Pengertian Glikolisis
Glikolisis adalah proses pemecahan glukosa atau monosakarida yang lain menjadi asam piruvat dan asam laktat tanpa menggunakan oksigen. Dalam proses ini dua molekul ATP digunakan dalam fosforilasi (Poedjiadi, 2006). Proses glikolisis terjadi di sitosol, merupakan proses pemecahan glukosa sehingga dihasilkan 2 molekul asam piruvat (Ngili, 2009).
Jenis Glikolisis
Glikolisis dapat berlangsung dalam keadaan aerob, bila sediaan oksigen cukup untuk mempertahankan kadar NAD+ yang diperlukan, atau dalam keadaan anaerob (hipoksik), bila kadar NAD+ tidak dapat dipertahankan lewat sistem sitokrom mitokondrial dan bergantung pada usaha temporer perubahan piruvat menjadi laktat. Glikolisis anaerob, yang menaruh kepercayaan temporer pada piruvat merupakan usaha tubuh dalam menantikan pulihnya kecukupan oksigen. Dengan demikian glikolisis merupakan keadaan ini disebut hutang oksigen (Aulia, 2010). Untuk fermentasi anaerobik sederhana, metabolisme dari satu molekul glukosa menjadi dua molekul piruvat memiliki hasil bersih dua molekul ATP. Proses ini menghasilkan produk akhir dari etanol atau asam laktat. Banyak bakteri menggunakan senyawa anorganik sebagai akseptor hidrogen untuk meregenerasi NAD +. Sel melakukan respirasi aerobik lebih mensintesis ATP, tetapi bukan sebagai bagian dari glikolisis. Ini reaksi aerobik lebih lanjut menggunakan piruvat dan NADH + H + dari glikolisis. Eukariotik respirasi aerobik tambahan menghasilkan kira-kira 34 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa, namun sebagian besar diproduksi oleh mekanisme yang sangat berbeda pada tingkat substrat fosforilasi dalam glikolisis (Grandmall, 2010).
Proses glikolisis terjadi dalam sitosol, merupakan proses pemecahan glukosa sehingga dihasilkan 2 molekul asam piruvat. Reaksi ini dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob. Alur pemecahan glukosa ini disebut alur EMP (Embden Meyerhoff - Pamas) atau alur fruktosa di-fosfat (David, 2003). Proses Glikolisis terbagi menjadi 9 tahap. Tahap 1 Glukosa masuk kedalam sel mengalami fosforilasi dengan bantuan enzim heksokinase dan menghasilkan glukosa 6-fosfat. Reaksi ini perlu energi yang di peroleh dari perubahan ATP ke ADP. Tahap 2 Glukosa 6-fosfat diubah oleh enzim fosfoglukoisomerase menjadi bentuk isomernya berupa fruktosa 6fosfat. Tahap 3 Dengan menggunakan energy dari hasil perubahan ATP menjadi ADP fruktosa 6-fosfat diubah oleh enzim fofofruktokinase menjadi fruktosa1,6 difosfat. Tahap 4 fruktosa1,6 difosfat pecah membentuk gliseraldehide 3-fosfat.Tahap 5 gliseraldehide 3-fosfat berubah menjadi 1,3 difosfogliserat melalui bantuan enzim triosefosfat dehidrogenase. Dalam tahap ini juga terjadi transfer electron sehingga NAD+ berubah menjadi NADH. Tahap 6 Terjadi
perubahan1,3 difosfogliserat menjadi 3 fosfogliserat dengan bantuan enzim fosfogliserokinase. Pada tahap ini juga terjadi pembentukan 2 molekul ATP dengan menggunakan 2 gugus fosfat.Tahap 7 Terjadi perubahan 3 fosfogliserat menjadi 2 fosfogliserat. Tahap 8 terjadi perubahan 2 fosfogliserat menjadi 2 fosfoenol piruvat dengan bantuan enzim enolase dan
pembebasan 2 molekul air. Tahap 9 2 fosfoenol piruvatberubah menjadi asam piruvat melalui bantuan enzim piruvatkinase dan menghasilkan 2 molekul ATP. Hasil akhir dari proses glikolisis adalah terbentuknya 36 molekul ATP (Ngili, 2009).
Berdasarkan fungsinya glikolisis yaitu pemecahan monosakarida untuk menghasilkan energi dan menyediakan satuan pembentuk untuk sintesa senyawa yang diperlukan sel seperti gliserol untuk sintesa trigliserida atau lemak (Praseno, 2003). Syarat glikolisis yaitu sel harus memperoleh glukosa. Beberapa jenis sel seperti sel-sel hati dan buah pinggang (kidney) dapat menghasilkan glukosa dari asam amino, dan hanya hati dan sel-sel jaringan menyimpan glukosa dalam jumlah banyak (Ngili, 2009). Glukosa ini disimpan sebagai glikogen. Hati dan jaringan memecahkan glikogen menjadi glukosa (atau bentuk monosakarida lain). Sel-sel badan lainnya harus memperoleh glukosa dari sirkulasi darah, sehingga badan perlu mempertahankan suatu konsentrasi yang relatif tetap dari glukosa darah supaya dapat hidup. Hasil glikolisis adalah dua unit senyawa yang mengandung tiga atom karbon yaitu asam piruvat. Sebagian sel-sel mengubah asam piruvat menjadi asam laktat.
