solusi dari persamaan differensial hanya menggunakan metode runge kutta orde 4.

1.4 Tujuan Mengetahui besarnya potensial listrik yang berkaitan dengan medan listrik menggunakan metode Runge-Kutta orde 4

1.5 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini yaitu studi pustaka, yaitu suatu cara pengumpulan informasi dari berbagai sumber seperti jurnal dan artikel internet.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persamaan Differensial Suatu persamaan diferensial yang memuat turunan biasa dari satu atau lebih varibel terikat yang tergantung pada variabel bebas tunggal disebut persamaan diferensial biasa. Persamaan diferensial yang memuat turunan parsial dari satu atau lebih variable terikat yang tergantung pada variabel bebas yang tidak tunggal disebut persamaan diferensial parsial. Orde dari persamaan diferensial adalah derajat atau pangkat tertinggi dari turunan yang muncul dalam persamaan tersebut. Beberapa contoh persamaan differensial: (1) (2) (3) (4) Persamaan diferensial (1) dan (2) adalah suatu contoh dari persamaan diferensial biasa. Persamaan diferensial (3) dan (4) merupakan suatu contoh dari persamaan diferensial parsial. Contoh (1) dan (3) adalah persamaan diferensial orde satu, persamaan (4) merupakan persamaan diferensial orde dua, dan persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde tiga. 2.1.1. Pencarian Solusi Persamaan Differensial a. Metode Euler Untuk mencari solusi persamaan diferensial biasa dengan syarat awal (x0,y0) dapat dilakukan dengan metode Euler. Metode Euler terdiri dari 2 metode yaitu : orde 1 dan orde 2. Untuk mengetahui solusi persamaan diferensial di titik xp maka kita harus membagi selang antara x0 dan xp menjadi n buah pita yang masing-masing lebarnya h sehingga diperoleh titik-titik x0, x1, x2, xp. Dari syarat awal yaitu titik (x0,y0) maka dengan rumus iterasi Euler kita dapat menentukan y1 dengan absis x1 = x0 + h. Selanjutnya dari titik (x1,y1) kita dapat menentukan y2 dengan absis x2 = x1 + h. Demikian seterusnya sampai didapatkan yp yang absisnya

adalah xp. Dengan demikian nilai yp merupakan solusi dari persamaan diferensial pada titik xp. Metode Euler orde 1 Metode ini diturunkan dari uraian deret Taylor disekitar x dinyatakan dengan f(x+h) yaitu : ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) ( )

Dalam bentuk iterasi menjadi: ( Metode Euler orde 2 Dari uraian deret Taylor untuk f(x+h), jika kita menyertakan suku-suku dengan h pangkat 2 maka akan didapatkan persamaan ( ( Dimana ( ) ( ) ( ( ) ) ( ) ( ) ( ) ) ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) )

Jika dalam bentuk iterasi menjadi: ( ) ( )

b. Metode Runge Kutta Metode Runge-Kutta mencapai ketelitian suatu pendekatan deret taylor tanpa memerlukan kalkulasi turunan yang lebih tinggi. Bentuk persamaan umum iterasi Runge Kutta adalah ( Dimana ( ) )

dengan

( ( ( (

) ) ) )

Runge Kutta Orde 1 Jika m = 1, a1 = 1 ( ) ( Runge Kutta Orde 2 Jika m = 2 ( ) ( ) )

Maka persamaan iterasi orde 1 yaitu

Jika menggunakan metode Heun a1 = a2 = p1 = q11 = 1 sehingga persamaan iterasi orde 2 metode Heun

( Jika menggunakan metode Raltson a1 = , a2 =

p1 = q11 = sehingga persamaan iterasi orde 2 metode Raltson ( [ ( ) ( ) )]

Jika menggunakan metode Poligon a1 = 0 , a2 = 1 p1 = q11 = sehingga persamaan iterasi orde 2 metode Poligon

Runge Kutta Orde 3 Adapun persamaan iterasi orde 3 adalah (


[ ( ) (

)
) ( )]

Runge Kutta Orde 4 ( Dengan ( ( ( ( ) ) ) ) )

2.2 Potensial Listrik Energi potensial listrik tidak lain adalah usaha yang dilakukan oleh suatu gaya luar untuk memindahkan partikel bermuatan yang berada di sekitar medan listrik. Potensial listrik dilambangkan dengan V , dengan satuannya adalah Volt atau

Joule/Coulomb. Potensial listrik merupakan besarnya energy potensial listrik pada setiap satu satuan muatan.

Suatu muatan uji hanya dapat berpindah dari satu posisi ke posisi lain yang memiliki perbedaan potensial listrik sebagaimana benda jatuh dari tempat yang memiliki perbedaan ketinggian. Besaran yang menyatakan perbedaan potensial listrik adalah beda potensial. Beda potensial dari sebuah muatan uji q yang dipindahkan ke jarak tak berhingga dengan usaha W adalah

Dimana V potensial listrik (V). W usaha q muatan Beda potensial dari suatu muatan listrik di suatu titik di di sekitar muatan tersebut dinyatakan sebagai potensial mutlak atau biasa disebut potensial listrik saja.Potensial listrik dari suatu muatan listrik q di suatu titik berjarak r dari muatan tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut

Dari persamaan di atas tampak bahwa potensial listrik dapat dinyatakan dalam bentuk kuat medan listrik, yaitu V=Exs Jika di diferensialkan akan menjadi :
VP E ds
P

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Aplikasi MetodeRunge-Kutta pada Perhitungan Potensial Listrik Jika diketahui pada suatu atom hidrogen inti atom memiliki medan listrik dengan persamaan E = -3s-4 ds. Dan saat s(0) =1 dimana E(0) = 1, hitunglah potensial listrik yang ada dalam atom hidrogen tersebut. Perhitungan secara analitik

VP E ds

( )

( ) ( )

Dengan C adalah ( )

Makadiperoleh;

( )

( )

( )

volt

Perhitungan dengan metode Runge-Kutta ( ( ) )

( ( ( )

) )

( ( ( ) )

( ( ( )

) )

Rumus iterasi metode Runge-Kutta: ( ( )

n 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Xn 1,0 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,9 1,9

Yn 1,000 1,715 2,460 3,235 4,040 4,875 5,740 6,635 7,560 8,515

K1 0,70 0,73 0,76 0,79 0,82 0,85 0,88 0,91 0,94 0,97

K2 0,715 0,745 0,775 0,805 0,835 0,865 0,895 0,925 0,955 0,985

K3 0,715 0,745 0,775 0,805 0,835 0,865 0,895 0,925 0,955 0,985

K4 0,73 0,76 0,79 0,82 0,85 0,88 0,91 0,94 0,97 1,00

Yn+1 1,715 2,460 3,235 4,040 4,875 5,740 6,635 7,560 8,515 9,500

DAFTAR PUSTAKA Widagda, IGA. 2006. Fisika Komputasi. Fisika FMIPA UNUD : Bali ______. Persamaan Diferensial Biasa. staff.uny.ac.id/sites/ default/files/.../Komputasi Numerik Bab7.pdf. Diakses pada tanggal 21-5-2012 Jam 10.00 WITA Puji Utami Rahayu. 2005. Metode Runge-Kutta Untuk Solusi Persamaan Pendulum. www.pustakaskripsi.com/metode-runge-kutta-untuk-solusi-persamaan-pendulum. Diakses pada tanggal 14-5-2012 Jam 17.59 WITA.

Anda mungkin juga menyukai