Alat yang digunakan dalam praktikum glikolisis pada sel ragi adalah adalah tabung reaksi sebanyak tiga buah yang berfungsi untuk mereaksikan bahan, rak tabung untuk menyimpan tabung reaksi, gelas ukur untuk mengukur bahan kimia, plastik untuk menutup tabung reaksi, karet gelang untuk merekatkan plastik pada tabung reaksi, dan stopwatch yang berfungsi untuk mengukur lamanya waktu reaksi glikolisis.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum glikolisis pada sel ragi adalah ragi, ragi panas, air, dan glukosa.
Metode glikolisis pada sel ragi adalah dengan cara menyiapkan 3 buah tabung reaksi, mengisi tabung pertama dengan 10 ml glukosa + 10 ml ragi, mengisi tabung kedua dengan 10 ml + 10 ml ragi, mengisi tabung ketiga dengan 10 ml glukosa + 10 ml ragi panas. Menutup ketiga tabung leher angsa tersebut dengan plastik dan karet. Mendiamkan ketiga tabung tersebut selama 45 menit. Memperhatikan timbulnya gelembung udara yang dihasilkan dari reaksi glikolisis.
Berdasarkan hasil praktikum pencernaan protein oleh ekstrak pankreas diperoleh data sebagai berikut : Tabel 6. Glikolisis oleh Sel Ragi Inkubasi 45 1 10 ml glukosa + 10 ml Ragi Muncul Gelembung (+) 2 10 ml air + 10 ml Ragi Tidak muncul gelembung (-) 3 10 ml glukosa + 10 ml Ragi panas Tidak muncul gelembung (-) Sumber : Data Primer Praktikum Biokimia Dasar, 2013. Tb Reagen yang dimasukkan Setelah dilakukan uji glikolisis hasil yang diperoleh adalah menunjukan adanya reaksi positif dan reaksi negatif. Pada tabung ke- 1 menunjukan hasil positif karena terbentuknya gelembung pada tabung leher angsa yang disebabkan adanya substrat dari karbohidrat yaitu glukosa yang berhasil dipecah oleh bakteri yang terkandung pada ragi, dilakukan secara anaerob sehingga menghasilkan alkohol CO2 dan H2O indikator yang dapat dilihat dan menunjukkan positif. Hal ini sependapat dengan Albert L. Lehninger (2006) yang menyatakan bahwa pada
larutan glukosa yang dibiarkan bersinggungan dengan udara yang tidak disaring terjadi fermentasi, sebagai akibat kontaminasi oleh spora ragi dan mikroorganisme yang berasal dari udara. Pada tabung angsa ke- 2 berisi larutan air dan ragi, sedangkan air bukan merupakan gula sehingga tidak bereaksi dengan ragi. Hal ini sesuai dengan pendapat Sastrohamidjojo (2005) yang menyatakan bahwa ragi akan bereaksi pada bahan-bahan yang mengandung gula, sedangkan aquades tidak mengandung gula. Tabung ketiga yang berisi larutan ragi dan larutan glukosa menunjukkan reaksi yang positif dikarenakan banyaknya gelembung yang terbentuk di dalam tabung. Sedangkan tabung yang ke- 3 hasil yang diperoleh adalah negatif karena tidak tampak gelembung udara yang disebabkan karena bakteri yang ada pada ragi sudah mati karena dipanaskan sehingga tidak dapat memecah glukosa sebagai substratnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Poedjiadi (2006) yang menyatakan bahwa dalam proses glikolisis menggunakan enzim tertentu untuk mengkatalisis reaksi contohnya enzim heksokinase berasal dari ragi yang merupakan katalis pada suatu reaksi.
DAPUS Ngili, Y. 2009. Biokimia Metabolisme dan Bioenergenetika. Graha ilmu. Yogyakarta Poedjiadi, A. dan Supriyanti. 2006. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta. Penerbit Universitas Indonesia. Praseno,K. 2003. Fisiologi Metabolisme. Semi-Que. Semarang. Sastrohamidjojo, H. 2005. Kimia Organik: Stereokimia, Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Gadjah Mada Univesity Press, Yogyakarta.
Hasilpercobaanglikolisispadaselragi Tabung Reagen yang dimaksukkan 1 10 ml glukosa + 10 ml ragi 2 10 ml air + 10 ml ragi 3 10 ml glukosa + 10 ml ragipanas Sumber: Data Primer PraktikumBiokimia, 2013.
Inkubasi 45 + -
Keterangan:
1. Gelasukur 1 2 2. Ragi
Keterangan:
1. Gelasukur 2. Ragi
1 2
Keterangan:
1. Gelasukur 2. Air
1 2
Keterangan: 1. Glukosa 1
1 2 Lampiran1. Alat-alatPraktikum(Lanjutan)